Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Kamis, 13 Desember 2012

Perampokan yang Legal

Jakarta-Kubu Raya – Praktik kongkalikong pejabat-pengusaha jelang pilkada dinilai beragam oleh sejumlah pihak. Ucok Sky Khadafi dari FITRA menilai itu sebagai perampokan yang legal. Sementara Ketua Mapisa Kubu Raya Muhammad Abdul Wahab menilai itu sah-sah saja asal dilakukan secara objektif dengan menghindari bargaining yang merugikan masyarakat.
Ucok Sky Khadafi dari Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) membenarkan praktik koalisi pejabat-pengusaha tersebut akan marak terjadi menjelang pemilihan kepala daerah. Biasanya para pengusaha ini banyak mem-backup dari segi pendanaan.
“Biasanya memang pengusaha itu bandar. Pengusaha memberikan saweran atau menyumbang kepada seseorang yang akan maju di pilkada. Tetapi, saweran itu tidak gratis, melainkan harus ada timbal baliknya,” ungkap Koordinator Investigasi dan Advokasi FITRA Ucok Sky Khadafi itu kepada Rakyat Kalbar via selular, Rabu (12/12).
Menurutnya, bagi pemenang yang sudah didukung tidak bisa macam-macam dengan pengusaha tersebut. Kalau ada pejabat atau kandidat kepala daerah yang mau menerima dukungan dana dari pengusaha sama saja dengan terjebak.
“Siapa pun yang menang dan di belakangnya ada yang membeking harus memberikan imbalan. Biasanya yang lumrah berupa proyek. Pasti dalam penganggaran APBD itu ada titipan proyek,” tegas Ucok.
Hal tersebut, sambung dia, disebabkan ruang partisipasi dari masyarakat yang kosong dimanfaatkan oleh pengusaha. Mestinya pengawasan dari masyarakat diperketat, agar tidak ada lagi celah untuk oknum mengambil kesempatan.
“Ada titipan proyek di daerah, itu hal yang sudah lumrah. Hal tersebut sebagai barter atau balas jasa sebelum terpilih,” demikian Ucok.
Ucok menambahkan, permasalahannya sekarang bukan disebabkan mahalnya ongkos politik. Tetapi sudah mengarah kepada memperkaya diri. Hal itu sama saja dengan merampok secara legal.
Namun, secara terpisah, Ketua Mapisa Kubu Raya Muhammad Abdul Wahab mengatakan koalisi pejabat-pengusaha—dalam merajut hubungan dalam pembangunan daerah yang lebih baik itu—sah-sah saja. Apalagi jika itu terjadi dalam menyambut pilkada di daerah tersebut.
“Kita tidak usah juga terlalu berpikir negatif terhadap koalisi pengusaha-pejabat karena selama mereka mempunyai niat yang baik dalam membangun suatu daerah lebih baik seharusnya kita mendukungnya,” ujarnya kepada Rakyat Kalbar melalui selular, Rabu (12/12).
Menurutnya, jika memang pengusaha mendukung dan berniat baik untuk mendanai pejabat—salah satu jagoannya dalam pilkada—tentunya itu menjadi hak mereka karena mereka mempunyai dana tersebut. Namun, memang, yang perlu dihindari ialah bargaining antara pejabat-pengusaha itu, yang perlu diawasi masyarakat.
“Karena biasanya bargaining yang dilakukan terhadap kandidat pejabat yang diusungnya ini terlalu berlebihan sehingga merusak sistem pemerintahan dan masyarakat di bawah pun menjadi sengsara,” ucapnya.
Lebih lanjut, papar Wahab, jika pejabat tersebut menjadi bupati/gubernur dan memberikan kue pembangunan kepada pengusaha (yang mendanainya) tersebut, dinilainya sah-sah saja selama apa yang diberikan tersebut objektif dan sesuai.
“Katakanlah ini sebagai balas jasa kepada pendukung tersebut, namun perlu diingat pemberian kue pembangunan ini jangan dilakukan sering kali, karena akan menjatuhkan wibawa pemimpin itu sendiri,” ungkapnya.
Wahab mengingatkan kepada semua pengusaha, jika benar-benar ingin memberikan dukungan kepada kandidat bupati/gubernur, berikanlah dukungan tersebut secara objektif. Artinya memberikan dukungan kepada pejabat itu melihat apakah pejabat tersebut bisa menguasai birokrasi. Jangan sampai pengusaha memilih kandidat seperti kucing dalam karung dan jangan hanya mementingkan kepentingan pribadi maupun kelompok.
“Soalnya begini, jika bupati/gubernur tidak menguasai birokrat dan malah menyengsarakan rakyat, maka pejabat tersebut akan selalu digoyang kekuasaannya karena rakyat merasa dirugikan atas kebijakan yang dilakukannya,” ucap Wahab. (kie/fiq)

21/12/2012 Kiamat?

Telah berulang kali ramalan hari kiamat kandas. Terbukti tidak benar dengan sendirinya, karena dunia hingga kini belum luluh lantak. Tetapi, penduduk bumi seperti tidak bosan-bosan memercayai ramalan akhir dari dunia itu.
Paling heboh saat ini tentang ramalan Kalender Suku Maya yang diklaim telah menyebutkan kalau akhir dunia pada 21 Desember 2012 (21/12/2012).
Menunggu waktu yang diramalkan sebagai akhir dunia itu, berbagai spekulasi diutarakan manusia. Saking mengaitkan-mengaitkannya plus duga-menduga, malah banyak yang menyebutkan kalau kiamat itu pada 12/12/12 (kemarin). Kalau pembaca masih membaca tulisan ini, berarti dunia belum kiamat, karena hari ini tanggal 13-12-12.
Tetapi masyarakat masih waswas, karena 21/12/2012 tidak berapa lama lagi, sekitar satu minggu ke depan. Di lain pihak, mungkin beberapa orang ingin membuktikan dan mengejek kalau itu ramalan merampot. Karena bisa saja yang dimaksud itu cuma akhir siklus kalender yang dibuat Suku Maya, bukan akhir dunia seperti klaim masyarakat umum saat ini.
Kendati demikian, tidak dapat dimungkiri banyak penduduk bumi yang memercayai ramalan Kalender Suku Maya itu sebagai akhir dunia. Hal ini diperparah lagi dengan pemutaran film yang laris manis di seluruh belahan bumi berjudul “2012” yang menceritakan tentang kiamat.
Ketakutan masyarakat bumi telah begitu mengkhawatirkan, seperti dilansir Telegraph pada Selasa (11/12) lalu, bahwa ketakutan mengenai kiamat itu sudah menyebar luas di seluruh dunia.
Ihwal 21/12/2012 yang menandakan konklusi dari hitungan panjang 5.125 tahun Kalender Suku Maya telah menyebabkan kepanikan di sebagian negara seperti Cina dan Rusia. Kabar tersebut sampai membuat tempat penampungan khusus (untuk selamat dari kiamat) laris manis di Amerika Serikat.
Lebih parah lagi di Prancis, mereka bersiap-siap dan berkumpul dengan alien (makhluk asing atau dari luar angkasa) yang telah singgah di salah satu gunung di negara fashion tersebut. Mereka sangat yakin kalau alienlah yang dapat menyelamatkan mereka dari kiamat 21/12/2012.
Tidak hanya sampai di situ, ketakutan penduduk bumi diperparah dengan Planet Nibiru yang akan menghantam Bumi, komet raksasa (asteroid) juga akan menabrak planet yang ditinggali manusia ini serta badai matahari. Semuanya diperkirakan terjadi tahun ini, yaitu tadi, pada 21/12/2012.
Di Amerika, seorang pencipta tempat penampungan bawah tanah berteknologi tinggi Ron Hubbard, mendapatkan keuntungan berlipat ganda dari ketakutan penduduk bumi tersebut. “Kami sudah pergi dari satu bulan untuk satu hari,” ujar Ron. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki opini tentang kalender suku Maya.
Tetapi, ketika astrofisikawan datang menghampirinya, Ron diberi tahu bahwa akan ada efek dari badai matahari, radiasi, dan electromagnetic pulses (EMPs). “Saya akan pergi ke bawah tanah pada 19 Desember dan keluar pada 23 Desember. Ini hanya dalam kasus bahwa siapa pun akan baik-baik saja,” tuturnya.
Di Tiongkok lain lagi, warga barat laut Cina, Lu Zhenghai, membangun kapal untuk mengantisipasi kiamat 21/12/2012. Tak tanggung-tanggung, dana yang dihabiskannya mencapai USD160 ribu (kalau dirupiahkan sekitar 1,536 miliar) untuk menciptakan perahu yang mirip dengan bahtera atau kapal Nabi Nuh.
Kapal ini diyakininya sebagai alat yang akan mengangkut keluarganya ketika terjadi banjir besar sebagai dampak dari rumor kiamat tersebut. Sementara itu, NASA secara agresif berusaha untuk menghilangkan ketakutan terhadap kiamat 21/12/2012 itu.
Badan antariksa asal Amerika Serikat ini mengungkap bahwa tidak adanya bukti terkait Planet Nibiru dan rumor lainnya seputar kiamat yang terjadi di 2012. Untuk diketahui, Suku Maya sendiri menolak setiap gagasan yang menyebutkan dunia akan berakhir.
Seorang pertapa Suku Maya Pedro Celestino YAC Noj, mengatakan akan membakar biji dan buah untuk menandakan akhir dari kalender tua pada sebuah upacara di Kuba. “Tanggal 21 untuk memberikan terima kasih dan rasa syukur serta menyambut siklus baru di tanggal 22,” katanya.
Apa pun bentuk ramalan mengenai hari kiamat beserta rumor-rumor tentangnya, sebagai masyarakat yang beragama dan memercayai Tuhan, patut menapikannya. Karena bagaimana pun juga, Tuhan tidak pernah memberikan informasi pasti tentang waktu kiamat itu.
Kiamat pasti terjadi, tetapi mengenai waktunya hanya menjadi rahasia Penguasa Alam Semesta ini. Bahkan para utusan-Nya (rasul) pun tidak diberikan kabar tentang waktu kiamat itu. Para rasul hanya diberikan tanda-tanda akan datangnya kiamat.
Tetapi, apa pun itu, seluruh penduduk bumi perlu mengingat hari kiamat pasti terjadi. Sehingga membutuhkan persiapan yang layak untuk menghadapinya. Bukan dengan membangun perlindungan bawah tanah (bunker) atau membangun kapal, tetapi dengan berbuat baik kepada sesama dan beribadah kepada Tuhan untuk bekal di akhirat. Masih percaya 21/12/2012 kiamat? (mordiadi)

54.940 Rumah Warga Kalbar Tak Layak Huni

Pontianak – Angka rumah tak layak huni di Kalbar terbilang cukup tinggi. Dari 863 ribu unit, sebanyak 54.940 rumah masuk kategori tidak layak huni. Pada 2013 mendatang, Kalbar kebagian 15 ribu unit rehab rumah dari Kementerian Perumahan Rakyat.
Ketua Satuan Kerja Perumahan Dinas Pekerjaan Umum Kalbar Syarif M Amin mengatakan banyak program perumahan di Kalbar. Tahun 2013, sebanyak 15 ribu unit rumah akan direhab. Selain itu ada 500 unit rumah untuk perbatasan.
“Lima ratus unit rumah yang di perbatasan diperuntukkan untuk petugas perbatasan, seperti guru, petugas kesehatan, dan karantina. Kemudian sekarang kabupaten/kota sedang mengumpulkan data rumah-rumah yang tidak layak huni per kecamatan,” kata Amin, Rabu (12/12).
Dikatakan Amin, saat ini sudah delapan kabupaten yang memasukkan data rumah tidak layak huni. Angka untuk rehab rumah tahun depan ada kenaikan. Tahun lalu dana yang disalurkan Rp6 juta per unit. Pada 2013 mendatang meningkat menjadi Rp7 juta hingga Rp7,5 juta per unit. Tujuannya peningkatan kualitas rumah tidak layak huni.
“Sebenarnya di tahun 2012, bantuan untuk rehab rumah tidak layak huni sekitar Rp10 ribu unit. Hanya saja persyaratan yang diajukan oleh masyarakat kurang lengkap. Mulai dari masalah KTP dan surat-menyurat kepemilikan tanah. Sehingga baru 2.500 unit rumah yang terealisasi,” jelasnya.
Amin mengatakan kebutuhan rumah baru di Kalbar per tahun sekitar 33 ribu unit. Sementara kemampuan pengembang atau developer untuk tipe 36 dari beberapa asosiasi yang ada, baru tiga ribu unit per tahun.
“Dengan hadirnya Asosiasi Perumahan Indonesia (Apprindo) ke Kalbar bisa membantu kebutuhan rumah di Kalbar,” katanya.
Pada 2012 ini Kalbar mendapatkan bantuan sekitar Rp26 miliar untuk sarana dan prasarana utilitas. Bantuan itu diperuntukkan kawasan rumah yang sangat sederhana. Misalnya membantu jalan dalam kawasan kompleks.
“Ada 33 lokasi se-Kalbar. Tahun depan program tersebut akan berlanjut. Totalnya di tahun 2012 ini pemerintah membantu 6.500 unit sarana dan prasarana utilitas untuk rumah sangat sederhana,” ujarnya.

Targetkan 1 juta rumah

Untuk meningkatkan mutu rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz menargetkan pembangunan satu juta rumah swadaya hingga tahun 2014.
Adapun jumlah bantuan untuk peningkatan kualitas rumah MBR yang dibangun adalah Rp6 juta tiap satu unit. Guna mempercepat program itu, Kemenpera mau melibatkan elemen masyarakat dari tiap provinsi dan kabupaten untuk tenaga pendampingan.
Menpera Djan Faridz mengharapkan program perumahan swadaya dapat disosialisasikan ke seluruh pimpinan pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota.
Djan meminta para pimpinan pemerintah daerah dapat lebih mensinkronkan program perumahan swadaya dengan rencana pembangunan di daerah. Program ini sebenarnya sangat diminati pemerintah daerah, tapi terkadang informasinya masih sangat terbatas.
“Saya berharap ada tenaga pendamping,” kata Menpera Djan Faridz beberapa waktu lalu.
Menpera mengharapkan program perumahan swadaya sebaiknya dapat terintegrasi dengan program pembangunan sektor lain yang mendukung peningkatan kesejahteraan rakyat. (kie/rmol)

Aksi Trafficking NTT Digagalkan di Pontianak

Sembilan orang korban trafficking asal NTT dibawa ke Polsek Pontianak Utara
s
Sembilan orang korban trafficking asal NTT dibawa ke Polsek Pontianak Utara, Selasa (6/12)
Pontianak – Kepolisian Sektor (Polsek) Pontianak Utara mengamankan Wel, 30, pelaku yang telah memperdayai sembilan orang korbannya yang hendak dipekerjakan secara ilegal di negeri jiran, Malaysia. Aksi trafficking itu digagalkan, Selasa (6/12) di Jalan Kebangkitan Batu Layang.
“Mereka tidak mempunyai passport untuk berangkat ke Jiran. Satu orang di antaranya sebagai koordinator keberangkatan ke Malaysia. Koordinatornya pernah bekerja selama 2 tahun 7 bulan,” kata Kompol Saiful Alam SIK, Kapolsek Pontianak Utara.
Kesembilan korban adalah Yance, 21, Anacih Vikusa, 25, Jitron, 29, Marten Banu, 30, Danil, 23, Noh, 30, Andreas, 20, I Hudola, 17. “Wel mendapat biaya dari bosnya di Malaysia untuk membawa para korban ini ke Malaysia,” ujar Saiful.
Sembilan orang korban itu membatalkan perjalanannya menuju Malaysia. Sedangkan pelaku mendekam di sel tahanan Mapolsek Pontianak Utara untuk mempertanggungjawabkan tindakannya.
Dalam aksi itu terungkap tipu daya Wel mengiming-iming upah gaji besar di salah satu perkebunan sawit di Malaysia. Mereka berangkat dari NTT melalui jalur udara tanpa dokumen-dokumen resmi, hingga sampai di Pontianak.
Menurut Saiful, pengungkapan kasus ini hasil laporan masyarakat. “Kita cek TKP. Kemudian langsung menelusuri. Mereka akan bekerja di PT Soing Sarawak Malaysia,” kata dia.
Ketika kepada korban dan pelaku ditanya dokumennya, mereka tidak mempunyai ketentuan-ketentuan yang menyangkut surat-surat imigrasi maupun dinas departemen ketenagakerjaan.
Segala administrasi ditanggung oleh bosnya melalui Wel, termasuk makanan. Nantinya biaya tersebut akan dipotong setelah sembilan korban bekerja. “Ini sangat bahaya. Apabila terjadi yang menyangkut tentang hukum, mereka sulit untuk mendapat pembelaan dari negara Indonesia,” kata Saiful.
Saiful memaparkan, sembilan korban akan dipulangkan ke daerah asalnya. Nantinya akan diberikan penyuluhan terlebih dulu. “Pelaku yang membawanya akan kita kenakan proses sesuai ketentuan pasal 103 huruf C Undang-undang No 9 tahun 2004 tentang persyaratan perlindungan TKI. Ancaman hukuman 5 tahun,” ujarnya. (sul)

Trafficking ke Timur Tengah Digagalkan

Depsos Serahkan 12 Anak ke Pemkab Sambas

Bupati Sambas dr Hj Juliarti Djuhardi Alwi MPH
Muhammad Ridho
Bupati Sambas dr Hj Juliarti Djuhardi Alwi MPH menandatangani serah terima anak di bawah umur yang dipekerjakan asal Kabupaten Sambas dari Kemensos RI, Selasa (15/11)
Sambas
 
Departemen Sosial (Depsos) RI melalui Depsos Provinsi Kalbar dan Tim Reaksi Cepat (TRC) Kemensos beserta rombongan menyerahkan 12 anak perempuan di bawah umur yang merupakan korban trafficking kepada Pemkab Sambas, Selasa (15/11) di Aula Kantor Bupati Sambas.
“Kedua belas anak ini dipekerjakan dan akan dikirim ke Timur Tengah,” kata dr Hj Juliarti Djuhardi Alwi MPH, Bupati Sambas, ketika serah terima dari Depsos.
Kedua belas anak ini sebelumnya diamankan Polres KP3 Tanjung Priok di Jakarta dan selanjutnya dibawa ke penampungan untuk dibina di Rumah Sosial Perlindungan Anak (RSPA) milik Kemensos RI.
Menurut Juliarti, begitu mendapat laporan adanya anak umur asal Kabupaten Sambas yang dipekerjakan di Jakarta akan dibawa ke Timur Tengah, Pemkab Sambas cepat merespons. “Kita upayakan ketika itu untuk menjemput anak-anak ini agar dipulangkan ke Kabupaten Sambas,” kata Juliarti.
Tetapi, untuk memulangkannya bukanlah hal mudah dikarenakan banyak prosedur yang harus dilakukan. Makanya difasilitasi Depsos dan Tim Reaksi Cepat (TRC) Kemensos RI. Sebanyak 12 anak itu merupakan warga Kecamatan Sambas, Sebawi dan Kecamatan Teluk Keramat.
“Mereka diamankan aparat hukum di tempat berbeda. Sembilan orang di antaranya ditangkap di Pelabuhan Tanjung Priok, sedangkan sisanya ditangkap petugas saat bekerja di sebuah perusahaan sarang burung walet di Jakarta,” kata Juliarti pada kegiatan yang dihadiri Kadisnakertransos, Kepala BPP-KB, serta keluarga korban dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) Kabupaten Sambas.
Mereka yang berhasil diselamatkan dari tindakan bermodus trafficking asal Kecamatan Sambas adalah Widiati binti Aspawi, 16, Lilin Astika binti Iskandar, 17, Tuti Handayani binti Abdul Muin, 15, Gustia binti Juhani, 16, Nirta binti Masa, 16, Dewi binti Durasib, 17, Haryati binti Marto, dan Narzaina binti Karnim.
Sedangkan asal Kecamatan Teluk Keramat antara lain Wati binti Asadi, 15, Monita binti Arbain, 16, dan Putri Shinta binti Burhanudin. Asal Kecamatan Sebawi, Yunita Alias Ayu binti Adi.
Setelah memberikan sambutannya, Juliarti menyalami satu per satu anak tersebut seraya mengingatkan agar berhati-hati menerima pekerjaan dan tidak mudah percaya dengan tawaran yang menggiurkan.
“Sebaiknya lanjutkan sekolah, karena usia adik-adik ini seharusnya masih dalam proses pendidikan,” kata Juliarti.
Ia meminta kepada pihak orangtua untuk memerhatikan pendidikan anak-anaknya. (edo)

Dua Nak Dare Sambas Gagal Dijual

Ngabang - Jajaran Polres Landak menggagalkan penjualan tenaga kerja ilegal ke Malaysia. Terungkapnya kasus trafficking tersebut ketika petugas melakukan razia kendaraan di depan Mapolres Landak, Kamis (24/11).
Dua tenaga kerja wanita (TKW) asal Sekura, Kabupaten Sambas, berhasil digagalkan dalam operasi tersebut. TKW tersebut berinisial MU, 18, dan RP, 18, yang akan dibawa menuju Malaysia sebagai tenaga kerja. Kedua wanita tersebut dikirim Aris Muhamad Taruna bekerja sama dengan A Cin warga Seriaman, Malaysia.
Menurut pangkuan Aris, dia disuruh mencari tenaga kerja wanita dengan upah cukup besar. Satu kepala Aris akan diberi 1.000 ringgit. Di samping itu semua biaya dari pembuatan KTP dan paspor kedua tenaga kerja tersebut dibiayai A Cin. “Kita masih melakukan penyelidikan terhadap Aris,” kata AKP Andi Oddang SIk, Kasat Reskrim Polres Landak, Kamis (24/11).
Dikatakan Aris, kedua TKW, MU dan RP yang dibawanya akan digaji 550 ringgit per bulan. Sedangkan Aris akan mendapatkan untung satu kepala 500 ringgit di luar biaya administrasi.
MU dan RP akan dipulangkan kepada orangtuanya di Sekura apabila selesai dilakukan pemeriksaan. Untuk sementara kedua wanita tersebut masih diamankan di Polres Landak.
“Saat ini kami masih melakukan penyelidikan secara intensif guna melacak kasus ini. Karena masih ada pelaku lain yang masih berkeliaran. Saya berharap agar pihak-pihak yang membuat paspor dan KTP lebih selektif lagi, sehingga tidak disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu,” tegas Andi. (tar)

Agen Jual-Beli Orang Diselidiki

Kasiati-AKBP Nowo Winarti
Syamsul Arifin
AKBP Nowo Winarti berbincang-bincang dengan Kasiati, TKW yang menjadi korban trafficking di shelter YNDN
Pontianak – Kasiati, 30, merupakan salah satu korban agen gelap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dipekerjakan di Malaysia. Polda Kalbar akan menyelidiki maraknya agen TKI ilegal yang memperjualbelikan orang (trafficking).
“Kita akan menyelidiki penampung TKI ilegal yang masuk ke Kalbar. Parahnya lagi, Kalbar menjadi tempat persinggahan TKI ilegal dari provinsi lain,” ungkap AKBP Dra Nowo Winarti MSi, Kasubdit Remaja Anak dan Wanita (Renata).
Nowo beserta beberapa jajarannya mendatangi Kasiati, warga Desa Pondok, Kecamatan Sliek—Kabupaten Indramayu di Salter Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN), Jalan Ampera—Pontianak Kota.
“Saya mendatangi Kasiati untuk mencari tahu siapa yang membawanya ke Malaysia dan apakah melibatkan warga Kalbar,” kata Nowo.
Kasiati datang dari Jawa Barat dan pergi ke Malaysia melalui pintu masuk Kalbar. Sebelum diberangkatkan ke negara Jiran, wanita tersebut terlebih dahulu ditampung oleh agen TKI di Kota Pontianak. Kasiati merupakan TKI ilegal yang akhirnya menjadi korban trafficking, tanpa digaji dan dianiaya warga Malaysia. “Ini masuk dalam kategori trafficking,” tegas Nowo.
Dikatakan Nowo, jajaran kepolisian berkomitmen memberantas pelaku trafficking di Kalbar. Jangan sampai ada lagi TKI maupun TKW yang menjadi korban trafficking. ”Modus pelaku trafficking ini rata-rata sama. Namun ada juga yang langsung memberangkatkan para TKI atau TKW ini tanpa singgah di Kalbar,” jelas Nowo.
Polda akan memberikan pembinaan kepada agen-agen TKI/TKW legal. Tujuannya menjaga dan memfasilitasi TKI/TKW yang hendak bekerja ke Malaysia. “Trafficking ini pelakunya bisa murni dari Kalbar dan korbannya dari Kalbar, ada juga yang tersangka dari Kalbar korbannya dari provinsi lain,” papar Nowo.
Nowo akan berkoordinasi dengan Polda Jawa Barat serta Polres Indramayu guna mencari keluarga Kasiati. Wanita tersebut akan dipulangkan ke kampung halamannya. “Kita mengharapkan polda dan polres di sana mengantisipasi adanya TKI ilegal,” katanya.
Nowo mengimbau masyarakat, khususnya Kalbar, agar tidak mau bekerja di Malaysia, apabila tidak memiliki surat-surat lengkap dan dari agen. “Karena di sana kemungkinan kriminalisasi terhadap TKI ilegal akan terjadi. Apabila diiming-imingi gaji, pekerjaan enak, jangan mau percaya, karena itu hanya menjebak Anda semuanya,” imbaunya. (sul)

Yunita, Pulanglah… Ibumu Tiap Malam Menangis

Yunita alias Olla
Yunita alias Olla
Pontianak – Seminggu sudah Yunita alias Olla, 17, siswi kelas II SMK YPK Jalan Ayani meninggalkan rumah, membuat orang tuanya cemas dan khawatir.
“Setiap malam ibunya menangis memikirkan Yunita dan menginginkan dia pulang dengan selamat. Tapi sudah seminggu ini Yunita tak ada kabar, entah ke mana perginya,” ungkap Edmundus, ayah Yunita ketika mendatangi Graha Pena Rakyat Kalbar, Senin (10/12).
Warga Jalan KH Wahid Hasyim Gang Usaha II Nomor 52, Pontianak Kota itu telah berupaya mencari anak perempuannya. Namun hingga saat ini belum diketahui keberadaannya. “Kami sudah mencarinya ke mana-mana, ke tempat keluarga di Landak, Sanggau, dan Kubu Raya. Tapi dari keluarga kita tidak ada yang mengetahui keberadaannya,” ungkapnya.
Yunita meninggalkan rumah pada 2 Desember 2012 lalu sekitar pukul 13.30. “Saya juga telah melapor ke pihak kepolisian untuk membantu mencari anak saya Yunita. Tidak hanya itu, kami juga memberitahukan dengan pihak sekolah, baik guru maupun temannya, agar membantu mencari dan menemukan Yunita,” jelas Edmundus.
Rasa khawatir menghantui kedua orang tua Yunita. “Dulu Yunita pernah sekali berkelahi dengan tetangga, tapi kami bilang tak usah gitu dan jangan diambil hati. Begitu juga saya mengingatkan agar dia tidak pulang malam. Tapi lama kelamaan, anak saya malah tak pulang-pulang,” kesal Edmundus.
Edmundus mengaku anak perempuannya itu belum memiliki pacar. Dia juga telah menanyakan kepada sahabat atau teman dekat Yunita, namun mereka juga tidak mengetahui keberadaannya. “Kawannya juga bilang Yunita belum punya pacar,” katanya.
Edmundus berharap Yunita pulang ke rumahnya. “Yunita, pulanglah, Nak. Kami mengharap kamu pulang. Nak, kalau memang ada masalah, tolong bicarakan, karena kami mengkhawatirkanmu,” kata Edmundus dengan raut wajah sedih. Jika mengetahui keberadaan Yunita, Edmundus berharap menghubungi ke nomor 085347853139 dan 085750726166 atas nama Edmundus. (sul)

Tina Berbohong, Bukan Siswi STM

Singkawang – Sepasang pelajar, Nova dan Tina yang terjaring Tim Razia Gabungan sedang di kamar indekos pada Senin (10/12) ternyata dari sekolah yang berbeda. Tina bukan siswi STM, tetapi siswi salah satu SMK negeri di Kota Singkawang.
“Nova memang benar siswa STM, tetapi Tina itu bukan siswi kita, Tina itu siswi SMK,” kata Turnip, Kesiswaan STM Kota Singkawang kepada wartawan melalui orang tua Nova.
Ketika terjaring razia dan diangkut ke Kantor Satpol PP Kota Singkawang, Nova jujur mengakui dia pelajar di STM jurusan Elektro. Tetapi Tina juga mengaku pelajar STM jurusan Komputer. Padahal Tina merupakan siswa SMK jurusan Perhotelan.
Penjelasan Tina ketika di Satpol PP memang sempat simpang siur, lebih banyak bohongnya ketimbang yang benar. Tetapi ketika didatangkan pihak sekolah dan orang tua masing-masing, akhirnya dia tidak dapat mungkir lagi.
Antara pihak kedua sekolah dengan orang tua dengan disaksikan Satpol PP pun membuat kesepakatan akan membina kedua pelajar tersebut. Apalagi keduanya sama-sama duduk di bangku kelas tiga yang tidak lama lagi menghadapi UN.
Jauh-jauh hari Satpol PP sudah mengharapkan pihak sekolah untuk tidak mengeluarkan pelajar yang terjaring Tim Razia Gabungan. Karena lebih baik mereka dibina, agar masa depan generasi penerus bangsa tersebut tidak hancur.
Sementara itu Tina yang tidak bisa mengelak lagi telah berbohong, melalui teman-teman beserta orang tuanya menyampaikan permohonan maaf kepada pihak STM atas pengakuannya sebagai siswi STM jurusan Komputer.
Dia menyampaikan keterangan tidak sesuai kenyataan itu, dikarenakan takut dan terlalu panik ketika tertangkap berduaan di dalam kamar indekos, di mana saat itu dia masih mengenakan seragam abu-abu. Sedangkan Nova sudah mengenakan pakaian biasa. Walaupun dia tidak melakukan apa-apa selain mengerjakan tugas.
Tina mengharapkan permasalahan ini tidak memunculkan dampak yang lebih merugikan lagi, baik bagi dirinya dan Nova maupun kedua sekolah. Dia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya yang mempermalukan pihak sekolah dan orang tuanya itu.
Diberitakan sebelumnya, berdalih mengerjakan tugas sekolah, siswa salah satu STM jurusan Elektro yang juga anak seorang Lurah, Nova ketangkap basah sedang berduaan di kamar indekos dengan siswi STM jurusan Komputer (sesuai pengakuannya), Tina yang masih mengenakan seragam putih abu-abu.
“Kami hanya teman dekat dan saya hanya membantu dia mengerjakan tugas sekolah,” kilah Nova ketika ditemui di Kantor Satpol PP Kota Singkawang, Senin (10/12) lalu. (dik)

Bambang Sang “Penikmat Daun Muda” Dilepaskan Polisi

Pontianak – Bambang, 55, pelaku kasus asusila yang meniduri anak bawah umur dan diamankan Mapolresta Pontianak dibebaskan tanpa sidang.
“Kita meminta kepada DPRD untuk mengadakan rapat koordinasi dengan kepolisian, jaksa, maupun pengadilan, guna mencari titik tengah agar dapat menjerat pelaku asusila. Karena banyak pelaku dipulangkan dengan alasan tidak cukup bukti, ini yang membingungkan kita,” ungkap Hendrik, Plt Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN), Selasa (11/12).
Dikatakan Hendrik, kasus prostitusi seks pelajar yang sempat menghebohkan warga Kota Pontianak sebelumnya ditangani Polsek Kota dan dilimpahkan ke Polresta Pontianak. Bambang merupakan pelaku utamanya yang meniduri gadis bawah umur berstatus pelajar SMP. Sangat disayangkan Bambang dilepaskan, apalagi dengan dalih tidak cukup bukti untuk menjeratnya sampai ke pengadilan.
“Padahal sebenarnya sudah bisa dilanjutkan ke pengadilan, tapi kenyataannya tidak bisa diproses sampai pengadilan, bahkan kini Bambang sang pelaku sudah bebas,” kesal Hendrik.
Bambang dikenal sebagai pria hidung belang dan beberapa kali meniduri siswi SMP. Bambang digerebek polisi saat meniduri YN, 14, dan FN, 14, di hotel kelas melati Jalan KH Wahid Hasyim, Senin (17/9) lalu.
Kedua pelajar SMP sempat ditampung di shelter YNDN sebelum kemudian diminta keterangannya oleh penyidik Mapolresta Pontianak.
Komisi D DPRD Kota Pontianak mendatangi YNDN, berkoordinasi serta menanyakan aspirasi dari YNDN terkait prostitusi seks pelajar di Kota Pontianak. “Kita meminta kepada DPRD untuk lebih aktif lagi dalam mengawasi serta mengawal kasus-kasus prostitusi seks pelajar di Kota Pontianak. Intinya DPRD harus meminta kepada penegak hukum, pelaku ini bisa dijerat sampai ke pengadilan,” tegas Hendrik.
Ketua Komisi D DPRD Kota Pontianak Mansur mengaku prihatin dengan adanya prostitusi seks pelajar di Kota Pontianak. Padahal Kota Pontianak mendapatkan predikat Kota Layak Anak. “Kami berkomitmen melakukan pengawalan serta mendukung pihak terkait untuk melakukan pemberantasan dan pembersihan dari adanya prostitusi seks pelajar,” ungkapnya.
Mansur berjanji akan menerbitkan peraturan daerah (perda) tentang perlindungan anak. “Awal Januari 2013 sudah terbentuk perda tersebut,” tegas Mansur.
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak dan KB Kota Pontianak Darmanelly mengaku akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya orang tua untuk selalu memerhatikan anak-anaknya.
“Jika memang karena faktor gaya hidup, seorang anak menjadi demikian, maka diberikan pemahaman agar tidak ikut-ikutan,” ungkap Darmanelly. (sul)