Singkawang
– Setelah dua hari pascaditemukan tergeletak di lapak jagung di Pasir
Panjang, akhirnya identitas mayat Anak Baru Gede (ABG) itu terungkap.
Namanya Malina, 17, warga Dusun Aruk RT 03/RW I, Desa Sebunga, Kecamatan
Sajingan Besar, Kabupaten Sambas.
“Identitas anak pertama dari lima bersaudara itu diketahui setelah
dipastikan ayahnya, Baharuddin Riman Ismail, 52, yang bekerja di salah
satu perusahaan di Sungai Kunyit, pada Selasa malam,” kata AKP Agus
Nyoman Gede Junaidi, Kapolsek Singkawang Selatan melalui Kanit Rekrim
Supianik ditemui di ruang kerjanya, Rabu (19/9).
Supianik mengatakan, menurut keterangan yang berhasil dikumpulkan,
pada Sabtu (15/9) sekitar pukul 13.00, Malina hendak berangkat dari
rumahnya di Sajingan ke Sambas. Dia pun menunggu angkutan umum, tetapi
tidak kunjung datang.
Tidak beberapa lama datanglah mobil kijang yang menawarkan jasa
angkutan untuk mengantar Malina ke Sambas. Tanpa pikir panjang lagi,
Malina pun bersedia diantar ke Sambas menggunakan mobil kijang itu.
Hal itu dilihat istri Ketua RT setempat yang langsung mengingatkan
agar keberangkatan ke Sambas dibatalkan saja. Dia menyarankan esok hari
saja, apalagi harga tiketnya juga sama Rp 50 ribu dengan angkutan umum
lainnya. Tetapi Malina tidak memedulikan nasihat tersebut.
Sabtu malam atau malam Minggu, Malina baru sampai di Sambas menumpang
mobil kijang tersebut. Dia langsung check-in di Losmen Sederhana
menggunakan KTP-nya sendiri.
Berdasarkan catatan resepsionis Losmen Sederhana itulah, diketahui
Malina tiba di Sambas pada malam Minggu. Dia langsung check in (masuk)
dan akan check-out (keluar) pada Minggu pagi.
Ketika Malina tiba di Losmen Sederhana itu, ayahnya menghubungi via
selular untuk menanyakan kabar. “Saya tanya apa aman sampai di Sambas,
dia (Malina, red) bilang aman. Ketika saya tanya dengan siapa di sana,
dia tidak menjawab,” kata Baharuddin.
Selanjutnya pada Minggu (16/9) pagi, ternyata Malina tidak juga
keluar dari kamar losmen yang disewa. Padahal sebelumnya, dia bilang
akan check-out pagi itu juga. Hal itu membuat petugas losmen
bertanya-tanya, mengapa Malina belum keluar.
Diduga masih tertidur, petugas Losmen Sederhana mendatangi kamar
Malina dan memanggil-manggil serta menggedor pintunya. Tetapi tidak ada
jawaban dari dalam. Hal ini pun membuat petugas curiga dan berinisiatif
mendobrak pintu.
Setelah pintu berhasil dibuka, ternyata Malina tidak ada di dalam.
Hanya ditemukan tasnya yang berisikan pakaian dan buku harian, KTP atas
nama Malina, dan KTP atas nama seorang laki-laki. Nama dari KTP
laki-laki tersebut masih dirahasiakan untuk penyelidikan lebih lanjut.
Baharuddin mengaku, ketika Minggu pagi itu, dia kembali menghubungi
selular Malina, tetapi alat komunikasinya itu tidak aktif. “Lalu saya
menelepon adiknya di Aruk. Kata adiknya, dia belum juga pulang. Siangnya
saya telepon lagi Malina, hand phonenya masih tidak aktif, malamnya
saya telepon lagi masih juga tidak aktif,” ceritanya.
Karena tidak dapat menghubungi anak sulungnya itu, Baharuddin pun
tidak bisa tidur nyenyak. “Tidur jadi tidak tenang, seakan-akan saya
mendengar suara Malina seperti minta tolong,” ujarnya.
Pada Senin (17/9) pagi–hari mayatnya ditemukan di lapak jagung Pasir
Panjang–Baharuddin kembali menghubungi selular Malina. Sama dengan
sebelumnya, alat komunikasi anak sulungnya itu tidak aktif. “Saya
telepon saudara-saudaranya, untuk menanyakan kabar dia sudah pulang atau
belum, tetapi dijawab belum pulang,” kata Baharuddin.
Di tengah kerisauan hatinya yang tidak dapat menghubungi anaknya itu,
pada Selasa (18/9), seorang anggota Polsek Sungai Kunyit datang ke
perusahaan tempat Baharuddin bekerja. Polisi itu hendak menyelidiki
suatu kasus.
Dalam penyelidikannya itu, polisi tersebut berbincang-bincang dengan
beberapa warga. Tiba-tiba salah seorang warga menyeletuk kalau sehari
sebelumnya ditemukan mayat di Pasir Panjang.
Celetukan warga itu didengar Baharuddin dan dia pun menanyakan
ciri-ciri dari mayat yang ditemukan di Pasir Panjang itu. Dia pun
disarankan untuk ke Polsek Sungai Kunyit untuk mendapatkan penjelasan.
Setelah mendapatkan ciri-cirinya, Baharuddin masih belum yakin kalau
mayat yang dimaksudkan itu merupakan anaknya. Untuk memastikan Polsek
Sungai Kunyit menyarankannya bertanya ke Polsek Singkawang Selatan.
Hari itu juga, Baharuddin berangkat dan sekitar pukul 23.00, barulah
tiba di Polsek Singkawang Selatan. Dia pun mendapatkan ciri-ciri yang
mendetail mengenai mayat yang ditemukan di Pasir Panjang itu. “Kalau
dilihat dari ciri-cirinya memang itu anak saya, tetapi mengapa mukanya
bengkak (setelah melihat fotonya, red),” katanya.
Dikarenakan masih belum yakin seratus persen, anggota Polsek
Singkawang Selatan pun menyarankan agar Baharuddin ke RSUD Abdul Aziz
untuk melihat langsung mayat tersebut agar lebih jelas.
Setibanya di kamar mayat RSUD dan melihat langsung jenazah anaknya,
barulah Baharuddin benar-benar yakin kalau itu anaknya, Malina yang
tidak bisa dihubunginya dalam dua hari terakhir.
Dari keterangan Baharuddin itulah, Polsek Singkawang Selatan
berkoordinasi dengan polisi di Sambas untuk crosscheck, misalnya
mengenai Losmen Sederhana yang disebutkan dan lainnya.
Polsek Singkawang Selatan juga membentuk tim untuk menyelidiki
beberapa orang yang kemungkinan berkaitan dengan penemuan mayat Malina,
misalnya KTP atas nama laki-laki, sopir kijang, dan lainnya.