Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Kamis, 09 Februari 2012

TS Kabur Saat Empat Pemerkosanya Tertidur Pulas


TS Kabur Saat Empat Pemerkosanya Tertidur Pulas
NET
Ilustrasi.

MANADO - Seorang perempuan muda yang tinggal di Kota Manado, berinisial TS (19), Sabtu (9/10/2011) melapor ke Mapolresta Manado. Dia mengaku menjadi korban perkosaan yang dilakukan empat pemuda.
TS tampak begitu terpukul. Meski begitu, dia masih mau berbagi cerita dengan Tribun Manado. Setelah menjalani visum et repertum di Rumah Sakit Prof Kandou, TS mengaku keadaannya lebih baik. Ia sedikit bersyukur, nyawanya tak sampai melayang. "Setidaknya kita masih hidup," tutur TS.
TS bekerja di salah satu pub di Manado. Ia tinggal di rumah indekos, jauh dari orangtuanya. Sekitar tengah malam, ia mengantar teman seprofesinya pulang dengan menumpang taksi. Ia kemudian pulang seorang diri, rencana hendak pulang ke indekosnya di Malalayang.
Tiba-tiba, mobil Toyota Avanza sandar di depannya, di pinggir Jalan Bethesda, dekat markas Polda Sulut, Sabtu (9/10/2011) dini hari. Kata TS, pelaku kemudian menyapanya, mengajaknya ikut.
Saat itu TS menolak, namun akhirnya terpaksa ikut lantaran ditodong pisau badik. "Kita takut, dorang todong, se naik di oto, ada empat orang. Dorang bawa di rumah, di Pakowa kalau tidak salah," ujarnya.
Ia kemudian dibawa ke satu rumah di daerah Pakowa, Wanea. Dia dimasukkan ke dalam kamar ber-AC, direbahkan di karpet. Tangan wanita itu diikat, matanya ditutupi kain.
Di tempat itu TS diperkosa. Sekitar 15 jam lebih ia disekap. Empat pemuda itu memerkosanya dua kali. Mirisnya, tiap adegan perkosaan, direkam menggunakan ponsel. "Mereka merekam dengan handphone," ujarnya.
Kata TS, para pelaku sebelumnya mengonsumsi minuman keras. TS sempat berupaya melawan, namun, ia diancam pisau badik. Saat menjerit ujung pisau ditancapkan tipis di tubuhnya. TS pun mengatakan saat itu hanya pasrah menangis.
TS mengaku tak mengenal para pemuda tersebut, ia hanya tahu dua dari empat pemuda dipanggil Rocky dan Michael oleh rekan-rekan pelaku.
TS tak langsung dilepas usai diperkosa. Ia disekap, tanpa makan dan minum.
Ketika para pemuda itu tertidur, TS melarikan diri lewat jendela rumah. Ia hanya sempat mengenakan kaus dan celana pendek ketika melarikan diri, TS pun langsung mendatangi Mapolresta Manado melapor kejadian itu.
Usai di ambil keterangan dan divisum, tim reserse mobil Polresta mulai memburu pelaku. TS diajak menunjukkan rumah tempatnya disekap dan diperkosa. Sayang para pelaku sudah keburu kabur. Rumah itu nampak gelap.
TS akhirnya dijemput kerabatnya. Namun, ia masih khawatir rekaman adegan perkosaan itu menyebar di khalayak umum. Ia berharap pelaku segera tertangkap.
Kasubag Humas Polresta Manado, Ajun Komisaris Polisi Deesy Hamang mengakui adanya laporan perkosaan yang masuk. "Pelaku masih diburu tim buser, semoga dalam waktu dekat segera tertangkap," ucap Hamang.

Siswi SMP Digilir Tiga Temannya di Lahan Rumdin Walikota


Siswi SMP Digilir Tiga Temannya di Lahan Rumdin Walikota
net
ilustrasi korban pelecehan

BANJARMASIN - Bunga (14) bukan nama sebenarnya, berjalan gontai menuju pintu keluar RSUD Ulin Banjarmasin sambil meneteskan air mata. Warga Jalan Batu Benawa Banjarmasin itu pulang diantar seorang petugas kepolisian.
"Dia pergi tadi sore sekitar pukul 18.00 Wita, diantar seorang polisi. Dia terus menunduk dan terlihat terus menangis. Mungkin masih syok," ujar seorang perawat saat ditemui di depan RSUD Ulin Banjarmasin, Sabtu (1/10/2011) malam.
Bunga harus dilarikan ke rumah sakit, setelah ditemukan tak sadarkan diri di bagian bawah rencana bangunan rumah dinas wali kota Banjarmasin, di Jalan Japri Zamzam, Sabtu siang sekitar pukul 10.30 Wita.
Saat ditemukan, Bunga mengenakan baju kaos hitam dan rok seragam pramuka, namun dalam kondisi tidak mengenakan celana dalam. Siswi kelas II salah satu SMP di Banjarmasin itu diduga menjadi korban perkosaan, karena celana dalamnya ditemukan tergeletak di sekitar lokasi.
Tubuh siswi itu pertama kali dilihat oleh seorang warga yang kebetulan sedang buang air kecil di sekitar lokasi.
"Ada orang yang kencing di gedung itu dan melihat ada gadis itu tergeletak, karena tak berani dia memberitahukannya kepada warga sekitar sini," ungkap H Lian, warga sekitar.
Temuan itu kemudian dilaporkan ke Polsekta Banjarmasin Tengah. Bunga pun dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Hanya berselang sekitar dua jam, anggota Buser Polsekta Banjarmasin Tengah mengamankan tujuh anak baru gede (ABG) yang diduga terkait musibah yang menimpa Bunga.
Tiga pelaku, yakni Rz (14), warga Jalan Soetoyo S yang mengaku sebagai kekasih korban, Ibrahim alias Mail (18) dan Hr (14), warga Soetoyo S, Banjarmasin, mengatakan sempat mencabuli korban.
Hr saat ini masih berstatus siswa sebuah Madrasah Tsanawiyah di Banjarmasin, sedangkan Rz dan Mail sudah tidak sekolah lagi.
Sedang empat ABG lainnya, yakni MI (15) warga Yapahut, Banjarmasin, Mr (16), warga Banyiur Luar, LR (17) warga Jalan Soetoyo S, dan Mz (16), warga Jalan PHM Noor, mengaku tidak ikut menyetubuhi korban.
Rz disergap petugas saat pulang ke rumahnya bersama dengan MI. Sedangkan yang lainnya diamankan petugas saat berada di rumah Mz.
Mr ikut diamankan karena kebetulan juga berada di rumah Mz, sedangkan dia mengaku tidak ikut ke bangunan rumah dinas wali kota itu. Hingga tadi malam mereka menjalani pemeriksaan di Mapolresta Banjarmasin.
Kepada polisi, Rz mengaku mereka tidak ada rencana sama sekali untuk menyetubuhi Bunga. Di bangunan rumah dinas wali kota itu, mereka hanya berniat foto-foto.
"Pagi hari saya menerima SMS diminta mengajak jalan-jalan. Usai saya jemput di sekolah, kami ke bangunan itu untuk foto-foto. Akhirnya, saya menyetubuhi dia saat yang lain berada di bagian atas bangunan. Setelah saya selesai, baru Mail turun dan ikut melakukan juga," jelas Rz.
Diakui Rz, sebelum melakukan itu, dia dan beberapa temannya sempat minum-minuman beralkohol oplosan dan sebagian temannya ada yang ngelem.
Kapolsekta Banjarmasin Tengah, AKP A Fathul Ulum menjelaskan, terkait kejadian ini, telah diamankan tujuh ABG. "Dari hasil pemeriksaan sementara, yang mengaku ikut menyetubuhi korban baru tiga orang," ujarnya.

Perkosa Cucu Tiri, Kakek Kabur Saat Hendak Ditangkap Polisi


Perkosa Cucu Tiri, Kakek Kabur Saat Hendak Ditangkap Polisi
TribunBatam
Ilustrasi

TANAH GROGOT - Bunga,15 (bukan nama sebenarnya-red), siswi salah satu SMP di Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan oleh kakek tirinya.

Kasus ini berawal penuturan Bunga kepada Ibunya. Tidak terima, sang Ibu pun melaporkan ke Polsek Long Ikis. Namun demikian Suadi(55) pelaku perkosaan terhadap  Bunga yang juga kakek tiri korban ketika hendak dijemput polisi di rumahnya di Desa Kayungo, Suadi keburu kabur.
Kepada Tribun, Surmiati, tetangga korban menceritakan hal ini saat bertandang di rumah saudaranya di Desa Sempulang, Kecamatan Tanah Grogot, Senin (24/10/2011).
"Kasihan betul nasib anak itu Bunga, kok teganya menodai cucu sendiri, meski cuma cucu tiri," kata Surmiati.
Dikatakan, sepeninggal ayahnya, Bunga ikut nenek dan kakeknya di Desa Kayungo. Sedangkan Ibunya setelah menikah lagi diboyong oleh suaminya ke Desa Tajur, Kecamatan Long Ikis. Meski demikian, Bunga tetap memilih tinggal sama kakek dan neneknya.

"Boleh dikata, Bunga sudah kehilangan kasih sayang orangtuanya sejak kecil, sekarang masa depannya lagi yang hancur. Dan sepengetahuan saya, setelah dilaporkan Ibunya ke polisi, sang nenek menaruh makanan di belakang rumah, dan paginya tidak ada lagi bekasnya, saya curiga makanan itu diambil oleh Suadi," tuturnya.
Pasalnya, lanjut Surmiati, apa yang dilakukan nenek korban itu bukan cuma sekali, tetapi hampir setiap hari. Namun sekarang tidak lagi, sebab nenek korban sekarang tidak ada lagi di rumah itu, diduga nenek korban ikut kabur dengan Suadi.
"Kapan kepastian kejadiannya, saya juga tidak mengerti, yang jelas kasus ini sudah menjadi buah bibir di Kayungo," tambahnya.
Kapolsek Long Ikis AKP Pujo Priono yang dikonfirmasi membenarkan adanya laporan perkosaan itu, dan pelaku saat ini masih dalam pengejaran. "Pelaku yang dilaporkan atas nama Suadi,55, sekarang masih dalam pengejaran karena yang bersangkutan kabur ," kata Pujo.

Melati Belum Tenang, Rekaman Perkosaan Belum Didapat


Melati Belum Tenang, Rekaman Perkosaan Belum Didapat
NET
Ilustrasi.
MANADO - Upaya perburuan empat tersangka pelaku penyekapan 15 jam disertai perkosaan terhadap seorang perempuan berusia 18 tahun di Karombasan Selatan, Lingkungan 1, Kecamatan Wanea, Kota Manado, 17 hari silam, akhirnya membuahkan hasil, Selasa (25/10) pukul 14.00 Wita.
Tim Reserse Mobil (Resmob) Khusus Polda Sulut dipimpin AKP B Torondek, berhasil melumpuhkan MS (18), warga Ranotana Weru, Lingkungan 1, Kecamatan Wanea. Sebuah peluru yang mengenai kaki kanan berhasil melumpuhkan MS yang berusaha kabur. Sementara tiga tersangka lain, yakni ST, RS, dan As masih buron.
"Aduh dok, aduh, aduh sakit," ucap MS saat menjalani pengobatan luka tembak selama satu jam di Rumah Sakit Bhayangkara sebelum dibawa ke Polresta Manado untuk pemeriksaan.
MS dan tiga rekannya, seperti diberitakan, pada 8 Oktober dini hari lalu, menyekap korban, sebut saja Melati di dekat Markas Polda Sulut. Dibawah todongan pisau, MS dan tiga rekannya bergiliran memperkosa Melati. Sadisnya, para pelaku berusia muda ini merekam aksi mereka dengan menggunakan kamera telepon seluler. Beruntung Melati berhasil kabur ketika para pemerkosanya tertidur akibat mabuk.
Di depan petugas Polisi yang menginterogasinya MS pun mengakui perbuatannya. Sementara Melati yang datang didampingi Neny Rahmawati dari Lembaga Bantuah Hukum Anak, enggan berkomentar dan langsung masuk ke ruang perlindungan perempuan dan anak (PPA) Polresta
Kepada Tribun, Melati memastikan MS satu dari tiga tersangka. Melati hanya berharap, pelaku pemerkosanya semuanya bisa tertangkap, dan menerima hukuman setimpal "Kalau boleh dorang kase hukuman setimpal," kata perempuan asal Amurang ini.
Meski masih belum melupakan peristiwa pahit itu, Melati mengaku kasihan tersangka kena tembak di kaki. Namun Melati masih tetap khawait rekaman perkosaan yang dipegang tersangka lain beredar. MS sendiri mengaku hasil rekaman adegan perkosaan dibawa tersangka ST.
Neny Rammawati sendiri mendesak aparat hukum mengganjar tersangka dengan pidana seberat-beratnya. "Salut pada kepolisian yang berupaya mengungkap kasus ini. Masih ada tersangka lain yang buron, agar diupayakan segera ditangkap. Para pelaku dihukum seberat-beratnya," katanya.
MS tertangkap di rumahnya di Ranotana Weru. MS merupakan remaja putus sekolah dengan ciri khs kaki kiri ditato dan berprofesi sebagai tukang ojek.
MS sendiri keberadaannya diketahui saat mengunjungi pacarnya di Desa Sukur, Minahasa Utara.
Setelah pelarian dua minggu lebih, MS kehabisan uang sehingga kembali ke rumahnya, mengambil uang, lalu mempersiapkan upaya pelarian kembali.
Seperti diberitakan, Melati (19) bekerja di salah satu pub di Manado. Ia tinggal di rumah indekos, jauh dari orangtuanya yang sudah bercerai. Sekitar tengah malam, ia mengantar teman seprofesinya pulang menumpang taksi. Ia kemudian pulang seorang diri, rencana hendak pulang ke indekosnya di Malalayang.
Namun saat berjalan di Jalan Bethesda, dekat markas Polda Sulut, MS menyapanya, mengajaknya ikut. Melati menolak, namun akhirnya terpaksa ikut lantaran ditodong pisau badik. "Kita takut, dorang todong, se naik di oto, ada empat orang. Dorang bawa di rumah, di Pakowa kalau tidak salah," ujar Melati.
Ia kemudian dibawa ke satu rumah di daerah Pakowa, Wanea. Dia dimasukkan ke dalam kamar ber-AC, direbahkan di karpet. Tangan wanita itu dikat, matanya ditutupi kain. Melati mengaku tak mengenal para pemuda tersebut, ia hanya tahu dua dari empat pemuda pelaku pemerkosanya. (tribunmanado.co.id/Ryo Noor)

Gadis Asal Deliserdang Diperkosa Mantan Pacar


Gadis Asal Deliserdang Diperkosa Mantan Pacar
TribunBatam
Ilustrasi
ACEH - Gadis asal  Hamparan Perak, Deliserdang, Sumatra Utara menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan oleh mantan pacarnya yang sebelumnya sempat menyekap korban.
Kasus pemerkosaan serta penyekapan yang menimpa gadis sebut saja Mawar (23)  masih diselidiki polisi. Meski sudah menerima pengaduan itu secara tertulis, polisi masih menunggu hasil visum.
Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Hamam Wahyudi menyebutkan kasus dugaan perkosaan yang dialami Mawar itu menjadi atensi serius pihaknya. Namun untuk memulai penyidikan itu, polisi terlebih dahulu menganjurkan korban untuk memeriksakan bekas luka di tubuhnya akibat kekerasan seksual itu.
“Kami butuh keterangan visum dari dokter, jadi kami masih menunggu laporan itu,” kata Hamam, Rabu (26/10/2011).
Berdasarkan keterangan korban kepada petugas sentra pelayanan khusus (SPK) Polres Pelabuhan Belawan, perkosaan itu dilakukan mantan pacarnya, M (25) di sebuah rumah yang diduga milik kakak pelaku di kawasan Medan Marelan, Senin (23/10/2011).
Korban mengaku sempat disodorkan minuman yang diduga telah dicampur bius sehingga langsung tak sadarkan diri. Saat korban siuman, kondisinya sudah terikat dan tak mampu melawan ketika digagahi pelaku berulang kali.
Masih berdasarkan pengakuan korban, serangan seksul itu dialaminya berulangkali selama dua malam. Korban berhasil meloloskan diri dari penyekapan itu ketika ditinggal sendirian pada Selasa (24/10/2011) malam.
Setelah mengadukan kasus itu kepada orangtuanya, wanita malang itu kemudian melaporkan penyekapan dan perkosaan itu ke Polres Pelabuhan Belawan.

Satpol PP Perkosa Korban Pemerkosaan


Satpol PP Perkosa Korban Pemerkosaan
net
ilustrasi korban pemerkosaan

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Dua orang oknum Satpol PP Kabupaten Bungo, Jambi, diketahui telah memperkosa seorang wanita sebut saja Bunga (15). Edannya, Bunga adalah sebelumnya menjadi korban merupakan korban pemerkosaan seorang pria sebelum ditemukan oleh kedua oknum Pol PP, Senin (31/10/2011).
Dua oknum anggota Satpol PP Bungo itu adalah WD (33) warga kelurahan Batang Bungo dan AF (24) warga kelurahan Tanjung Gedang Pasar Muara Bungo, Jambi.
Informasi yang dikumpulkan Tribun Jambi menyebutkan bahwa kedua oknum Pol PP ikut menikmati tubuh korban, sesaat setelah ditinggal oleh pelaku perkosaan pertama.

Dimana saat itu kedua oknum Pol PP dengan menggunakan pakaian lengkap ini melintas di jalan lokasi terjadinya perkosaan. Keduanya melihat Bunga dalam kondisi lemas.
Dalam kondisi korban yang lemas, kedua oknum Pol PP ini kemudian menikmati tubuh korban.
Setelah puas menyetubuhi korban, kedua pelaku ini sempat mengancam korban agar tidak menceritakan kejadian tersebut pada siapapun, jika tidak ingin dibunuh.
Usai memperkosa oknum Pol PP  memberitahukan kejadian itu ke keluarga korban dan membawa korban ke Mapolres Bungo untuk melapor.

Keduanya berhasil ditangkap setelah sebelumnya pada pukul 15.40 WIB sore tim Buser Polres Bungo, dibawah pimpinan Brigadir Nainggolan berhasil menangkap Muhammad Fauzi.

Selanjutnya, Nainggolan dan anggotanya langsung menuju rumah dua anggota Pol PP yang juga dilaporkan ikut memperkosa korban.
WD diamankan sekitar pukul 18.00 WIB dirumahnya, sedangkan anggota Pol PP lain yakni MF diamankan sekitar pukul 19.00 WIB.

Kapolres Bungo AKBP Budi Wasono melalui kasat reskrim AKP Herman membenarkan penangkapan ketiga pelaku ini.
Pelaku masih dalam pemeriksaan, sementara korban Bunga masih trauma akibat perkosaan yang dialaminya.

Awalanya penyidik PPA kesulitan meminta keterangan dari korban, lantaran korban masih takut, namun setelah satu pelaku berhasil ditangkap.
Korban akhirnya menceritakan semua yang telah terjadi termasuk dua oknum anggota Satpol PP yang ikut memperkosa dirinya.

“Kita sudah mengamankan tiga pelaku perkosaan, sedangkan pelaku lain dan juga motor korban masih dalam pengejaran. Kita masih mengorek keterangan dari korban dan pelaku,” sebut kasat.

Kasat Pol PP Bungo Djusri Ramli ketika dihubungi via Ponsel, dengan tegas mengatakan, Satpol PP Bungo tidak akan membela siapapun anggotanya yang melakukan pelanggaran kriminalitas. Pihaknya menyerahkan kasus ini sepenuhnya ke Polisi Polres Bungo.

“Kita tidak akan menutupi, siapa saja anggota Pol PP yang bersalah, kami serahkan pada proses hukum berlaku. Jika kedua anggota kita ini bersalah kita akan keluarkan mereka dengan tidak hormat,” kata Djusri Ramli.

Bukan Menolong, Dua Anggota Sat Pol PP Malah Ikut Memerkosa

Bukan Menolong, Dua Anggota Sat Pol PP Malah Ikut Memerkosa
NET
Ilustrasi.


TRIBUNNEWS.COM, MUARA BUNGO – Dua orang oknum Satpol PP Bungo yang mengantar sebut saja Melati (15) ke Polres Bungo untuk melaporkan kasus perkosaan, ternyata ikut melakukan perkosaan.

Kedua oknum Pol PP itu ikut menikmati tubuh korban, sesaat setelah ditinggal oleh pelaku perkosaan pertama.

Dimana saat itu kedua oknum Pol PP dengan menggunakan pakaian lengkap ini melintas di jalan lokasi terjadinya perkosaan mereka melihat melati yang sedang lemas. Kondisi yang menyedihkan ini dimanfaatkan oleh kedua oknum Pol PP ini untuk melampiaskan nafsu bejatnya.

Dalam kondisi korban yang lemas, kedua oknum Pol PP ini kemudian menikmati tubuh korban. Setelah puas menyetubuhi korban, kedua pelaku ini sempat mengancam korban agar tidak menceritakan kejadian tersebut pada siapapun, jika tidak ingin dibunuh. Lalu kedua oknum Pol PP ini memberitahukan kejadian itu ke keluarga korban dan membawa korban ke Mapolres Bungo untuk melapor.

Dua oknum anggota Satpol PP Bungo itu adalah WD (33) warga kelurahan Batang Bungo dan AF (24) warga kelurahan Tanjung Gedang Pasar Muara Bungo. Keduanya berhasil ditangkap setelah pada pukul 15.40 tadi sore Tim Buser Polres Bungo, dibawah pimpinan Brigadir Nainggolan berhasil menangkap Muhammad Fauzi.

Selanjutnya, Nainggolan dan anggotanya langsung menuju rumah dua anggota Pol PP yang juga dilaporkan ikut memperkosa korban. WD diamankan sekitar pukul 18.00 dirumahnya, sedangkan anggota Pol PP lain yakni MF diamankan sekitar pukul 19.00.

Kapolres Bungo AKBP Budi Wasono melalui kasat reskrim AKP Herman membenarkan penangkapan ketiga pelaku ini. Kini pelaku masih dalam pemeriksaan, sementara korban Melati masih trauma akibat perkosaan yang dialaminya.

Awalnya penyidik PPA kesulitan meminta keterangan dari korban, lantaran korban masih takut, namun setelah satu pelaku berhasil ditangkap. Korban akhirnya menceritakan semua yang telah terjadi termasuk dua oknum anggota Satpol PP yang ikut memperkosa dirinya.

“Kita sudah mengamankan tiga pelaku perkosaan, sedangkan pelaku lain dan juga motor korban masih dalam pengejaran. Kita masih mengorek keterangan dari korban dan pelaku,” sebut kasat.

Kasat Pol PP Bungo Djusri Ramli ketika dihubungi via Ponsel, dengan tegas mengatakan, Satpol PP Bungo tidak akan membela siapapun anggotanya yang melakukan pelanggaran kriminalitas. Pihaknya menyerahkan kasus ini sepenuhnya ke Polisi Polres Bungo.

“Kita tidak akan menutupi, siapa saja anggota Pol PP yang bersalah, kami serahkan pada proses hukum berlaku. Jika kedua anaggota kita ini bersalah kita akan keluarkan mereka dengan tidak hormat,” Tegas Djusri Ramli.(pit)

Tahun 2011 Terjadi 21 kasus Pemerkosaan di Gresik


Tahun 2011 Terjadi 21 kasus Pemerkosaan di Gresik
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Sejumlah orang yang menamakan diri Kelompok Perempuan Menolak Perkosaan berunjukrasa di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, mengecam pernyataan Gubernur DKI Jakarta yang menyalahkan cara berpakaian korban pemerkosaan, Minggu (18/9/2011). Pengunjukrasa yang sebagian memakai rok mini menuntut aparat keamanan dan pejabat pemerintah serius memberantas kejahatan kekerasan terhadap perempuan bukan malan memberikan pernyataan yang malah menyalahkan korban. (tribunnews/herudin) 


GRESIK - Selama tahun 2011 dari Bulan Januari hingga Oktober terjadi 21 kasus pemerkosaan di Gresik,Jawa Timur. Ini Ini berarti rata-rata dalam setiap bulan setidaknya terjadi dua kasus pemerkosaan.
Data kasus perkosaan dari Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Gresik menyebutkan jumlah kasus perkosaan tergolong tinggi jika dibandingkan dengan jumlah kasus lain yang menimpa anak dan perempuan.
Jumlah kasus kekerasan seksual hingga Oktober 2011 yakni kasus perkosaan 21 kasus, pelecehan seksual delapan kasus dan pencabulan enam kasus.
Khusus data kasus perkosaan hingga bulan Oktober 2011, kejadian perkosaan paling banyak terjadi di awal tahun.
Di bulan Januari 2011 tercatat ada 4 kasus perkosaan yang ditangani P2TP2A. Berikutnya di bulan Februari dan Maret masing-masing tercatat ada dua kasus perkosaan.
Di Bulan April tidak ada kasus perkosaan yang dilaporkan. Kasus perkosaan kembali meningkat di bulan Mei dengan tiga kejadian. Di bulan Juni dan Juli masing-masing ada satu kasus perkosaan.
Bulan Agustus dan Sepetember masing-masing ada dua kasus perkosaan, dan di bulan Oktober ada tiga kasus perkosaan.
Wakil Ketua Harian P2TP2A Gresik Nur Khosi’ah mengatakan jumlah kasus yang tercatat itu semuanya telah diproses hukum.
P2TP2A berperan langsung dalam kasus-kasus itu karena turut mendampingi mulai dari proses pemeriksaan polisi, visum hingga berjalannya proses hukum hingga ke pengadilan.

Tuti Diperkosa Sembilan Orang Kini Malah Divonis Pancung


Tuti Diperkosa Sembilan Orang Kini Malah Divonis Pancung
Tribunnews.com/Rachmat Hidayat
Titi datang bersama suaminya, Warjuki, menggelar jumpa pers di DPR, Jumat (11/11/2011) ditemani politisi PDIP Rieke Diah Pitaloka 
JAKARTA - Orang tua Tuti Tursilawati (27), Titi Sarniti seakan kehabisan kata-kata untuk mengungkap kepedihan hatinya. Itu karena anaknya tengah menunggu vonis pancung oleh pemerintah Arab Saudi.
Sambil terisak, Titi mengungkap, dua minggu yang lalu ia sempat berkomunikasi dengan anaknya Tuti. Saling menyapa, menanyakan keadaan dalam kondisi baik satu sama lain. Meski Titi tak bisa menyimpan rasa sedihnya, anaknya kini tinggal menunggu vonis atas tuduhan melakukan pembuhunan terhadap majikannya di Arab Saudi.
"Saya cuma bisa sampaikan, kembalikan anak saya. Semoga anak saya  pulang dengan selamat. Kami mohon semuanya, dukung kami, selamatkan anak saya. Hanya itu yang bisa saya disampaikan," kata Titi sambil menangis tersedu-sedu.
Titi datang bersama suaminya, Warjuki, menggelar jumpa pers di DPR, Jumat (11/11/2011) ditemani politisi PDIP Rieke Diah Pitaloka.
Tuti Tursilawati adalah TKI yang menjadi pekerja rumah tangga asal Cikeusik, Sukahaji, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Berangkat ke Arab, pada 5 September 2009, bekerja di Kota Thaif, Provinsi Mekkah Barat.
Selama bekerja, menurut Nisma Abdullah, yang ikut dalam jumpa pers itu, Titi kerap mendapatkan pelecehan seksual. Pada 11 Mei 2010, Titi wanita berparas cantik ini, hendak diperkosa oleh sang majikan. Titi melawan, memukul majikannya dengan tongkat untuk membela diri. Dalam pergulatan itu, sang majikan meninggal.
Tuti kemudian melarikan diri. Namun, saat pelarian , Tuti malah diperkosa oleh sembilan orang Arab. Tuti ditangkap oleh pihak kepolisian di Thaif Arab Saudi. Namun, tak ada investigasi yang dilaporkan, telah terjadi perkosaan.
Pengadilan Arab Saudi kemudian memutuskan Tuti bersalah, dihukum qisas (pancung), bulan Juni lalu. Selama menjalani persidangan, Tuti tak didampingi pengacara. "Seharusnya, negara wajib memberikan pengacara kepada para TKI yang bermasalah. Yang ada, hanya seorang penterjemah," kata Rieke.
Rieke kemudian berharap, Komnas HAM dan Komnas Perempuan ikut menyuarakan secara lantang atas terhadap nasib Tuti Tursilawati yang tinggal menunggu vonis pansung.
"Pihak keluarga Tuti, sudah dijanjikan oleh pemerintah, melalui Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat bisa bertemu Tuti sebelum vonis dilakukan. Harapan kami, tentunya harapan keluarga, janji itu terealisasi. Jangan hanya sekedar janji, atau berdalih, negara tak punya dana memberangkatkan keluarga TKI bermasalah ke Saudi Arabia," Rieke mengingatkan.

Diajak Cari Ikan, Bunga Diperkosa Tetangga

Diajak Cari Ikan, Bunga Diperkosa Tetangga
IST
ILUSTRASI 
JAMBI - Bunga (8) bukan nama sebenarnya, warga Desa Pulau Rengas, Kecamatan Bangko Barat, Jambi diperkosa oleh Yulizan (45) yang adalah tetangga korban.
Informasi yang diperoleh Tribunjambi.com, kasus asusila itu terjadi pada Minggu (13/11/2011), sekitar pukul 16.00.
Korban saat itu sedang asyik bermain, diajak tersangka mencari ikan di Sungai Batang
Merangin, menggunakan perahu.
Tanpa merasa curiga, bocah kelas III SD ini pun mau diajak tersangka. Akhirnya mereka berdua mulai mencari ikan dari atas perahu milik tersangka.
Beberapa saat kemudian, pelaku mengajak korban ke sebuah pulau kecil (daratan di tengah sungai yang terbentuk karena air sungai yang surut-red). Di sinilah, pelaku melancarkan aksinya.
Tersangka memaksa korban membuka pakaian. Karena takut, Bunga menuruti perintah tersangka. Setelah itu, Bunga kehilangan masa depannya, karena perbuatan pelaku.
Setelah melancarkan aksinya, pelaku mengantar korban pulang. Tiba di rumah, Bunga menceritakan peristiwa yang baru saja dialami kepada orangtuanya. Mendengar hal ini, orangtua korban kemudian melapor ke Polres Merangin.
Kepada wartawan di sela-sela melapor kejadian, Bunga mengungkapkan, sebelum diperkosa, pelaku sempat mengiming iminginya dengan uang. "Saya mau dikasih uang Rp 10 ribu, tapi saya dak galak (tidak mau)," ujarnya.
Menurutnya, saat diperkosa ia sempat memberontak, namun tetap saja tidak mampu melawan.
Kapolres Merangin AKBP V Bagas Uji Nugroho melalui Paur Humas Ipda Rasiman mengiyakan adanya peristiwa perkosaan tersebut.
Katanya, petugas langsung bergerak menangkap tersangka, karena ini adalah pencabulan di bawah umur.
"Tersangka dikenakan pasal tentang UU perlindungan anak, karena korbannya masih berusia delapan tahun," ujarnya. (nto)

Warga Sungai Ulak Diperkosa di Makam Pahlawan

Warga Sungai Ulak Diperkosa di Makam Pahlawan
TribunBatam
Ilustrasi
JAMBI - Warga Sungai Ulak, Kecamatan Nalo Tantan, Jambi, sebut Melati (19), Senin (14/11/2011) datang melapor ke Polres Merangin, Jambi, karena menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan, Rudi (20) pada, Minggu (13/11/2011) sekitar pukul  14.00 WIB
Di hadapan petugas, Melati menceritakan peristiwa yang meimpa dirinya terjadi pada Minggu (13/11/2011), sekitar pukul 14.00 WIB.
Saat itu dia dijemput oleh pelaku bernama Rudi (20), warga Desa Mampun, Kecamatan Tabir di rumahnya. Selanjutnya, mereka jalan-jalan menggunakan sepeda motor.

Di perjalanan, pelaku mengarahkan sepeda motornya masuk ke dalam areal Taman Makam Pahlawan (TMP) Patriot Bhakti, yang masih berada di dalam kawasan Sungai Ulak.
Di depan areal tersebut, terdapat rumah jaga TMP dalam keadaan kosong.

Setelah beberapa waktu berada di lokasi tersebut, tiba-tiba pelaku menarik dan membaringkan tubuh korban. Ahirnya terjadilah peristiwa perkosaan tersebut.
Tidak terima dengan perbuatan pelaku, Melati melapor ke Polres Merangin. (nto)

Nur Mengaku Diperkosa Oknum Polisi 8 Tahun Lalu


Nur Mengaku Diperkosa Oknum Polisi 8 Tahun Lalu
the sun
ilustrasi
PEKANBARU — Nur (29), seorang perempuan korban perkosaan yang dilakukan oknum anggota polisi di Pekanbaru pada delapan tahun silam, menuntut keadilan agar kasus yang menimpanya diusut tuntas.
"Saya sudah melaporkan ke polisi sejak delapan tahun lalu, tapi sampai sekarang belum juga ada kejelasan," kata Nur kepada wartawan di Pekanbaru, Senin (14/11/2011).
Ia mengisahkan, kejadian perkosaan terjadi pada tanggal 31 Desember 2003. Nur saat itu masih berumur 21 tahun dan baru tiba di Pekanbaru sebagai perantau dari Padang, Sumatera Barat.
Ia mengaku bertemu dengan seorang polisi yang menjadi pelaku perkosaan di Simpang Pasar Arengka, Pekanbaru. Menurut dia, pelaku berseragam lengkap dan berinisial Bg. "Waktu itu saya bertanya untuk mencari kerja dan ia berjanji akan menunjukkannya," ujar Nur.
Menurut Nur, pihaknya masih bersikap hati-hati dan mengikuti oknum polisi itu dengan angkutan kota, sedangkan pelaku saat itu menggunakan sepeda motor.
Ia mengikuti pelaku hingga sampai ke sebuah rumah indekos di daerah Sidomulyo. Namun, tiba-tiba ia dibekap oleh dua orang tak dikenal dan diseret masuk ke sebuah kamar di lantai dua rumah itu.
"Cobalah teriak, nanti saya tembak. Pistol ini ada pelurunya," kata Nur, menirukan perkataan oknum polisi Bg saat menodongkan pistol dalam kejadian itu.
Menurut dia, pemerkosaan yang terjadi di kamar itu melibatkan empat orang, termasuk oknum polisi Bg. Tiga pelaku lainnya merupakan orang tak dikenal. "Saya berkali-kali diperkosa sampai akhirnya hamil," katanya.
Nur mengatakan, saat itu ia berhasil kabur dan melapor ke pos polisi tak jauh dari tempat kejadian. Namun, saat itu seorang polisi jaga bernama Apz seperti tak serius menanggapi laporannya.
"Ia menulis laporan saya hanya di selembar kertas dengan pena, dan malah meminta celana dalam saya yang berlumur darah sebagai barang bukti. Ketika saya tunjukkan tempat pemerkosaan, ia juga tak memeriksanya sampai ke dalam," ujarnya.
Nur mengatakan telah melaporkan kejadian itu ke Kepolisian Resor Kota (Polresta) Pekanbaru hingga Polda Riau.
Terakhir kali ia menanyakan kasus itu ke Propam Polresta Pekanbaru pada bulan Mei 2011, tetapi tidak ada tanggapan yang jelas.
"Saya sudah melapor ke mana-mana, tapi kenapa belum ada kejelasan juga. Saya minta ganti rugi, pelaku seharusnya dipenjara karena telah merusak hidup dan badan saya," ujar Nur sambil berlinang air mata.
Ia mengatakan, bayi hasil pemerkosaan yang dikandungnya kini masih hidup dan dirawat keluarganya di Padang.

Perkosa Gadis di Bawah Umur, Polisi Ciduk Zulkifli


Perkosa Gadis di Bawah Umur, Polisi Ciduk Zulkifli
NET
Ilustrasi perkosaan
ACEH - Polsek Seunuddon, Aceh Utara, Aceh, menangkap Zulkifli (22) warga Desa Matang Serdang, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara, Senin (21/11/211).
Dia ditangkap atas dugaan memperkosa gadis dibawah umur, sebut saja Melati (14) warga Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara.

“Perkosaan itu dilakukan di sebuah kebun kelapa di kawasan Punteut, Lhokseumawe, Sabtu (19/11/2011) malam. Keduanya berkenalan pada siang hari, dan malam harinya mereka jalan-jalan. Korban mengaku menolak ajakan tersangka, namun dia diancam akan dibunuh bila menolak ajakan tersangka untuk berhubungan intim,” kata Kapolres Aceh Utara, AKBP Farid BE, melalui Kapolsek Seunuddon, Iptu Mardan P, kepada Serambinews.com, Selasa (22/11/2011)

Ditambahkan, berdasarkan keterangan korban, dia diperkosa sebanyak dua kali.
“Usai kejadian itu, tersangka membawa korban ke Panton Labu, Aceh Utara. Setiba di Terminal Panton Labu, tersangka pura-pura mau membeli nasi untuk sarapan. Dia lalu kabur. Sedangkan korban terpaksa pulang sendiri ke Seunuddon,” terang Iptu Mardan.

Ia menyebutkan, setelah mendapat laporan dari keluarga korban, pihaknya langsung menangkap tersangka di rumahnya.
“Mengingat tempat kejadian perkara (TKP) di Lhokseumawe, maka tersangka akan kita limpahkan ke Polres Lhokseumawe,” kata Iptu Mardan.

Ayah Gauli Anak Kandung Hingga Melahirkan

Ayah Gauli Anak Kandung Hingga Melahirkan
Ilustrasi
 GUNUNGKIDUL -  Mondro Subroto (38), warga Dusun Sorogaten RT 54 RW 18 Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, DIY, diduga menghamili anak kandungnya,  Wah  (18), sampai akhirnya melahirkan anak. Perbuatan  Mondro terbongkar setelah warga mendesak istrinya melapor ke polisi, Senin (3/10/2011).
Informasi yang dihimpun Tribun Jogja (grup Tribunnews.com) menyebutkan, perbuatan Mondro tersebut dilakukan tiga kali sejak   Oktober 2010 hingga Januari 2011. Mondro yang bekerja sebagai buruh bangunan di Kulonprogo, tinggal bersama oranguanya dan anaknya semata wayangnya. Hampir berpuluh-puluh tahun, keduanya terpisah ranjang.  Hampir semua perbuatannya, dilakukan saat Wah  terlelap di malam hari.
Kejadian tersebut, diketahui pertama kalinya oleh istri Mondro, Tugirah (44), setelah putrinya hamil tua.
Adapun  Mondro saat diperiksa di ruang UUPA Polres Gunungkidul tertunduk dan tak banyak berkata.
"Saya sadar itu anak saya, tapi terus saya lakukan karena saya pisah jauh dengan istri," jelasnya.
Ia juga mengatakan hubungan dengan istrinya sudah tak harmonis, dan jarang memberi nafkah lahir dan batin.
Menanggapi hal tersebut, Kastreskrim Polres Gunungkidul, AKP Alaal Prasetyo, mengatakan pelaku bisa dijerat pasal berlapis, yaitu Pasal 46 UUKDRT dan Pasal 294 KUHP ayat 1, ancaman hukuman masing-masing 12 dan tujuh tahun penjara. "Pelaku sudah kami amankan, dan keterangan saksi masih kami perlukan," ungkapnya. (*)

Usai Perkosa Anak Kandung Balik ke Tempat Tidur Istri


Usai Perkosa Anak Kandung Balik ke Tempat Tidur Istri
the sun
ilustrasi korban perkosaan

TEBINGTINGGI - Entah setan apa yang merasuki Aam, warga Desa Terusan Baru Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Empatlawang hingga tega memperkosa anak kandungnya. Korban, disebut saja Mawar (nama disamarkan,red), terpaksa menyerahkan mahkotanya dibawah ancaman sebilah pisau.
Informasi yang dihimpun Sripoku.com di lapangan menyebutkan, malam itu, Jum'at (2/9/2011) tersangka Aam bersama istri, Nur dan salah seorang anaknya tidur di ruangan tengah, sementara korban tidur sendirian di dalam kamar. Saat semua sudah tertidur lelap, tampaknya tidak disia-siakan oleh sang ayah. Setelah masuk ke kamar, tersangka langsung menempelkan pisaunya ke leher korban agar tidak berteriak dan melayani nafsu bejatnya.
Setelah melampiaskan nafsunya, pelaku kembali ke tempat tidur istrinya seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Perbuatan amoral ayahnya itu terkuak setelah keesokan harinya, Sabtu (3/9/2011), korban tidak keluar dari kamar dan menangis.
Sang ibu pun lalu bertanya kepada anak pertama dari dua bersaudara itu. Korban pun menceritakan peristiwa yang telah dialaminya itu. Oleh karena tidak terima atas perbuatan bejat suaminya itu, setelah bermusyawarah dengan keluarga sepakat melaporkan perbuatannya itu ke SPK Polsek Urban Tebingtinggi. Hanya saja, pelaku telah melarikan diri.

Johan Tak Tahan Kemolekan Anak Sendiri, Ia Memerkosanya

Johan Tak Tahan Kemolekan Anak Sendiri, Ia Memerkosanya
Ilustrasi
KUALA KAPUAS - Ulah tak terpuji dilakukan Johansyah (37), warga RT18, Handil Simpang Aya, Desa Narahan, Kecamatan Pulau Petak, Kapuas, Kalimantan Tengah.
Indah (bukan nama sebenarnya), remaja berumur 15 tahun, diperkosa Johansyah yang tak lain ayahnya sendiri. Perkosaan itu dilakukan Johansyah, di atas kelotok, dalam perjalanan dari kampungnya, menuju ke Anjir, Batola.
Perkosaan pertama terjadi tahun 2009. Namun perbuatan itu terus dilakukannya hingga sekarang. Aksi mesum itu itu baru terungkap, setelah adanya laporan dari Samsiar (35), istri Johansyah sendiri.
Samsiar melaporkan perbuatan suaminya, ke Polsek Pulau Petak, Kamis (24/11/2011). Kemudian malamnya, Johansyah ditangkap anggota Polsek Pulau Petak, menjelang malam sekitar pukul 20.00 WIB.
Johansyah, saat ditemui di tahanan Mapolres Kapuas, Rabu (30/11/2011) mengatakan, perbuatan itu dilakukannya, saat Indah naik kelotok bersamanya, menuju ke Anjir Batola tahun 2009 malam hari.
Karena tergiur dengan kemontokan anaknya, ditambah lagi saat itu, tanpa sengaja rok Indah terbuka, maka Johansyah merangkul dari belakang dan kemudian memperkosanya.
Dari kejadian pertama itulah, Johansyah menjadi ketagihan. Setiap ada kesempatan dan istrinya sedang keluar, Johansyah menyetubihi anaknya. Bahkan pada akhir 2009 itu, Indah tak lagi menstruasi alias mengandung selama dua bulan lebih.
Kejadian itu diceritakan Indah ke ayahnya. Akhirnya Johansyah mencari orang pintar, agar kandungannya digugurkan. Seminggu setelah Indah menceritakan ke ayahnya, kandungan Indah digugurkan, dengan cara meminum jamu-jamuan.
Johansyah mengaku mengauli anaknya sampai sekarang tanpa ancaman. Samsiar yang ditemui di Polsek Pulau Petak menceritakan, sebenarnya dia sudah lama mencium ulah perbuatan suami, atas laporan dari anaknya, Indah.
Namun, sebagai seorang perempuan, Samsiar masih bersabar, sambil menunggu waktu yang tepat untuk melapor.
Tepatnya Kamis (24/11/2011) pagi, Samsiar punya keputusan bulat dan akhirnya melapor. Istri Johansyah nekat melapor, setelah bermusyawarah dengan saudara maupun pamannya.
"Daripada berkelanjutan, lebih baik kami laporkan,"jelas Samsiar. Indah adalah anak pertama. Saat ini umur Indah sudah berjalan 17 tahun.
Kapolres Kapuas, AKBP Wisnu Saputra, Rabu (30/11) mengatakan, kasus ini sebenarnya ditangani Polsek Pulau Petak. Namun demi untuk penyidikan, tersangka dititipkan di Polres Kapuas.
Menurutnya, berkat keberanian sang istri melapor ke polisi, maka ulah tersangka selama ini dapat terungkap. Dalam kasus ini, pihaknya menjerat tersangka
dengan pasal 81, UURI nomor 23 tahun 2002, tentang perlindungan anak dan pasal 295 KUHP, dengan ancaman 15 tahun penjara.

Saat Masih Kecil, Kami Bertiga Diperkosa Ayah


Saat Masih Kecil, Kami Bertiga Diperkosa Ayah
NET
Ilustrasi.
MUARATEBO - Dari 11 anak yang dimilikinya, Harun (57) warga Dusun Tengah Ulu Kecamatan Tebo Tengah Jambi, memerkosa tiga anak perempuannya. Kini ia meringkuk di tahanan Mapolresta Tebo. Mawar (13), Kenanga (21) dan Melati, nama samaran mengaku dipaksa dan diancam oleh ayahnya saat perbuatan durjana itu dilakukan.
Kasus ini terungkap karena anak tersangka, Yusman (25) melapor ke polisi pada 29 November lalu. Yusman geram saat mendengar cerita ini dari adiknya Mawar.
Mulanya hanya Mawar yang bercerita. Mawar mengaku kepada Yusman kalau sang ayah sudah memerkosanya sebanyak dua kali pada tahun 2008 dan 2009 lalu. Cerita Mawar ini pun disampaikan Yusman ke saudara yang lain.
Bukan main kagetnya Yusman saat Melati dan Kenanga juga mengaku pernah diperkosa. Kedua kakak perempuan Mawar mengakui mereka pernah diperkosa oleh sang ayah ketika masih berumur belia. Kenanga yang saat ini sudah memiliki suami itu mengaku diperkosa Harun saat berumur 10 tahun.
Semua perkosaan diakui para korban dilakukan Harun saat rumah sedang kosong. Harun selalu saja mengancam akan membunuh anaknya jika mereka membongkar perbuatan itu.
Kasat Reskrim Polres Tebo AKP Ernis Sitinjak ketika dikonfirmasi, Selasa (29/11/2011) mengakui tentang adanya laporan tersebut. Sampai saat ini Harun masih belum mau mengaku. Ia membantah telah memerkosa anak-anaknya.

ABG Pembunuh dan Pemerkosa Novi Dituntut 9 Tahun


ABG Pembunuh dan Pemerkosa Novi Dituntut 9 Tahun
ilustrasi 


KAYUAGUNG - Zulfikar Al-Faqih alias Faqih (17), terdakwa kasus perkosaan yang disertai pembunuhan terhadap Novi Fajar Wati (11), dituntut 9 tahun penjara. Surat tuntutan dibacakan  Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kastam SH pada sidang yang berlangsung di Pengadilan Negeri (PN) Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Senin (5/12/2011).
Sidang yang dipimpin hakim ketua Teguh Arifiano dan anggotanya Arlen Veronika SH dan Alfarobi SH berlangsung tertutup.
Sidang tuntutan tersebut diwarnai dengan berbagai tulisan untuk meminta Pengadilan Negeri (PN) menuntut terdakwa seadil-adilnya. Selain itu, warga serta kerabat dekat korban terus menerus mengawasi jalannya persidangan.

Minta Diantar, Mawar Malah Digerayangi di Jalan Sepi


Minta Diantar, Mawar Malah Digerayangi di Jalan Sepi
net
ilustrasi korban pelecehan

KARIMUN - Dugaan kasus cabul didapati di Kecamatan Buru, Kabupaten Karimun. Mawar (20), bukan nama sebenarnya,  mendapat perlakuan percobaan pemerkosaan di sebuah jalan sepi, Selasa (6/12/2011) sekitar pukul 07:30 WIB oleh pelaku Suhaidi alias Gonjeng (20).
Meski Gonjeng telah minta maaf dan mengaku khilaf di tempat kejadian perkara (TKP) pada saat itu juga tapi Mawar tak terima dan melaporkan peristiwa mengejutkan itu ke Polsek Buru beberapa jam kemudian.
"Benar ada kasus dugaan percobaan perkosaan di wilayah hukum kami dan syukur alhamdulillah, pelaku bernama Suhaidi alias Gonjeng sudah dapat kami amankan. Saat ini tengah menyelesaikan tahap pemberkasan," ujar Kapolsek Buru, Iptu Bobferizal, Kamis (8/12/2011) siang.
Diceritakan Bob, kasus itu berawal saat korban Mawar, warga Kelurahan Lubuk Puding tengah berkendara Selasa pagi itu, hendak pergi ke rumah neneknya.
Di tengah jalan korban bertemu dengan pelaku Gonjeng dan minta tolong untuk menumpang ke depan kantor Camat Buru. Karena kenal, korban bersedia mengantar pelaku ke tempat tujuan dan menyuruh pelaku yang mengendarai sepeda motornya.
Tiba-tiba di tengah jalan pelaku berbelok arah ke ke tempat jalan sepi. Korban pun curiga dan melompat turun ke jalan dari sepeda motor. Pelaku berhenti dan mendatangi korban.

Dulu Diperkosa 5 Laki-laki, Kini Aku Dijual ke Om Genit


Dulu Diperkosa 5 Laki-laki, Kini Aku Dijual ke Om Genit
Bangka Pos/Hendra
Kuntum (14) korban ekploitasi anak saat memberikan keterangan kepada unit PPA Polres Pangkalpinang.

BANGKA - Sudah jatuh ketimpa tangga. Demikian nasib yang dialami kuntum (bukan nama sebenarnya) gadis belia berumur 14 tahun, warga Pangkalpinang, Bangka.
Sekitar setahun lalu, ia menjadi korban perkosaan oleh lima laki-laki bejat. Beberapa orang di antaranya sudah menjadi terpidana di Lapas Bukit Semut, Kabupaten Bangka. Beberapa lainnya belum berhasil ditangkap polisi.
"Yang sudah ditangkap dan masuk penjara itu seingat saya ada 3 orang. Dua orang lagi masih buron. Pelakunya masih ada ikatan keluarga sama kami," tutur Nt (36) orang tua Kuntum kepada Bangkapos.com (grup Tribunnews.com).
Tapi kini, Kuntum yang sempat dikabarkan kabur dari rumah beberapa waktu lalu, ternyata berada di Pangkalpinang, Bangka.
Kemolekan tubuh dan umurnya yang masih muda dimanfaatkan oleh teman-temannya. Kuntum dijual kepada lelaki hidung belang di sebuah hotel di Pangkalpinang.
Kepada Bangkapos.com, Kuntum tak banyak bercerita. Ia hanya bisa mengangguk dan menjawab singkat saat ditanya seputaran kisah pedih yang dialaminya.
"Apa kamu kenal mereka ini. Apa ini rekan-rekan kamu yang menjual kamu sama om-om," tanya bangkapos.com kepada Kuntum.
Ia pun hanya menganggukkan kepala. Beberapa nama pun disebutnya. Rata-rata teman yang menjualnya itu, umurnya tidak jauh berbeda. Di bawah 17 tahun.
Untuk sekali kencan, Kuntum dihargai Rp 800 ribu. Namun uang tersebut tidak dinikmati sepenuhnya. Uang tersebut justru dinikmati oleh teman-temannya. Sedangkan Kuntum sendiri hanya dibelikan makanan atau minuman.
Kuntum bercerita, awal melayani Om-om disalah satu hotel di Pangkalpinang, ia sempat melawan. Ia menampar, memukul, menendang dan menggigit om genit tersebut. Namun, tubuhnya yang kecil kalah kuat dengan lelaki yang telah membeli tubuhnya. Entah siapa nama om tersebut ia sendiri mengaku tidak kenal nama.
"Pertamanya saya lawan. Tapi nggak bisa. Saya ditangkapnya," tutur Kuntum.
Hingga saat ini, Kuntum masih ingat jelas kejadian tersebut. Namun, ia enggan mengutarakannya. Termasuk bagaimana ia diperkosa 5 orang laki-laki sekitar setahun lalu.

Jika Terlibat Dishub Akan Cabut Izin Trayek M-26


Jika Terlibat  Dishub Akan Cabut Izin Trayek M-26
Nurmulia Rekso/Tribunnews.com
Sketsa wajah pelaku pemerkosa di angkot M 26 



JAKARTA - Terkait kasus prkosaan yang terjadi di mikrolet M 26 jurusan Kampung Melayu - Bekasi di Depok beberapa waktu yang lalu, Dishub mengaku akan mencabut ijzin trayeknya, jika terbukti terlibat kriminalitas.
"Kami menunggu hasil dari polisi, jika memang terbukti maka izin trayek akan kami cabut," tegas U. Pristono, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Senin (19/12/2011) dalam pengoperasian loket drive thru PKB Ujung Menteng, Jaktim.
Pristono menjelaskan jika memang terbukti di Mikrolet M 26 terjadi tindak kriminal maka bukan saja sopir angkot yang akan dipidana. Tapi juga pemilik angkotnya  akan mendapatkan sanksi.
"Jika  terbukti, bukan saja tindak pidana bagi sopir,  pemilik angkot juga akan dapat sanksi dan harus bertanggung jawab," tambah Pristono.
Seperti diketahui aksi perampokan disertai perkosaan menimpa RS (40). RS dirampok dan diperkosa oleh empat orang pria saat menaiki Mikrolet M26 jurusan Kampung Melayu-Bekasi pada Rabu (14/12/2011) pukul 04.00 WIB. Saat itu, RS hendak menuju Pasar Kemiri Muka, Depok, Jawa Barat dari rumahnya.

Angkot Tempat RS Diperkosa Milik Aparat


Angkot Tempat RS Diperkosa Milik Aparat
Nurmulia Rekso/Tribunnews.com
Sketsa wajah pelaku pemerkosa di angkot M 26 
JAKARTA - Angkutan kota M-26 (jurusan Kampung Melayu-Bekasi), tempat RS (35) dirampok dan diperkosa, ternyata pemiliknya adalah seorang aparat negara. Angkutan kota ini kemudian disewakan kepada Umar yang kemudian disewakan lagi kepada orang yang berbeda. Umar menyewakan angkot ini ke tangan kedua Rp 400.000 per hari. Nilai sewa semakin besar ke tangan berikutnya, termasuk ke tangan pelaku. "Kami sudah memeriksa Umar. Dia bukan bagian dari pelaku. Kami bidik pelaku dan komplotannya yang melibatkan seorang perempuan," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Depok Ajun Komisaris Febriansyah, Senin (19/12/2011) di Depok. Siapa aparat negara pemilik angkot itu, Febriansyah belum bersedia menyebutkan dengan alasan tidak mau mengganggu penyidikan. "Tolong sabar sedikit, kami siang-malam mengejar pelaku," ujarnya. RS dirampok dan diperkosa dalam angkot M-26, Rabu (14/12) pukul 03.00 dini hari, ketika hendak berbelanja di Pasar Kemiri Muka. Dalam angkot itu ada tiga pria dan satu perempuan lain selain R. Polisi sudah menyebarkan sketsa wajah pelaku. Pemkot Depok ganti biaya Terkait pengobatan korban, Pemerintah Kota Depok akhirnya bersedia mengganti seluruh biaya perawatan di RS Polri Sukanto dan Polri. ”Besarnya berdasarkan kalkulasi rumah sakit,” kata Wali Kota Depok Nur Mahmudi Isma’il seusai menjenguk R di Pusat Pelayanan Terpadu RS Polri Sukanto, Kramatjati. Joy, paman R, menyambut gembira hal itu. "Karena pemerintah menanggungnya, keluarga tidak lagi khawatir," katanya. Manajemen buruk Kasus perkosaan R, ujar Nur Mahmudi, mendorong pemerintah dan Polri segera memberlakukan razia angkutan kota malam hari. Semua armada akan diawasi. Yang tidak berizin atau beroperasi melampaui wilayah trayek akan ditindak. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengakui, kejahatan di angkutan umum disebabkan manajemen angkutan umum belum baik. "Manajemen angkutan umum menjadi prioritas pembenahan tahun depan. Saat ini manajemen buruk karena angkutan umum dimiliki individu sehingga kontrol jadi sulit," kata Fauzi seusai meresmikan loket pelayanan drive through di Ujung Menteng, Cakung, kemarin. Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan dan Direktur Institut Studi Transportasi Darmaningtyas meminta dinas perhubungan dan kepolisian fokus dalam penegakan hukum karena sampai saat ini peraturan pemerintah yang mengatur badan hukum angkutan umum belum disahkan. "Kalau ada pelanggaran, cabut izin trayek. Operator turut dijerat hukum jika terbukti memakai sopir tembak. Terlebih ketika sopir atau angkotnya dipakai sebagai sarana kriminal," kata Tigor. Darmaningtyas menyoroti praktik angkot sebagai "peliharaan" oknum penegak hukum. "Itu sudah rahasia umum," katanya. Kemarin siang, aparat Polresta Bekasi, Kota Bekasi, juga menangkap kelompok pencopet dalam angkot K-02 Pondok Gede-Bekasi yang terdiri dari empat lelaki. Salah seorang berpura-pura pingsan di dalam angkot, sementara dua lainnya mencopet korban. Seorang lagi membuntuti angkot dengan mobil lain.(NDY/NEL/BRO/PIN/COK/ARN)

Pacar Tersangka Perkosaan: Takut, Pasrah atau Menikmati?


Pacar Tersangka Perkosaan: Takut, Pasrah atau Menikmati?
ilustrasi
JAKARTA - Perilaku AI (18) yang dikabarkan menyaksikan semua yang terjadi dalam angkot, membuat orang jadi bertanya-tanya. Dalam pandangan Reynitta Poerwito, M.Psi, tak sedikit terjadi seseorang menjadi saksi tindakan kriminal kemungkinan besar akan bersikap diam (freeze).
“Itu bisa disebabkan banyak faktor. Antara lain, perasaan takut yang sangat besar atas situasi yang dianggap mengancam jiwanya atau dia menanti orang lain bertindak, mencari pertolongan, atau malah menolong korban,” papar psikolog yang kerap disapa Irene.
Pada kasus yang menimpa RS, perlu ditelusuri kembali apakah AI benar-benar diam saja, bersikap seolah-olah tak terjadi apa-apa, atau benar sedang di bawah pengaruh obat-obatan tertentu atau alkohol.
“Nah, itu akan menentukan sikap dan perilakunya. Kalau memang mendukung si pelaku, kemungkinan besar dia menikmati situasi tersebut.”
Namun, lanjut Irene, “Jika dia benar-benar diam saja dan memalingkan wajahnya seolah menghindar agar tak melihat kejadian apa pun, kemungkinan besar dia merasa takut dan tak bisa berbuat apa-apa. Dia meyakini, apa pun yang akan dilakukannya tak akan bisa menghentikan si pelaku dari tindakan kejahatan.”
Selanjutnya, kata Irene, terbiasa atau tidaknya AI melihat perilaku keji sang pacar, tergantung dari hubungan mereka. “Kan, katanya baru berpacaran selama dua bulan. Tapi, itu bukan alasan tepat untuk diam saja ketika mengetahui pacarnya memperkosa. Kemungkinan paling besar, perasaan takut karena pelaku bawa senjata tajam. Bisa juga pasrah karena tak bisa memperbaiki keadaan.”
Ia juga menilai, ada beberapa alasan mengapa AI mau ikut tersangka pelaku melarikan diri ke Bandung. “Pertama, dia merasa harus mendampingi pacarnya untuk membuktikan dia pacar yang setia dan bisa diandalkan.” Kedua, lanjutnya, AI merasa dilema atau takut dengan posisinya yang telah menjadi saksi kejahatan.
“Daripada menghadapi perasaan kalut sendirian dan terlalu takut melaporkan kejadian, dia ikuti pacarnya kabur.”

Pengakuan Pacar Tersangka: Aku Kapok Bergaul Sembarangan (4)


Pengakuan Pacar Tersangka: Aku Kapok Bergaul Sembarangan (4)
Tabloid Nova
AI mengaku menyesal ikut terseret kejahatan yang dilakukan kekasihnya. (Foto: Ahmad Fadilah)
JAKARTA - AI (18) seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta ikut terjerat kasus perkosaan yang dilakukan kekasihnya.
Sempat ditahan bersama kekasihnya, AI akhirnya dibebaskan Kamis (29/12/2011) namun dikenai wajib lapor. Saat kejadian, RS (40), korban perkosaan dibuang pelaku di kawasan, Cikeas, Jawa Barat, Rabu (14/12/2011). Berikut penuturan AI dalam wawancara dengan Tabloid Nova;
Tak kusangka, perbuatan mereka berbuntut panjang. Kami pun dilaporkan ke polisi oleh RS. Karena diburu, aku ikut bersembunyi bersama YBR dan satu temannya. Kami ke Bandung, menginap di rumah kakak DR. YBR juga mengancam, “Kalau satu tertangkap, semuanya harus masuk (penjara)!”
Tapi sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Setelah 10 hari dan kehabisan uang, persembunyian kami di Kampung Bojongbungur, Padalarang Barat diketahui polisi. Sabtu, (24/12/2011) sore kami pun digiring ke Polres Depok. YBR dan DR ditahan di dalam sel, sedangkan SDM melarikan diri. Ia juga membawa semua uang hasil rampokan. Belakangan aku tahu ia akhirnya tertangkap di Medan.
Aku sebagai perempuan satu-satunya, jelas merasa terjebak. Bingung harus bagaimana. Yang lebih membuatku takut, aku merasa nyawaku kini terancam. Terlebih pemberitaan di banyak media begitu ramai membongkar kasus ini. Aku juga dihujat dan dianggap bukan perempuan baik-baik. Jujur aku sangat kecewa. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, malah dengan mudah menyudutkanku.
Pihak kepolisian akhirnya menghubungi orangtuaku. Bapak sudah datang menjenguk dua kali. Meski beliau tak berkata apa-apa, tapi dari raut wajahnya aku tahu beliau sangat kecewa. Tak kuasa aku melihat langsung wajahnya. Bapak hanya berpesan agar aku sabar menghadapi cobaan ini dan banyak berdoa.
Ya, aku kapok dan merasa malu! Aku tak mau lagi sembarangan bergaul dan berkenalan dengan lelaki. Apalagi berpacaran dengan orang yang tak jelas asal-usulnya. Jangan sampai aku salah memilih lagi. Ternyata tak hanya sekali itu YBR melakukan aksi kriminal. Benar kata Bapak. Seharusnya sejak awal aku turuti saran dan ketidaksukaannya saat YBR kuajak ke rumah.
Yang bisa kulakukan sekarang adalah bersikap kooperatif dengan kepolisian, sambil terus menguatkan diri dan hati agar sanggup menjalani ini semua. Harapku hanya satu, aku ingin semua proses ini segera usai agar bisa kembali ke tengah keluarga. (habis)

Pacar Tersangka Menceritakan Pemerkosaan Malam Itu (3)


Pacar Tersangka Menceritakan Pemerkosaan Malam Itu (3)
the sun
ilustrasi
JAKARTA - AI (18) seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta ikut terjerat kasus perkosaan yang dilakukan kekasihnya.
Sempat ditahan bersama kekasihnya, AI akhirnya dibebaskan Kamis (29/12/2011) namun dikenai wajib lapor. Saat kejadian, RS (40), korban perkosaan dibuang pelaku di kawasan, Cikeas, Jawa Barat, Rabu (14/12/2011).
Berikut penuturan AI yang merasa syok dan kecewa dalam wawancara dengan Tabloid Nova:
Dua bulan berpacaran, Selasa (13/12/2011), YBR menjemputku ke rumah. Selepas Maghrib aku diajaknya jalan-jalan. Aku pergi diam-diam tanpa seizin Bapak. Pokoknya aku ingin ikut dia pergi. YBR bilang, ingin menunjukkan kontrakannya yang baru di daerah Rawadas, Pondok Kopi (Jaktim). Tiba di sana, sudah ada teman-temannya yang kukenal dan biasa berkumpul bersama YBR.
Menjelang tengah malam, aku diantar pulang ke rumah oleh mereka. Kami naik angkot M-26 jurusan Kampung Melayu-Bekasi. Aku tidak curiga. Juga tak ingin banyak bertanya. Karena sebelumnya aku mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit, badanku pun terasa lemas.
Aku lalu duduk di depan, di samping SDM yang menyetir angkot saat itu. Sementara YBR dan DR duduk di kursi penumpang belakang. Kami menelusuri jalanan di sekitar Sentul dan Cilodong. Karena sudah larut malam, tak terasa aku pun tertidur. Sempat aku terganggu mendengar suara berisik dari arah belakang. Suara musik yang disetel SDM bertalu-talu keras sekali di telingaku. Rupanya ia sengaja menyetel musik keras-keras.
Ia juga menyuruhku agar tetap istirahat. Saat itu sudah jam tiga pagi. Lampu di dalam angkot mati dan aku yang masih tak bertenaga juga tak punya pikiran buruk apa pun. Bahkan, ada penumpang lain yang naik di daerah Jl. Raden Saleh, Depok pun, aku tak tahu.
Puncaknya baru aku sadari di dalam angkot ternyata telah terjadi perbuatan keji. Penumpang perempuan yang diketahui berinisial RS dirampok oleh YBR dan temannya. YBR juga sempat melukai RS dengan golok. Tak hanya itu, RS juga diperkosa. Selanjutnya, RS diturunkan begitu saja di kawasan Cikeas. Kepadaku YBR bilang, yang memperkosa adalah DR. Ia hanya membantu memegangi.
Namun setelah didesak, baru aku tahu, dia berbohong. YBR lah yang menjadi aktor serta dalang aksi bejat itu. Rupanya ketika di kontrakan, ia dan teman-temannya telah merencanakan kejahatan ini. Sakit sekali hatiku saat tahu pacarku sendiri memperkosa perempuan lain. Apalagi aku juga ada di situ, tak jauh darinya. (AI terisak dan terus menangis ketika ditanya lebih jauh mengenai apa yang terjadi setelah itu ). (bersambung)