Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Sabtu, 19 Januari 2013

Matjedi: Irma Sering Diperlakukan Kasar


Foto-Irma.jpg

TUNJUKAN FOTO - Ayah Irma menunjukan foto anaknya ketika masih hidup, Selasa (1/1/2013)


KETAPANG - Orang tua Mayanti alias Irma, korban pembunuhan yang diduga oleh mantan suami sendiri di Ketapang Kalimantan Barat Matjedi menuturkan, anaknya tersebut sudah mengarungi bahtera rumah tangga sejak Sembilan bulan lalu.

Pria tersebut dari Sungai Galih, Sukadana Kabupaten Kayong Utara yang bernama Saddam.

Namun menurutnya rumah tangga anaknya retak, hingga empat bulan terakhir Mayanti yang tinggal ditempat suaminya seusai menikah memilih pulang kembali dirumahnya. Sejak saat itu Irma putus komunikasi dengan Saddam.

"Habis menikah, Cuma seminggu jak tinggal dirumah, habis tu dia sama suaminya tinggal dirumah Saddam," tambahnya.

Saat pulang dari Sukadana, menurut Matjedi, Mayanti pernah bercerita ia acapkali bertengkar dengan suaminya tersebut. Hingga tak jarang mendapat perlakuan kasar yang kemudian membuat ia memutuskan untuk kembali ke pangkuan orang tuanya.

Sejak saat itu, Mayanti memilih untuk tidak berkomunikasi dengan suaminya. Saddam sendiri menurut Matjedi tidak pernah punya itikad baik untuk datang kerumahnya guna menjelaskan masalah rumah tangga mereka. Pasangan suami istri ini sendiri belum sempat dikaruniai anak.

Bocah Yang Tewas Itu Diperkosa Ayahnya Sendiri


PERKOSAAN.jpg
ISTIMEWA
Ilustrasi


JAKARTA - Tim gabungan Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur dan Kepolisian Daerah Metro Jaya berhasil menangkap S (55), pelaku pemerkosaan terhadap bocah RI (11).

S tidak lain adalah ayah kandung RI yang tega memerkosa RI sebanyak dua kali pada bulan Oktober 2012 silam.

"Terhadap kasus yang menimpa korban RI, setelah melalui proses penyidikan, ditetapkan tersangka dengan inisial S. Tersangka itu tidak lain adalah bapak kandung RI," ujar Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Putut Eko Bayuseno, Jumat (19/1/2013), dalam jumpa pers Mapolda Metro Jaya.

Saat diperiksa penyidik, S akhirnya mengakui perbuatannya. Ia mengaku telah dua kali menyetubuhi korban, yakni pada tanggal 16 dan 19 Oktober 2012.

Pada periode itu, ibunda RI tengah dirawat di rumah sakit dari tanggal 14-19 Oktober 2012 karena penyakit kanker ketiak.

Pada tanggal 19 Oktober, RI disetubuhi S sebelum berangkat sekolah. Padahal, ketika itu, RI tengah kesakitan akibat perbuatan S sebelumnya. Berdasarkan keterangan ahli psikologi, pelaku tidak lagi memiliki pertimbangan moralitas.

Lantaran nafsunya memuncak, pelaku pun tega menyetubuhi buah hatinya sendiri. Korban bahkan disetubuhi dengan cara anal.

Perilaku seksual yang berbeda dari pelaku ini, kata Putut, juga diakui oleh ibunda RI. "Hasil otopsi pada tubuh korban juga terdapat luka akibat kekerasan tumpul," ucap Putut.

Malang bagi RI, bocah yang baru duduk di bangku sekolah dasar itu harus menanggung sakit tak lama setelah peristiwa kekerasan seksual diterimanya. Pada tanggal 29 Desember 2012, RI dilarikan ke RSU Persahabatan dalam keadaan kejang-kejang.

Saat dokter hendak memberikan obat, dokter menemukan adanya infeksi di kemaluan RI. Bocah ini pun akhirnya tewas pada tanggal 6 Januari 2013. Atas perbuatannya ini, S akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.

Ia dijerat dengan Pasal 81 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. S diancam hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda maksimal Rp 300 juta.

Lihat Baliho Ini! Komentar Anda?

Baliho-korban-perkosaan.jpg

KORBAN PERKOSAAN - Baliho korban perkosaan dan pembunuhan dipajang keluarga korban untuk menggugah pihak kepolisian agar cepat menangani kasus yang menimpa keluarga mereka tersebut, Jumat (18/1/2013)


MEMPAWAH - Demi keingingan segera terungkapkanya pelaku dalam kasus kematian siswi SMK Negeri 1 Mempawah, Harnofiah Fitria, keluarga korban, juga berusaha membantu polisi dalam pengungkapan dengan cara memasang baliho dipinggir jalan raya tak jauh dari kediaman rumah korban di Desa Sungai Bakau Besar Laut (SBBL) Kecamatan Sungai Pinyuh, Jumat (18/1/2013).

Baliho berukuran kecil tersebut sengaja dipasang pihak keluarga dengan cara ditempel di pohon palem dipinggir jalan raya. Tujuannya, untuk menggugah kepedulian masyarakat untuk berpartisipasi mengungkap kasus kematian putri bungsu dua bersaudara itu.

Pada baliho itu tampak foto almarhumah semasa hidup dan tulisan yang berisi biodata beserta himbauan kepada masyarakat. Berikut petikan kalimat yang tertulis didalam baliho kecil itu.

Harnovia Fitriani. Umur 15 tahun. Siswi SMK Mempawah. Korban perkosaan dan pembunuhan. Tempat kejadian di Desa Bakau Besar laut, saat pulang dari sekolah. Dinyatakan hilang 18 Desember 2012, ditemukan mayat 20 Desember 2012. Relakah anda jika nasib serupa menimpa pada anak anda?. Adik anda?. Kakak anda?. Saudara anda?, keluarga anda?. Bahkan ibu anda?.

Tulisan yang tertera dalam baliho tersebut membuat merinding siapapun yang melihatnya, bukan karena merasa takut. Namun karena miris karena hingga kini kasus dugaan pembunuhan dan perkosaan tersebut belum dipecahkan pihak kepolisian. Terlebih di baliho juga terpajang wajah  Harnofiah Fitria sedang tersenyum lebar.

Jika Anda melihat baliho ini, apa komentar Anda?