JAKARTA - Pelajaran berat dirasakan RA (14) dan N (14), siswi SMP di
Lenteng Agung
saat ini. Akibat salah bergaul, kedua sahabat itu menjadi korban
penyekapan sekaligus pelecehan seksual oleh enam orang pemuda
pengangguran.
Pengalaman pahit tersebut diungkapkan oleh Yani selaku ibunda RA dan
Abu Bakar selaku paman N. Terungkap, saat para keluarga korban
mengetahui dua remaja itu tidak kunjung pulang usai pulang sekolah
selama dua hari, terhitung sejak Sabtu (29/11/2014).
Berdasarkan kesaksian keduanya, Abu Bakar mengatakan penyekapan yang
dialami keponakannya tersebut bermula saat salah seorang pelaku bernama
Ari mengirimkan pesan singkat kepada AR untuk mengajak bertemu dan
berkumpul dengan lima orang teman pelaku usai pulang sekolah.
Karena tidak ingin sendirian, RA yang mengiyakan janji pertemuan itu
pun mengajak N, teman sekelas RA di sekolah. Keduanya pun kemudian pergi
ke sebuah rumah kos di wilayah Ciganjur, Jagakarsa, tepatnya belakang
Komplek Damkar sekira pukul 14.00 WIB.
Kamar kosan yang diketahui berada di pedalaman dengan kondisi kumuh
dan gelap itu ternyata sudah menunggu lima orang pelaku lainnya,
termasuk seorang pelaku lainnya bernama Ricky yang tengah memulai pesta
miras. RA dan N pun diperintahkan untuk meminum minuman keras yang sudah
disediakan dalam sebuah jeriken.
Usai mabuk, keduanya pun diperlakukan secara seronok dan dilecehkan
secara beramai-ramai oleh para pelaku yang diketahui bernama Ipul, Eman,
Ricky, Kinoy, Gareng dan Ari. Korban pun disekap para pelaku dalam
kamar, keduanya pun diancam akan disiksa apabila berteriak dan
menghubungi keluarga.
"RA bertemu Ari dari SMS (pesan singkat) yang ngajak untuk bertemu.
SMS itupun-SMS nyasar, karena pelakunya bukan siswa di sekolah," jelas
Abu Bakar, warga Kebagusan Kecil,
Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan ditemui Warta Kota usai menjalani pemeriksaan di PPA
Polres Jakarta Selatan, Senin (1/12/2014).
Selain tidak diperbolehkan meninggalkan kosan, kedua gadis belia itu
pun tidak diberikan makan dan tidak diperbolehkan mandi. Keduanya
disekap dan dikunci dari luar saat keenam pelaku pergi meninggalkan
kosan.
Namun beruntung, N pun berhasil melarikan diri melalui pintu belakang
kosan. N yang kelelahan katanya segera mendatangi sebuah warung
internet (warnet) untuk mencoba menuliskan pesan dalam status pribadi
akun facebook miliknya. Hal tersebut bertujuan agar pihak keluarga yang
menyadari kepergian keduanya dapat mengetahui keberadaan mereka.
"Kita udah stres. Sudah cari kemana-mana. Dari sekolah sampai ke
jalan-jalan raya. Kebetulan N update status. Dari situ saya coba
comments di facebook nya sampai akhirnya kasih tahu posisinya lagi di
wilayah Mangga Besar, Pasar Minggu. Itupun karena saya minta supaya dia
nanya alamat sama orang sekitar," tambahnya.
Usai mendapatkan informasi, pihak keluarga pun segera meluncur ke
lokasi dan menggeruduk kamar kosan yang diketahui masih terdapat RA.
Lantaran heboh pengerebekan, sejumlah warga pun berkerumun di rumah
kosan, hingga akhirnya disadari salah seorang pelaku hadir dalam aksi
penggerebekan.
"Saat digerebek, ternyata ada salah satu pelaku yang ikut nonton,
yang diketahui bernama Ipul. Nah korban, kemudian menunjuk Ipul. Dari
dialah, kemudian kita sisir pelaku lainnya," jelas Yani, ibu RA.
Berdasarkan keterangan Ipul, pihak keluarga pun berhasil menangkap
dua orang pelaku lainnya yakni, Eman dan Ricky. Sementara tiga orang
pelaku lainnya, yakni Kinoy, Gareng dan Ari diketahui sudah melarikan
diri.
Sementara itu, Kasubnit PPA
Polres Jakarta Selatan,
Ipda Nunu mengatakan pihaknya baru saja mendapatkan laporan terkait
kasus dugaan penyekapan dan pelecehan seksual tersebut. Dia pun segera
meminta agar pihak keluarga memeriksakan dan membuat visum mengenai
kondisi kedua korban ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati.
"Laporan sudah kami terima, kami sudah mintakan kepada orangtua
masing-masing untuk membuat visum. sedangkan, terkait pengejaran pelaku
masih kami telusuri, tiga orang pelaku yang sudah tertangkap sudah
ditahan dan akan dimintai keterangan," jelasnya.