Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Rabu, 10 Oktober 2012

Gadis Entikong Nyaris Diperkosa Oknum Polisi

Pontianak – Oknum polisi berinisial Briptu Dk dilaporkan ke Propam Polda Kalbar, Selasa (9/10). Polisi yang bertugas di Polres Putussibau itu dilaporkan Wn, 22, karena berusaha memerkosanya di rumah indekos di Jalan Putri Candramidi Pontianak Kota beberapa bulan lalu.
Peristiwa yang nyaris merenggut harga dirinya itu bermula dari perkenalannya dengan Dk di jejaring sosial Facebook (Fb). Kemudian keduanya menjalin komunikasi. Hingga pada akhirnya mereka bertemu di Pontianak pada 28 Agustus 2012 lalu. Wn yang merupakan warga Kecamatan Enthikong, Sanggau itu berkunjung ke indekos temannya di Pontianak. Wn terkejut, tiba-tiba saja Briptu Dk mendatanginya di indekos itu.
“Saya juga heran, kenapa dia bisa tahu keberadaan saya. Kemungkinan saya sudah diintai,” kata Wn saat ditemui di Sentral Pelayanan Propam Polda Kalbar, kemarin.
Tiba-tiba Briptu Dk yang baru saja dikenalnya di Fb mengajak berhubungan intim. Namun Wn menolak dan Briptu Dk memaksa. Wanita tersebut melawan, hingga akhirnya dia diperlakukan kasar dan dianiaya oleh oknum polisi tersebut. Wajahnya penuh luka lebam akibat pukulan Briptu Dk. “Saya didorong, kepala saya dibenturkan ke dinding, dan wajah saya dipukul serta ditampar,” katanya.
Sebenarnya setelah kejadian, Wn telah melaporkan Briptu Dk ke Propam Polda Kalbar dengan No. STPL/38/VIII/2012/Yanduan. Namun belum ada sanksi dari pihak kepolisian terhadap Briptu Dk. Alasannya sudah diperiksa oleh Propam Polres Putussibau. “Namun sampai sekarang belum ada kejelasan hukumnya,” kesal Wn.
Setelah diselidiki, ternyata Briptu Dk telah memiliki istri dan dua anak. Ketika berkenalan dengan Wn, dia mengaku bujangan. “Kalau dia tidak melakukan penganiayaan seperti ini, mungkin saya tidak akan lapor. Yang saya sesalkan, kenapa dia memukul saya,” ungkap Wn.
Menurut petugas Sentral Layanan Propam Polda Kalbar, kasus tersebut sudah didisposisikan ke Polres Putussibau. Alasannya yang bersangkutan merupakan anggota Polres Putussibau. “Kita sudah terima laporannya. Untuk selanjutnya sesuai perintah Kabid kita disposisikan ke Ankum (Atasan Pemberi Hukum) yakni Polres Putussibau,” katanya. (sul)

Lecehkan 3 Siswi, Kepsek Didesak Mundur



pelecehan-seksual.jpg
net
ilustrasi

GARUT - Kepala SMK Pasundan 2, E Heryamin,didesak mundur dari jabatannya oleh para siswanya. Desakan itu dilakukan berbuntut dari perbuatan yang tidak pantas dilakukan seorang tenaga pendidik, yang melakukan pelecehan seksual pada tiga anak didiknya.

Selain unjuk rasa, para murid melakukan aksi mogok belajar kemudian merusak ruang kelas dan laboratorium, Sabtu (6/10/2012). Akibatnya, sebuah kaca jendela kelas pecah dan gerbang laboratorium otomotif rusak karena digoncangkan para siswa yang marah.

Akibatnya terjadi kekerusakan pada inventaris sekolah. Sejumlah papan tulis pun bergeletakan di lingkungan sekolah. Pada papan tulis, tertulis tuntutan para murid yang menginginkan kepala sekolahnya mundur dari jabatannya.

Seorang siswa kelas 3 Jurusan Otomotif SMK Pasundan 2, Arya Yuda (17), mengatakan para siswa sekolahnya merasa marah dan malu karena kepala sekolahnya dinilai telah melakukan perbuatan yang tidak pantas sebagai kepala sekolah.

"Ini pelecehan seksual dari kepala sekolah kepada siswanya. Kami ingin Kepala Sekolah mundur sekarang juga. Kalau tidak mundur, kami akan lakukan lagi aksi mogok belajar dan demo yang lebih besar," kata Arya saat ditemui di lingkungan SMK Pasundan 2, Sabtu (6/10/2012).

Kabar mengenai pelecehan yang dilakukan kepala sekolah terhadap tiga siswinya ini, kata Arya, mulai merebak sejak seminggu lalu. Namun, para siswa SMK ini baru melakukan aksinya Sabtu pagi supaya tidak terlalu mengganggu kegiatan belajar-mengajar.

Kepala SMK Pasundan 2, E Heryamin, mengatakan memang sempat bertemu dengan tiga siswi kelas 3 tersebut pada akhir September lalu. Heryamin menuturkan telah memanggil Ay, Nv, dan Ys, satu per satu ke ruangannya untuk menghadap.

Berdasarkan penuturan dan temuan guru bimbingan konserling, katanya, tiga siswi ini telah berpacaran layaknya hubungan orang dewasa. Karenanya, Heryamin memanggil mereka untuk meminta klarifikasi mengenai laporan tersebut.

Andil Sekolah Mencegah Praktik Asusila Sangat Penting

Uray Henny Novita, Anggota Komisi D DPRD Pontianak

Program Bimbingan Moral Spiritual Harus Digalakkan

Uray Henny Novita
ZMS
Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN) Kalbar mencatat trend peningkatan kasus prostitusi yang menimpa anak-anak di Kalbar, terutama di Kota Pontianak. Nasib mereka nyaris terancam kehilangan akses pendidikan.
“Tahun 2011 tercatat 179 anak terlibat prostitusi dan tahun 2012 hingga Juni sudah 72 kasus yang kami tangani," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur YNDN Kalbar Hendrik Damanik beberapa waktu lalu.
Apa yang harus dilakukan oleh Pemkot Pontianak? Berikut kutipan wawancara dengan anggota DPRD Kota Pontianak Uray Henny Novita:
Bagaimana Anda menanggapi masalah prostitusi ini?
Kita sangat menyayangkan masih saja terjadi prostitusi anak di Kota Pontianak ini. Ini menunjukkan andil sekolah untuk mencegah pelajar terjatuh dalam praktik asusila sangat penting. Saya menilai buruknya komunikasi di lingkungan keluarga dan sekolah jadi penyebab pelajar terjebak prostitusi.
Terus langkah apa yang diambil DPRD Pontianak menghadapi masalah ini?
Kita akan melakukan komunikasi dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial Kota Pontianak, untuk lebih menggalakkan program-program bimbingan moral dan spiritual agar dapat membentengi anak dari laku amoral. Komisi D akan membangun komunikasi antara orang tua siswi dan sekolah bersangkutan agar mereka tetap sekolah.
Apa pandangan Anda terhadap prostitusi baru-baru ini?
Kita sangat menyayangkan kasus prostitusi yang melibatkan mereka. Terlebih untuk alasan yang tidak mungkin, yakni tak mampu membeli buku. Sebab Komisi D jauh-jauh hari sudah berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan, tidak ada anak yang putus sekolah lantaran tidak mampu membayar biaya sekolah.
Apa harapan Anda dalam memberantas prostitusi anak bawah umur ini?
Kita berharap semua pihak, baik Pemkot, aparat, orang tua, dan juga harus ada kerja sama yang baik dengan LSM dan tokoh masyarakat, serta seluruh masyarakat Kota Pontianak. Sama-sama berperan dalam memberantas masalah ini. (hak)

Masih Saja Terjadi Padahal Tinggal di Kota Layak Anak

H Miftah SHI, Anggota Komisi D DPRD Kalbar

Siapkan Perda Jam Malam buat Anak SMP atau SMA

H Miftah SHI
ZMS
Prostitusi anak bawah umur di Kota Pontianak semakin marak terjadi, seolah menjadi wabah. Baru-baru ini salah satu siswi SMP tertangkap jual diri kepada lelaki hidung belang saat jam sekolah tengah berlangsung. Kejadian tersebut mendapat sorotan langsung dari anggota DPRD Provinsi Kalbar. Berikut petikan wawancara dengan H Miftah SHI:
Bagaimana pendapat Anda dalam kasus prostitusi ini?
Masalah ini jangan disepelekan, karena sangat merusak moral anak-anak remaja kita khususnya di Pontianak ini. Ini pekerjaan rumah besar bagi Pemkot Pontianak, Pemprov Kalbar sendiri, dan juga aparat kepolisian. Bagaimana kita semua bisa bersatu untuk menangani masalah ini.
Masalah ini kelalaian pemerintah sendiri?
Saya pikir kelalaian kita semua, baik pemerintah dan aparat, karena tidak serius untuk menangani prostitusi anak bawah umur. Masih saja terjadi di Kota Pontianak, padahal kita semua tahu kalau Pontianak itu Kota Layak Anak. Namun kita tidak boleh menyalahkan satu pihak saja. Saya pikir pemerintah sudah mempunyai program untuk menangani masalah ini, hanya saja belum maksimal terlaksana.
Menurut Anda, di Kota Pontianak, ada dalang besar di balik prostitusi anak-anak tersebut?
Pasti ada indikasi jaringan profesional di balik penjualan anak bawah umur untuk memuaskan nafsu berahi para hidung belang. Dalang inilah yang sebenarnya harus diringkus aparat. Karena kalau dalang sudah kita tangkap, so pasti lainnya akan tertangkap juga.
Berarti kesejahteraan sosial anak-anak bangsa tidak aman dong?
Ye betul, makanya anak-anak perempuan harus betul-betul diperhatikan, terutama oleh pihak orang tua. Jangan sampai mereka terjerumus dalam hal itu, karena sangat mencoreng nama baik dirinya, keluarga, daerah, dan semuanya akan dirugikan. Padahal hidup di Kota Layak Anak, tapi mengapa prostitusi itu tetap menghantui anak remaja sekarang ini.
Apa sih penyebab sebenarnya?
Salah satunya adalah masalah ekonomi, pendidikan, dan kesehatan yang kurang tertata rapi. Selain itu juga, mudahnya anak-anak remaja kita terikut arus pergaulan bebas. Ini yang harus dikontrol oleh pemerintah dan pihak orang tua sendiri.
Terus apa yang harus dilakukan pemerintah dan orang tua dalam hal ini?
Pemerintah, terutama Dinas Sosial harus ada terobosan baru atau membuat perda baru tentang dilarangnya anak SMP atau SMA keluar malam, dalam arti ada penetapan jam malam bagi mereka. Selain itu, dilarang keras pelajar pergi ke tempat hiburan malam, karena di tempat itulah pergaulan tidak berbatas. Kita berharap kepada orang tua harus mengawasi betul-betul pergaulan anak-anaknya jangan sampai mereka bergaya hidup yang berlebihan. Tetap waspada, jangan mudah dibohongi anak-anak. Serta kepada seluruh instansi terkait, seperti Dinas Sosial dan KPAID serta pemkot, pemprov, dan pemkab, agar menangani masalah prostitusi anak bawah umur ini dengan lebih serius lagi. (hak)

Anak yang Dilacurkan

Saya Melayani Tamu pada Jam Sekolah

uray-henny-novita-h-miftah-shi
Kota Pontianak semakin multikompleks saja. Terasa menyesakkan, predikat Kota Layak Anak tertanam di Kota ini hanya sebagai sebuah simbol seiring terungkapnya jaringan anak-anak yang dilacurkan. Memang tak bisa menyalahkan satu pihak seperti yang dikemukakan anggota DPRD Kalbar H Miftah SHI.
“Saya pikir kelalaian kita semua, baik pemerintah dan aparat, karena tidak serius untuk menangani prostitusi anak bawah umur. Masih saja terjadi di Kota Pontianak, padahal kita semua tahu kalau Pontianak itu Kota Layak Anak. Namun kita tidak boleh menyalahkan satu pihak saja. Saya pikir pemerintah sudah mempunyai program untuk menangani masalah ini, hanya saja belum maksimal terlaksana,” sesal anggota komisi D DPRD Kalbar itu.
Uray Henny Novita, juga anggota Komisi D, tapi di DPRD Kota Pontianak, menegaskan dewan akan melakukan komunikasi dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial Kota Pontianak untuk lebih menggalakkan program-program bimbingan moral dan spiritual agar dapat membentengi anak dari laku amoral. Lanjutnya, Komisi D akan membangun komunikasi antara orang tua siswi dan sekolah bersangkutan agar mereka tetap sekolah.
Ya, itu memang penting, mereka harus tetap sekolah sampai selesai. Publik jelas telah mengetahui pelacuran anak adalah tindakan menawarkan pelayanan seorang anak untuk melakukan tindakan seksual demi uang atau bentuk imbalan lain dengan seseorang atau kepada siapa pun. So, tindakan itu tak sepenuhnya salah si anak. Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN) Kalbar, Devi Teomana, mengatakan Pemkot Pontianak harus buka mata dan peduli terhadap anak, terutama yang berkaitan dengan hukum. “Selama ini pemerintah kayaknya tidak peduli. Dinas terkait juga harus prihatin tentang kasus ini, agar generasi penerus bangsa tidak hancur,” kecam Devi beberapa waktu lalu.
Tapi, satu sisi perlu diingat, nggak ada orang yang jualan (prostitusi, red), kalau nggak ada orang yang beli. Itu sudah hukum dagang. So, pemberantasan prostitusi ini juga semestinya diberlakukan dari dua sisi mata uang: penjual dan pembeli. Dan juga, tempat dilangsungkannya jual-beli itu, hotel.
Orang nomor satu Kota Pontianak Sutarmidji sendiri pernah berjanji mencabut izin hotel atau penginapan yang dijadikan tempat prostitusi. Menurutnya, polisi hanya memberikan tindakan hukum.
“Pihak hotel perlu membuat aturan, mengecek setiap tamu yang datang. Apakah anak di bawah umur atau tidak. Sepasang suami-istri atau tidak, jika anak di bawah umur dan tidak ada hubungan keluarga, sebaiknya jangan diberikan kesempatan untuk menginap, kecuali memiliki surat nikah,” tegas dia.
Selama bergelut di dunia prostitusi, Bunga, salah satu anak yang dilacurkan mengaku hampir setiap hari melayani nafsu pria hidung belang setelah pulang sekolah. Bahkan sering bolos sekolah dan mengganti pakaian di rumah salah seorang mami yang tinggal di wilayah Pontianak Barat. “Kalau saya bawa hp, Mami langsung mengambilnya. Yang jelas, saya siang mainnya, kalau malam di rumah. Makanya orang tua saya tidak curiga,” jelas Bunga.
Hasil pemeriksaan sementara, siswi kelas 3 SMP itu mengaku dijual oleh beberapa orang, baik maminya maupun rekannya. Tidak hanya itu, pihak hotel juga pernah memesan kepada mami jika pengunjung hotel meminta dicarikan wanita penghibur bawah umur. “Jadi, banyak pihak yang terlibat dalam kasus ini,” ungkap Kompol Puji Prayitno, Kasat Reskrim Polresta Pontianak.
Bunga menggeluti dunia hitam tersebut sejak Januari 2011. Dia tidak memperlihatkan wajah mencurigakan di depan orang tuanya. Sebaliknya, apa pun yang diperintahkan orang tuanya selalu dipatuhinya.
“Orang tua saya tidak curiga. Mereka tahunya saya pergi sekolah. Karena saya melayani tamu pada jam sekolah,” jelas Bunga.
Polisi pun dikabarkan sudah mengetahui jaringan prostitusi pelajar. Bahkan lokasi mangkal para penjaja seks pelajar SMP ini sudah diketahui. Begitu juga modus mereka menjual diri. “Kita mengetahui di mana tempat penjual gadis SMP mangkal dan kita juga sudah mengetahui nama serta tempat tinggal si penjual anak. Bahkan kita sudah mengetahui hotel yang dijadikan tempat prostitusi,” tegas Puji.
Terkait keterlibatan pemilik hotel atau penginapan, masih dalam proses penyelidikan. Apabila terlibat, maka pemilik hotel juga akan diproses hukum. Mereka juga bisa dijerat dengan undang-undang perdagangan manusia dan perlindungan anak.
“Kita sudah berkoordinasi dengan Intel. Bahkan ada beberapa anggota yang sudah ditempatkan di tempat penginapan yang kita curigai sebagai tempat prostitusi. Jumlah penginapan yang kita curigai ini ada beberapa hotel di Kota Pontianak,” jelas Puji.
Bunga mengaku hampir setiap hari melayani pria hidung belang. Ketika dijemput Mami, gadis tersebut mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian biasa yang dibawanya dari rumah. Kemudian Bunga diantar ke hotel dari kelas teri hingga berbintang. Biasanya Bunga diantar Mami ke Hotel Kapuas Dharma, Villa Kapuas Dharma, Hotel Garuda, Hotel Flamboyan, dan Hotel Mini.
“Saya jarang menerima uang langsung dari om-om yang saya layani. Saya menerima upah langsung dari Mami,” papar Bunga. (sul/hak/*)