Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Rabu, 09 Januari 2013

Kaget! Ayah Temukan Anak Mesum di Ruang Tamu


Mesum-2.jpg
Ilustrasi

KEDIRI - Seorang siswi kelas 2 SMA berusia 16 tahun, berhubungan badan dengan Sa (17), Rabu (26/12/2012). Apesnya, aksi keduanya yang dilakukan di ruang tamu ketahuan orangtuanya AB, sepulangnya dari ladang.

Melihat anaknya di setubuhi SA, Remaja asal Dusun Kaliawen, Desa Ngino Kecamatan Plemahan, langsung melaporkannya ke polisi. Akibatnya, SA ditangkap polisi, Jumat (28/12/2012).

SA saat ini diperiksa penyidik unit PPA Polres Kediri setelah dilaporkan oleh AB, ayah korban.
Informasi yang dihimpun aksi mesum saat  Sa mendatangi rumah korban di Dusun Sukodono Desa Kedungmalang Kecamatan Papar.

Awalnya kedua remaja itu belasan tahun itu hanya ngobrol di ruang tamu. Ditengah obrolan, Sa mengajak korban untuk melakukan hubungan badan. Korban sempat menolak. Tapi setelah dirayu, korban hanya bisa pasrah. Sa pun leluasa menjalankan perbuatannya karena situasi rumah saat itu sepi.

Namun sekitar pukul 12.00 WIB, AB, ayah korban pulang dari bekerja di sawah. Alangkah terkejutnya karena saat membuka pintu, AB melihat anak gadisnya sedang disetubuhi remaja pria di ruang tamu rumahnya. Emosi AB tak terbendung. Dia langsung melaporkan hal itu ke polisi.

Kasubbag Humas Polres Kediri, AKP Budi Nurtjahjo mengatakan, korban telah dibawa ke rumah sakit untuk divisum. Petugas juga telah mengamankan Sa untuk dimintai keterangan atas perbuatannya. "Tersangka sudah ditahan. Kasusnya ditangani unit PPa," kata Budi.

Kasihan! Gadis 14 Tahun Disetubuhi Tetangga


Perkosaan-Malaysia.jpg
Ilustrasi
Ilustrasi


MALANG -  Suasana sepi di kediaman Puspa (14), nama samaran, dimanfaatkan oleh tetangganya, WD (33) melakukan pemerkosaan. Kini, korban  mengalami syok berat setelah diperkosa empat kali oleh WD (33).

Kapolsek Ngajum AKP Sri Sugeng Waskito mengatakan, remaja asal Desa Babadan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Jawa Timur, melapor ke Mapolsek Ngajum, Sabtu (5/1/2013) siang.
Siswi SMP melapor diantar ibunya. Dalam laporannya, mereka menyebutkan Puspa disetubuhi WD sejak tiga bulan silam.

"Korban sudah kami antarkan ke unit PPA (Pelayanan Perempuan dan Anak) Polres Malang. Tapi, karena kondisinya masih sangat tertekan, korban belum bisa memberi banyak keterangan. Bahkan, saat kami tanya di polsek, dia juga kebanyakan diam tak menjawab," tutur Sugeng.

Dari penyelidikan sementara, Puspa dipaksa melayani nafsu WD saat korban sendirian di rumah. Ibunya yang telah bercerai hanya sesekali menengoknya, karena bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Kota Malang. Sedangkan ayah Puspa, bekerja sebagai tukang kayu di Dusun Mboro.

"Menurut pengakuan korban, tindakan pelaku dilakukan setiap kali mabuk. Kejadian ini terungkap, saat ibunya menengok anaknya dan mendapati celana korban terus menerus basah. Setelah didesak, korban mengaku ke ibunya telah disetubuhi pelaku," jelas Sugeng.

Begitu mendapat laporan, jajaran unit Reskrim Polsek Ngajum langsung menangkap WD, saat sedang menunggu istrinya melahirkan di RSUD Kanjuruhan Kepanjen.
"Tersangka mengakui perbuatannya, tapi katanya cuma dua kali. Sekarang penyidikannya kami limpahkan ke unit PPA," ucapnya. 

Istri tak Melayani, Tomo Garap Anak Tiri

PERKOSAAN.jpg
ISTIMEWA
Ilustrasi


KEDIRI -  Gara-gara istri tidak melayani, Tomo (42) yang tega mencabuli putri tirinya. "Istri saya selalu menolak setiap saya ajak berhubungan, karena mengaku kecapekan. Sudah setahun saya tidak berhubungan lagi," ungkap Tomo usai diperiksa penyidik Unit PPA Polres Kediri Kota, Selasa (4/12/2012).

Kepada penyidik, Tomo mengaku melakukan hubungan dengan anak tirinya itu sebanyak tiga kali.
Perbuatan itu dilakukan di dalam kamar serta kamar mandi, saat istrinya tidak ada di rumah.
"Seingat saya perbuatan itu kami lakukan tiga kali," ujarnya.

Perbuatan itu mulai dilakukan Tomo sejak awal Juli 2012. Bahkan, jika hasratnya muncul, Tomo tak segan-segan minta dilayani sambil berdiri di dapur dan di dalam kamar mandi.

Akibat keseringan berhubungan dengan anak tirinya itu, akhirnya anak tiri Tomo berbadan dua.

Mulanya, kata Tomo, saat pertama kali diajak bersetubuh, korban sempat menolak, sehingga dia memaksanya. Namun, lama-lama korban menurut jika diminta melayani nafsunya.

Polisi sudah mengamankan barang bukti dua celana dalam perempuan, sebuah BH, baju baby doll, kaos warna biru dan celana pendek, serta hasil visum dokter. Tersangka kini telah dijebloskan ke
dalam tahanan.

Tega! Ditinggal Kerja, Suami Cabuli Adik Ipar


PERKOSAAN.jpg
ISTIMEWA
Ilustrasi
 
BINTAN - Berawal istri keluar rumah, Ahui (31) tega mencabuli adik iparnya sendiri, Mrn (12). Sebelumnya, kedua manusia berlainan jenis ini sering bergurau lewat SMS.  Perbuatan itu di atas sepeda motor setelah sukses membujuknya.

Ahui yang sudah menikahi AL dikaruniai satu anak. AL yang juga kakak kandung Mrn tetap memberi semangat kepada Ahui walau kini ditahan di Rutan Tanjungpinang, Jumat (28/12/2012) dengan sangkaan mencabuli anak bawah umur diancam penjara maksimal 15 tahun.

Kejadian pencabulan itu bermula ketika Mrn menginap di rumah Ahui. Ketika itu AL sedang pergi ke Galang Batang sehingga yang berada dalam rumah hanya Ahui dan Mrn. Selama menginap, Mrn tidur dalam satu kamar bersama Ahui dan AL kakak kandungnya.

Ahui SMS ke Mrn mengajak ke toilet dan sempat menciuminya di toilet. Kemudian di lain hari Ahui mengajak Mrn bepergian naik sepeda motor. Ahui yang berprofesi sopir lori itu pun nekat membujuk dan menggarap Mrn di atas sepeda motor, September 2012.

Kini Ahui harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan mendekam di sel Rumah Tahanan Tanjungpinang. Polisi menjerat Ahui dengan  pasal 81 ayat 1 dan 2 UU RI no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, diancam penjara maksimal 15 tahun.

Kesucian Hilang di Malam Tahun Baru


Perkosaan.jpg
Ilustrasi


PRINGSEWU - Malam pergantian tahun merupakan malam yang indah bagi kebanyakan orang. Namun, tidak bagi SN (19) justru menjadi malam yang membawa petaka.

Pada malam spesial itu, gadis cantik harus kehilangan kesucianya karena  diperkosa bergiliran oleh dua orang tidak dia kenal. Peristiwa ini terjadi saat SN, warga Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah akan menghabiskan malam tahun baru bersama pacarnya, Agus (19) warga Kelurahan Pringsewu Utara, Kecamatan Pringsewu.

Sebelum kejadian, keduanga, Selasa (1/1/2013) sekitar pukul 02.00 WIB duduk-duduk di are pondok rest, tepi Jalan Lintas Barat sekitar persawahan Pekon Bulokarto, Kecamatan Gadingrejo. "Di lokasi itu bukan kami saja yang nongkrong, ramai," ujar Agus.

Menurut Agus, malam itu SN tidak berani pulang karena sudah terlalu larut malam. Sementara, Agus takut mengantarnya pulang. Sehingga, mereka memutuskan duduk-duduk di rest area sembari menunggu pagi datang.

Dini hari itu kemudian dua orang pria mengendarai Yamaha Jupiter Z hijau mendatangi Agus dan SN. "Mereka mengaku polisi dan menanyai apa yang sedang kami perbuat," kata Agus. Selanjutnya, Agus dan SN dibawa kedua orang itu pergi dengan alasan ke kantor.

Bukannya ke kantor polisi, kedua sejoli ini malah dibawa ke arah komplek perkantoran Pemerintah Kabupaten Pringsewu. Tapi, sebelum tiba di komplek perkantoran mereka berhenti dan salah seorang pelaku membawa SN ke areal pesawahan dekat sungai Way Bulok.

Sementara, seorang pelaku lagi menahan Agus dan memintanya menunggu. Beberapa menit kemudian, giliran pelaku yang menahan Agus menghampiri SN. Sedangkan yang tadinya bersama SN gantian menunggui Agus. "Sekitar 30 menit, saya sebenarnya sudah curiga," ujar Agus.

Setelah itu, kedua pelaku meninggalkan Agus dan SN. Akan tetapi, saat itu SN tidak bersedia menceritakan apa yang telah diperbuat para pelaku terhadapnya. SN menceritakan peristiwa itu setelah bertemu Udin, pria yang sudah dia anggap kakaknya.

Kepolisian Sektor Gadingrejo telah menerima laporan  pemerkosaan yang dialami SN.
Menurut Kepala Polsek Gadingrejo AKP Heri Sugito, pihaknya sudah menangkap kedua pelaku. "Kedua pelaku sudah kami tangkap," ujarnya saat  Selasa (1/1/2013).

Sumber dari kepolisian menyebutkan, pelaku ditangkap setelah korban, SN bersama polisi, menjebaknya. Melalui ponsel SN bersama pelaku merencanakan pertemuan. Karena sebelum meninggalkan korban, seusai memerkosa seorang pelaku sempat meminta nomor handphone SN.

Seorang pelaku ditangkap polisi saat makan sate di wilayah Kecamatan Pringsewu. Pelaku lainnya, diketahui bernama Azis (25) juga berhasil diringkus. Kedua pelaku, ternyata warga Pekon Buluksari, Kecamatan Gadingrejo.  

Kedua pria ini, bukan anggota polisi dari satuan manapun. Untuk memperkuat bukti guna menjerat keduanya, polisi membawa SN ke Rumah Sakit Umum Pringsewu (RSUP) untuk keperluan visum.

Aki Cabuli Gadis Idiot

BS alias Aki di Mapolres Sambas
BS alias Aki di Mapolres Sambas
Sambas – Meskipun umurnya sudah kepala enam, namun nafsu BS, 60, mengalahi anak muda. Sampai-sampai MS, 17, gadis yang menderita keterbelakangan mental (idiot) pun dicabulinya. Warga Desa Sungai Rusa Selakau ini pun digelandang ke Mapolres Sambas.
Bs mencabuli MS yang tak lain tetangganya sendiri. “Saat ini tersangka BS sudah kita tahan di Mapolres, akan diusut tuntas, saksi dan warga serta korban sudah kita periksa,” tegas Kapolres Sambas AKBP Pahala HM Panjaitan melalui Kasat Reskrim AKP Dudung Setiawan didampingi Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Syamsuri, Selasa (8/1).
Dudung mengatakan, BS mencabuli anak tetangganya di rumah kosong tak jauh dari rumahnya. Perbuatan pria paruh baya itu membuat warga Sungai Rusa berang. Apalagi BS dianggap sebagai tokoh agama, mantan ketua RT hingga mantan Kaur Pembangunan di desa setempat.
“Tidak wajar apa yang dilakukan BS, apalagi korban ini memiliki keterbelakangan mental. Kami akan kawal kasus ini ke polres,” ujar Buin Ismail, warga Desa Sungai Rusa.
Perbuatan cabul terjadi sekitar pukul 14.30, Sabtu 29 Desember 2012 lalu. Keesokan harinya BS diamankan warga dan dititipkan di Polsek Selakau. Tujuannya untuk menghindari amukan masyarakat. Beberapa hari kemudian pelaku dibebaskan, karena sebelumnya di Polsek Selakau sudah dilakukan kesepakatan damai antara pelaku dan korban.
“Namun kami tidak puas. Perkara ini harus ditangani secara hukum, karena menyangkut harkat perempuan. Oleh sebab itu kedatangan kami untuk memastikan semua berjalan sebagaimana aturan berlaku,” ujar Buin.
Mala, ibunda gadis yang dicabuli, tidak terima perbuatan BS. Dikatakannya, MS pulang ke rumah sembari menangis, saat ditanya, dengan nada sedih dia mencontohkan perbuatan BS yang dipanggil Aki itu. “Kami atas nama keluarga meminta pelaku dihukum sesuai aturan,” tegas Mala.
BS mengakui perbuatannya dan menyesali tindakannya. Sebelum mencabuli MS, pria tua itu mengambil kayu untuk memperbaiki rumahnya. Dalam perjalanan MS mengikutinya dari belakang sambil memanggil Aki. “Pada saat meletakkan kayu, tanpa sengaja, siku kanan saya menyentuh payudara MS, sehingga saya bernafsu. Kemudian saya meletakkan kayu dan meremas-remas payudaranya,” kata BS sambil menangis.
BS meminta maaf kepada keluarga MS. Dia mengaku khilaf. “Saya menyesal, saya mohon maaf kepada keluarga korban, keluarga saya, dan masyarakat,” katanya menangis.
Atas perbuatannya, BS dijerat Pasal 81 dan 82 UU 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman 15 tahun penjara. Kemudian pasal 290 ayat 1 KUHP dengan ancaman tujuh tahun penjara.

Disekap Empat Bulan dan Dipaksa Layani Nafsu Bejat

BATURAJA - Setelah berhasil melarikan diri dari sekapan ME (41), NA (18) melapor ke Polres OKU, Sumatera Selatan, Selasa (8/1/2013).
Di hadapan petugas, NA mengaku disekap ME sejak Agustus 2012, dan dibawa ke Lampung. Selama disekap, NA dipaksa melayani nafsu bejat ME.
NA menceritakan, peristiwa nahas menimpanya pada pertengahan Agustus 2012. Saat itu, korban main ke rumah keluarganya di Desa Penyandingan, Kecamatan Sosohbuayrayap, OKU. Rupanya, ME juga sedang berada di desa yang sama.
"Waktu itu ME menghubungi saya, dan mengajak bertemu di Jalan Raya Desa Penyandingan. Di sana, kami sempat ngobrol, tapi tidak lama dia memaksa saya agar ikut dengannya ke satu tempat," jelas NA kepada Tribun Sumsel (Tribunnews.com Network).
Menurut NA, ia dan ME sudah saling kenal sejak empat tahun lalu, meski baru tiga kali bertemu. Perkenalan antara mereka juga bermula dari telepon.
NA menegaskan tidak ada hubungan khusus (hubungan asmara), dengan pria yang usianya terpaut jauh dari usianya.
"Saya tidak menyangka dia sudah memiliki nilai jahat. Awalnya saya mengira hanya akan diajak jalan-jalan di sekitar desa. Namun, rupanya dia langsung tancap gas membawa saya ke Lampung," papar NA.
Begitu sadar dan merasa aneh dengan sikap ME, NA mengaku sempat protes dan minta diantar pulang ke Desa Penyandingan.
Namun, ME malah mengancam akan membunuh, bila tidak menurut dan mau ikut dengannya.
Mendengar ancaman mau dibunuh, korban jadi takut dan akhirnya duduk diam di boncengan sepeda motor ME, yang awalnya berpura-pura akan mengucapkan selamat kepada korban. Padahal, NA akan menikah dengan pria lain.
"Sudah sering saya mencoba melarikan diri dari sekapannya, tapi selalu gagal," tutur NA.
Kapolres OKU AKBP Azis Saputra melaui Paur Subbag Humas Aiptu I Wayan Sudahana mengatakan, kasus ini sedang dalam penyidikan.

Luka RI Akibat Diperkosa, Masih Tanda Tanya

 Aksi Solidaritas untuk RI, Terduga Korban PemerkosaanLihat Foto

Jakarta - Dokter Kebidanan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, dr Lucky Savitry, enggan menyimpulkan luka yang terdapat di kemaluan RI, 11 tahun, akibat dari pemerkosaan atau kekerasan seksual. Menurutnya, tim dokter hanya memeriksa dan tidak sampai pada penyebab luka tersebut. "Hasil akhirnya ada perlukaan di bagian vaginanya," kata Lucky dalam konferensi pers di RSUP Persahabatan, Jumat, 4 Januari 2012.
Lucky menjelaskan, luka ditemukan secara tidak sengaja pada saat dokter memasukan obat anti kejang melalui dubur RI. Menurutnya, ada luka di kelamin dan anusnya kemungkinan akibat benda tumpul atau benda lainnya yang menyebabkan luka tersebut. "Tapi kami tidak bisa menjelaskan penjebabnya karena visum belum dilakukan," ujarnya.
Menurut Lucky, luka itu diperkirakan sudah lama, karena sudah infeksi. "Lukanya sudah lebih dari 24 jam dan kami tidak bisa pastikan lukanya kapan, kami juga tidak tahu riwayat sebelumnya."
Sementara dokter spesialis anak, Emma Nuhaema mengatakan, RI juga mengalami infeksi atau radang otak. Namun, ia belum bisa memastikan apakah infeksi otak disebabkan karena kejang atau infeksi di vaginanya. "Kami sudah lakukan pemeriksaan CT scan dan ternyata ada infeksi otak, karena kejang atau bisa dicurigai mungkin dari luka (di kemaluannya) itu," ujarnya.
Saat ini, menurut dia, keadaan RI masih dalam kondisi sakit berat, tapi pasien sudah tidak mengalami kejang. RI, yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar kelas 5, masih terbaring koma di ruang ICU. Dia mengalami koma sejak 29 Desember 2012 dan hingga kini belum sadar.

8 Gadis Ingusan Jadi Korban Perkosaan

JOMBANG - Kasus perkosaan di Jombang sepanjang tahun 2012 sebanyak delapan kasus. Jumlah ini lebih kecil ketimbang tahun 2011 yang mencapai 15 kasus.
  
Namun yang memprihatinkan, dari delapan kasus perkosaan tersebut, seluruhnya menimpa gadis ingusan alias masih di bawah umur. Hal itu tercatat dari laporan yang masuk di Womens Crisis Center (WCC), sebuah LSMN yang bergerak dalamk isu-isu perempuan dan anak korban kekerasan.
  
"Secara data, angka kasus perkosaan memang terjadi penurunan. Tapi bukan berarti keperihatinan berkurang. Justru sebaliknya, semakin memprihatinkan karena seluruh korban masih berusia di bawah umur,” kata Direktur WCC Jombang, Palupi Pusporini, Rabu (2/1/2013).
  
Palupi menjelaskan, yang juga cukup menjadi keprihatinan WCC adalah
para pelaku perkosaan terhadap gadis di bawah umur sendiri merupakan orang yang memiliki hubungan darah, kekerabatan, serta perkawinan.
  
“Semisal suami, ayah, kerabat laki-laki. Secara tidak langsung kondisi itu mematahkan mitos yang menyebut rumah sebagai tempat aman bagi perempuan, dan perempuan akan terlindungi bila selalu bersama dengan anggota keluarganya yang laki-laki," katanya.
  
Palupi merinci, secara umum selama tahun 2012 pihaknya menangani 65
kasus kekerasan dalam rumah tangga. Detailnya, kekerasan terhadap istri sebanyak 39 kasus, perkosaan sebanyak 8 kasus, kemudian pelecehan seksual sebanyak 9 kasus.
  
Selain itu juga tercatat kekerasan dalam pacaran sebanyak 8 kasus, serta perdagangan perempuan atau women trafficking sebanyak satu kasus. "Jadi total selama 2012 terdapat 65 kasus. Kondisi itu menurun jika dibanding tahun 2011 yang tembus 68 kasus," kata Palupi.
  
Meski demikian, lanjut Palupi, hal itu tidak bisa menjadi patokan kasus kekerasan terhadap perempuan mulai berkurang. Pasalnya, bisa saja penurunan itu disebabkab ketidaktahuan dan ketidakmampuan perempuan korban kekerasan melaporkan kasus yang menimpa dirinya.
  
“Sehingga, kasusnya tidak tercatat. Biasanya, korban takut luar biasa pascakekerasan. Ketakutan dipicu trauma psikologis yang dialaminya. Belum lagi ancaman dan tekanan dari pelaku. Hal-hal ini membuat korban tidak meminta bantuan kepada orang lain," tuuturnya.

Keluarga Bocah R Tak Melapor, Polisi Mengaku Jemput Bola

Jakarta : Dalam merampungkan kasus bocah R, yang meninggal dunia dan diduga korban perkosaan, polisi mengaku jemput bola untuk menyelesaikannya. "Karena kami jemput bola, jadi kami tahu bahwa ini ada kejanggalan. Kami juga sudah mulai memeriksa saksi-saksi," ujar Kapolres Jakarta Timur Kombes Mulyadi di kantornya, Selasa (8/1/2013).
Polisi mengaku jemput bola karena, menurut Mulyadi, sampai sejauh ini belum ada laporan secara resmi dari pihak keluarga korban. Padahal, laporan itulah yang menjadi dasar dari polisi untuk bertindak dan menyelesaikan kasus ini.
"Itu yang jadi misteri. Kami bingung kenapa pihak keluarga, orangtuanya, tidak membuat laporan. Laporan resmi itu kan dasar kami. Aneh ya, laporan itu kan tidak dipungut biaya," tutur Mulyadi.
Untuk kasus ini, pihak Polres Timur mendapat bantuan dari Polda Metro. "Soal tersangka sejauh ini belum ditetapkan. Masih kami dalami," imbuhnya.
Sejauh ini, polisi sudah memeriksa 16 saksi, termasuk di dalamnya ada keluarga korban dan tetangga. Kemudian, kemarin, polisi mengaku sudah menyita beberapa barang bukti bersama tim Puslabfor (Pusat Laboratorium dan Forensik) dari rumah keluarga korban dan tetangga.

Siswi SD Diduga Korban Perkosaan Derita Radang Otak

JAKARTA - Radang otak membuat nyawa RI, bocah berusia 11 tahun yang diduga korban perkosaan, menjadi penyebab nyawanya tak tertolong. Namun demikian, selama menjalani perawatan sembilan hari di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (6/1/2013), dokter RSUPP masih menunggu hasil laboratorium.
"Secara klinis, radang otak menjadi sebab kematiannya. Kami masih tunggu hasil laboratorium," kata Dirut RSUPP, Priyanti saat menggelar keterangan pers, Minggu (6/1/2013).
Menurut Poryanti, hasil klinis itu masih harus dipastikan terlebih dahulu dengan pemeriksaan darah dan segala rekam medik yang sudah dilakukan. Gabungan dari keduanya akan dikabarkan menyusul berikut hasil autopsi pada jenazah RI yang dilakukan di RSCM.
Jenazah bocah pasangan bocah pasangan pemulung S (54) A (50) ini menderita radang otak (encephalitis) yang sudah terlanjur menjalar. RI masuk ke ICU RSUPP pada 29 Desember 2012 lalu dengan kondisi kejang serta suhu tubuh meningkat.
Seperti yang dikutip dari Wikipedia, terkadang encephalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti meningitis, atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies atau sifilis.
Penyakit parasit dan protozoa seperti toksoplasmosis, malaria, atau primary amoebic meningoencephalitis juga dapat menyebabkan ensefalitis pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya kurang. Kerusakan otak terjadi karena otak terdorong terhadap tengkorak dan menyebabkan kematian.

Jenazah korban diduga korban perkosaan tiba di rumah duka

Jenazah RI (11), bocah yang diduga korban perkosaan tiba di rumah duka Jalan Rawa Bebek RT 2/1, Kelurahan Pulo Gebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Kedatangan jenazah disambut iringan tangis keluarga dan tetangga yang sudah menunggu sejak pagi.

Pantauan merdeka.com, jenazah RI tiba sekitar pukul 16.25 WIB dan langsung di bawah menuju rumah duka berukuran 4 x 5 meter. Namun, karena ukuran rumah yang kecil serta jalan menuju lokasi sangat sempit, jenazah dibawa kembali menuju Masjid Al Tadzkiroh.

"Lokasi di sini padat, di depan rumahnya gang kecil, rumahnya kecil, setelah sampai di rumah rencananya di semayamkan di masjid karena tempat tidak memadai," kata seorang anggota kepolisian yang berjaga di lokasi, Minggu (6/1).

Menurut rencana, korban akan disemayamkan selama beberapa jam di dalam masjid dan salatkan. Setelah itu, jenazah akan dibawa menuju TPU Aster 7 Harapan Baru, Bekasi untuk dimakamkan.

Hingga saat ini, gang yang menuju rumah korban dipenuhi pelayat dan kerabat. Mereka kemudian bergerak mengiringi keranda yang sudah ditutup kain hijau. Sementara, arus lalu lintas di Jalan Rawa Bebek mengalami kemacetan akibat banyaknya kendaraan maupun warga di sekitar lokasi.

Jokowi Santuni Keluarga Korban Pemerkosaan

Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi kediaman keluarga yang anak perempuannya, inisial RI (11) diduga menjadi korban pemerkosaan di bawah umur di Rawa Bebek, Jakarta Timur.
"Kasus ini menjadi peringatan bagi kita semua, bahwa permasalahan yang ada di Jakarta ini sangat kompleks, semuanya saling berkaitan," kata Jokowi di sela-sela kunjungannya di Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur, Senin.
Menurut Jokowi, permasalahan yang ada di ibu kota bermacam-macam, baik fisik maupun non fisik. Akan tetapi, kata dia, keamanan merupakan masalah yang menjadi perhatian utama bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Problem kita ini banyak, di kecamatan, kelurahan, puskesmas, rumah sakit dan lain-lain, semuanya harus diperbaiki dan dibenahi, termasuk masalah keamanan itu yang utama," ujar Jokowi.
Dalam kunjungan tersebut, Jokowi sempat memberikan santunan kepada keluarga korban, namun dia menolak untuk memberi tahu besaran santunannya.
"Besaran santunannya rahasia. Ini hanya bentuk duka cita dari saya secara pribadi," tutur Jokowi.
Sementara itu, di tempat yang sama, ayah korban Sunoto (50) mengaku bersyukur atas kunjungan dan santunan yang diberikan oleh Gubernur DKI tersebut.
"Saya belum tahu berapa jumlah santunan yang diberikan oleh pak Jokowi. Saya belum sempat membuka amplopnya, tapi yang jelas saya senang atas kunjungan dan bantuan yang diberikan oleh pak gubernur," ungkap Sunoto.
Selain berterima kasih kepada Jokowi, Sunoto juga mengaku sangat berharap agar pelaku tindak asusila tersebut segera ditangkap dan diberikan hukuman yang setimpal.
Sebagai informasi, RI (11) diduga menjadi korban tindakan kekerasan seksual. Dia meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan (RSUPP) dalam kondisi koma pada Minggu (6/1/2013).(tp)

Gadis Diduga Diperkosa, Kini Koma

Jakarta: Seorang gadis berinisial RI, 11 tahun, menderita luka di bagian vagina, akibat kekerasan. Dokter belum bisa memastikan apakah luka tersebut akibat pemerkosaan. Yang jelas RI kini terbaring tak berdaya, koma, di RS Persahabatan.

"Kami belum bisa menilai dan belum bisa memberikan keterangan, nanti ada visum dulu dan penjelasan menunggu pihak kepolisian," kata Ketua Komite Medis RS Persahabatan, M Iqbal kepada wartawan di RSUP, Kamis, 3 Januari 2013.

Menurutnya, saat ini pihaknya lebih fokus kepada perawatan dan pengobatan RI. "Kami hanya merawat, saya menghindari kejangnya, karena kalau kejang terus dapat merusak otak juga. Saat ini intensitas kejang sudah turun," katanya. Kondisi RI masih koma.

Direktur Utama RS Persahabatan Priyanti mengatakan RI tiba di rumah sakit pada 29 Desember 2012, sekitar pukul 10.00 pagi. Kondisinya setengah sadar, panas tinggi, dan kejang. Saat itu RI langsung dibawa ke IGD dan ditangani pihak dokter anak. "Saat dikasih obat anti kejang yang dimasukan melalui dubur, disitu diketahui ada luka di vagina pasien," ujarnya.

Mengetahui itu, dokter langsung membawa RI ke ICU. Menurut Priyanti, saat ini keadaan RI belum membaik. Pernapasan RI juga masih dibantu dengan alat bantu pernapasan. "Kami akan berusaha semaksimal mungkin menyembuhkan pasien dan kami tidak akan membebani biaya kepada keluarga pasien," kata Priyanti.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait menduga RI mengalami kekerasan seksual. "Saya mencurigai, anak (RI) ini mengalami kekerasan seksual," kata Arist. Komnas PA akan membuat laporan dan memberikan keterangan ke Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur, agar dapat melakukan visum kepada RI.

Menkes Jenguk Gadis Kecil Koma di RS Persahabatan

Jakarta - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi hari ini menjenguk gadis yang diduga menjadi korban kekerasan seksual berinisial RI, 11 tahun. RI kini koma di ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Persahabatan Jakarta Timur. "Ibu Menteri Kesehatan baru sampai (pukul 15.00). Kini bersama direktur rumah sakit," kata Humas RS Persahabatan yang tidak mau menyebutkan namanya, Jumat, 4 Januari 2013.
Tidak hanya Menteri Kesehatan, Lurah Pulo Gebang Endro M. Wibowo, dan Camat Cakung Lukman Hakim juga mengunjungi RI untuk mengetahui kondisi warganya yang sakit itu. Menurut Endro, Camat Lukman tiba di rumah sakit pada pukul 13.30 WIB.
RI, yang masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 5, saat ini masih terbaring koma di ruang ICU. Korban menderita luka di bagian vagina, yang diduga akibat mengalami kekerasan seksual. Dokter belum bisa memastikan apakah luka tersebut akibat pemerkosaan. "Kami belum bisa menilai dan belum bisa memberikan keterangan. Nanti ada visum dulu dan penjelasan menunggu pihak kepolisian," kata Ketua Komite Medis RS Persahabatan, M Iqbal, Kamis, 3 Januari 2013.
Menurut dia, saat ini rumah sakit lebih fokus kepada perawatan dan pengobatan RI. "Kami hanya merawat. Saya menghindari kejangnya karena kalau kejang terus dapat merusak otak juga. Saat ini intensitas kejang sudah turun," katanya.
Direktur Utama RS Persahabatan Priyanti mengatakan RI tiba di rumah sakit pada 29 Desember 2012, sekitar pukul 10.00 pagi. Kondisinya setengah sadar, panas tinggi, dan kejang. Saat itu RI langsung dibawa ke IGD dan ditangani dokter anak. "Saat dikasih obat anti-kejang yang dimasukan melalui dubur, di situ diketahui ada luka di vagina pasien," ujarnya.
Mengetahui itu, dokter langsung membawa RI ke ICU. Menurut Priyanti, saat ini keadaan RI belum membaik. Pernapasan RI juga masih dibantu dengan alat bantu pernapasan. "Kami akan berusaha semaksimal mungkin menyembuhkan pasien dan kami tidak akan membebani biaya kepada keluarga pasien," kata Priyanti.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, menduga RI mengalami kekerasan seksual. "Saya mencurigai, anak (RI) ini mengalami kekerasan seksual," kata Arist. Kamis kemarin, Komnas PA sudah membuat laporan dan memberikan keterangan ke Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur agar RI dapat divisum.

Otopsi RI, yang Diduga Diperkosa, Diumumkan Besok

Jakarta - Kepolisian Resor Jakarta Timur menyatakan hasil otopsi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo terhadap jenazah RI akan keluar besok Selasa 8 Januari 2013. RI adalah bocah perempuan 11 tahun yang diduga mengalami kekerasan seksual. "Dari RSCM keluar besok," kata Kasat Reskrim Polres Jaktim M. Saleh saat dihubungi Tempo, Senin 7 Januari 2013. Kepolisian meminta rumah sakit yang terletak di Salemba, Jakarta Pusat itu untuk mengotopsi jenazah RI, Minggu 6 Januari 2013. Tujuannya, untuk mengetahui sebab kematian RI.
"Jadi kalau meninggal karena diperkosa, kami punya buktinya," ujarnya. Menurut Saleh, kepolisian sudah meminta hasil otopsi itu sejak kemarin, namun RSCM belum bisa menyampaikannya karena belum rampung.
Selain hasil otopsi dari RSCM, pihak kepolisian juga akan mengacu pada hasil visum yang dilakukan RS Persahabatan. Rencananya hasil visum itu akan diterima pihaknya hari ini.
RI mengembuskan napas terakhir pada Minggu pagi 6 Januari 2013 di RS Persahabatan. Ia meninggal akibat trauma berat karena infeksi di alat kelaminnya. RI yang kejang-kejang, tiba di RS pada 29 Desember 2012. Saat dirawat di sana, RI tak sadarkan diri. Saat koma, RI sempat dikunjungi Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi.
Polisi mengaku kesulitan dengan kondisi minimnya bukti, dan nihilnya keterangan dari korban. Namun, kata Saleh, polisi tetap akan gencar melakukan penyelidikan di lapangan. "Masih dalam pengembangan," ujarnya enggan memberi tahu perkembangan kasus yang tengah diselidikinya.

Ayah RI Berharap Otopsi Segera Selesai

Jakarta - Sunoto, 55 tahun, ayah korban meninggal akibat dugaan pemerkosaan, RI, 11 tahun, berharap agar proses otopsi terhadap anaknya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta segera selesai. "Kasihan dia kalau lama-lama, kesiksa," ujar Sunoto di RSCM, Ahad, 6 Januari 2013.

Jenazah RI diotopsi sejak pukul 10.30. Namun, hingga pukul 15.00, proses otopsi belum selesai. "Saya tak tahu siapa yang minta (anaknya diotopsi)," ujar ayah tujuh anak ini. Menurut keterangan yang tertera di papan daftar jenazah rumah duka RSCM, jenazah RI dikirim atas permintaan Kepolisian Resor Jakarta Timur.
Sunoto berharap bisa segera menguburkan putri bungsunya itu, meskipun hingga saat Sunoto belum tahu akan menguburkannya di mana. "Mau dibawa saja dulu di rumah (wilayah Rawabebek, Cakung, Jakarta Timur)," ujar dia.
Petugas Kementerian Sosial yang menemani proses pengambilan jenazah ini, Tugiyo Bisri, menyatakan pihaknya siap membantu mencarikan pemakaman bila keluarga meminta. "Sudah ada tim kami di sana yang mengecek situasi," ujarnya.
Akhir tahun lalu, RI diantar ke RSUP Persahabatan dalam kondisi kejang-kejang. Setelah diperiksa beberapa jam, RI pingsan karena demam yang tinggi. Dalam pemeriksaan lebih lanjut, tim dokter menemukan luka infeksi di sekitar kelamin dan lubang dubur. Lalu muncul dugaan ia mengalami tindak kekerasan seksual.
Seminggu dirawat, kondisi RI tak kunjung membaik. "Pasien dalam keadaan sakit berat," ujarnya. Sejak 2 Januari 2013, ia sudah dibantu alat pernapasan, namun temperatur tubuhnya tak juga turun. Sampai akhirnya pagi ini ia sampai di titik nadir, RI meninggal dunia pukul 06.00.

Permintaan Polisi, Jenazah RI Diotopsi di RSCM

Jakarta - Jenazah RI, 11 tahun, siswi SDN 22 Pulo Gebang, Jakarta Timur, yang meninggal akibat dugaan pemerkosaan, dikirim dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta Timur, ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, hari ini. Di RSCM, jenazah RI diotopsi untuk memperkuat temuan fakta dari RSUP Persahabatan. Otopsi dilakukan atas permintaan kepolisian demi kepentingan penyelidikan. "Polisi meminta (jenazah RI) untuk diotopsi di RSCM," ujar Direktur Utama RSUP Persahabatan, Priyanti Z. Soepandi, di kantornya, Ahad, 6 Januari 2013.
RI dirawat di RSUP Persahabatan sejak 29 Desember 2012, dan meninggal pagi tadi pukul 06.00. Proses otopsi sedang berlangsung hingga siang ini. Beberapa anggota keluarga RI menunggu pemeriksaan tersebut di Rumah Duka RSCM.
Akhir tahun lalu, RI diantar ke RSUP Persahabatan dalam kondisi kejang-kejang. Setelah diperiksa beberapa jam, RI pingsan karena demam yang tinggi. Setelah diperiksa lebih lanjut, tim dokter menemukan luka infeksi di sekitar kelamin dan lubang duburnya.
Lantas muncul dugaan ia mengalami tindak kekerasan seksual. Seminggu dirawat, kondisi RI tak kunjung membaik. "Pasien dalam keadaan sakit berat," ujarnya. Sejak 2 Januari 2013, ia sudah dibantu alat pernapasan, namun temperatur tubuhnya tak juga turun. Sampai akhirnya pagi ini, ia sampai di titik nadir. RI meninggal.

Polisi Kerahkan Kekuatan Ungkap Dugaan Pemerkosaan R

JAKARTA - Dengan informasi yang minim nyaris nihil, saat ini, jajaran Polres Jakarta Timur dengan dibantu Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya masih terus mengembangkan kasus dugaan kekerasan seksual yang menimpa R (11), hingga akhirnya meninggal dunia pada Minggu (6/1/2013) lalu.
Direktur Kriminal Umum, Kombes Pol Toni Harmanto yang menyambangi Mapolres Jakarta Timur mengatakan pihaknya mengerahkan seluruh anggota yang ada untuk membantu mengungkap kasus ini. 
"Semua anggota kita jalan," kata Toni usai bertemu jajaran Polres Jakarta Timur kepada wartawan, Senin (7/1/2013).
Terkait visum dan otopsi yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Toni menyatakan hasil visum dan otopsi bukan untuk dipublikasikan.
"Visum dan otopsi bukan untuk dipublikasikan. Nanti secara resmi ada waktunya," katanya.
Sebelumnya diberitakan, R adalah puteri bungsu dari enam bersaudara pasangan suami istri A (50) dan L (54). Mereka tinggal di lapak pemulung di Cakung, Jakarta Timur.
Kondisi bocah perempuan itu dua bulan terakhir menurun drastis hingga ia kejang dan mengalami penurunan suhu tubuh.
RI meninggal dunia di ICU (Intensive Care Unit) Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan dalam kondisi koma, Minggu (6/1/2013) pukul 06.00 WIB.
Bocah malang kelas 5 SD itu didiagnosis dokter mengalami infeksi pada bagian otak, meski dokter belum menemukan apakah infeksi itu akibat luka pada kemaluannya atau bukan.

Tim dokter belum bisa pastikan penyebab meninggalnya bocah RI

Tim dokter yang merawat RI (11), bocah korban dugaan pemerkosaan belum bisa memastikan terkait penyebab kematian RI. Saat ini jenazah RI masih di autopsi di RSCM.

"Untuk penyebab apakah karena radang otak atau penyakit di kelamin, kita belum bisa menjelaskan sekarang. Karena pada perawatan itu kita telah melakukan pemeriksaan-pemeriksaan seperti melakukan pemeriksaan darah dan hasilnya belum ada," ujar Direktur Utama RSUP Persahabatan Priyanti Z Soepandi, saat jumpa pers di gedung Griya Puspa RSUP Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (6/1).

Nantinya, lanjut Priyanti, gabungan dari keduanya akan disampaikan demikian. "Hanya secara klinis, kerja kita sebutkan bahwa dia radang otak. Tentang penyebab kematiannya dan segala macam masih menunggu hasil laboratorium," lanjut Priyanti.

Seperti diketahui, Anak bungsu, RI (11) dari pasangan S (50) dan Asri (54) yang diduga menjadi korban pemerkosaan akhirnya meninggal. Diketahui RI dilarikan ke RSPU Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur sejak 29 Desember 2012 pukul 10.38 WIB.

Ibu RI mengatakan, berdasarkan informasi dari teman-teman sekolahnya, terdapat seorang guru yang sering menciumi murid-murid di sekolah itu.

Asri baru mengetahui jika dugaan anaknya telah diperkosa dari seorang dokter yang telah merawatnya di rumah sakit. Saat itu sang dokter yang akan memasukkan obat anti-kejang ke dalam dubur melihat terlihat bekas luka di sekitar kemaluan RI.

"Dia bilang anak saya sudah hilang kesuciannya. Ada yang 'ngelakuin', sudah gitu katanya ada luka di dalam kemaluannya, mengalami bengkak juga," katanya.

Polisi kantongi indentitas terduga pemerkosa bocah RI

Misteri meninggalnya Rs (11), bocah kelas V SD yang diduga korban pemerkosaan mulai menunjukan titik terang. Kapolres Jakarta Timur Kombes Mulyadi Kaharni mengatakan pihaknya kini sudah mengantongi nama-nama yang diduga menjadi pelaku kekerasan seksual pada RI setelah memeriksa 16 orang saksi. "Saksi-saksi ini berasal dari lingkungan keluarga, bapak, ibu, kakak, kakak ipar termasuk tetangga. Dari jumlah itu mengerucut ke arah tersangka," ujarnya di Mapolres Jakarta Timur, Senin (7/1).
Lebih lanjut mantan Kapolres Depok ini mengatakan setidaknya ada 5 orang yang diduga kuat sebagai pelaku pemerkosaan. Ditambahkan Mulyadikelima nama itu berasal dari lingkungan yang dekat dengan RI.
"Orangnya masih di lingkup kampung situ saja," katanya.
Mulyadi mengatakan sampai saat ini polisi masih menunggu hasil visum dari RSUP Persahabatan dan otopsi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang hingga kini belum diterimanya. Hasil visum itu nanti akan membantu penyelidikan dan pengembangan lebih lanjut pihak kepolisian.
"Disampaikan secara tegas hasil visum dan otopsi hanya utk kepentingan penyidikan. Tidak bisa konsumsi umum, mengapa ini terjadi. Apapun hasil visum dan otopsi akan menjadi pekerjaan kepolisian, karena meninggalnya tidak wajar," kata Mulyadi.
RI sendiri menghembuskan nafas terakhir Minggu (6/1) kemarin. Selain kemaluannya rusak diduga akibat pemerkosaan, bocah malang ini juga menderita radang otak.

Polisi Minta Sampel DNA R

JAKARTA - Kapolres Jakarta Timur Kombes Mulyadi Kaharni menuturkan, pihaknya sudah meminta Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, untuk mengambil DNA almarhumah R (11), bocah korban dugaan kekerasan seksual.
DNA nantinya dicocokkan dengan orang yang diduga menjadi pelaku tindak kekerasan seksual, terhadap bocah pasangan pemulung di kawasan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, yang akhirnya meninggal pada Minggu (6/1/2013) kemarin.
"Itu gunanya untuk mengaitkan, bila mungkin ada mereka yang diduga. Ada sisa-sisa dari situ (tubuh korban), ya kami kaitkan," kata Mulyadi di Mapolres Jakarta Timur, Jalan Raya Matraman, Jakarta Timur, Senin (7/1/2013) sore.
Mulyadi menjelaskan, beberapa bagian sampel tubuh vital korban diambil untuk tes DNA. Ia mengatakan, hasil visum dan otopsi masih belum diterima secara resmi oleh pihaknya.
Sebelumnya Mulyadi menjelaskan, pihaknya telah memeriksa 14 saksi yang terdiri dari orangtua, kakak, serta para tetangga korban.
Dari 14 saksi, polisi mengerucut pada beberapa nama yang diduga menjadi pelaku aksi kekerasan seksual pada bocah malang. Mulyadi menambahkan, selain DNA, pihaknya juga akan melakukan penyelidikan berdasarkan hasil visum serta otopsi dari pihak rumah sakit.
Namun, keduanya hingga kini belum resmi keluar, dan direncanakan keluar Selasa atau Rabu esok.
"Apapun hasil visum atau otopsi, akan menjadi pekerjaan pihak kepolisian. Karena, kan kami telah ketahui kalau (R) meninggalnya tak wajar," tuturnya. (*)

Bocah R Dikenal Pendiam di mata Teman Sekolah

JAKARTA - R (11), bocah korban dugaan pemerkosaan yang meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Minggu (6/1/2013) pagi tadi dikenal sebagai sosok pendiam di mata teman satu sekolahnya.
Tak hanya itu, sahabatnya sesama murid di kelas 5 SD, mengatakan, semula berat badan R terlihat gemuk, namun setelah sakit yang dia derita, R terlihat lebih kurus.
"Awalnya gendut tapi jadi kurus karena tifus. Dia (RI) nggak pernah cerita kalau sakit. Dia pendiem," ujar Ika Pratiwi (11), salah satu teman sekolah korban saat ditemui di rumah korban, di kawasan Cakung, Jakarta Timur, Minggu (6/1/2013).
Ika menuturkan, dalam ujian semester pada Desember 2012 yang berlangsung selama satu pekan, R hanya mengikuti ujian satu hari selebihnya absen. "Pernah enggak masuk. Ulangannya cuma ikut sehari," ujar Ika.
Empat sahabat R, yaitu Rika Damayanti (11), Marina Esra (11), Ika Pratiwi (11) dan Ismi (11) hari ini melawat ke rumah duka.
Mereka hanya tahu R menderita tifus karena R selalu absen sekolah. Lebih lanjut, Marina hanya berharap R diterima di sisi Allah SWT.
Sebelumnya diberitakan, RI ialah putri bungsu dari enam bersaudara pasangan A (50) dan L (54).
Mereka tinggal di rumah petak kawasan kumuh di Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur. R diduga menjadi korban tindak kekerasan seksual atas luka berat pada kemaluannya.
Namun sayang, belum sempat memberikan keterangan, ia menghembuskan nafas terakhir.

Di sekolah, bocah yang diduga korban perkosaan dikenal pendiam

RI bocah berusia 11 tahun, dugaan korban pemerkosaan dikenal teman-temannya sebagai sosok yang pendiam. Tak hanya itu, semula berat badan RI terlihat gemuk, namun setelah sakit yang dia derita RI terlihat kurus.

"Awalnya gendut tapi jadi kurus karena tifus. Dia (RI) nggak pernah cerita kalau sakit. Dia pendiem," ujar IP (11), salah satu teman sekolah korban saat ditemui di rumah korban, di kawasan Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (6/1).

IP juga mengatakan, saat ulangan semesteran pada Desember 2012 yang berlangsung selama satu pekan, RI hanya mengikuti sehari dan selebihnya absen. "Pernah enggak masuk. Ulangannya cuma ikut sehari," tutur IP santai.

Lantas saja, IP bersama ME, RD dan juga I yang merupakan teman sekolah RI kemudian menjenguk RI ke rumahnya. "Waktu jenguk ketemu mamanya terus bilangnya dia (RI) sakit tipes," ucap IP.

Namun, saat dijenguk IP dan kawan-kawan, RI tidak mengeluarkan sepatah kata pun. "Enggak ngomong sama sekali dia (RI) waktu dijenguk," imbuh IP.

Masih di tempat yang sama, ME (11) bercerita dirinya sempat mengobrol dengan RI saat perjalanan pulang dari sekolah. Ketika itu RI hanya berharap semoga nilai-nilai ulangannya bagus. "Ngobrol mudah-mudahan nilainya bagus," tutur ME.

Hingga saat ini, sejumlah pelayat secara bergantian mendatangi rumah RI yang terletak di Jalan Rawa Bebek, RT 2 RW 1, Kelurahan Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur. Rumah korban yang berukuran sekitar 4 x 5 meter tersebut di bagian atas depannya telah ditutupi terpal guna melindungi para pelayat dari terik matahari maupun jika hujan mengguyur.

Menurut pantauan merdeka.com, sekilas tampak di dalam rumah korban terdapat beberapa ibu-ibu yang sedang mengaji. Di depan kumpulan ibu-ibu tersebut terdapat sebuah ranjang terbuat dari kayu berukuran single. Kemungkinan ranjang tersebut dipersiapkan untuk RI disemayamkan setelah autopsi selesai dilakukan oleh pihak RSCM.

Siswa SD Diduga Korban Perkosaan Meninggal Dunia

JAKARTA - Nyawa RI, bocah berusia sebelas tahun yang diduga menjadi korban kekerasan seksual, tak mampu diselamatkan. Ia meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan (RSUPP), Rawamangun, Jakarta Timur, sekitar pukul 06.00 WIB.
"Betul, pada Minggu pagi tadi pukul 06.00 WIB, RI telah meninggal dunia di ICU (Intensive Care Unit) Rumah Sakit Persahabatan," ujar Permadi Romana, pengacara RI, Minggu pagi.
Permadi menjelaskan, kondisi RI memang sudah memburuk sejak semalam, pihak keluarga pun pasrah akan nasib RI yang sempat dirawat beberapa hari di ICU RS Persahabatan.
Sunari (30) kakak laki-laki R menuturkan bocah pasangan pemulung S (54) A (50) ini menderita Radang Otak (encephalitis) yang sudah terlanjur menjalar.
Seperti yang dikutip dari Wikipedia, terkadang encephalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti meningitis, atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies atau sifilis.
Penyakit parasit dan protozoa seperti toksoplasmosis, malaria, atau primary amoebic meningoencephalitis, juga dapat menyebabkan ensefalitis pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya kurang. Kerusakan otak terjadi karena otak terdorong terhadap tengkorak dan menyebabkan kematian.
RI, adalah puteri bungsu dari enam bersaudara pasangan suami istri A (50) dan L (54). Mereka tinggal di lapak pemulung di Cakung, Jakarta Timur.
Kondisi bocah yang duduk di kelas 5 SD itu dua bulan terakhir menurun drastis hingga ia kejang dan mengalami penurunan suhu tubuh. Pada 29 Desember 2012 lalu, kondisi RI semakin menurun hingga akhirnya ia dibawa ke Intensive Care Unit (ICU) RSUPP.
Saat dokter melakukan penanganan penanganan pertama, ditemukan luka lama tak tertangani pada area kemaluan bocah malang tersebut.
"Pas anak saya masuk dan diperiksa, katanya ada yang melakuin. Anak ibu sudah enggak suci lagi, gitu katanya," ujar ibunda saat memberikan testimoni kepada sejumlah wartawan di RS Persahabatan, Kamis (3/1/2013) siang.

Komnas: Penyelidikan Pemerkosaan R Sulit karena Rumah Sakit Tertutup

JAKARTA - Ketua Komisi Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka sirait menuturkan, meninggalnya RI (11), bocah yang diduga mengalami kekerasan seksual dengan vagina rusak dan sempat delapan hari tak sadarkan diri, membuat penyelidikan menjadi lebih sulit. Seperti diketahui, RI meninggal pada Minggu (6/1/2013) pukul 06.00 WIB di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur.
Meninggalnya gadis kecil itu, menurut Arist proses penyelidikan menjadi lebih sulit. Terlebih, pihak rumah sakit dinilai tidak terbuka. Ia juga menuturkan, pihaknya sangat menyayangkan ketertutupan pihak RSUP Persahabatan.
"Padahal, dengan UU Keterbukaan Informasi, konsumen, dalan hal ini keluarga RI, berhak tahu apa yang terjadi. Mereka pasti bisa menganalisa luka di vagina itu karena apa, sayangnya mereka tidak menjelaskan kondisi RI dengan jelas. Bahkan untuk mengetahui vagina korban rusak saja harus didesak beberapa kali," tegas Arist saat dihubungi wartawan, Minggu (6/1/2013).
Arist mengungkapkan media sebagai kontrol sosial pun, seharusnya berhak mendapatkan informasi tersebut.
Informasi awal itu kemudian bisa digali secara simultan agar kasus dugaan kekerasan seksual pada RI bisa segera diungkap.
"Sekarang sangat disayangkan RI sendiri telah wafat, tidak sempat dimintai keterangan. Alasan rumah sakit agak aneh, menjaga privasi pasien dan mnjalankan kode etik, padahal untuk kasus seperti ini, perlu disampaikan mengenai kondisi korban sebagai info awal," ujarnya.

Komnas Anak Curiga R Korban Pemerkosaan

Komnas Anak Curiga R Korban PemerkosaanLihat Foto
JAKARTA - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak), Arist Merdeka Sirait mengatakan pihaknya curiga bocah berinisial R (11) yang kemaluannya terluka parah, adalah korban kekerasan seksual.
Dalam konferensi pers yang juga dihadiri Tribunnews.com di Rumah Sakit Umum Pusat, Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (03/03/2012), Arist mengatakan Komnas Anak akan mengawal keluarga korban untuk melaporkan dugaan tersebut ke Polres Metro Jakarta Timur.
"Kita akan laporkan ke Kepolisian, supaya Polisi punya bukti hukum bisa merekomendasikan visum, agar rumah sakit dapat melakukan pemeriksaan," jelasnya.
Asri (50), ibunda R dalam kesempatan yang sama mengatakan putrinya sejak sebulan terakhir kesehatannya menurun, hingga Sabtu lalu (29/12/2012) keluarga membawa bungsu dari 6 bersaudara itu ke rumah sakit.
Sampai di rumah sakit, menurut Asri salah seorang dokter menginformasikan bahwa kemaluan R terluka cukup parah, dan diduga akibat kekerasan seksual.
"Waktu dibawa ke rumah sakit anak saya sudah tidak sadar, tidak bisa ngomong, saya juga tidak bisa menanyakan ke anak saya, apa benar dugaan itu," ujarnya.
Mengenai dugaan kekerasan seksual itu, Asri mengaku agak bingung. Ia mengingat putrinya selalu dalam pengawasan keluarga, dan tidak sekali pun anak itu mengeluhkan sakit di kemaluannya, maupun cerita mengenai perlakuan tidak senonoh dari orang lain.
"Saya juga tidak curiga ke siapa-siapa mengenai hal ini," kata Asri.
Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung itu mengaku teman-teman R sempat memberitahukannya bahwa wali kelas R, suka menciumi murid-murid perempuan.
"Tapi saya tidak tahu apa benar kekerasan seksual itu," terangnya.

Komnas PA minta bocah yang koma di RS Persahabatan divisum

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait menduga RI (11) yang saat ini terbaring kritis di ruang ICU Rumah Sakit Umum Persahabatan mengalami kekerasan seksual. Arist pun telah membuat laporan kepolisian di Polres Jakarta Timur.
Agar dapat melakukan visum kepada RI.

"Saya mencurigai, anak (RI) ini mengalami kekerasan seksual. Kami sudah ke Polres Jakarta Timur, untuk rekomendasi dilakukan visum," ujarnya saat dihubungi, Jumat (4/1).

Menurut Arist, visum ini juga akan mencari siapa pelaku jika benar RI mendapat perlakuan kekerasan seksual. Dikatakan bisa saja penyakit yang dialami RI bukan karena pelecehan seksual.

"Kemarin saya lihat kondisinya, kemaluannya memang sudah dalam kondisi rusak berat, untuk itu kami akan lanjutkan ke proses kepolisian untuk divisum dulu, karena bisa saja disebabkan hal lain," jelasnya.

Sebelumnya RI (11), seorang bocah perempuan kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 22 Pulo Gebang, Jakarta Timur, terbaring koma di ruang Intensive Care Unit (ICU) lantai 2 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, sejak Sabtu (29/12) lalu. Anak bungsu dari pasangan suami istri, S (50) dan Asri (54) ini di duga menjadi korban pemerkosaan. Ibu korban mengatakan, berdasarkan informasi dari teman-teman sekolahnya, terdapat seorang guru yang sering menciumi murid-murid di sekolah itu.

"Teman-temannya cerita ada guru yang suka ciumin anak," jelas Asri saat ditemui di Griya Puspa RSUP Persahabatan.

Komnas Anak Bentuk Tim Investigasi Pemerkosaan RI

Jakarta - Komisi Nasional Perlindungan Anak telah membentuk tim investigator untuk menyelidiki adanya dugaan pemerkosaan terhadap siswa SD Negeri 22 Petang, Pulogebang berinisial RI, 11 tahun. Menurut Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, tim ini bertugas menginvestigasi langsung lingkungan tempat tinggal dan sekolah RI.
"Mulai kemarin kami telah turunkan tim investigator untuk mengetahui kebenaran dugaan pemerkosaan terhadap korban," kata Arist kepada Tempo, Sabtu, 5 Januari 2013. Tim, kata Arist, juga akan mengunjungi teman-teman RI untuk menanyakan kebenaran adanya guru yang suka mencium siswa.
Sebelumnya, Arist menduga RI mengalami kekerasan seksual. "Saya mencurigai anak (RI) ini mengalami kekerasan seksual," kata Arist.
Kamis sore, 3 Januari, Komnas PA mendampingi keluarga RI untuk membuat laporan dan memberikan keterangan ke Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur, agar dapat melakukan visum kepada RI. "Unit PPA dari Polres Jakarta Timur sudah menindaklanjuti dengan mendatangi korban dan meminta keterangan dari pihak RS Persahabatan," kata Arist.
RI, yang masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 5, saat ini masih terbaring koma di ruang ICU Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan. RI menderita luka di bagian vagina, yang diduga akibat mengalami kekerasan seksual. RI terbaring koma sejak 29 Desember 2012 dan hingga kini belum sadar.
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Persahabatan, dr Tri Hesty Widyastuti, menambahkan, saat ini RI dalam keadaan sakit berat dan dipakaikan alat bantu pernapasan. "Panas masih tinggi, tapi kejang sudah tidak ada lagi, dan korban masih kritis (koma)," kata Tri.
Sementara, dokter spesialis Anak, dr Emma Nuhaema, mengatakan RI juga mengalami infeksi atau radang otak. Namun, ia belum bisa memastikan apakah infeksi otak disebabkan kejang atau infeksi di vaginanya.
"Kami sudah lakukan pemeriksaan CT scan dan ternyata ada infeksi otak, karena kejang atau bisa dicurigai mungkin dari luka (di kemaluannya) itu," ujarnya, dalam konferensi pers di RSUP Persahabatan, Jumat, 4 Januari 2013.

Meski RI Meninggal, Komnas Anak Tetap Menyelidik

 


Jakarta - Komisi Nasional Perlindungan Anak menyatakan tetap akan melanjutkan kasus RI, 11 tahun. Siswi kelas V SDN 22 Pulo Gebang, Jakarta Timur, yang diduga diperkosa dan menjalani perawatan selama seminggu di RSUP Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur, itu, tadi pagi meninggal.
"Kami akan tetap mengawal penyelidikan hukum atas kasusnya," ujar Ketua Komnas Anak Arist Merdeka Sirait kepada Tempo, Ahad, 6 Januari 2013. Ia percaya RI trauma berat karena mengalami tindak kekerasan seksual.
Informasi terakhir diterima Arist, jenazah almarhumah akan dibawa oleh keluarganya ke rumah mereka di sekitar Pulo Gebang. "Rencananya dimakamkan di dekat rumah," ujar Arist. Saat ini jenazah masih berada di RSUP Persahabatan.
Ketua Komite Medik Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan M. Iqbal memberi kabar meninggalnya RI pagi tadi. "Kondisinya terus menurun, pukul 06.00 tadi nyawanya tidak dapat terselamatkan," katanya.
Namun, Iqbal belum bisa memastikan penyebab kematian RI. "Detailnya saya belum tahu, tapi memang kondisinya terus menurun." Saat ini, kata Iqbal, RI masih berada di RSUP Persahabatan, sementara keluarganya sedang mengurus proses pemakaman RI.