Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Jumat, 22 Februari 2013

Lagi, 10 Pasangan Mesum Digaruk

Pasangan mesum yang terjaring oleh Diresktorat Sabhara Polda Kalbar
Pasangan mesum yang terjaring Diresktorat Sabhara Polda Kalbar
Pontianak – Sebanyak 10 pasangan mesum sukses dijaring Jajaran Diresktorat Sabhara Polda Kalbar di hotel kelas melati di jalan 28 Oktober, Kamis (20/2) dini hari. Hotel yang dianggap rawan sebagai tempat ajang prostitusi menjadi sasaran dalam razia petugas.
Razia digelar mulai pukul 22.00-01.00. Beberapa pasangan yang sedang berduaan di dalam kamar tidak dapat mengelak ketika petugas menyisir satu per satu kamar hotel untuk diperiksa.
Pasangan yang tidak dapat menunjukkan bukti sah sebagai suami istri dan tak memiliki kartu identitas penduduk kemudian diangkut petugas menggunakan mobil dalmas dan digelandang ke Ditsabhara Polda Kalbar untuk didata.
Satu di antara pasangan yang menginap di hotel itu sempat enggan membukakan pintu begitu petugas hendak melakukan pemeriksaan. Polisi bahkan sempat membujuk pasangan tersebut membuka kamar hotel dengan berpura-pura pulang dan membawa sepeda motornya yang diparkirkan di luar. Tapi pasangan tersebut tetap enggan keluar.
Sekitar 15 menit, akhirnya pasangan tersebut membuka pintu dan mengatakan dirinya merupakan pengantin baru dan wanita yang dibawa di kamarnya adalah istri muda. Namun karena tidak dapat menunjukkan bukti dan diduga mengelabui petugas, akhirnya pasangan tersebut dibawa dan periksa. ”Inilah yang kita tidak inginkan. Kita minta agar hotel ini ditutup saja karena mencemarkan nama baik warga sekitar sini,” ungkap seorang warga.
Razia tersebut merupakan kegiatan rutin kepolisian guna antisipasi maraknya penyakit masyarakat serta antisipasi penyakit masyarakat yang dimungkinkan hotel-hotel digunakan untuk mesum.
Kepala seksi Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan Dan Patroli (Turjawali) Sabhara Polda Kalbar Kompol Agus Krisyanto mengatakan semua yang terjaring akan diberikan sanksi agar ada efek jera. Diserahkan ke pengadilan untuk mengikuti sidang tipiring. “Razia ini merupakan kegiatan rutin kepolisian guna menciptakan situasi keamanan tetap kondusif dan memberikan rasa nyaman di lingkungan masyarakat,” ungkapnya.

Polisi Selidiki Kematian Malina

Singkawang – Kematian Malina, 17, warga Sajingan, Kabupaten Sambas yang mayatnya ditemukan Senin lalu di lapak jagung di Pasir Panjang Singkawang terus diselidiki.
“Sampai dengan hari ini masih dalam proses penyelidikan (belum ada perkembangan, red),” kata AKP Bagus Nyoman Gede Junaidi, Kapolsek Singkawang Selatan melalui Kanitreskrim Aiptu Supianik kepada wartawan, Kamis (20/9)
Setelah mengetahui identitas mayat tersebut, kini warga memperbincangkan penyebab kematian yang belum diketahui. Pasalnya Malina terakhir kali berada di Losmen Sederhana, Kabupaten Sambas. Sementara mayatnya ditemukan di Singkawang.
Salah seorang warga Sekiplama, Rudi, mengatakan penemuan mayat Malina itu menimbulkan tanda tanya besar bagi warga Singkawang. “Kita belum mengerti kenapa mayatnya bisa ada di Singkawang, padahal terakhir kali posisi Malina di Sambas,” katanya
Sebelumnya, dua hari pascaditemukan tergeletak di lapak jagung di Pasir Panjang, identitas mayat tersebut diketahui bernama Malina, 17, warga Dusun Aruk RT 03/RW I, Desa Sebunga, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas.
Identitas anak pertama dari lima bersaudara itu diketahui setelah dipastikan ayahnya, Baharuddin Riman Ismail, 52 yang bekerja di salah satu perusahaan di Sungai Kunyit, pada Selasa malam.
Menurut keterangan yang berhasil dikumpulkan kepolisian, pada Sabtu (15/9) sekitar pukul 13.00, Malina hendak berangkat dari rumahnya di Sajingan ke Sambas. Dia pun menunggu angkutan umum, tetapi tidak kunjung datang.
Tidak beberapa lama datanglah mobil kijang yang menawarkan jasa angkutan untuk mengantar Malina ke Sambas. Tanpa pikir panjang lagi, Malina pun bersedia diantar ke Sambas dengan mobil kijang itu.
Malina ditemukan terbujur kaku di salah satu lapak jagung di Jalan Pasir Panjang, tidak jauh dari jalan raya pada Senin (17/9) sekitar pukul 06.00. Ketika ditemukan warga, tidak ada identitasnya.

Gadis Itu Bernama Malina, Warga Dusun Aruk

Singkawang – Setelah dua hari pascaditemukan tergeletak di lapak jagung di Pasir Panjang, akhirnya identitas mayat Anak Baru Gede (ABG) itu terungkap. Namanya Malina, 17, warga Dusun Aruk RT 03/RW I, Desa Sebunga, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas.
“Identitas anak pertama dari lima bersaudara itu diketahui setelah dipastikan ayahnya, Baharuddin Riman Ismail, 52, yang bekerja di salah satu perusahaan di Sungai Kunyit, pada Selasa malam,” kata AKP Agus Nyoman Gede Junaidi, Kapolsek Singkawang Selatan melalui Kanit Rekrim Supianik ditemui di ruang kerjanya, Rabu (19/9).
Supianik mengatakan, menurut keterangan yang berhasil dikumpulkan, pada Sabtu (15/9) sekitar pukul 13.00, Malina hendak berangkat dari rumahnya di Sajingan ke Sambas. Dia pun menunggu angkutan umum, tetapi tidak kunjung datang.
Tidak beberapa lama datanglah mobil kijang yang menawarkan jasa angkutan untuk mengantar Malina ke Sambas. Tanpa pikir panjang lagi, Malina pun bersedia diantar ke Sambas menggunakan mobil kijang itu.
Hal itu dilihat istri Ketua RT setempat yang langsung mengingatkan agar keberangkatan ke Sambas dibatalkan saja. Dia menyarankan esok hari saja, apalagi harga tiketnya juga sama Rp 50 ribu dengan angkutan umum lainnya. Tetapi Malina tidak memedulikan nasihat tersebut.
Sabtu malam atau malam Minggu, Malina baru sampai di Sambas menumpang mobil kijang tersebut. Dia langsung check-in di Losmen Sederhana menggunakan KTP-nya sendiri.
Berdasarkan catatan resepsionis Losmen Sederhana itulah, diketahui Malina tiba di Sambas pada malam Minggu. Dia langsung check in (masuk) dan akan check-out (keluar) pada Minggu pagi.
Ketika Malina tiba di Losmen Sederhana itu, ayahnya menghubungi via selular untuk menanyakan kabar. “Saya tanya apa aman sampai di Sambas, dia (Malina, red) bilang aman. Ketika saya tanya dengan siapa di sana, dia tidak menjawab,” kata Baharuddin.
Selanjutnya pada Minggu (16/9) pagi, ternyata Malina tidak juga keluar dari kamar losmen yang disewa. Padahal sebelumnya, dia bilang akan check-out pagi itu juga. Hal itu membuat petugas losmen bertanya-tanya, mengapa Malina belum keluar.
Diduga masih tertidur, petugas Losmen Sederhana mendatangi kamar Malina dan memanggil-manggil serta menggedor pintunya. Tetapi tidak ada jawaban dari dalam. Hal ini pun membuat petugas curiga dan berinisiatif mendobrak pintu.
Setelah pintu berhasil dibuka, ternyata Malina tidak ada di dalam. Hanya ditemukan tasnya yang berisikan pakaian dan buku harian, KTP atas nama Malina, dan KTP atas nama seorang laki-laki. Nama dari KTP laki-laki tersebut masih dirahasiakan untuk penyelidikan lebih lanjut.
Baharuddin mengaku, ketika Minggu pagi itu, dia kembali menghubungi selular Malina, tetapi alat komunikasinya itu tidak aktif. “Lalu saya menelepon adiknya di Aruk. Kata adiknya, dia belum juga pulang. Siangnya saya telepon lagi Malina, hand phonenya masih tidak aktif, malamnya saya telepon lagi masih juga tidak aktif,” ceritanya.
Karena tidak dapat menghubungi anak sulungnya itu, Baharuddin pun tidak bisa tidur nyenyak. “Tidur jadi tidak tenang, seakan-akan saya mendengar suara Malina seperti minta tolong,” ujarnya.
Pada Senin (17/9) pagi–hari mayatnya ditemukan di lapak jagung Pasir Panjang–Baharuddin kembali menghubungi selular Malina. Sama dengan sebelumnya, alat komunikasi anak sulungnya itu tidak aktif. “Saya telepon saudara-saudaranya, untuk menanyakan kabar dia sudah pulang atau belum, tetapi dijawab belum pulang,” kata Baharuddin.
Di tengah kerisauan hatinya yang tidak dapat menghubungi anaknya itu, pada Selasa (18/9), seorang anggota Polsek Sungai Kunyit datang ke perusahaan tempat Baharuddin bekerja. Polisi itu hendak menyelidiki suatu kasus.
Dalam penyelidikannya itu, polisi tersebut berbincang-bincang dengan beberapa warga. Tiba-tiba salah seorang warga menyeletuk kalau sehari sebelumnya ditemukan mayat di Pasir Panjang.
Celetukan warga itu didengar Baharuddin dan dia pun menanyakan ciri-ciri dari mayat yang ditemukan di Pasir Panjang itu. Dia pun disarankan untuk ke Polsek Sungai Kunyit untuk mendapatkan penjelasan.
Setelah mendapatkan ciri-cirinya, Baharuddin masih belum yakin kalau mayat yang dimaksudkan itu merupakan anaknya. Untuk memastikan Polsek Sungai Kunyit menyarankannya bertanya ke Polsek Singkawang Selatan.
Hari itu juga, Baharuddin berangkat dan sekitar pukul 23.00, barulah tiba di Polsek Singkawang Selatan. Dia pun mendapatkan ciri-ciri yang mendetail mengenai mayat yang ditemukan di Pasir Panjang itu. “Kalau dilihat dari ciri-cirinya memang itu anak saya, tetapi mengapa mukanya bengkak (setelah melihat fotonya, red),” katanya.
Dikarenakan masih belum yakin seratus persen, anggota Polsek Singkawang Selatan pun menyarankan agar Baharuddin ke RSUD Abdul Aziz untuk melihat langsung mayat tersebut agar lebih jelas.
Setibanya di kamar mayat RSUD dan melihat langsung jenazah anaknya, barulah Baharuddin benar-benar yakin kalau itu anaknya, Malina yang tidak bisa dihubunginya dalam dua hari terakhir.
Dari keterangan Baharuddin itulah, Polsek Singkawang Selatan berkoordinasi dengan polisi di Sambas untuk crosscheck, misalnya mengenai Losmen Sederhana yang disebutkan dan lainnya.
Polsek Singkawang Selatan juga membentuk tim untuk menyelidiki beberapa orang yang kemungkinan berkaitan dengan penemuan mayat Malina, misalnya KTP atas nama laki-laki, sopir kijang, dan lainnya.

Mayat Bayi Membusuk di Ember

Nanga Pinoh – Penghuni Asrama Santa Brigida di Jalan M Saad, Serundung Permai Nanga Pinoh geger. Mayat bayi laki-laki ditemukan membusuk di bawah tangga, depan ruang tiga asrama tersebut, Kamis (21/2) sekitar pukul 13.30.
Adalah Desi, seorang penghuni asrama yang pertama kali menemukan mayat tersebut. Ceritanya ketika ia sedang mencari ember berwarna biru miliknya. Ketika melihat embernya berada di bawah tangga, Desi langsung menariknya dan seketika itu pula ia teriak histeris begitu melihat sesuatu yang dikiranya bangkai hewan.
“Ember saya sudah seminggu ini menghilang. Baru tadi saya menemukan embernya berada di bawah tangga depan ruangan tiga ini. Ketika saya lihat isi dalam ember ada mayat yang kira saya bangkai anjing,” ungkap Desi didampingi pembina asrama, Berna Deta, kemarin.
Pihak asrama langsung menghubungi pihak kepolisian. Mayat bayi tersebut diperkirakan sudah berada di ember biru itu sejak seminggu lalu. Sebab Desi mencari embernya sudah sekitar satu minggu. Namun bau tak sedap mulai tercium keluar sejak dua hari belakangan ini.
Berna Deta juga mengungkapkan, bau busuk tersebut tercium sejak dua hari belakangan. Penghuni asrama mengira bau busuk itu karena adanya bangkai tikus di sekitar kamar.
“Saya yakin ini bukan anak yang dilahirkan di asrama. Kalau dilahirkan di asrama tentu, banyak anak asrama yang tahu. Mustahil anak sebanyak 62 orang di asrama ini tidak ada dengar suara orang melahirkan. Tapi kenyataannya tidak ada,” ungkap Berna.
Berna menduga anak tersebut dibawa dari luar dan disembunyikan dalam ember serta diletakkan di bawah tangga. Sebab tidak pernah terdengar ada anak yang melahirkan di lingkungan asrama belakangan ini.
Sementara Waka Polres Kompol Ngatiya SH mengatakan pihak kepolisian selain melakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP). “Kita juga akan memanggil saksi-saksi yang merupakan penghuni Asrama Santa Brigida dan termasuk yang pertama kali menemukannya,” ujar Ngatiya.

ABG 14 Tahun Cabuli Bocah 6 Tahun

Bj, pelaku cabul siswi SD, di tahanan Mapolres Sambas
Bj, pelaku cabul siswi SD, di tahanan Mapolres Sambas
Sambas – Seorang remaja tanggung, Bj, 14, warga Dusun Sebetung, RT 18 RW 09, Desa Selakau Tua, Kecamatan Selakau Timur tega mencabuli gadis kecil berusia enam tahun yang merupakan pelajar kelas 1 di salah satu SD di Kecamatan Selakau Timur.
“Terungkapnya perbuatan cabul ini berawal ketika Bj yang berniat main ke rumah temannya. Melihat korban main di dekat sekolah, Bj, lantas mengajak korban ke belakang gedung sekolah. Korban dibaringkan di rumput dan dicabuli tersangka sekitar pukul 09.00,” kata AKBP Pahala HM Panjaitan, Kapolres Sambas, melalui Kanit PPA Polres Sambas Bripka Syamsuri, Kamis (21/2), di Mapolres Sambas.
Terungkapnya perbuatan tak senonoh itu, kata Syamsuri, berawal ketika ibu korban hendak mencuci pakaian korban. Si ibu melihat celana anaknya terdapat bercak sperma yang menempel. Heran, sang ibu pun kemudian bertanya pada anaknya itu. Dengan polos, korban menceritakan apa yang dialaminya. “Ibu korban kemudian melaporkan ke ketua RT dan kepala dusun, selanjutnya melaporkan Bj ke Polsek Selakau, “katanya.
Syamsuri menjelaskan, menurut pengakuan korban dan si pelaku, pencabulan dilakukan sebanyak dua kali, pertama pada Januari di rumah kosong, kedua di belakang gedung sekolah.
“Saat ini tersangka ditahan di Mapolres Sambas setelah dilimpahkan Polsek Selakau. Akibat perbuatannya, Bj dikenakan pasal berlapis, yaitu, pasal 81 dan pasal 82 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman 15 tahun penjara, dan dilapis dengan KUHP 290,” jelasnya.

Gempar Mayat Bayi Dalam Ember


MELAWI - Para penghuni Asrama Putri St Brigida, Dusun Serundung Permai, Desa Tanjung Niaga, Nanga Pinoh, gempar menyusul ditemukannya mayat bayi laki-laki di Kompleks Asrama, Kamis (21/2/2013) pukul 13.30 WIB.

Saat ditemukan, jasad bayi tersebut berada di dalam sebuah ember biru dekat WC dan kamar ruang 3 asrama. Kondisinya sudah mulai membusuk. Kuat dugaan bayi yang berumur sekitar 4 hari tersebut, hasil hubungan gelap.

Pihak Polres Melawi yang mendapat informasi tersebut langsung menuju tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan identifikasi serta mengumpulkan keterangan dari sejumlah penghuni asrama.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, bayi malang tersebut pertama kali ditemukan Desi, seorang penghuni asrama. Saat itu, ia baru pulang sekolah ketika hendak mencari ember biru miliknya yang sudah beberapa hari hilang.

"Kita tidak pernah mendengar ada tangisan bayi dalam kompleks asrama. Tiba-tiba saja, pada hari ini, sekitar pukul setengah satu siang, satu di antara penghuni asrama di sini menemukan bayi dengan kondisi sudah tidak bernyawa di ember miliknya yang lama hilang," kata Bernadeta, Pembina Asrama Santa Brigida.

Ia menceritakan, beberapa hari terakhir komplek asrama memang tercium bau busuk yang menyengat hidung. Namun pada saat itu, pihak asrama hanya menduga bangkai binatang seperti tikus atau lainnya.

Tetapi, semakin hari bau busuk tersebut semakin kuat. Dan pada akhirnya barulah ditemukan ada jasad bayi dalam sebuah ember. "Yang tinggal di asrama sini 62 orang termasuk pembinanya. Pagi, anak-anak pergi sekolah semua. Kalau dilihat secara fisik, anak-anak putri asrama tidak ada yang terlihat seperti sedang hamil. Hanya, memang ada seorang siswi asrama yang pergi pindah belum lama ini. Namun diketahui, karena sering sakit," ujarnya.

Wakapolres Melawi, Kompol Ngatiya, mengakan hingga saat ini Polres Melawi masih melakukan penyelidikan serta mengumpulkan sejumlah keterangan untuk dikembangkan mengungkap pelaku pembuang bayi malang ini.

Kata dia, bisa saja, bayi tersebut memang berasal dari orang dalam asrama ataupun sebaliknya dari luar asrama. Terlebih, kompleks asrama yang berada di pinggir Jl Serundung. Kini jasad bayi dibawa ke RSUD Melawi untuk divisum.
"Kita sudah mengumpulkan keterangan dari para penghuni asrama. Tinggal dikembangkan untuk mengungkap siapa pelakunya," ucap Ngatiya.