Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Selasa, 11 Desember 2012

Tak Digaji, Disiksa, Dijual Lagi

Derita TKW
Kasiati
Syamsul Arifin
Kasiati saat berada di YNDN Kalbar
Pontianak – Sudah banyak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang telantar dan tidak dihargai bekerja di Malaysia. Di antaranya Kasiati, 30, dua tahun bekerja di negara jiran itu, namun tidak digaji.
Warga Desa Pondok Kecamatan Sliek, Indramayu, itu menyarankan kepada TKI maupun TKW, jangan mau bekerja ke Malaysia. “Karena warga Malaysia itu sangat kejam,” kata Kasiati.
Wanita tersebut berangkat ke Malaysia diajak oleh salah satu agen TKI-TKW dari Indramayu. Agen ini mengiming-imingi Kasiati dengan gaji RM400 per bulan dan kerjanya enak. “Saya akhirnya berangkat pada 2010 lalu,” ungkap Kasiati.
Kasiati meninggalkan kampung halaman, bahkan anaknya yang baru berusia dua tahun. Kasiati tidak langsung menuju Malaysia, melainkan singgah dulu ke Kota Pontianak. Agen TKI-TKW Indramayu menjual wanita tersebut kepada agen TKW di Kota Pontianak. Setelah itu barulah Kasiati diberangkatkan ke Malaysia melalui pintu masuk Entikong, Sanggau.
Sesampai di Malaysia, wanita tersebut diserahkan kepada agen TKI-TKW yang berada di sana. Kasiati disuruh bekerja di sebuah hotel. Wanita itu ternyata bekerja sebagai pemotong babi. Karena terpaksa akhirnya dia mengerjakan pekerjaan tersebut. Sudah beberapa lama kerja di hotel sebagai pemotong babi, Kasiati bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Merasa tidak dibayar Kasiati pun bertanya kepada majikannya tentang upah kerja. Ternyata kata majikannya, upahnya sudah dibayar kepada agen di Kota Pontianak.
“Saya bertanya kepada agen yang menerima saya di Malaysia tentang upah kerja, saya malah dicambuk, dipukul, disiksa dan dianiaya. Delapan kali bertanya, delapan kali juga disiksa. Akhirnya tepat dua tahun bekerja, saya bilang kepada agent tersebut, saya ingin pulang dan tidak mau lagi ke Malaysia,” ungkap Kasiati seraya mengatakan dirinya merasa dibohongi dan dianiaya.
Agen yang sudah mengambil keuntungan banyak dari hasil keringat wanita itu memulangkannya dengan cara yang sangat miris. Kasiati hanya diberi uang RM40 saja. Kemudian hanya dititipkan di perbatasan Kalbar-Malaysia. Wanita tersebut berjalan sendiri dan kelaparan selama satu hari. Parahnya lagi, uang RM40 dirampok warga Malaysia.
“Setelah dirampok, saya bertemu dengan polisi Malaysia di perbatasan. Saat itu polisi tersebut sedang makan. Saya berharap polisi itu mau memberikan saya makan. Namun kepolisian tidak menawarkannya makan,” ungkapnya.
Polisi Malaysia itu hanya mendata Kasiati, menanyakan alamat, serta dari mana mau ke mana. Karena tidak memiliki uang dan berharap ditawarkan makanan wanita itu malah diinterogasi. Kasiati hanya bisa menangis menahan sedih atas nasib diterimanya.
“Dalam kondisi lapar, saya dititipkan ke Bus Bintang Jaya. Polisi itu mengatakan bahwa Bus Bintang Jaya ini merupakan bus yang bisa langsung ke Indramayu. Akhirnya Bus Bintang Jaya pun membawa saya sampai di Pontianak,” jelasnya.
Sampai di Pontianak, Kasiati diselamatkan Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN). Kemudian ditempatkan di shelter terlebih dahulu dan diobati lukanya.
“Saya menyesal pergi ke Malaysia untuk bekerja, lebih baik di Indonesia berpenghasilan sedikit, tetapi tidak disiksa dan tidak jauh dari keluarga,” katanya, Minggu (9/12) siang, di YNDN Kalbar.
Setelah sampai di Indramayu nanti, wanita itu ingin bekerja di pabrik tak jauh dari rumahnya. Malah upah per harinya Rp200 ribu dan sore hari sudah pulang walaupun pekerjaannya berat. “Saya di sana juga sempat dikira pelacur, saya diajak tidur oleh tamu hotel dan cuma mau dibayar RM200, tapi saya tidak mau, karena itu harga diri,” ungkap Kasiati.
Kasiati mengingatkan kepada TKW dan TKI ilegal agar pulang ke Indonesia, jangan mau dijadikan budak di Malaysia. Karena majikan di Malaysia main siksa, main pukul, belum lagi agennya. “Sebaiknya bekerja di Indonesia, Indonesia lebih baik dari Malaysia,” tegasnya.
Ketua YNDN Kalbar Devi Tiomana mengatakan Kasiati saat ini berada di shelter. Nantinya akan dipulangkan ke Indramayu bekerja sama dengan Dinas Sosial. “Ini kejadian bukan hanya sekali terjadi, melainkan selalu terjadi setiap tahunnya. Agen ilegal di Kalbar masih marak dan berkeliaran mencari korban untuk dijadikan TKI maupun TKW di Malaysia,” ungkap Devi.
Ketua YNDN berharap Kapolda Kalbar yang baru, Brigjend Pol Tugas Dwi Apriyanto melakukan pencegahan adanya TKW ataupun TKI ilegal yang masuk ke Malaysia. Kalbar ini menjadi tempat persinggahan TKI maupun TKW, sudah terbukti sebagai penampung TKI maupun TKW ilegal.
“Pencegahan yang saya maksud, kapolda melakukan penangkapan terhadap para penampung TKI maupun TKW ilegal di Kalbar, termasuk para agennya. Kemudian memproses kasusnya sampai ke ranah pengadilan, karena banyak kasus pengungkapan, melainkan hanya hitungan jari yang disidangkan,” kesal Devi. (sul)