Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Rabu, 20 Juli 2011

Retaknya Hubungan Nazaruddin-Anas

Anas pernah tercatat sebagai komisaris di dua perusahaan Nazaruddin.

Buronan interpol, Muhammad Nazaruddin, melontarkan tudingan panas. Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, disebut ikut menikmati aliran dana dalam proyek SEA Games. Uang itu kemudian digunakan untuk pemenangan kongres Demokrat di Bandung pada 2010. Retakkah hubungan mereka?

Seperti diketahui, Nazaruddin masuk ke Demokrat bersama Anas pada 2005. Pada 2004, Nazaruddin adalah calon anggota DPR dari Partai Persatuan Pembangunan, tapi dia gagal. Sedangkan Anas saat itu masih menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum.

Pada 2005, Anas dan Nazaruddin bersama-sama masuk Demokrat. Saat itu Anas langsung terpilih menjadi Ketua DPP Demokrat Bidang Politik, sedangkan Nazaruddin terpilih menjadi wakil bendahara.

Hubungan Anas dan Nazaruddin 'terjalin lebih erat' saat Anas membeli 30 persen saham Nazar di PT Anugerah Nusantara. Berdasarkan dokumen yang diperoleh VIVAnews, pembelian saham itu dilakukan pada 1 Maret 2007. Nota jual beli saham itu ditandatangani Notaris H Asman Yunus pada 2 Mei 2007 di Pekanbaru.

Kemudian pada 2008, Anas juga disebut memiliki saham di salah satu perusahaan Nazaruddin, PT Panahatan. Berdasarkan dokumen PT Panahatan yang diperoleh VIVAnews.com, pada 2008, Anas dan Nazaruddin memiliki saham sejumlah 35.000 lembar. Sisanya, saham dimiliki oleh sepupu Nazaruddin, M Nasir, yakni 30 ribu lembar saham.

Dengan nilai satu lembar saham Rp1 juta, berarti Anas Urbaningrum memegang saham di PT Panahatan senilai Rp35 miliar, Muhammad Nazaruddin Rp35 miliar, dan M Nasir Rp30 miliar.

Saat itu susunan pengurus di PT Panahatan adalah Nasir sebagai direktur, sedangkan Nazaruddin sebagai Komisaris Utama, serta Anas sebagai komisaris.

Mengenai kepemilikan saham ini, Nazaruddin mengakuinya. "Itu perusahaan Anas dan PT Anak Negeri adalah anak perusahaan PT Anugerah. Saya anak buah Anas," kata Nazaruddin dalam pesan BlackBerry Messenger yang diterima VIVAnews.com beberapa waktu lalu.

Anas pun sudah membantah mengenai keterangan Nazaruddin itu. "Ya BBM (BlackBerry Messenger) yang keliru semua kok. Kan sudah saya bantah," kata Anas pekan lalu. Saat ini, Anas pun dikabarkan sudah tidak lagi menjadi komisaris di 2 perusahaan tersebut.

'Kedekatan' Anas dan Nazaruddin kembali tercipta. Pada Mei 2010, Anas yang terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat kemudian mengangkat Nazaruddin sebagai bendahara umum.

'Perpecahan' Nazaruddin dan Anas mulai tampak saat Nazar disebut-sebut terlibat dalam kasus suap wisma atlet. Nazaruddin melalui pesan BBM berulang kali menyerang Anas. Nazar menyebut, ada dana yang mengalir ke Anas dari proyek wisma atlet saat kongres Demokrat 2010.

"Kalau soal wisma atlet yang nilai proyek Rp200 miliar, sudah dialokasikan Rp16 miliar, Rp9 miliar untuk DPR lewat Paul, dan Rp7 miliar dialokasikan untuk tim kongres pemenangan Anas.

Untuk pro Ambalan Rp1,2 triliun dana yang sudah dialokasikan Rp100 miliar. Dengan rician ke DPR lebih kurang Rp30 miliar lewat pengusaha teman Anas namanya Mahfud, Rp50 miliar untuk pemenangan Anas waktu kongres dan ke tim konsultan Anas calon presiden Ipang konsultan Rp20 miliar."

Nazar juga menyatakan Anas yang menyuruhnya pergi ke Singapura. "Dari awal saya tidak mau ke Singapura, tetapi disuruh menghindar dulu 3 tahun ke Singapura. Saya benar-benar terjebak. Makanya saya akan buka semua dokumen yang ada. Saya disuruh menghindar dan menenangkan diri. Ternyata di Indonesia dia mengatur skenario saya lari," beber Nazar.

Anas sudah membantah keras tudingan Nazar itu. Anas juga membantah kemenangan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat lantaran karena dia menggelontorkan dana kepada para pemegang suara. "Tanya saja pendukung saya, yang memilih saya," kata Anas.

Anas pun membantah dirinya menyuruh Nazaruddin pergi ke Singapura. "Sampeyan ini ada-ada saja," kata Anas.

Posisi Nazaruddin sebagai bendahara Demokrat pun sudah dicopot. Bahkan Anas juga memecat Nazaruddin dari Demokrat dan me-recall Nazar dari DPR.

Nazaruddin enggan berkomentar mengenai serangan bertubi-tubi ke Anas itu. "Yang saya sampaikan adalah fakta hukum dan yang benar," tutur Nazar dalam pesan BBM-nya. (sj)

 

Hak Privasi dan Kontroversi Penyadapan

Tuntutan Anggara dkk mencabut soal penyadapan di UU ITE dikabulkan Mahkamah Konstitusi.

Privasi. Mungkin kata ini termasuk jarang diucapkan oleh masyarakat Indonesia. Entah mengapa kata itu jarang pula disinggung dalam khasanah hukum. Saya juga tak melihat ada  organisasi HAM di Indonesia yang bicara khusus soal privasi. Negara bahkan tampaknya abai dalam soal perlindungan privasi ini.
Padahal Konstitusi Indonesia, terutama setelah amandemen, melindungi hak atas privasi. Pasal 28 G ayat (1) UUD 1945 menyebutkan  “Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaanya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.”
Sayangnya, hingga saat ini tak ada rumusan hukum yang tepat menerapkan Pasal 28 G ayat (1) UUD 1945 ini. Bahkan, ada banyak hal yang luput dari perhatian.
Setelah UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) disahkan, Pemerintah berencana mengeluarkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Tata Cara Intersepsi. Aturan itu adalah perintah dari Pasal 31 ayat 4 UU ITE. Para aktivis anti korupsi memandangnya sebagai bentuk pelemahan pemberantasan korupsi yang tengah dilakukan KPK.
Di luar soal pelemahan aksi pemberantasan korupsi, mungkin kita ingat kasus penyebarluasan isi SMS yang dikirimkan jurnalis Metta Dharmasaputra kepada Vincentius Amin Santoso, Chief Financial Controller Asian Agri Group.
Selain itu, ada pula kasus penyadapan Al Amin Nasution dalam kasus korupsi “skandal gadis berbaju putih”. Atau kasus Ketua KPK Antasari Azhar memerintahkan penyadapan atas Nasrudin Zulkarnaen, Direktur PT Putra Rajawali Banjaran. Sejumlah kasus itu menunjukkan betapa mudahnya hak privasi warga diganggu oleh negara, meskipun berbungkus upaya penegakkan hukum.
Itu sebab mengapa saya, bersama rekan Supriyadi W. Eddyono, dan Wahyudi Djaffar, mengajukan permohonan pengujian Pasal 31 ayat (4) UU ITE ke Mahkamah Konstitusi pada 22 Februari 2010. Dalil kami sederhana: Pasal 31 ayat (4) UU ITE yang memerintahkan pengaturan penyadapan itu melalui PP, dapat mengurangi hak warga negara yang dilindungi hak privasinya.
Kami juga mendalilkan, meski hak privasi bukan kategori hak yang tak dapat dibatasi, namun pembatasan itu harus dilakukan oleh Undang-undang. Jadi bukan pada level Peraturan Pemerintah, atau peraturan lainnya di bawah Undang-undang.
Langkah gugatan ini tentu tak populer. Soalnya, ada sejumlah lembaga penegak hukum mengatur penyadapan melalui peraturan internalnya, seperti KPK dan juga kepolisian. Dengan mengklaim pengaturan penyadapan hanya boleh melalui UU, otomatis pengaturan internal penyadapan di berbagai lembaga penegak hukum juga bertentangan dengan konstitusi.
Namun, pada saat itu saya dan rekan-rekan berprinsip pemberantasan kejahatan apapun, termasuk korupsi, hanya bisa dilakukan dengan memperkuat perlindungan HAM bagi setiap warga. Termasuk bagi tersangka/terdakwa, saksi, dan korban. Tanpa perlindungan HAM, upaya memerangi kejahatan justru akan menimbulkan kejahatan baru atas nama hukum.
Aksi penyadapan sebetulnya punya cerita panjang. Pada masa kolonial, Keputusan Raja Belanda 25 Juli 1893 No 36, bisa dianggap peraturan tertua. Beleid itu mengatur penyadapan informasi pada lalu lintas surat di kantor pos seluruh nusantara.
Setelah itu muncul beragam undang-undang memuat ihwal penyadapan, dari soal kejahatan jabatan, psikotropika, korupsi, telekomunikasi, anti terorisme, advokat, anti perdagangan orang, informasi dan transaksi elektronik, dan narkotika.  Pada level di bawah UU, setidaknya ada dua peraturan pemerintah, yaitu berkaitan tindak pidana korupsi, dan jasa telekomunikasi. Lalu ada satu peraturan Menkominfo tentang teknis penyadapan informasi.
Banyaknya peraturan perundang-undangan, dan absennya aturan tunggal yang mengatur tata cara penyadapan inilah yang dapat mengancam hak atas privasi.
Argumentasi kami ke Mahkamah Konstitusi adalah, “kodifikasi” hukum acara, atau tata cara penyadapan atau intersepsi patut didukung. Tapi, ketentuan “kodifikasi” dari hukum acara itu tak bisa diatur oleh Peraturan Pemerintah, seperti diamanatkan Pasal 31 ayat (4) UU ITE.
Hal lain yang mendesak adalah revisi hukum acara pidana Indonesia. Terutama, pembaharuan hukum acara pidana, yang menyediakan aturan komprehensif tentang penyadapan. Ini diperlukan agar hak privasi bisa dilindungi, dan diperkuat dari campur tangan sewenang–wenang aparat penegak hukum.
Pengujian yang kami ajukan ke Mahkamah Agung itu, mempertimbangkan perlunya  penyadapan diatur oleh UU Penyadapan, ataupun dalam KUHAP, yaitu dalam Putusan MK pada Perkara Nomor 006/PUU-I/2003 pada pengujian Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Lalu pertimbangan hukum putusan MK dalam Perkara Nomor 012-016-019/PUU-IV/2006 pada pengujian Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Kami berpandangan, yang juga didukung Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim, bahwa ada syarat bagi aksi penyadapan seperti berlaku di berbagai negara di dunia.
Pertama, adanya otoritas resmi yang ditunjuk Undang-Undang untuk memberikan izin penyadapan. Kedua, adanya jaminan jangka waktu yang pasti dalam melakukan penyadapan. Ketiga, ada pembatasan penanganan materi hasil penyadapan. Keempat, pembatasan bagi orang yang dapat mengakses penyadapan.
Mohammad Fajrul Falaakh, anggota Komisi Hukum Nasional, dan ahli hukum tata negara dari UGM menyatakan Undang-Undang penyadapan harus mengatur jelas tentang: (i) wewenang untuk melakukan, memerintahkan maupun meminta penyadapan, (ii) tujuan penyadapan secara spesifik, (iii) kategori subjek hukum yang diberi wewenang menyadap, (iv) adanya izin dari atasan, atau izin hakim sebelum menyadap, (v) tata cara penyadapan, (vii) pengawasan terhadap penyadapan, (viii) penggunaan hasil penyadapan.
Fajrul juga berpendapat Pasal 31 ayat (3) dan (4) UU ITE itu bertentangan dengan UUD 1945, karena tak memberikan kejelasan dan kepastian aturan penyadapan.
Upaya permohonan itu berhasil. Pada Kamis, 24 Februari 2011, Mahkamah Konstitusi mencabut Pasal 31 ayat (4) UU ITE.  MK juga kembali menegaskan kembali, untuk ketiga kalinya, bahwa pemerintah dan DPR perlu segera mengesahkan UU yang mengatur penyadapan secara spesifik.
Dengan kemenangan kecil ini, kami berharap organisasi HAM, dan juga organisasi anti korupsi, turut mengajukan usulan membuat UU Penyadapan. Lebih dari itu, organisasi HAM dan organisasi anti korupsi perlu merevisi hukum acara pidana agar lebih memberi perlindungan hak asasi manusia tak hanya bagi tersangka atau terdakwa, tapi juga saksi dan korban.

*) Artikel ini ditulis oleh Anggara SH, seorang blogger, advokat, dan senior associate pada Institute for Criminal Justice Refom (ICJR). Dia adalah salah seorang pemohon pengujian hukum soal aturan penyadapan ke Mahkamah Konstitusi.

 

Inilah Keanehan Letusan Gunung Lokon

Biasanya gunung setelah mengalami tremor yang lama, akan mengeluarkan letusan yang besar.

Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara, memiliki keanehan dibandingkan dengan gunung berapi lainnya di dunia. Aktivitas Lokon dinilai abnormal karena urutan proses letusannya terbalik dari urutan normal.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, kepada VIVAnews, Selasa. Dia mengatakan Lokon mengalami tremor selama 30 jam berturut-turut belakangan ini, tapi tidak meletus.

Hal ini menurutnya aneh. Biasanya gunung setelah mengalami tremor yang lama, akan mengeluarkan letusan yang besar. "Tremor terus berlangsung, tidak berhenti. Tapi tidak meletus," kata Surono.

Dia mengatakan urutan proses letusan Lokon menyalahi semua aturan yang ada. Surono menjelaskan gunung berapi biasanya mengalami gempa vulkanik yang semakin lama semakin membesar. Ini adalah tanda awal gunung akan meletus. Setelah itu, terjadi tremor yang amplitudonya terus naik, barulah terjadi letusan.

"Gunung Lokon lain. Pertama terjadi letusan, lalu tremor. Tiba-tiba saja berhenti, lalu ada gempa. Meletus lagi. Urutannya terbalik," kata Surono.

Keanehan ini, tambah Surono, membuat para ahli sulit memprediksi kapan letusan berikutnya akan terjadi. Dia mengatakan, kemungkinan letusan besar dari Lokon masih terjadi dalam beberapa hari ke depan. "Saya pikir tanggal 14 Juli kemarin sudah yang terbesar, ternyata tanggal 17 Juli ada yang lebih besar lagi," kata Surono.

Letusan kali ini juga berbeda dengan letusan Lokon pada 1969, 2001 dan 2002 silam. Letusan kali ini beruntun dan masih terjadi hingga saat ini. Tidak dapat diprediksi, Surono menghimbau agar keselamatan masyarakat diutamakan. "Nyawa manusia tidak ada gantinya, tidak bisa main tebak-tebakan," kata Surono.

Hingga saat ini, tercatat ada 5.359 pengungsi Lokon yang berada di 24 titik. Sampai situasi benar-benar dinyatakan aman, para pengungsi masih akan menempati tenda pengungsian. (umi)

 

2032 Ikan Terbang Bisa Musnah

Jenis ikan terbang di Indonesia pada 2032 akan musnah, bila tidak dilestarikan dengan baik


Ikan Terbang (Kunto Prastowo)
 
Bila tidak dilestarikan dengan baik, jenis ikan terbang di Indonesia pada 2032 akan musnah. Indikasi ini bisa dilihat dari semakin menurunnya jumlah jenis ikan yang banyak ditemui di perairan Sulawesi Selatan dari tahun ke tahun.
Demikian diungkapkan Dr.Augy Syahailatua, Kepala Bidang Sumber Daya Laut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam Diskusi FORWARA (Forum Wartawan Kesra) di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) Jum'at (3/4).
Augy yang putra daerah Maluku ini mengatakan, penduduk di pesisir Sulawesi Selatan selama ini memang dikenal memburu ikan terbang, tapi yang paling diburu sebenarnya adalah telurnya. Para nelayan tersebut bahkan sampai ke Papua Barat untuk mencari telur ikan terbang.
Mereka jumlahnya tidak hanya dihitung dengan jari, akan tetapi puluhan kapal yang memburu telur ikan terbang tersebut. "Hitung saja, bila dalam satu kapal itu ada lima orang. Berapa banyak yang pergi untuk memburu telur ikan terbang," ungkap Augy Syahailatua.
Sementara itu, Abdul Halim, peneliti dari The Nature Conservancy (TNC) Coral Triangle Center (CTC) berpandangan, guna menghindari degradasi ekosistem laut perlu peningkatan peran pemerintah daerah.
Artinya, bagaimana pemerintah daerah melalui lembaga terkait memiliki program-program konservasi sumber daya laut di daerahnya. Peran masyarakat lokal juga begitu perlu.
Oleh karenanya TNC CTC senantiasa mensosialisasikan betapa perlunya menjaga kelestarian ekosistem laut pada masyarakat pesisir. Diharapkan, pemerintah daerah juga bisa berbuat demikian.

Bibit Kehidupan Bumi dari Luar Angkasa?

Dua asteroid ditemukan mengandung air dan bahan molekul organik.

Sejumlah ilmuwan menemukan air beku alias es dan molekul organik dalam asteroid bernama 65 Cybele. Ini merupakan asteroid kedua yang mengandung unsur dan cikal bakal kehidupan Bumi.

Seperti dikutip dari laman The Telegraph edisi 9 Oktober 2010, penemuan ini akan memperkuat ide bahwa asteroid membawa unsur utama kehidupan Bumi. Temuan ini dibahas dalam pertemuan ilmuwan planet di Pasadena, Amerika Serikat.

Ilmuwan juga menduga bahwa bibit kehidupan Bumi sebenarnya dari luar angkasa kemudian dibawa masuk ke Bumi oleh asteroid.  Peneliti ini juga menyimpulkan hal serupa saat April lalu, mereka menemukan bukti pertama pada asteroid bernama 24 Themis. Kedua asteroid ini ditemukan di sabuk asteroid yang berada antara Mars dan Jupiter.

"Penemuan ini juga mengindikasikan bahwa wilayah tatasurya kita mengandung air beku lebih banyak dari perkiraan semula," kata Profesor Humberto Campinsan, ahli astronomi dari University of Central Florida. Dia juga mempimpin tim ilmuwan dalam penelitian ini.

"Ini mendukung teori bahwa asteroid telah menghantam Bumi dan membawa air ke planet kita ini dan membangun blok dan format kehidupan di planet ini."

Profesor Campins memaparkan penemuannya dalam pertemuan rutin 'American Astronomical Society’s Division for Planetary Sciences' di Pasadena, California.

Asteroid 65 Cybele ini lebih besar dibandingkan 24 Themis, dengan diameter 180 miles. Sedangkan, Themis berdiameter 124 miles.(ywn)

 

Letusan Merapi Tunda Konferensi Sains 2010

Penundaan merupakan bentuk keprihatinan dan solidaritas terkait musibah letusan Merapi.

Acara World Conference on Science, Education and Culture (WISDOM) 2010 yang rencananya akan dilangsungkan hari ini 8-11 November 2010 di Yogyakarta akhirnya ditunda. Meski akan tetap digelar pada Desember mendatang, tetapi detail waktunya belum ditentukan.

WISDOM 2010 sendiri memiliki agenda utama Colloqium in Honor of Dr Ann Dunham Soetoro dan Prof Mubyarto. Seminar ini juga merupakan bentuk penghargaan pada hasil karya kedua tokoh ini pada bidang pengembangan ekonomi kerakyatan. Sebagai informasi, Ann Dunham Soetoro merupakan ibunda dari Presiden Amerika, Barack Obama.

“Penundaan WISDOM 2010 merupakan bentuk keprihatinan dan solidaritas kami pada masyarakat luas terkait musibah letusan gunung Merapi yang sampai saat ini masih berlangsung,” kata Prof Sudjarwadi, Rektor Universitas Gadjah Mada, pada keterangannya, 8 November 2010.

Sudjarwadi menyebutkan, UGM sebagai penyelenggara utama juga berharap agar kondisi segera menjadi normal agar seluruh aktivitas masyarakat di sekitar Yogyakarta dapat berjalan kembali.

Prof Atyanto Dharoko, selaku Ketua Organizing Committee juga menyampaikan permohonan maaf atas penundaan WISDOM 2010 pada pihak-pihak terkait. “Keputusan ini harus diambil karena mempertimbangkan kondisi letusan gunung Merapi dan status wilayah Yogyakarta yang saat ini termasuk wilayah rawan dampak letusan Merapi,” ucapnya pada kesempatan yang sama.

Guna mengantisipasi bertambahnya jumlah pengungsi akibat letusan Gunung Merapi, UGM telah menyiapkan tiga tempat pengungsian bagi warga lereng Merapi yang turun ke kota. Tempat-tempat tersebut antara lain Gelanggang Mahasiswa UGM, Pusat Kebudayaan Prof Koesnadi (Purna Budaya) dan kawasan lapangan Tenis indoor, yang seluruhnya berada di lingkungan kampus UGM.

Di samping itu, UGM juga akan berkoordinasi dengan Badan Amil Zakat Nasional dan Panitia Nasional Penanggulangan Bencana. Sebagai catatan, kampus UGM terletak sekitar 25-26 km dari Merapi, sedangkan pusat kota Yogyakarta (sekitar Keraton Yogyakarta), sekitar 30 km dari gunung Merapi.

Menurut rencana WISDOM 2010 diikuti oleh 750 peserta dari 15 negara. Acara ini juga tidak hanya diadakan di kawasan kampus UGM tapi seluruh peserta dari berbagai negara akan diajak untuk menikmati beberapa tempat budaya dan sejarah di Yogayakarta seperti Candi Prambanan, Museum Ullen Sentalu, Rumah Budaya Tembi, Batik Winotosastro dan Museum Affanai.

 

Gunung Toba Pemusnah Manusia?

Toba menyemburkan 850 juta metrik ton sulfur ke atmosfir dan menurunkan suhu Bumi. 

Nelayan menangkap ikan di Danau Toba, Sumatera Utara (Antara/ Irsan Mulyadi)
Letusan Gunung Toba yang melontarkan jutaan metrik ton debu volkanik, sulfur, dan partikel-partikel lain ke atmosfir pada 74 ribu tahun yang lalu disebut-sebut menyebabkan penggelapan langit, penurunan suhu global hingga 10 derajat Celcius selama hampir satu dekade dan membinasakan sebagian besar umat manusia.

Ternyata, dari penelitian terbaru, efek cuaca yang disebabkan letusan Toba lebih ringan dan reda relatif lebih cepat dibanding perkiraan yang dibuat oleh pada arkeolog dan klimatolog sebelumnya. Manusia yang mengalami bencana letusan Toba itu diperkirakan berhasil melewatinya dengan selamat.

Meski dari sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa letusan Toba yang kini meninggalkan danau volkanik terbesar di dunia itu menggelapkan dan membekukan dunia, menggunakan data letusan gunung Pinatubo, Filipina tahun 1991, Stephen Self, volkanologis dari Open University, Milton Keynes, Inggris dan Michael Rampino, paleobiologis dari New York University, menyatakan bahwa efek pendinginan suhu akibat letusan Toba hanya mencapai 3 sampai 5 derajat saja.

Berdasarkan data yang didapat dari situs arkeologi di India, tim antropolog University of Oxford, Inggris, yang dipimpin oleh Michael Petraglia menyebutkan bahwa manusia yang tinggal tidak jauh dari zona letusan justru malah berhasil melewati bencana tersebut dengan mudah.

Untuk mencari titik terang, tim peneliti yang dipimpin oleh Claudia Timmreck, dari Max-Planck Institute for Meteorology di Hamburg, Jerman membuat pemodelan yang mampu menggambarkan lebih realistis (meski metode ini juga memiliki beberapa kekurangan) apa yang terjadi saat Toba meletus.

Peneliti fokus ke bagaimana partikel sulfate aerosol yang terbentuk di stratosfir akibat letusan sulfur dioksida yang mengandung gas mendinginkan atmosfir dengan cara memantulkan sinar matahari. Dari data yang didapat, dan disesuaikan dengan asumsi yang sudah dibuat sebelumnya, diketahui bahwa Toba mengirimkan sekitar 850 juta metrik ton sulfur ke atmosfir. Angka ini 100 kali lebih banyak dibanding setoran gunung Pinatubo ke atmosfir.
Dari simulasi juga diketahui bahwa dampak Toba memang hanya menurunkan suhu sebanyak 3 sampai 5 derajat Celcius di seluruh dunia. Akan tetapi, konsentrasi sulfur tidaklah padat dan segera hilang dari stratosfir selama 2 sampai 3 tahun saja. Perubahan temperatur secara ekstrim yang terjadi di Afrika dan India hanya berlangsung selama 1 sampai 2 tahun. Di kawasan ini, di tahun pertama suhu turun 10 derajat dan 5 derajat di tahun kedua.

Menurut Timmreck, seperti dikutip dari ScienceMag, 25 November 2010, Toba juga tidak memusnahkan flora dan fauna. Namun Timmreck mengakui, kehidupan di masa-masa tersebut memang sulit.

Michael Petraglia berpendapat, Toba memang bukanlah penyebab utama anjloknya jumlah populasi manusia di era tersebut. Akan tetapi Toba membuat situasi menjadi makin parah. Langkah selanjutnya, kata Petraglia, peneliti masih harus melanjutkan hasil temuan simulasi tersebut dengan observasi langsung di kawasan sekitar Toba untuk mengetahui secara lebih akurat dampak lingkungan yang terjadi. (umi)

Bagaimana Benua Afrika Terbelah?

Segitiga Afar, memotong Ethiopia, Eritrea, dan Djibouti, adalah retakan terbesar di Bumi.

Umumnya, pembentukan sungai, laut, atau gunung terjadi dalam waktu yang sangat lambat. Namun, kasus yang terjadi di Afar, kawasan utara Ethiopia, lain dari yang lain. Sebuah samudera mulai terbentuk dengan kecepatan luar biasa, untuk ukuran standar geologi.

Pada tahun 2005, Dereje Ayalew dan rekan-rekannya yang merupakan geolog dari Addis Ababa University terkejut, dan bahkan ketakutan. Bagaimana tidak, mereka baru saja turun dari helikopter dan menginjakkan kaki di dataran gurun di Ethiopia, saat bumi yang mereka pijak berguncang.

Sontak, pilot berteriak memanggil mereka kembali ke helikopter, dan benar saja. Seketika itu Bumi terbelah. Retakan tanah membuka dengan cepat dan bergerak menuju ke arah peneliti layaknya ritsleting yang membuka.

Setelah beberapa saat, tanah berhenti bergerak dan setelah pulih dari keterkejutannya, Ayalew dan rekan-rekannya menyadari bahwa mereka baru saja menyaksikan sejarah. Untuk pertamakalinya, manusia dapat menyaksikan tahap pertama lahirnya sebuah samudera.

Fenomena Abnormal
Normalnya, perubahan yang terjadi pada permukaan Bumi nyaris tidak kentara. Seumur hidup manusia terlalu singkat untuk menyaksikan sungai berbelok arah, gunung bertambah tinggi, atau terbukanya lembah baru.

Akan tetapi, di Afar, dalam beberapa bulan muncul ratusan celah yang memisahkan dasar gurun. Di saat yang sama, ilmuwan mendapati kenaikan ketinggian magma dari dalam Bumi semakin mendekati permukaan tanah.

Magma ini nantinya akan membentuk basal yang menjadi dasar samudera. Secara geologi, Seperti dikutip dari Spiegel, 13 Desember 2010, tak lama kemudian air dari Laut Merah akan memenuhi kawasan yang turun tersebut. Samudera akan lahir dan memecah Afrika.

Fenomena dramatis yang disaksikan Ayalew dan rekan-rekannya di gurun pasir Afar pada 26 September 2005 lalu merupakan bukti nyata proses itu. Terbukanya celah diikuti gempa bumi yang berlangsung terus menerus selama seminggu.

Dalam beberapa bulan kemudian, ratusan celah lain muncul di tanah, menyebar di kawasan seluas sekitar 900 kilometer persegi. “Bumi tidak berhenti bergerak setelahnya,” kata Tim Wright, geofisikawan dari University of Oxford. “Tanah masih terus terbelah dan tenggelam. Gempa bumi kecil masih terus mengguncang kawasan itu,” ucapnya.

Retakan yang terjadi di AfrikaSegitiga Afar, yang memotong Ethiopia, Eritrea, dan Djibouti, merupakan retakan terbesar di Bumi. Di bawahnya, ada tiga lempeng tektonik di mana lempeng Afrika dan Arab semakin menjauh dengan kecepatan 1 sampai 2 sentimeter per tahun. Ketika dua lempeng bergerak menjauh, tanah di atasnya anjlok dan menyediakan ruang untuk menampung air dari Laut Merah.

Pergerakan Tektonik
Lempeng bumi yang terus bergerak mengakibatkan Segitiga Afar tenggelam dengan cepat. Bagian tertentu sudah turun hingga lebih dari 100 meter di bawah permukaan laut.

Saat ini, dataran tinggi yang mengelilingi penurunan Afar masih mampu mencegah air dari Laut Merah masuk ke kawasan ini. Akan tetapi, erosi dan pergerakan lempeng tektonik terus menurunkan ketinggian benteng alami tersebut. Belum lagi banjir yang rutin melanda kawasan itu.

Proses terbentuknya laut dari retakan yang terjadi di permukaan BumiSumber magma Afrika adalah sebuah aliran batuan lunak raksasa di perut Bumi dan memotong melintasi benua Afrika. Proses pergerakan magma ini dimulai sekitar 30 juta tahun lalu saat pertamakali lava berhasil mencapai lempeng benua dan kemudian memisahkan semenanjung Arab dengan Afrika dan menghasilkan Laut Merah.

Rangkaian gunung berapi yang berjajar sepanjang sekitar 6 ribu kilometer di bagian timur Afrika juga memberikan bukti bahwa benua Afrika sedang terbelah. Di beberapa bagian, kerak bumi sudah mulai terbuka dan memungkinkan magma di bawahnya merangsak naik.

Dari Laut Merah di utara, sampai ke Mozambik di selatan, lusinan gunung berapi telah terbentuk. Gunung Kilimanjaro dan Nyiragongo merupakan dua yang terpopuler.

Menurut geofisikawan, dalam 10 juta tahun ke depan, gunung-gunung berapi aktif ini dan juga kawasan dataran di sekitar retakan-retakan Afar, pada akhirnya akan tenggelam ke dalam laut.

 

Pesawat Bisa Sebabkan Hujan Es atau Salju

Saat menabrak awan, pesawat membekukan uap air dan mengubahnya jadi kristal es atau salju.

Saat menabrak awan, pesawat bisa membekukan uap air menjadi kristal es. (muhammad.firman/VIVAnews)
Anda pernah menyaksikan hujan salju atau hujan es turun di kota-kota atau di pelosok Indonesia? Ternyata, fenomena itu bukanlah hal yang aneh dan sudah ada penjelasannya. Ini dia.

Saat sedang duduk di kabin, dengan sandaran kursi berdiri tegak serta meja makan di hadapan Anda dalam posisi terkunci, pesawat yang Anda tumpangi bisa jadi sedang memicu kejadian tak lazim, misalnya seperti hujan es.

Andrew Heymsfield, mikrofisikawan dari National Center for Atmosfpheric Research di Boulder, Colorado, menemukan bahwa pesawat bisa menyebabkan lubang di awan dan mengubah cuaca daratan di bawahnya.

Seperti dikutip dari Discovermagazine, Senin 27 Desember 2010, kristal es tidak terbentuk dengan mudah. Sama halnya dengan titik-titik uap air yang tetap dalam bentuk asalnya, meskipun atmosfir di sekitarnya mencapai jauh di bawah titik beku.

Menurut Heymsfield, pesawat yang memasuki awan yang super dingin setelah mereka tinggal landas atau sebelum mendarat bisa menyebabkan gangguan yang dapat membekukan titik-titik uap air tersebut secara instan.

“Ketika mesin turboprop milik pesawat memaksa air di belakang sirip-sirip propeller atau ketika mesin jet menyebabkan udara lembab mengalir di bawah sayap agar memberi daya angkat pada pesawat, udara kemudian menyebar dan mendingin,” ujar Heymsfield.

Salah satu dari efek yang ditimbulkan pesawat itu, kata Heymsfield, bisa menurunkan temperatur udara hingga lebih dari satu derajat.
“Ini seketika akan membekukan titik-titik air di awan,” kata Heymsfield. “Titik air ini dengan cepat akan membentuk kristal es yang keluar dari awan sebagai salju,” ucapnya.

Heymsfield menyebutkan, fenomena ini sedikit menjelaskan terjadinya keterlambatan pesawat di musim dingin yang belakangan banyak terjadi.
“Efek utama dari kejadian ini adalah berubahnya curah hujan lokal,” tutur Heymsfield. “Di sekitar bandara, khususnya di musim dingin, lebih banyak salju yang turun dibandingkan di kawasan lain”. (art)

 

Danau Paling Asin di Seluruh Dunia

Danau dengan kadar garam tertinggi di dunia ini memasok 80% total produksi garam Rusia.

Danau garam dengan berbagai ukuran tersebar di beberapa tempat di Rusia dan Kazakhstan. Salah satunya adalah Danau Baskunchak. Danau ini merupakan sebuah danau berair asin berukuran luas 115 kilometer persegi di kawasan Astrakhan Oblast, Russia.

Seperti dikutip dari Eosnap, 7 Januari 2011, lokasi Baskunchak berada di sekitar 270 kilometer utara Laut Kaspia dan 53 kilometer ke arah timur Volga, sungai terbesar di Eropa.

Baskunchak sendiri bukanlah danau asin terbesar di negeri itu. Rusia masih punya danau Elton yang berada di kawasan Volgograd Oblast, Rusia, dekat perbatasan Kazakhstan. Danau Elton memiliki luas 150 kilometer persegi dan memiliki kedalaman 30 sampai 60 sentimeter.

Meski demikian, Baskunchak merupakan danau asin dengan kadar garam tertinggi di dunia. Ia juga memasok 80 persen dari total produksi garam Rusia.

Salinitas air di danau itu mencapai 300 g/l (gram per liter). Dari penelitian, garam di danau itu juga sangat murni, mencapai 99,8 persen NaCl. Tergantung kebutuhan, sekitar 1,5 sampai 5 juta ton garam dikeruk dari danau itu per tahunnya.

Air yang ada di Baskunchak berasal dari sungai yang mengalir. Adapun ketinggian permukaan danau itu berada di 21 meter di bawah permukaan laut. Sejak tahun 1997, kawasan danau Baskunchak dilindungi ketat sebagai cagar alam.

Pada bagian selatan danau terdapat ‘Gunung’ Bolshoye Bogdo. Gunung ini memiliki ketinggian 150 meter di atas permukaan laut dan menjadi dataran tertinggi di kawasan cekungan Kaspia. Akibat penumpukan garam, gunung Bolshoye Bogdo juga bertambah tinggi hingga 1 milimeter per tahun. Bagi warga Kalmyk yang tinggal di sekitarnya, gunung ini merupakan tanah suci. (kd)

 

Peneliti Berhasil Ciptakan Pelangi

Pelangi ciptaan McKean tersebut bisa hadir selama sekitar 15 menit dalam satu waktu.

Secara teori, resep pembuatan pelangi sangat mudah. Cukup dengan langit cerah, sedikit sinar matahari dan air, pelangi bisa dibuat. Namun, ternyata menciptakan pelangi yang dapat dimunculkan secara berulang-ulang tidak gampang.

Setelah melakukan uji coba selama 8 tahun, Michael Jones McKean, seniman dan seorang profesor asal Virginia Commonwealth University berhasil menyempurnakan teknik penciptaan pelangi yang ia sebut “Rainbow Project” yang bisa dibuat di rumah.

Seperti dikutip dari Discovery, 12 Januari 2011, menggunakan pompa listrik, selang, dan penyemprot yang berasal dari peralatan irigasi, McKean menyemburkan air untuk menghadirkan hujan dan menghasilkan pelangi sesuai pesanan. Syaratnya cuaca harus cerah.

Di setiap ujung pelangi, McKean menempatkan tanki penyimpanan yang bertugas untuk mengumpulkan ‘air hujan’ tersebut yang dapat digunakan untuk menciptakan pelangi di lain waktu.

Pelangi ciptaan McKean tersebut bisa hadir selama sekitar 15 menit dalam satu waktu. Adapun panjang dan tinggi lengkungan pelangi bisa dibuat hingga mencapai sekitar 60 meter. Tergantung kondisi cuaca, pelangi ala manusia itu bisa dilihat dari jarak sekitar 300 meter.

“Pelangi merupakan fenomena yang sangat kita kenal namun jarang muncul,” kata McKean. “Dengan dimungkinkannya pembuatan pelangi, diharapkan pelangi ini bisa membangkitkan imajinasi pengunjung yang melihatnya dan menjadikan momen itu hadir setiap hari,” ucapnya.

 

FOTO: Gambar-gambar Misterius di Peru

Penemuan dua geoglif terbaru menambah kaya koleksi gambar misterius di kawasan itu.

Sebuah tim riset dari Jepang kembali menemukan gambar di permukaan bumi, tepatnya di dataran Nazca, Peru. Satu gambar seperti muka manusia dan satu lagi seperti seekor binatang.

Yoichi Watanabe, Dekan Fakultas Budaya dan Ilmu Sosial Universitas Yamagata menyatakan, gambar muka manusia itu berukuran panjang 4,2 meter dan lebar 3,1 meter. Para peneliti memastikan ada penampakan seperti dua mata, sebuah mulut dan telinga kanan.

Geoglif satu lagi, tampak seperti seekor binatang. Panjangnya 2,7 meter dan lebar 6,9 meter. Meski gambar sudah ditemukan, namun tanggal pembuatan kedua geoglif ini belum diketahui.

Sebagai informasi, Nazca terletak di selatan Peru, 400 kilometer dari Ibukota negara itu, Lima. Garis dan bentuk-bentuk aneh di Nazca ini telah lama menjadi objek wisata.

Oleh UNESCO, pada 1994, kawasan ini ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia. Di kawasan ini sebelumnya dipenuhi oleh ribuan geoglif, atau gambar di permukaan bumi.

Penemuan dua geoglif di atas menambah kaya koleksi misterius yang diduga dibuat antara 200-600 tahun sebelum Masehi itu.

Sejak Agustus 2010, atas izin dari Kementerian Budaya Peru, tim peneliti Jepang tengah mengkaji situs tersebut. Mereka juga akan mencari hubungan antara geoglif ini dengan sebuah kuil kuno di dekatnya. Berikut foto: Gambar Misterius di Peru Tampak dari Angkasa  (Acartoofar.co.uk, Edliadi) (art)

 

Ditemukan, Perairan Tertua di Dunia

Perairan tersebut terletak di kedalaman sekitar 3 kilometer di bawah tanah. 

Para peneliti menemukan perairan dalam di bawah tanah yang telah terisolasi selama jutaan tahun  di Witwatersrand Basin, Afrika Selatan. Luasnya diperkirakan mencapai seluas 400 kilometer.

Saat ditemukan, peneliti mendapati adanya gas neon larut di air yang berasal dari celah-celah berkedalaman hingga 3 kilometer dan tidak sesuai dengan profil gas neon biasa. Peneliti juga menemukan tingkat salinitas atau kadar garam yang tinggi dan beberapa tanda-tanda kimia unik.

Tanda-tanda tersebut sangat berbeda dengan zat cair ataupun gas yang muncul dari bawah kerak bumi lainnya.

“Tanda-tanda kimia tersebut tidak sesuai dengan air samudera atau air yang berada di tempat yang lebih tinggi di Witwatersrand Basin,” kata Barbara Sherwood Lollar, peneliti dari University of Toronto, seperti dikutip dari Science20, 21 Februari 2011.

Lollar menyebutkan, perairan dalam ini merupakan produk dari isolasi dan interaksi kima yang ekstensif antara air dan batu dalam kurun waktu geologi yang sangat panjang.

“Tanda-tanda isotop neon jenis ini diproduksi dan terperangkap di dalam batu setidaknya selama 2 miliar tahun lalu. Saat ini kita masih bisa menemukannya di sana,” kata Lollar.

Studi lebih lanjut menunjukkan bahwa sebagian dari neon tersebut menemukan jalan ke luar dari bebatuan dan secara bertahap membaur, berakumulasi dengan cairan lain di celah-celah. “Ini hanya bisa terjadi di perairan yang terpisah dengan permukaan selama periode waktu yang sangat lama,” ucapnya.

Penemuan ini juga mengungkapkan dimensi lain terhadap lingkungan hidup. Pada salah satu celah, peneliti menemukan ekosistem mikrobial yang paling dalam di Bumi. Di sana terdapat organisme yang berevolusi hingga bisa hidup tanpa sinar matahari atau energi kimia yang berasal dari bebatuan.

“Komunitas mikrobial ini memperluas konsep kami seputar bagian mana yang bisa ditinggali oleh makhluk hidup di Bumi,” kata Lollar. “Mengingat mereka punya kesamaan dengan organisme yang ditemukan di bagian lain di Bumi, kami berasumsi bahwa mikroorganisme tersebut bukanlah berasal dari nenek moyang yang berbeda, namun dulu mereka datang dari tempat lain untuk tinggal di bebatuan tersebut,” ucapnya.

Yang pasti, kata Lollar, lamanya periode isolasi telah mempengaruhi evolusi mereka. “Di sinilah kami berusaha mengekspolrasi dengan penelitian lebih lanjut bersama rekan-rekan kami dari bidang mikrobiologi,” ucapnya.

Pencairan Greenland & Antartika Melaju Cepat

Lapisan es di Greenland dan Antartika tiga kali lebih cepat dari yang dikira sebelumnya. 


Lapisan es di Greenland dan Antartika ternyata mencair dengan akselerasi yang lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini terungkap dari hasil temuan terbaru oleh badan antariksa Amerika Serikat NASA.
Seperti dikutip dari situs Physorg, penelitian yang mengggunakan pencitraan satelit itu menemukan bahwa lapisan es Greenland dan Antartika menipis tiga kali lebih cepat daripada penipisan yang terjadi pada gletser-gletser dan gunung-gunung es.
Lapisan es di Greenland dan Antartika kehilangan massa sebanyak 475 gigaton setiap tahunnya. Satu gigaton setara dengan satu miliar metrik ton. Volume ini sudah cukup untuk menaikkan permukaan air laut dunia hingga rata-rata setinggi 1,3 milimeter tiap tahun.
Laju pencairan ini begitu cepat daripada yang diperkirakan sebelumnya. "Lapisan es yang mendominasi kenaikan permukaan laut memang tidak mengejutkan, karena mereka memang mengandung lebih banyak es ketimbang gletser pegunungan," ujar Eric Rignot, peneliti gabungan antara Jet Propulsion Laboratory NASA dengan University of California.
Tapi yang mengejutkan, ia menambahkan, meningkatnya kontribusi kenaikan air laut oleh lapisan es, kini sudah terjadi. "Bila ini terus terjadi permukaan air laut akan meninggi secara signifikan daripada yang diproyeksikan sebelumnya oleh United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change  pada 20017."
Studi ini sendiri, menggunakan dua teknik pengukuran berbeda, yakni menggunakan data dari interferometric synthetic aperture radar dan data  regional atmospheric climate model dari Utrecht University, serta data pengamatan dari satelit NASA/ Gravity Recovery and Climate Experiment (Grace) Jerman selama delapan tahun.

Ilmuwan: Eropa Akan Tenggelam di Bawah Afrika

Namun, gempa yang terjadi di Eropa lebih kecil ketimbang di sabuk vulkano di Pasifik. 

Sejak beberapa juta tahun silam, kedua benua Afrika maupun Eropa telah bertemu dan saling menumbuk, akibat pergerakan dua lempeng tektonik Afrika dan Eurasia.
Pinggiran utara Afrika, selama ini, secara perlahan menunjam ke bawah benua Eropa. Namun, temuan teranyar dari para peneliti menunjukkan sesuatu yang berlawanan. Kini, giliran Eropa yang kemungkinan besar akan berbalik tenggelam di bawah benua Afrika.
European Geosciences Union melakukan rapat pada akhir pekan lalu. Jika kekhawatiran mereka terbukti, ini merupakan hal yang jarang terjadi, serta akan menjadi awal baru munculnya zona subduksi baru.
Di bawah Laut Mediterania, batuan padat di ujung lempeng Afrika sebenarnya telah tenggelam di bawah lempeng Eurasia di mana Eropa berada. Namun, dataran Afrika ternyata terlalu ringan untuk bisa tenggelam di bawah Eropa.
Analisis dari tim peneliti dari Utrecht mengatakan, karena benua Afrika ringan dan tidak bisa tenggelam, membuat bagian subduksi Afrika yang sebelumnya terjadi, patah dan tenggelam di perut bumi.
Ruang kosong yang timbul akibat tenggelamnya subduksi Afrika itu kemudian membuat sebagian lempeng Eurasia justru terdorong ke Selatan. Daerah-daerah itu berada di sepanjang Mediterrania, seperti Kepulauan Balearic, Korsika, Sardinia, dan Kreta.
"Afrika tidak akan tenggelam, padahal Afrika dan Eropa akan terus bertabrakan. Jadi siapa yang akan tenggelam?" kata Rinus Wortel peneliti dari University of Utrecht, dikutip situs BBC. 
Wortel juga melihat arah pergerakan lempeng Eropa kini justru menunjam ke bawah lempeng Afrika dan menciptakan zona subduksi baru. Hal ini mengingat lempeng Eurasia lebih berat dari Afrika. "Pada saatnya mungkin kami akan menyaksikan awal dari subduksi Eropa di bawah Afrika," kata Wortel .
Akibatnya, timbul kekhawatiran terhadap kemungkinan semakin seringnya terjadi gempa dan tsunami di daerah Eropa. Padahal, negara-negara Eropa hingga kini belum menyediakan banyak peralatan untuk mengantisipasi gempa atau tsunami di daerah mereka.
Kepastian terhadap terbentuknya zona subduksi Eropa akan melempangkan jalan untuk pemodelan di wilayah ini serta menghitung risiko dari aktivitas gempa dan tsunami di daerah ini.
Biasanya, gempa-gempa yang terjadi di Eropa memang lebih kecil ketimbang yang terjadi di daerah sabuk api vulkano di daerah Pasifik. Namun demikian, sejarah sempat merekam adanya gempa sebesar 8 skala Richter di Eropa. (art)

 

Boeing Siap Produksi Listrik 2,6 Megawatt

Instalasi itu akan jadi pembangkit listrik tenaga surya terbesar di kawasan tenggara AS.

Dari sisi kapasitas produksi, instalasi itu akan menjadi pembangkit listrik tenaga surya terbesar di kawasan tenggara AS dan menjadi pembangkit listrik tenaga surya terbesar keenam di negeri itu. (earthtechling.com)
Boeing, salah satu produsen pesawat terbang utama dunia yang tengah membangun pesawat jumbo jet seri 787 Dreamliner telah menandatangani nota kesepakatan kerja sama dengan South Carolina Electric & Gas (SCE&G).

Penandatanganan kesepakatan tersebut memungkinkan fasilitas Boeing di South Carolina menghasilkan energi terbarukan yang beroperasi penuh.

Nantinya, dikutip dari EarthTechling, Rabu 27 April 2011, atap bangungan Boeing 787 Final Assembly akan dipasangi lapisan tipis panel surya yang dimiliki, dipasang, dan dikelola oleh SCE&G. Instalasi surya ini akan menghasilkan listrik berkekuatan 2,6 megawatt yang cukup untuk memasok sekitar 250 rumah.

Dari sisi kapasitas produksi, instalasi itu akan menjadi pembangkit listrik tenaga surya terbesar di kawasan tenggara Amerika Serikat dan menjadi pembangkit listrik tenaga surya terbesar keenam di negeri itu.

Sayangnya, meski mampu memproduksi listrik 2,6 megawatt, energi sebesar itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan Boeing. Dari kerja sama yang disepakati, SCE&G akan memasangkan sistem panel surya dan akan memasok seluruh energi yang dihasilkan untuk Boeing.

Instalasi itu hanya akan menjadi sumber listrik tambahan bagi sumber daya listrik utama yang digunakan oleh produsen pesawat tersebut. (art)

 

VIDEO: Perbandingan Danau di Bumi dan Titan

Ontario Lacus dan Ontario punya kesamaan meski keduanya terpisah hingga 1,2 miliar kilo. 

Meski memiliki nama dan ukuran yang kurang lebih sama, danau Ontario di kawasan benua Amerika Utara, planet Bumi memiliki perbedaan dengan danau Ontario Lacus di Titan, bulan milik planet Jupiter.
Jika Ontario menampung air, Ontario Lacus yang ukurannya sebesar 15 ribu kilometer persegi - sedikit lebih kecil dibanding danau Ontario - menampung methana, ethana, dan propana.

Danau Ontario juga mengundang banyak wisatawan yang ingin berjemur menikmati sinar matahari yang hangat, sedangkan danau Ontario Lacus, berhubung jaraknya sekitar 10 kali lebih jauh dari Matahari, memiliki suhu yang sangat dingin, yakni sekitar minus 143 derajat Celcius.

Yang menarik, baik Ontario Lacus dan Ontario memiliki kesamaan meski kedua danau terpisah dengan jarak sekitar 1,2 miliar kilometer. Persamaan itu adalah ketinggian permukaan cairan di kedua danau berubah sejalan dengan pergantian musim.

Dari pantauan satelit Cassini, dalam kurun waktu antara Juni 2005 hingga Juli 2009, garis pantai Ontario Lacus telah surut hingga 9,6 kilometer. Diperkirakan, kedalaman danau ini juga telah berkurang hingga 1 meter per tahun. Berikut Video: Ontario, Danau Sejauh 1,2 Miliar KM dari Bumi. (Sumber: NASA/JPL)

Kabar Gembira, Lubang Ozon Mengecil

Peneliti mengkalkulasi, lubang ozon di atas kutub selatan telah menyusut hingga 15 persen. 

Peneliti mengkalkulasi, lubang ozon di atas kutub selatan telah menyusut hingga 15 persen dibandingkan pada saat lubang ozon mencapai titik maksimalnya di tahun 1990-an. (techmill.net)
Untuk pertama kalinya, ilmuwan menemukan bukti yang meyakinkan bahwa lubang raksasa akibat polusi kimia di lapisan ozon terus menyusut. Artinya, kebijakan Protokol Montreal yang diterapkan sejak 22 tahun lalu menuai hasil.

Pada protokol yang ditandatangani tahun 1989 disepakati penggunaan chlorofluorocarbons (CFC), bahan beracun yang biasa digunakan pada penyejuk udara dan lemari es tidak boleh lagi digunakan.

Dari penelitian, pelarangan itu telah membantu planet Bumi memulihkan sebagian lapisan ozon pelindungnya.

Sebagai informasi, lubang ozon bukanlah benar-benar lubang, melainkan sebuah kawasan di atas kutub di mana lapisan ozon yang umumnya memiliki kandungan molekul O3 setebal sekitar 24 kilometer tergerus menjadi sangat tipis. Padahal, lapisan ini merupakan pelindung planet Bumi dari radiasi sinar Matahari.

Bukti-bukti bahwa lapisan ozon, khususnya di kawasan kutub selatan kembali menebal merupakan kabar gembira bagi kehidupan di dunia. Pasalnya, lapisan ozon mampu menyerap hingga 99 persen sinar ultraviolet frekuensi tinggi hingga Bumi bisa dihuni makhluk hidup.

Sebelum ini, ilmuwan pakar atmosfir menemukan bahwa jumlah CFC yang menyebabkan penipisan ozon di startosfir (salah satu lapisan di ketinggian antara 8 sampai 50 kilometer) di atas kutub utara, terus menurun.

Peneliti memperkirakan penurunan jumlah CFC berpotensi meningkatkan ketebalan lapisan ozon di kawasan itu. Namun selama ini peneliti belum bisa memastikannya. Salah satu alasannya, ketebalan lapisan ozon berfluktuasi secara dramatis dari musim ke musim. Sehingga besarnya lubang ozon sulit dilakukan.

Kini, sekelompok peneliti lingkungan yang diketuai Murry Salby, dari Macquarie University, Sydney, Australia, berhasil menemukan penyebab terjadinya fluktuasi ketebalan ozon. Dengan menghilangkan fluktuasi itu dari data yang dikumpulkan, peneliti bisa menghasilkan data perubahan sistematik pada lapisan ozon kutub selatan.

Pada laporan yang dipublikasikan di jurnal Geophysical Research Letters, peneliti mengalkulasi, kini lubang ozon di atas kutub selatan telah menyusut hingga 15 persen dibandingkan pada saat lubang ozon mencapai titik maksimalnya di tahun 1990-an.

“Temuan ini merupakan bukti yang dihasilkan dari penelitian yang meyakinkan seputar pulihnya lapisan ozon,” kata Adrian McDonald, ilmuwan pakar atmosfir dari University of Canterbury, Christchurch, Selandia Baru, seperti dikutip dari LifeLittleMysteries, 20 Mei 2011.

McDonald menyebutkan, temuan ini merupakan contoh di mana jika signifikansi data-data statistik cukup tinggi, Anda bisa melihat pola dengan lebih jelas dan  bisa meyakini data tersebut. (umi)

VIDEO: Bumi, 100 Juta Tahun dari Sekarang

Bumi dulunya satu supercontinent atau benua raksasa yang disebut Vaalbara.

Daratan di bumi tidaklah seperti yang seperti kita lihat saat ini. Benua-benua yang ada di dalamnya terbentuk saat pelat lempeng Bumi bergerak. Mereka saling memecahkan diri dan juga saling bertabrakan selama periode waktu yang sangat panjang.

Menurut para paleogeograf, sekitar 3,1 miliar tahun lalu, di Bumi dulunya ada satu supercontinent atau benua raksasa yang disebut Vaalbara. Benua ini terpecah sekitar 2,8 miliar tahun lalu dan membentuk Kenorland, benua raksasa lain.

Akibat pergerakan lempeng tektonik yang terjadi di kerak Bumi, benua-benua itu terus bergerak dan berubah bentuk. Pangea, supercontinent yang sangat terkenal sendiri baru terbentuk sekitar 300 juta tahun lalu.
Pangea sendiri kemudian pecah sekitar 100 juta tahun kemudian dan membentuk benua-benua yang menjadi asal mula benua-benua yang seperti kita lihat sekarang ini.

Berikut ini video yang menunjukkan seperti apa rupa Bumi selama 600 juta tahun terakhir dan apa yang akan terjadi dengan Bumi dalam 100 juta tahun ke depan. (Sumber: Ron Blakey, Professor of Geology, Northern Arizona University/YouTube)

 

Jelajahi Dasar Laut Lewat PC Kini Makin Detil

Kini ‘foto’ bawah laut dapat kita lihat dalam kawasan yang seluas hanya 100 meter saja.

Bila dulu resolusi bawah laut mencakup area seluas satu kilometer, kini ‘foto’ bawah laut dapat kita lihat dalam kawasan yang seluas hanya 100 meter saja. (Jason de Caires Taylor)
Para penggemar penjelajahan bawah laut lewat komputer kini dapat memantau dasar laut dalam detil yang lebih bagus dibanding sebelumnya. Hal ini dimungkinkan setelah Google menggunakan metode sintesis baru dalam menggambarkan topografi dasar laut di Google Earth.

Metode yang dikembangkan oleh para oceanographer asal Lamont-Doherty Earth Observatory Columbia University itu menggunakan data ilmiah yang dikumpulkan dari penjelajahan riset yang telah dilakukan sebelumnya.

Bila dulu resolusi bawah laut mencakup area seluas satu kilometer, kini ‘foto’ bawah laut dapat kita lihat dalam kawasan yang seluas hanya 100 meter saja.

“Meski kita sudah mengetahui betapa pentingnya peran samudera bagi kehidupan di permukaan Bumi, namun permukaan dasar laut sangat tersembunyi dalam kegelapan dan tidak dapat dipetakan dengan baik,” kata William Ryan, oceanographer asal Lamont-Doherty yang membuat sistem untuk menghasilkan gambar-gambar tersebut.

Dikutip dari Physorg, 10 Juni 2011, Ryan menyebutkan, jika permukaan planet bisa difoto dengan mudah menggunakan pesawat atau kamera dari satelit, untuk menangkap detail permukaan bawah laut membutuhkan kunjungan langsung ke setiap titik menggunakan kapal laut.

“Resolusi 100 meter per gambar saat ini masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan resolusi foto pada permukaan tanah, yang di kawasan tertentu bisa mendapatkan detail hingga hitungan centimeter,” ucap Ryan.

Penjelajah kini bisa menggunakan fitur “ground level view” dari Google Earth untuk menuju ke permukaan dasar laut dan melihat seperti apa rupa kawasan yang dimaksud. Untuk melihat kawasan dengan detail lebih tinggi, pengguna bisa mendownload plugin Columbia Ocean Terrain Synthesis.

Plugin ini menyediakan layer tambahan terhadap gambar-gambar Google Earth konvensional yang menunjukkan jalur yang telah diambil kapal penjelajah untuk mendapatkan gambar dengan resolusi lebih baik. (eh)

 

Pengaruh Turunnya Aktvitas Matahari pada Bumi

Penurunan aktivitas Matahari diperkirakan hanya menurunkan suhu di bawah 1 derajat saja.

Penurunan aktivitas bintik Matahari diperkirakan akan menurunkan suhu di permukaan Bumi hanya di bawah 1 derajat. (wikimedia.org)
Pekan lalu, beberapa kelompok ilmuwan membuka kemungkinan bahwa perubahan iklim bisa hilang. Setidaknya untuk sementara. Argumen ini dibuat berdasarkan penelitian yang mereka lakukan terhadap aktivitas bintik Matahari.

Seperti diketahui, dari tiga penelitian yang berbeda, terlihat tanda-tanda bahwa jumlah bintik Matahari akan berkurang. Jika bintik berkurang, energi yang dipancarkan juga menurun. Akibatnya, panas terik Matahari akan reda di permukaan Bumi.

Temuan ini sontak memicu pendapat bahwa pemanasan global bukan lagi menjadi masalah yang akan kita hadapi.

Dikutip dari Good Environment, 22 Juni 2011, sejumlah peneliti berpendapat bahwa meski Matahari masuk ke periode istirahat, dan membuat panas yang ia pancarkan berkurang, kita masih tetap tidak bisa menghindari perubahan iklim.

Pada abad ke-17, saat Matahari masuk ke periode istirahat, suhu di planet Bumi memang menurun. Namun ketika itu, penurunan suhu Bumi bukan saja disebabkan oleh berkurangnya pancaran energi dari Matahari.

Pada periode yang sama, meski tidak ada hubungannya dengan aktivitas Matahari, di bumi terjadi pula aktivitas volkanik yang mengirimkan awan debu ke atmosfir, yang akhirnya ikut memblokir sinar Matahari.

Penurunan aktivitas surya yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2012 itu tentu akan memberikan efek pada Bumi. Namun demikian, pendinginan akibat berkurangnya aktivitas bintik Matahari itu diprediksi tidak akan sampai 1 derajat Fahrenheit.

Padahal, para untuk menjaga Bumi tetap aman, umat manusia perlu menjaga temperatur global agar tidak naik lebih dari 2 derajat.

Saat ini, para ilmuwan memprediksikan bahwa peningkatan temperatur akan mencapai 3, 5, atau bahkan 7 derajat hingga tahun 2100 mendatang. Meski Matahari mendingin, dampaknya tidak akan besar terhadap pemanasan global.

 

Enam Fenomena Paling Misterius di Lautan

Ada sebuah tempat di mana semua keanehan terjadi sekaligus: Segitiga Bermuda.

Elin Yunita Kristanti

Lautan penuh dengan misteri. Manusia kebanyakan memilih mengaguminya dari tepian. Ada beberapa lokasi laut di dunia yang ditakuti. Di mana pesawat dan kapal menghilang tanpa jejak. Atau punya pusaran air raksasa, ombak dahsyat, atau lingkaran cahaya misterius di dalam air. Ada sebuah tempat di mana semua fenomena terjadi sekaligus: Segitiga Bermuda.

Berikut fenomena misterius di lautan seperti dimuat situs berita Rusia, Pravda:

1. Segitiga BermudaMeliputi wilayah yang luasnya jutaan kilometer persegi. Disebut segitiga karena lokasinya yang berada di antara tiga wilayah -- Kepulauan Bermuda, Puerto Rico, dan Fort Lauderdale.

Misteri Segitiga Bermuda dipicu peristiwa hilangnya skuadron yang terdiri atas lima pembom torpedo Angkatan Laut pada 5 Desember 1945. Jasad 14 kru Penerbangan 19 hingga saat ini tidak ditemukan. Setidaknya ada 50 kapal dan pesawat yang dilaporkan hilang di wilayah itu. Namun, Segitiga Bermuda kehilangan reputasi mistisnya, juga daya tariknya pertengahan tahun 1980-an.
Sejumlah teori berusaha menjelaskan fenomena aneh di Segitiga Bermuda - dari pseudosains, paranormal, sampai UFO. Namun, yang paling meyakinkan dikemukakan oleh Joseph Monaghan dari Monash University. Pada 2003, ilmuwan tersebut menulis artikel dalam American Journal of Physics. Judulnya, 'Bisakah Gelembung Metana Menenggelamkan Kapal?'

Menurut Monaghan, gelembung besar  bisa terbentuk dari deposit metana padat -- yang dikenal dengan gas hidrat. Untuk diketahui gas metan bisa memadat di bawag tekanan besar di dalam laut. Deposit metana yang mirip es bisa pecah, berubah gas, dan menciptakan gelembung di permukaan air. Konsentrasi gas yang lepas bisa menyebabkan kerusakan alat elektronik pada pesawat juga kapal. Tak hanya itu, kapal bisa tenggelam di lokasi tersebut karena pengurangan kepadatan (densitas) air secara mendadak.

Fenomena lain di Segitiga Bermuda disebut Flying Dutchman - lenyapnya awak kapal secara misterius. Teori ilmiah ditawarkan untuk menjelaskan dari hilangnya para pelaut itu. Yakni infrasonik. Beberapa ilmuwan yakin, infrasonik itu ditimbulkan gelembung gas metana saat naik ke permukaan.

Getaran infrasonik memicu resonansi berbahaya di jantung dan pembuluh darah. Saat itu, manusia yang terkena bisa terserang panik. Ini mungkin yang membuat para pelaut panik dan melompat ke luar kapal - untuk melepaskan diri dari perasaan aneh yang menimpanya.

Bagaimanapun, tak ada satupun teori yang menjelaskan, mengapa pada pertengahan tahun 1980-an, Segitiga Bermuda berhenti  melahap kapal dan pesawat.  Mungkin karena kemajuan teknologi pesawat dan kapal.


2. Laut Sargasso
Banyak orang menyamakan Laut Sargasso dengan Segitiga Bermuda. Padahal perairan ini terdapat di tenggara Segitiga Bermuda di Samudera Atlantik. Ada beberapa keunikan di wilayah ini. Samudera bergerak searah jarum jam, tedapat banyak alga Sargassum di dalamnya.

Laut ini memiliki pusaran raksasa yang memiliki aturannya sendiri. Temperatur di luar pusaran jauh lebih tinggi dari bagian luarnya. Sejumlah orang yang berlayar di sana mengaku melihat fatamorgana: misalnya, Matahari terbit di Timur dan Barat dalam waktu bersamaan.

Richard Sylvester dari University of Western Australia berpendapat, pusaran raksasa Sargasso bersifat sentrifugal -- yang lantas menciptakan pusaran kecil yang mencapai wilayah segitiga bermuda. Pusaran kecil ini menimbulkan siklon mini di udara -- cukup kuat untuk mencelakakan sebuah pesawat kecil.

3. Laut Setan (Devil's Sea)
Ini adalah wilayah di Pasifik, sekitar Pulau Miyake - 100 kilometer Selatan Tokyo. 'Saudara' Segitiga Bermuda ini tidak bisa ditemukan di peta manapun, namun para pelaut memilih untuk menghindarinya. Badai bisa muncul secara tiba-tiba dan menghilang sama mendadaknya. Paus, lumba-lumba, bahkan burung tak hidup di wilayah itu. Sembilan kapal menghilang dalam waktu lima tahun pada tahun 1950-an. Yang paling terkenal adalah menghilangnya Kaiyo Maru No.5, kapal riset Jepang.

Laut Setan berada di kawasan seismik yang sangat aktif. Lantai laut bergerak konstan. Pulau vulkanik muncul dan menghilang secara reguler. Wilayah ini juga diketahui sangat aktif aktivitas siklonnya.

4. Tanjung Harapan
Daerah ini juga dikenal sebagai Tanjung Badai. Kapal-kapal besar tenggelam dalam kurun waktu ratusan tahun. Sebagian besar kapal hancur karena cuaca buruk, khususnya ombak mematikan, atau 'cape roller'. Para ilmuwan menyebutnya gelombang soliter -- yang tingginya bisa mencapai 30 meter, sejatinya terdiri dari dua ombak yang bergabung menjadi satu.

Gelombang raksasa itu menciptakan rongga besar, yang tingginya hanya sedikit lebih rendah dari gelombang itu. Meski fenomena ombak ini bisa terjadi di laut lainnya, namun area di Tanjung Harapan yang paling bahaya.

5. Bagian Timur Samudera Hindia dan Teluk Persia
Daerah ini dikenal fenomena yang sangat mengesankan dan misterius: lingkaran cahaya raksasa yang berputar-putar di permukaan air.

Ahli kelautan Jerman, Kurt Kahle percaya, fenomena itu adalah akibat dari gempa bawah laut, yang menimbulkan pendaran plankton. Lalu timbul gerakan seperti putaran roda. Namun, hipotesis ini menuai kritik akhir-akhir ini karena belum mampu menjelaskan transformasi lingkaran cahaya secaralogis. Sains modern juga belum mampu menjelaskan bentuk lingkaran sempurna obyek tersebut. Karenanya, muncul teori baru yang sebenarnya lebih tak masuk akal: UFO.

6. Pusaran air (maelstrom)
Meski tak terlalu mengesankan seperti pusaran air di Laut Sargasso. Namun para pelaut tahu fenomena menakjubkan tentang pusaran jenis ini. Pusaran air ini terjadi dua kali  sehari, di bagian barat laut Laut Norwegia Kata 'maelstrom' dipopulerkan oleh Edgar Alan Poe. Maelstrom adalah air yang berputar kuat dan besar. Permukaan air dari pusaran lebihrendah puluhan meter dari permukaan air laut. Kekuatannya puluhan kali lipat dari arus biasa.

Yang aneh, pusaran berubah arah berlawanan setiap tiga sampai empat bulan. Bisa terjadi di manapun, termasuk Segitiga Bermuda. Diyakini, pusaran berputar berlawanan arah jarum jam di belahan bumi utara dan searah jarum jam di bagian bumi selatan. (adi)

 

Pahlawan Revolusi Mesir Ingin Balik ke Google

Wael Ghonim ingin kembali bekerja untuk Google. Baginya, Google adalah tempat terbaik.

Setelah Hosni Mubarak benar-benar mundur dari jabatannya sebagai presiden Mesir, eksekutif Google yang juga aktivis oposisi, Wael Ghonim, berencana untuk kembali fokus pada pekerjaannya.
Saat ditanya oleh CBS dalam wawancara, apakah ia akan mendapatkan posisi di pemerintahan Mesir yang baru, Ghonim tegas mengatakan bahwa ia tidak menginginkan jabatan politis di negerinya.
"Sama sekali tidak. Saya ingin kembali ke kehidupan yang normal. Saya telah selesai memainkan peranan saya. Saya tegaskan kepada kawan-kawan di Mesir, Saya tidak menginginkan apa-apa dari aksi ini. Saya hanya ingin berjalan dan berkata saya bangga menjadi seorang warga Mesir," katanya.
Selain itu, Ghonim juga mengatakan bahwa aktivitasnya di Mesir sama sekali tidak ada kaitannya dengan perusahaan tempat ia bekerja. "Selama ini mereka (Google - red) tidak tahu apa-apa. Saat saya pulang ke Kairo, mereka tidak tahu saya ikut dalam aksi unjukrasa," kata Ghonim.
Namun, belakangan setelah ia ditangkap oleh aparat keamanan dan berita itu tersebar luas, Ghonim yang menjabat sebagai Head of Marketing Google untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, dan tinggal di Dubai UEA itu, berkonsultasi dengan Google.
"Google menyarankan agar saya mengambil cuti dan saya pikir ini adalah keputusan yang paling tepat. Google sama sekali tidak ada kaitannya dengan ini semua," kata Ghonim.
Ghonim, 30 tahun, adalah orang di balik kelompok "We are All Khaled Said" di Facebook. Dengan nama samaran 'ElShaheed', Ghonim membuat kelompok ini untuk mengungkap kebobrokan polisi di bawah rezim Mubarak, yang menganiaya seorang blogger Mesir bernama Khaled Said hingga mati.
Kelompok Facebook ini menuai dukungan yang sangat luas dan turut memobilisasi masyarakat Mesir untuk turun ke jalan pada 25 Januari 2011. Keterlibatan Ghonim membuatnya dibekuk aparat pada saat aksi unjuk rasa, dan ia ditahan selama 12 hari.
Wael Ghonim, eksekutif Google saat berorasi di Lapangan Tahrir
Ghonim dibebaskan atas permintaan kelompok oposisi, namun setelah Ghonim dibebaskan ia kembali turun ke jalan untuk terus mendesak kemunduran Hosni Mubarak. Kini, setelah Mubarak mundur, Ghonim ingin kembali bekerja.
"Saya sangat mencintai Google yang merupakan tempat terbaik untuk bekerja. Saya ingin kembali bekerja untuk Google, bila saya belum dipecat," kata Ghonim.
Google sendiri, tidak banyak berkomentar mengenai keterlibatan Ghonim di Mesir. Namun, setidaknya Google merupakan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai kebebasan informasi dan internet.
Bersama Twitter, Google juga sempat membantu rakyat Mesir untuk mengirim tweet melalui sambungan telepon, di saat koneksi internet di Mesir diblokir.
"Kami sangat bangga melihat Googlers (karyawan Google) memperjuangkan isu-isu keterbukaan itu," ujar Jill Hazelbaker kepada Reuters, pada Jumat kemarin.

 

Ini Dia Majalah Online Besutan Google

Google menjulukinya sebagai buku atau tool komunikasi yang unik.

Google diam-diam baru saja meluncurkan sebuah majalah online berjudul Think Quarterly. Majalah ini memiliki misi sebagai 'tempat rehat di antara dunia yang sibuk'. 

"Di Google, kita sering berfikir bahwa kecepatan adalah aplikasi pembunuh yang menjadi racikan pembeda antara pemenang dan yang biasa. Kita tahu bahwa semakin cepat kita menghadirkan hasil, layanan kita akan semakin berguna bagi orang lain. Namun, di antara dunia yang tengah berubah dengan cepat, kita tetap perlu waktu untuk melakukan refleksi," kata Matt Brittin, Managing Director Google Inggris dan Irlandia, pada kata pengantar di majalah itu.

Think Quarterly edisi pertama telah hadir dengan 68 halaman, kebanyakan membahas topik-topik seputar masalah bisnis dan teknologi, dengan gaya penulisan in-depth seperti yang biasa dijumpai di BusinessWeek atau Salon.

Dalam edisi tersebut, Google menghadirkan beberapa tulisan feature tentang CEO Vodafone Inggris Guy Laurence, Google Chief Economist Hal Varian dan psikolog terkenal Peter Kruse. 

Tulisan-tulisan di edisi ini banyak ditulis oleh wartawan dari media lain, seperti Simon Rogers (editor rubrik Datablog pada The Guardian), Ulrike Reinhard (editor WE Magazine).

Think Quarterly, majalah online milik Google

Majalah yang dilengkapi dengan banyak data dan aplikasi Flash yang kaya itu disunting dan didesain oleh agensi kreatif The Church, yang berbasis di London.

Tak jelas apakah majalah online ini merupakan tanda-tanda bahwa Google tengah memasuki bisnis media atau sekadar membuat sebuah proyek untuk menghilangkan rasa keingintahuan perusahaan itu semata. 

Yang jelas, Google tidak menyebut majalah online ini sebagai 'majalah' atau 'publikasi', namun di situs web dan twitternya, Google menjulukinya sebagai buku atau 'tool komunikasi yang unik.'

 

Alasan Google Tak Mematikan Google TV

Teknik pemasaran yang sama bisa diterapkan seperti saat Google mempopulerkan Android. 

Google TV selama ini dianggap sebagai produk yang gagal. Penonton terkesan cuek, stasiun televisi pun seakan tidak mempedulikannya. Perusahaan pembuat gadget pun tidak tertarik untuk ikut memasarkannya.

Tapi, Google TV tetap belum mati. Sama halnya seperti produk Google lain, misalnya sistem operasi Android, butuh bertahun-tahun untuk menentukan keberhasilan atau kegagalannya.

Ruang tinggal digital memang sepertinya masih jauh dari kenyataan. Apple pun gagal saat berusaha mewujudkannya. Tapi, Google memiliki dana besar untuk tetap mewujudkan ini, sehingga bisa memiliki pasar iklan digital di televisi.

Kabar baik bagi Google, teknik pemasaran yang sama bisa diterapkan seperti saat Google mempopulerkan Android, yakni menjadikan Google TV sebagai sistem operasi untuk miliaran perangkat TV digital. Mungkin, itu memang satu-satunya cara mempopulerkan Google TV.

Intinya adalah, setiap televisi, pemutar cakram, kotak pemutar film streaming, dan router internet membutuhkan sistem operasi. Baik itu menggunakan Linux, atau memilih satu di antara Microsoft atau Google TV. Anda tentu tidak bisa memiliki komputer tanpa sistem operasi.

Jadi, jika Google bisa menggandeng perusahaan elektronik besar seperti Sony dan Logitech, atau mungkin Toshiba, Samsung, LG, Vizio, Google memiliki banyak kesempatan.

Namun, salah satu tantangan untuk Google TV adalah lebih membutuhkan perangkat keras yang lebih mahal dibanding satu televisi. Ini menyebabkan Google akan menjadikan Android sebagai basis software-nya.

Masalah lain, konsumen mungkin agak sedikit enggan menggunakan televisi berbasis internet. Tapi, tampaknya ini ditepis dengan keberhasilan Netflix yang menguasai pasar film berbasis streaming.
Tentu akan menjadi pertimbangan Google agar menciptakan Google TV yang lebih baik dan murah. (CNN/art)