Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Jumat, 26 September 2014

Siswi SMP Disekap & Diperkosa Tukang Las



Cinta (nama samaran), siswi kelas 3 salah satu SMP di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara menjadi korban penyekapan dan pemerkosaan oleh kekasihnya GY (25).

Informasi dihimpun di polsek Sunggal, Kamis (25/9/2014), GY dan Cinta (14) baru satu bulan berpacaran. Kejadian penyekapan dan pemerkosaan itu terjadi pada Juni 2014 lalu. Bermula saat GY yang berprofesi sebagai tukang las menunggu Cinta pulang dari sekolahnya.

Awalnya, GY membawa Cinta keliling Medan dan makan di seputaran Millenium Plaza. Setelah sore hari, GY bukan mengantarkan Cinta ke rumahnya, dia beralasan akan mengantarkan Cinta apabila Cinta mau mengikuti ke rumahnya.

Namun, di dalam rumah itu, GY merayu Cinta untuk mau bersetubuh dengannya. Cinta yang masih polos dengan rayuan gombal GY tunduk memenuhu permintaan GY.

Usai menyetubuhi Cinta, GY bukannya mengatarkan Cinta pulang ke rumah. GY dengan seribu alasan menyuruh cinta untuk tinggal bersamanya beberapa jam.

Akan tetapi, Cinta yang takut akan dicari oleh orangtuanya memaksa agar diantarkan pulang. GY yang sedikit emosi pun langsung mengurung Cinta di dalam kamar. Di sana, mereka kembali berhubungan badan hingga keesokan harinya.

Benar dugaan Cinta, ayah dan ibunya sibuk mencari dan menghubungi Cinta, tapi tak bisa lantaran ponsel yang dipegang Cinta mati.

Setelah pulang ke rumah, Cinta pun diberondong pertanyaan oleh orang tuanya. Setelah didesak, akhirnya Cinta menceritakan apa yang dialaminya dalam satu hari itu.

Bagai disambar petir, ayah Cinta pun mencak-mencak emosi dan memaksa Cinta untuk membawanya kepada GY dan meminta pertanggungjawaban. Setelah bertemu dengan orang tua Cinta, GY mengaku bertanggungjawab atas perbuatannya yang dilakukan kepada Cinta.

Cinta yang ditemui di polsek Sunggal menceritakan, selama 3 bulan mereka menunggu itikad baik dari GY tapi tak direalisasikan. Walaupun, GY tidak meninggalkan Cinta tapi GY enggan untuk melakukan itikad yang diminta keluarga Cinta.

"Aku disekap di dalam kamar. Di situ aku diperkosa. Sudah kubilang jangan, tapi tetap dia melakukannya. Selama tiga bulan ini, kami menunggu itikad baik dari GY tapi tak dilakukan," kata Cinta polos di Polsek Sunggal.

Masih kata Cinta, belakangan ini dia mengetahui, bahwa pria yang mengaku lajang dan masih 25 tahun itu sudah memiliki istri dan anak. Hal itu diketahuinya, setelah dia bertemu dengan temannya yang juga teman GY. "Mendengar itu aku sangat terkejut. Katanya (GY) masih lajang dan umur 25 tahun. Rupanya sudah punya anak dan istri," terangnya.

Kanit Reskrim Iptu Adhie membenarkan adanya laporan itu. "Laporannya sudah diterima. Kita sedang periksa saksi-saksinya," kata Adhie.

Berkedok Latihan Renang, Guru Olahraga Cabuli 16 Siswi SD

Mereka diancam dengan nilai buruk apabila melaporkan sang guru.

Ilustrasi kekerasan seksual pada anak
Ilustrasi kekerasan seksual pada anak (VIVAnews/Joseph Angkasa)
Sedikitnya 16 siswa kelas VI SD Inpres Perumpanas 1 Kupang, Nusa Tenggara Timur, diduga telah menjadi korban pelecehan seksual seorang guru mata pelajaran Pendidikan Kesehatan Jasmani.

Berkedok latihan renang untuk pelajaran ekstrakurikuler, guru olahraga yang telah memiliki anak dan istri itu malah memegang dan meremas payudara para siswa saat berada di dalam kolam renang.

Akhirnya, berdasarkan laporan salah seorang siswa yang menjadi korban, Yulius Weni, sang guru olahraga, ditangkap jajaran petugas Polsekta Kelapa Lima, Kupang, NTT, Kamis 25 September 2014, di SD Inpres Perumnas 1. 

Kedatangan polisi ke SD Inpres Perumnas 1 pagi tadi selain mengamankan Yulius, juga untuk mengambil keterangan sedikitnya 16 orang siswa perempuan kelas VI sekolah tersebut.

Satu per satu siswa dikumpulkan dan diambil keterangan terkait laporan pelecehan seksual yang terjadi. Mereka mengakui bahwa guru olahraganya telah memegang dan meremas payudara para siswa saat sedang melatih mereka renang.

Melati, salah seorang siswa yang disamarkan namanya, mengatakan bahwa saat itu pelajaran ekstrakurikuler. Sehingga para siswa diwajibkan mengikuti latihan renang di salah satu kolam renang yang disewakan.

Saat berada di dalam kolam renang, guru tersebut berdalih memegang dan menahan tubuh siswa agar tidak tenggelam. Namun, tangan sang guru justru berpindah ke bagian dada para siswa dan meremasnya.

Senada dengan Melati, siswa lainnya, Mawar, juga mengungkapkan pengakuan yang sama. Ia mengatakan, saat para siswa memprotes aksi tercela itu, sang guru malah mengancam akan memberikan nilai buruk pada mereka.

Guru bejat itu bahkan juga pernah menunjukkan alat kelaminnya kepada para siswa perempuan. Saat para siswa marah, ia malah tersenyum.

Guna pemeriksaan lebih lanjut, ke-16 orang siswa itu langsung dibawa ke Mapolsekta Kelapa Lima untuk dimintai keterangan dan dibuatkan berita acara.

Mau Bimbingan Skripsi, Mahasiswi Ini Malah Dilecehkan Dosennya


Mau Bimbingan Skripsi, Mahasiswi Ini Malah Dilecehkan Dosennya
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi 

PALEMBANG - Perbuatan mesum diduga dilakukan oknum dosen salah satu kampus swasta ternama di Palembang, Sumatera Selatan, memang sungguh keterlaluan.
Korbannya adalah seorang mahasiswi yang diketahui tinggal di Jalan A Yani, Lorong Silaberanti Gang I, Kecamatan Plaju, Palembang. Gadis tersebut mengaku dilecehkan seksual oleh dosennya. Korban pun melaporkan ulah sang dosen ke Polresta Palembang, Selasa (23/9/2014) sekitar pukul 23.20 WIB.
Di hadapan petugas, mahasiswi semester akhir jurusan Sendratasik tersebut menuturkan, perbuatan tidak pantas dilakukan seorang oknum dosennya berinisial Sp terjadi pada Rabu (10/9/2014) sekitar pukul 19.00, di kantor Kwarda, tepatnya di belakang Pusat Perbelanjaan Palembang Square.
Awalnya saat itu korban ingin bertemu pelaku sebagai dosen pembimbing I, untuk bimbingan skripsi. Saat ditelepon, pelaku mengatakan sibuk, kemudian mengatakan untuk menemuinya saja di indekos pelaku. Korban yang memang butuh bimbingan itu akhirnya bertemu dengan pelaku di sana.
Mengawali pertemuan dengan membicarakan skripsi, tidak disangka tiba-tiba oknum dosen langsung memegang bahu korban, lalu bertindak asusila terhadap mahasiswi bimbingannya itu.
Tidak mengira sang dosen senior akan bertindak kurang ajar, korban sempat menepis untuk menolak keinginan pelaku. Nah, saat akan memeluk, spontan korban berontak. Menghindari tindakan tidak diinginkan, korban langsung kabur meninggalkan sang dosen pembimbing itu.
Sementara itu, Kapolresta Palembang, Kombes Pol Sabaruddin Ginting melalui Kasat Rekrim Kompol Suryadi didampingi Kanit PPA Ipda Imelda Rachmat SH menegaskan, pihaknya telah menerima pengaduan korban selaku mahasiswi yang diduga telah diperlakukan secara tidak senonoh oleh dosen pembimbing skripsinya.
“Keterangan korban sudah kita proses, sedangkan kepada terlapor segera kita periksa, dan kita panggil," ungkapnya.

Siswa SMP Cabuli Adik Kandung dan Dua Siswi SD

Pelaku mengaku dipaksa melakukan itu oleh temannya yang lebih dewasa.

Siswa SMP cabuli adik kandung dan dua bocah SD. (Foto ilustrasi)
Siswa SMP cabuli adik kandung dan dua bocah SD. (Foto ilustrasi) (VIVAnews/Joseph Angkasa)
Pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Sukabumi harus berurusan dengan Kepolisian karena melakukan pencabulan terhadap tiga siswi yang masih duduk di kelas dua Sekolah Dasar (SD). Bahkan, salah satu korban merupakan adik kandungnya sendiri.

Pelaku mengaku melakukan perbuatan itu karena dipaksa tetangganya yang duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Perbuatan pelaku terjadi Juni 2014. Ketika itu, pelaku sedang bermain dengan sang adik di sekitar rumah. Kemudian, pelaku dan adiknya diajak tetangganya yang sudah dewasa ke rumah kosong tak jauh dari rumah.

"Saya baru pulang nyubuh dengan adik, tiba-tiba ada beberapa orang tetangga yang usianya lebih tua dari saya mengajak main ke rumah kosong tak jauh dari rumah. Saat itu saya langsung disuruh melorotin celana, dan adik saya mereka pegangi dengan posisi nungging dan celananya juga sudah dilepas," ujar pelaku di Rumah Aman Dinas Sosial Sukabumi, Kamis 25 September 2014.

Pelaku kemudian disuruh melakukan perbuatan asusila terhadap adiknya. Setelah kejadian itu, pelaku mengaku ketagihan dan mengulangi perbuatan serupa beberapa kali. Perbuatan itu dilakukan terhadap teman sepermainan adiknya.

"Saya lakukan itu ke teman-teman adik saya," kata dia.

Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Sukabumi Brigadir Agus Nugroho mengatakan akan terus mengembangkan kasus ini dengan seksama, karena tidak menutup kemungkinan korban akan bertambah.

"Karena pelaku masih berusia 15 tahun, petugas tidak menahannya di sel tahanan. Melainkan di Rumah Aman milik Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi. Dalam melaksanakan semua proses kita akan berkoordinasi dengan pihak Dinas Sosial, termasuk merehabilitasi kejiwaan tersangka yang diduga ada kelainan," Agus menjelaskan.