Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Senin, 19 Desember 2011

FOTO: Jyoti Amge, Wanita Terpendek di Dunia

Jyoti Amge sudah resmi menjadi wanita terpendek di dunia oleh Guinness Book of Records.


Wanita terpendek di dunia (REUTERS/ Stringer)
 
Seorang gadis bernama Jyoti Amge asal Nagpur, negara bagian Maharastha, India tengah, berhasil memecahkan rekor sebagai wanita terpendek.

Gadis yang tepat berusia 18 tahun pada 16 Desember 2011 ini, resmi dinyatakan sebagai wanita dunia terkecil oleh Guinness Book of Records, dengan tinggi 62,8 cm.

Pembatasan ketinggiannya adalah karena anomali pertumbuhan yang disebut achondroplasia.

Dari foto dapat dilihat sebera besar Jyoti Amge, yang lahir 16 Desember 1993. wanita terpendek di dunia itu, memperlihatkan tanggannya yang dihiasi henna di kediamannya di Nagpur, India.

Dalam perayanan ulang tahunya, Jyoti Amge terlihat senang. Dia memakai topi pesta berwana hijau. Lihat fotonya di sini.

Jyoti Amge juga terekam saat menawarkan sepotong kue ulang tahun kepada Rob Molloy dari The Guinness World Record di Nagpur. Saat diukut dengan meteran, Jyoti masih terlihat senang.

Hasrat Pelaku Pemerkosa di Angkot Berlebihan

Pengawasan perlu dilakukan di rumah dan lingkungan masyarakat.

  

Angkot M-26, barang bukti pemerkosaan
Belakangan ini pemerkosaan di angkutan umum sering terjadi. Kasus yang terakhir terjadi di Depok Jawa Barat. Meski belum membekuk si pelaku itu, polisi sudah menyebarkan sketsa wajahnya. Mereka yang sudah dibekuk polisi, sudah diinterogasi dan diperiksa pula kejiwaannya.
Berdasarkan serangkaian pemeriksaan itu, polisi mengimbau kepada masyarakat agar turut serta menjaga kemanan lingkungan dan mawas diri agar tidak menjadi korban kejahatan di dalam angkutan.
"Secara umum bahwa kejahatan di angkutan umum ini bukan semata-mata tanggung jawab polisi saja," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharuddin Djafar, di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin, 19 Desember 2011. Tanggungjawab itu juga harus dipikul bersama masyarakat.

Berdasarkan pemeriksaan terhadap kejiwaan pelaku pemerkosaan di angkutan umum yang terjadi di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat beberapa waktu lalu, diketahui bahwa para pelaku memang memiliki hasrat seksual yang berlebihan. "Pelaku ini semuanya masih kecil tapi sudah akses situs porno di warnet. Jadi kehidupan seksual mereka juga perlu diteliti," ujarnya.
Itu sebabnya lingkungan masyarakat juga sebaiknya memperhatikan hal ini. Pengawasan di rumah dan lingkungan masyarakat harus ditingkatkan. Polisi meman menindak kejahatan di jalan, tapi mencegah dari sebab kejahatan itu memerlukan keterlibatan banyak pihak.
Terkait pemerkosaan yang dialami wanita bernisial RS, di Depok, Jawa Barat,  Baharuddin juga yakin pelaku bisa ditangkap. Tapi dia tak mau membeberkan perkembangan penyelidikan kasus ini.

"Terlalu dini kalau kami sampaikan. Takutnya bisa mengganggu proses pemeriksaan," katanya.

Perkosaan di Angkot, Warga Akan Gugat Negara

Jakarta: Lembaga Bantuan Hukum Keadilan (LBH-Keadilan) dan sejumlah masyarakat akan menggugat Presiden, Wakil Presiden, Polri serta DPR ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terkait peristiwa perkosaan di angkutan kota (angkot).

"LBH-Keadilan bersama berbagai unsur masyarakat; ibu rumah tangga, karyawan, mahasiswa serta sejumlah akademisi akan menggugat negara (Presiden, Wakil Presiden, Polri serta DPR ) dengan mekanisme gugatan warga negara (citizen law suit)," kata Ketua Badan Pelaksana LBH-Keadilan, Abdul Hamim Jauzie, dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (19/12).

Abdul Hamim mengungkapkan bahwa hingga saat ini setidaknya sudah 13 orang yang sepakat akan menggugat yaitu dua orang ibu rumah tangga, lima mahasiswa, tiga orang karyawan, empat orang akademisi.

"Gugatan tersebut menuntut Presiden, Wakil Presiden, Polri serta DPR meminta maaf atas kegagalannya memberikan hak atas rasa aman bagi perempuan dan meminta agar membuat langkah-langkah nyata untuk melindungi perempuan," katanya.

LBH-Keadilan ini juga mengungkapkan bahwa gugatan ini rencananya diajukan Januari 2012.

Gugatan ini diajukan, kata Abdul Hamim, karena perkosaan di angkutan umum kembali terulang, yang kali ini korbannya adalah "RS", perempuan pedagang sayur berusia 40 tahun" pada 14 Desember 2011 di dalam Angkot M-26 jurusan Kampung Melayu-Bekasi.

Peristiwa perkosaan ini semakin menambah deretan angka perkosaan yang dicatat Komnas Perempuan, karena Komnas Perempuan mencatat sepanjang 1998-2010 telah terjadi 4.845 kasus perkosaan dan 1.049 kasus pelecehan seksual.

"Atas peristiwa tersebut, LBH-Keadilan mengecam dan menyampaikan keprihatinannya," katanya.

LBH-Keadilan berpandangan, terulangnya peristiwa perkosaan merupakan bentuk kegagalan negara dalam memberikan jaminan rasa aman bagi setiap warga negara yang dimandatkan konstitusi.

Abdul Hamim juga menilai aparat kepolisian menganggap remeh perkosaan yang terus terjadi."Aparat kepolisian hanya merespon perkosaan dengan tindakan-tindakan sementara yang tidak berkelanjutan," kata Abdul Hamim.(ANT/MEL)

48 Persen Remaja Lebih Takut Hamil Ketimbang Dosa

JAKARTA - Sekitar 48 persen remaja mengaku, lebih takut hamil dibandingkan dosa ketika melakukan hubungan seksual pra nikah. Sementara, hanya empat persen yang menyatakan benar-benar takut dosa. Hal ini terungkap dalam survey yang dilakukan DKT Indonesia bekerja sama dengan Sutra and Fiesta Condoms.
Yang lebih mengejutkan, kebanyakan memutuskan aborsi untuk mengatasi kehamilan. "Survey kami lakukan terhadap 462 responden yang mengaku pernah berhubungan seksual. Sebanyak 160 responden memiliki rentang umur 15 sampai 19 tahun, sedangkan sisanya 20 sampai 25 tahun. Sebanyak 48 persen memilih aborsi pada semua kehamilan yang terjadi. Kebanyakan berusia 15 sampai 19 tahun dengan jumlah 53 persen," ujar Senior Brand Manager Sutra and Fiesta Condoms, Pierre Frederick.
Hasil survey yang sama menyebutkan, 48 persen menggunakan jamu sebagai alat aborsi. Sementara 39 persen memilih obat. Sebanyak 28 persen memilih aborsi ke klinik. Sedangkan 11 persen memilih ke dukun bayi.
"Kebanyakan remaja tidak memeroleh informasi yang tepat mengenai seks. Akibatnya ketika kehamilan terjadi, sebagian remaja tidak siap. Sehingga mengambil langkah cepat untuk mengatasinya," ujar Psikolog Seksual Zoya Amirin.
Ia menambahkan, pengetahun tentang seks sebaiknya diberikan sejak dini. Hal tersebut untuk mencegah remaja memperoleh informasi dari sumber yang salah.
"Keluarga memegang peranan penting. Di situ remaja memeroleh pengetahuan awal tentang seks. Seks bukan hal yang tabu. Remaja wajib tahu. Hal ini untuk membentengi mereka dari informasi yang salah," ujar Zoya.

64 Persen Informasi Seks Generasi Muda dari Video Porno

JAKARTA - Film porno ternyata menjadi sumber informasi utama tentang seks para generasi muda. Hal ini terungkap dalam survey yang dilakukan lembaga non-profit DKT, bekerja sama dengan Sutra and Fiesta Condoms. Survey tersebut dilakukan pada Mei 2011.
"Kami melakukan survey pada 462 mahasiswa dan ABG yang pernah melakukan seks. Hasilnya 64 persen mendapat informasi tentang seks dari video porno. Sementara, informasi dari teman mendapat porsi 54 persen. Sedangkan orang tua hanya 35 persen. Peran orang tua jauh di bawah video porno," ujar Senior Brand Manager Sutra and Fiesta Condoms, Pierre Frederick.
Hal ini diakibatkan, rasa malu dan khawatir yang menghinggapi remaja bila bertanya soal seks. Psikolog Seksual Zoya Amirin mengatakan, "Sebagian masyarakat masih menggangap seks adalah hal yang tabu. Mereka tidak pernah membicarakan soal ini pada tingkat keluarga. Akibatnya sebagian remaja enggan menanyakan soal seks kepada keluarga. Hal ini masih ditambah buruk sangka yang timbul kalau menanyakan soal seks."
Kondisi ini menyebabkan remaja mencari sumber lain tentang seks. Antara lain lewat DVD yang dijual bebas, teman, dan internet. Padahal informasi tersebut tidak bisa dijamin kebenarannya. Beragam informasi bisa masuk tanpa ada 'saringan'.
Menyikapi hal ini, Zoya mengatakan, keluarga memegang peran penting dalam pemberitahuan soal seks. Mereka juga pihak pertama yang menanamkan nilai moral dan pengetahuan tentang seks. Keluarga wajib memenuhi rasa penasaran remaja, untuk mencegah mereka memeroleh informasi dari sumber yang tidak tepat.
Pendidikan seks sebaiknya dimulai sejak dini dan keterbukaan soal seks sangat diperlukan. Tentunya bukan dalam bentuk yang vulgar dan cabul. "Pendidikan seks tidak bertujuan supaya remaja bisa melakukan aktivitas tersebut. Remaja wajib tahu apa yang dimaksud seks, dan bagaimana menyikapi psikoseks mereka yang berkembang seiring umur," tutur Zoya.

Astaghfirullah...Rata-rata Remaja yang pernah Berhubungan Intim Melakukannya di Usia 19 Tahun

JAKARTA - Survei Perilaku Seks 2011 yang dilakukan DKT Indonesia menunjukkan, rata-rata remaja mulai berhubungan seks pertama kalinya pada usia 19 tahun dengan mayoritas merupakan mahasiswa.
"Dari survei yang kami lakukan di lima kota besar di Indonesia menunjukkan usia berhubungan seks pertama kali adalah 19 tahun, meskipun ada survei lain yang menunjukkan kaum muda melakukan hubungan seks pertama kali dalam umur yang jauh lebih muda," kata Senior Brand Manager Sutra dan Fiesta Condoms, DKT Indonesia Pierre Frederick ketika memaparkan hasil survei tersebut di Jakarta, Senin.
Survei dilakukan DKT Indonesia di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali terhadap 663 responden pria dan wanita berusia 15-25 tahun.
"Jumlah sampel ini memang tidak mewakili populasi remaja di kota-kota itu, tapi bisa jadi barometer mengenai perilaku seksual remaja," kata Pierre.
Sebanyak 69,6 persen remaja (462 orang) mengaku telah berhubungan seks dan 31 persen, di antaranya, merupakan mahasiswa, kemudian 18 persen karyawan kantor dan kelompok pedagang, pengusaha, buruh serta yang cukup mengkhawatirkan adalah ada 6 persen mereka yang mengaku telah berhubungan seks adalah masih berada di bangku SMP/SMA.
Psikolog Seksual Zoya Amirin menyatakan, melihat fakta dan data ini, kita sudah tidak bisa lagi menganggap seks adalah hal yang tabu untuk dibahas di lingkungan keluarga sekalipun. "Alangkah baiknya bila pendidikan seks yang tepat dilakukan sedini mungkin untuk mencegah remaja dan kaum muda ini mendapatkan informasi yang salah," katanya.
Orang tua merupakan sumber utama anak seharusnya mendapatkan pendidikan seksual, bukannya menghindar dari topik yang sensitif tersebut, karena ternyata hasil survei juga menunjukkan bahwa remaja membahas kegiatan seksualnya dengan teman sebesar 93 persen, disusul dengan membahas dengan pacar (21 persen) baru dengan ibu (10 persen) dan ayah (2 persen).

39 Persen ABG Indonesia Melakukan Seks Pra-Nikah

Seks sepertinya sudah tak dianggap tabu lagi. Kesadaran akan pentingnya seks ternyata sudah dimiliki para remaja.


Menurut survei, 39 persen ABG (15-19 tahun) pernah melakukan hubungan seks, dimana usia rata-rata orang mulai melakukan hubungan seks di luar nikah untuk pertama kali disaat menginjak usia 19 tahun.

Survei seks ini dilakukan oleh DKT Indonesia terhadap lebih dari 663 responden. Fokus penelitian ini adalah anak muda berusia 15-25 tahun dari 5 kota besar di Indonesia, termasuk Jabodetabek, Bandung,Yogyakarta, Surabaya dan Bali sejak bulan Mei lalu.

Semua partisipan diharuskan menjawab pertanyaan wawancara mengenai aktivitas mereka, pada siapa mereka biasanya bercerita mengenai seks, sumber informasi seputar seks, sikap terhadap seks, kehamilan dan aborsi, pengetahuan mengenai kontrasepsi dan kesehatan seksual.

Sementara itu, sebanyak 462 partisipan yang pernah berhubungan intim diajukan pertanyaan mengenai seks aman, penggunaan kondom, pengalaman pertama berhubungan seks, tempat dan perasaan mereka setelah berhubungan, hingga posisi yang mereka sukai saat berhubungan.

Hasil survei ini menunjukkan bahwa mahasiswa lebih sering dan pernah melakukan hubungan intim (31 persen) dan tempat kos sudah menjadi rahasia umum untuk dijadikan tempat nge-seks (74 persen) dibandingkan dengan rumah responden, rumah pacar atau hotel/motel.

Diketahui pula bahwa bahwa banyak responden tertutup atau merasa canggung terhadap orangtua untuk membahas mengenai seks, namun saat bersama teman, justru banyak responden yang lebih terbuka.

Hasil survei ini juga memperlihatkan bahwa film porno (DVD bajakan) memegang peranan besar (64 persen) dalam memberikan 'pelajaran' tentang seks kepada anak muda. Bahkan peran orangtua jauh dibawah peran teman (51 persen). Tak heran memang mengingat film porno kini mudah diperoleh dan harganya terjangkau.

"Sangat penting bagi orangtua untuk mengedukasi anak berusia 15-19 tahun mengenai seks," ungkap sexual psychologist, Zoya Amirin saat ditemui dalam 'Sex Survey Presentation' di Four Season Hotel (5/12).

Zoya menambahkan bahwa edukasi dini bagi anak teramat penting. Sebagai contoh, ajarkan anak laki-laki Anda, saat anak sudah mengalami mimpi basah, anak harus tahu bahwa hal itu bisa membuatnya menghamili seorang wanita dan setiap 2 jam sekali sperma berproduksi.

Sementara untuk anak perempuan, Zoya menjelaskan bahwa mereka perlu tahu bahwa wanita setiap sebulan sekali mengalami menstruasi, yang mengakibatkan mereka mudah terangsang. Selain itu, anak perempuan juga perlu diberikan lifeskill bagaimana cara mereka menolak saat diajak melakukan seks, yang nantinya bisa menyebabkan kekerasan.

Survei ini menjelaskan pula dengan siapa anak muda melakukan hubungan intim, dimana 88 persen dengan pacar, 9 persen sesama jenis (wanita) dan 8 persen dengan PSK (pria).

Waktu (rata-rata) 12 bulan setelah berpacaran juga dianggap waktu yang tepat untuk memulai hubungan seks dan 57 persen responden mengakui bahwa seks terjadi tanpa adanya rencana sebelumnya atau terjadi begitu saja.

"Hasil survei ini tidak boleh disimpulkan secara umum. Namun hasil survei ini sangat bermanfaat dan dijadikan barometer untuk menambah informasi mengenai tingkah laku orang muda dan pengetahuan akan seks yang aman" ungkap Todd Callahan selaku Country Director DKT Indonesia.

Dalam survei ini juga terungkap bahwa responden lebih memilih menggunakan kondom (62 persen) untuk mendapatkan cara teraman saat bercinta.

Survey: Kebanyakan ABG Pertama Kali Berhubungan Seks Umur 19

JAKARTA - Kebanyakan Anak Baru Gede (ABG) melakukan hubungan seks pranikah pertama pada umur 19 tahun. Hal ini terungkap dari survey yang dilakukan lembaga internasional DKT bekerja sama dengan Sutra and Fiesta Condoms.
Survey dilakukan terhadap 462 responden berusia 15 sampai 25 tahun. Semua responden menyatakan pernah berhubungan seksual. Survey dilakukan pada Mei 2011 di Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, dan Yogyakarta.
Menanggapi hal ini, psikolog seksual, Zoya Amirin, mengatakan pada usia remaja yang merupakan masa yang labil, mereka ingin tahu semua hal. Namun terkadang mereka tidak terbuka dengan orang terdekat dan lebih senang curhat dengan sesama teman. “Hal ini terjadi pada pembelajaran tentang seks. Orang tua menganggap seks itu tabu. Akibatnya mereka cari tahu ke sumber lain, misal teman dan internet. Padahal kebeneran informasinya belum jelas."
Ia mengharapkan orang tua berperan lebih aktif. Mereka harus memberi pendidikan tentang seks sejak dini. Hal ini untuk membentengi diri dari informasi yang tidak jelas. "Seks bisa dikemas dalam bentuk tidak vulgar atau cabul. Bukan zamannya menganggap seks tabu," tambahnya.
Hasil survey tersebut menyebutkan, 88 persen hubungan seks dilakukan bersama pacar. Sembilan persen sesama jenis, terutama wanita, dan delapan persen dengan PSK untuk pria.
Umumnya mereka melakukan hubungan suami istri di tempat kos, dengan jumlah 33 persen. Hotel atau motel memiliki peminat 28 persen, sementara rumah 24 persen. Lama pacaran mereka sebelum berhubungan seksual, rata-rata satu tahun.

39 Persen ABG Pernah Berhubungan Seks

JAKARTA - Sekitar 39 persen anak baru gede (ABG) Indonesia pernah melakukan hubungan seksual. Hal ini didasarkan pada survey DKT Indonesia pada Mei 2011.
Survey tersebut dilakukan di lima kota besar Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali. Dari total 663 responden, sebanyak 462 orang mengaku pernah berhubungan intim.
Ironinya, sebanyak 39 persen dari 462 responden yang mengaku pernah melakukan hubungan seks itu adalah ABG. Mereka berusia antara 15 sampai 19 tahun. Sedangkan, sebanyak 61 persen sisanya berusia 20 sampai 25 tahun.
“Survey ini memang tidak mewakili populasi. Tapi, paling tidak kita bisa menjadikan hasil survey ini sebagai acuan bagaimana perilaku seksual para remaja sekitar kita,'' ujar Country Director DKT, Todd Callahan.
Usia rata-rata pertama kali berhubungan seksual adalah 19 tahun. Enam persen pelaku seks adalah pelajar SMP dan SMA. Sebanyak 31 persen adalah kalangan mahasiswa. Para pelaku umumnya berasal dari keluarga golongan menengah dengan pengeluaran rata-rata Rp 1,5 juta sampai Rp 2,5 juta.
Hal ini tentu sungguh memprihatinkan. Temuan tersebut mengindikasikan edukasi seksual sangat dibutuhkan oleh kalangan ABG. Edukasi seks penting supaya ABG paham apa yang dimaksud seks dan bagaimana perilaku seks sehat.
''Melalui survey ini, kita bisa melihat sejauh mana remaja memahami isu tentang seks aman dan pendapat mereka tentang seks di luar nikah,'' kata Callahan. ''Survey ini juga bisa jadi bahan pertimbangan metode penyampaian seks aman yang efektif.”

Seks Bebas dan Narkoba Masalah Terbesar Remaja

SAMARINDA - Sex bebas dan narkoba menjadi masalah terbesar yang dihadapi remaja saat ini. Hal ini dipicu dengan pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini. Perkembangan tehnologi pada satu sisi membawa dampak positif namun juga negatif.
Contoh dampak negatifnya adalah seks bebas di kalangan remaja.
Hal ini dikatakan,Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Yufri Yasin pada acara talk show keluarga berencana (KB) bagi pendidik sebaya, konselor sebaya, dan pengelola pusat informasi konseling (PIK) remaja dan mahasiswa se-Kota Samarinda di ruang serbaguna Badan Narkotika Kota (BNK) Samarinda,Jumat (16/12/2011).
Dikatakan berdasarkan survey yang pernah dilakukan, remaja atau mahasiswa yang mengaku pernah melakukan hubungan seksual pranikah untuk perkotaan cukup besar. Misalnya Jabotabek 52 persen, Surabaya 54 presen, Bandung 47 persen dan Medan 42 persen.
Selain itu, permasalahan narkoba juga kian memprihatinkan.
Secara nasional tercatat jumlah pemakai narkoba 3,2 juta jiwa dan 78 persennya adalah remaja. Untuk AIDS, dari jumlah 15,136 jiwa, 54,3 persennya adalah remaja.

Mantan Presiden Israel Dipenjara Akibat Tuduhan Memperkosa

Yerusalem: Mantan Presiden Israel Moshe Katsav dipenjara setelah terbukti bersalah atas tuduhan melakukan pelecehan seksual. Katsav mulai jalani masa tahanan di sebuah penjara di Israel, Rabu (7/12). Katsav menjadi pejabat tertinggi Israel pertama yang pernah masuk penjara.
Namun, Katsav menolak semua tuduhan. Di hadapan awak media, ia mengatakan, kebenaran akan terungkap. Negara Israel adalah mengeksekusi seorang pria hari ini didasarkan pada kesan, tanpa kesaksian real time, tanpa bukti," ucap Katsav. "Suatu hari, hati nurani akan mengetuk Anda. Setelah itu, Anda baru sadar jika telah membuat seorang pria tidak bersalah terkubur hidup-hidup."
Katsav didakwa tahun lalu tapi masih bisa bebas sampai pengadilan menjatuhkan hukuman kepadanya. Katsav didakwa Desember silam, karena melakukan pelecehan seksual terhadap seorang mantan pegawai wanitanya ketika masih menjadi seorang menteri. Selain itu, ia juga terkena tuduhan atas tindakan pelecehan seksual terhadap dua perempuan lain ketika telah menjadi Presiden Israel pada periode 2000 hingga 2007.(ZeeNews/AIS)

Ini Pendidikan Seks yang Harus Diajarkan Ortu pada Anaknya

JAKARTA - Survei Perilaku Seks 2011 yang dilakukan DKT Indonesia menunjukkan, rata-rata remaja mulai berhubungan seks pertama kalinya pada usia 19 tahun dengan mayoritas merupakan mahasiswa.Psikolog Seksual Zoya Amirin menyatakan, melihat fakta dan data ini, kita sudah tidak bisa lagi menganggap seks adalah hal yang tabu untuk dibahas di lingkungan keluarga sekalipun. "Alangkah baiknya bila pendidikan seks yang tepat dilakukan sedini mungkin untuk mencegah remaja dan kaum muda ini mendapatkan informasi yang salah," katanya.
Orang tua merupakan sumber utama anak seharusnya mendapatkan pendidikan seksual, katanya. "Bukannya malah menghindari topik yang sensitif tersebut, karena ternyata hasil survei juga menunjukkan bahwa remaja membahas kegiatan seksualnya dengan teman sebesar 93 persen, disusul dengan membahas dengan pacar (21 persen) baru dengan ibu (10 persen) dan ayah (2 persen)," tambahnya
Zoya menyebut pendidikan seks yang harus diterima anak usia 15-19 tahun adalah pemahaman bahwa kematangan seksual yang telah dialami pada usia tersebut akan bisa membuat mereka untuk hamil atau menghamili perempuan. "Bagi anak lelaki, mereka harus memahami bahwa dorongan seksual itu normal tapi juga harus diajari agar bagaimana cara iseng mereka melepaskan ketegangan seksual seperti menarik tali bra teman sekolahnya itu tidak menjadi pelecehan seksual," ujarnya.
Sedangkan untuk anak perempuan, Zoya meminta agar orang tua untuk mengajarkan mereka kemampuan untuk mengatakan "tidak" dalam kondisi dipaksa oleh pacarnya untuk berhubungan seks. "Dalam pendidikan seks, perlu diajari bagaimana berkata 'tidak' meskipun sudah diajak masuk ke dalam kamar, karena itu akan jadi pemerkosaan," ujarnya.

Pelecehan Seksual di Gereja Belanda Terungkap

Selama lebih dari 60 tahun terakhir, ribuan anak mengalami pelecehan seksual di Gereja Katolik Roma Belanda dan 800 tersangka telah diperiksa. Demikian dikatakan penyidik dalam laman CNN, belum lama ini.
Beberapa puluhan ribu anak di bawah umur mengalami berbagai jenis pelecehan, baik ringan maupun serius. Akibatnya, para korban trauma selama bertahun-tahun. Mereka memerlukan perhatian dari keluarga korban dan konseling dari psikolog profesional.
Menurut laporan yang dimuat dari 1945 hingga 2010, pelecehan ini masih terbilang ringan. Tapi merupakan masalah serius karena menimpa banyak korban dalam jangka waktu panjang. Seorang penyidik mengatakan, petugas gereja, seperti pendeta dan pastor harus bertanggung jawab untuk menangani para korban.
Kasus ini berdampak pada negara, karena Katolik Roma yang merupakan agama terbesar di Belanda telah tercemar di mata masyarakat. Selama ini Katolik Roma telah berperan dalam agama, politik, media, pendidikan, dan serikat buruh.
Sementara Komisi Penyelidikan telah menerima 1.795 laporan terkait pelecehan seks terhadap anak-anak di gereja. Laporan berisi informasi tentang 800 nama tersangka. Mereka adalah petugas gereja di dalam keuskupan Katolik Roma. Sebagian besar pelaku merupakan korban pelecehan sewaktu muda. Mereka menyesal dan meminta maaf setelah dipertemukan dengan korban.(RZK/CNN/AIS)

Remaja Tewas Akibat Keseringan Masturbasi

Seorang remaja di sebuah kota di Brasil, meninggal akibat terlalu sering masturbasi. Seperti dikutip dari Dailychilli, baru-baru ini, pria berusia 16 tahun itu diduga masturbasi lebih dari 40 kali semalam sebulan silam. Kemudian korban ditemukan terkapar mati pada pagi hari oleh ibunya.
Sang ibu berencana membawa putranya itu ke tempat rehabilitasi seks, namun terlambat. Teman kelas pelaku yang namanya dirahasiakan itu mengatakan temannya kecanduan seks dan sering melihat tubuh perempuan dalam segala bentuk dan umur.
Pria yang meninggal itu meminta temannya menonton dirinya masturbasi melalui kamera. Di kamar remaja itu ditemukan tumpukan majalah pornografi. Bahkan, terdapat kumpulan gambar dan film porno ditemukan di komputernya.(AIS)

KILAS BALIK 2011 Gadget


Gadget

KILAS BALIK 2011 Dunia Olahraga


Dunia Olahraga