Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Rabu, 13 Februari 2013

Tega! Pria Tiga Istri Perkosa Bocah 12 Tahun



Perkosaan-Malaysia.jpg
Ilustrasi 
 
 
BANGKA - Durojat, pria beristri tiga warga Dusun Airjaya 2 Desa Payung ini tega memperkosa Bunga (12) bocah perempuan warga Jalan Air Kepoh Desa Pangkalbuluh, Payung.

Ia memperkosa bunga  di kebun lada diwilayah Airkepoh Desa Pangkalbuluh kecamatan  Payung.
Akibat aksi bejatnya tersebut, Bunga kini menderita infeksi pada alat kelaminnya.

Informasi yang dihimpun Bangkapos.com  menyebutkan aksi pemerkosaan yang dilakukan Durojat terhadap Bunga (12) terjadi pada bulan Desember tahun 2012 silam.

Saat itu Bunga dalam perjalanan  menuju rumahnya, namun belum sampai ditujuan ia tiba-tiba di stop oleh Durojat lalu dibawa secara paksa ke kebun lada dipinggir jalan tersebut.

Disini Bunga dibekap mulutnya oleh Durojat agar tidak berteriak lalu dibawah ancaman, bocah perempuan putus sekolah ini diperkosa.

Peristiwa pemerkosaan yang dialami Bunga sendiri baru terungkap setelah Bunga mengeluh alat kelaminya keluar bercak putih akibat infeksi. Ketika didesak ibunya, Bunga kemudian mengaku telah di perkosa oleh Durojat.

Mendapat pengakuan putrinya ini, ibu Bunga, Senin (11/2/2013) langsung melapor ke Polsek Payung. Tanpa perlawanan, Durojat yang sehari-harinya berpofesi sebagai petani tersebut dibekuk anggota Polsek Payung dan kemudian dilimpahkan ke Satreskrim Polres Basel.

Kapolsek Payung Iptu Iskandar seizin Kapolres Basel AKBP M Yusup mengungkapkan korban yaitu Bunga sendiri tidak ingat secara pasti tanggal dan hari peristiwa naas yang menimpanya.
Ia hanya ingat kejadian tersebut terjadi di kebun lada pada pukul 12.00 WIB.

"Tersangka sudah kita amankan dan dijerat dengan pasal 82 UU RI No.23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan pasal 290 ayat 2 KUHPidana," ungkap Iptu Iskandar, Selasa (12/2/2013).

Wah! Harga Perawan Rp 10 Juta


Virgin.jpg
net
Ilustrasi

MAKASSAR - Para mucikari di Makassar menjual para gadis belia yang masih perawan kisaran Rp 10 juta. Pengakuan tersebut terkuak setelah polisi mengungkap perdagangan manusia, atau gadis belia untuk pemuas nafsu birahi.

Ternyata, para gadis perawan tersebut dipesan dan didatangkan oleh para mucikari, dari berbagai daerah di luar Makassar.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sulselbar, Komisaris Besar (Kombes) Polisi Endi Sutendi, Selasa (12/2/2013) mengungkapkan, sindikat perdagangan perawan di Makassar sudah beraksi selama empat tahun terakhir.

Endi menambahkan, adapun gadis-gadis perawan yang didapatnya dari berbagai daerah di Indonesia, terutama dari wilayah Sulawesi Selatan dan Barat. Modusnya, mucikari mendapat pesanan untuk mencarikan perawan dari "klien"-nya.

"Setelah dapat, perawannya dibawa ke Makassar dan diserahkan ke lelaki hidung belang, setelah melunasi pembayarannya," kata Endi.

Endi menegaskan, kini polisi masih terus melakukan penyelidikan terkait kemungkinan adanya sindikat perdagangan perawan di berbagai daerah di wilayah Sulselbar. "Kasus ini masih dalam pengembangan dan mencari pelaku lainnya," kata Endi.

Sebelumnya telah diberitakan, Direktorat Reserse Umum (Dit Resum) Polda Sulselbar membongkar sindikat perdagangan perawan di Kota Makassar. Dari kasus itu, polisi menangkap dua tersangka dan empat orang gadis yang hendak dijual.

Terungkapnya kasus ini berawal ketika polisi mendapat informasi dari masyarakat tentang maraknya perdagangan perawan di Kota Makassar, terutama di tempat-tempat hiburan malam. Polisi pun melakukan penyelidikan dan pengintaian di sejumlah tempat di Kota Makassar.

Hasilnya, polisi meringkus tersangka Hasniah alias Bunda (37) warga Jalan Rappokalling dan rekannya Ilham alias Ilo (24) warga Jalan Sibula Dalam Lr 2 Makassar di Hotel Celebes, Makassar kamar 206, Jalan Sultan Hasanuddin, Jumat (8/2/2013) malam.

Selain kedua tersangka, polisi juga menangkap empat orang gadis. Mereka umumnya masih berusia belasan, meski ada satu di antaranya yang telah berumur 30 tahun. Keempat gadis itu tak hanya berasal dari Makassar, namun juga dari Kendari, Takalar, dan Sinjai.