Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Kamis, 28 Februari 2013

Benediktus XVI: Saya Mundur untuk Mendoakan Gereja

JAKARTA - Paus Benediktus XVI, Rabu (27/2/2013) menyampaikan 'pidato perpisahan' di hadapan puluhan ribu umat, yang hadir di Lapangan Santo Petrus. Radio Vatikan pun menyiarkan 'pidato perpisahan' Paus Benediktus XVI. Joseph Aloisius Ratzinger, nama Paus Benediktus XVI, menyapa para peziarah yang sejak pukul 07.00 pagi waktu Roma memenuhi Via della Conciliazione, ruas jalan panjang membujur dari Lapangan Santo Petrus hingga Sungai Tiber.
Kepada Tribunnews.com, Pastor Markus SVD dari Roma mengungkapkan, Lapangan Santo Petrus seperti digenangi lautan manusia. Para peziarah melambaikan berbagai spanduk dengan tulisan bermacam-macam, seperti 'Grazie Santo Padre' (Terima kasih Bapa Suci), 'Arrivederci' (Sampai jumpa lagi), atau 'Perga per noi' (doakan kami).
Para peziarah pun tak henti-hentinya meneriakkan yel-yel 'Benedetto', nama Sri Paus dalam Bahasa Italia. Kadang pula terdengar teriakan 'Viva il Papa', dan diikuti paduan suara campur yang menggetarkan suasana pagi.
Menurut Pastor Markus, tepat pukul 10.35 pagi waktu Roma, Papa Mobil meluncur pelan, masuk ke Lapangan Santo Petrus dari samping kanan Basilika.
Di belakangnya duduk Sekretaris pribadi, Monsinyur Georg Gaenswein, yang sudah ditahbiskan Paus menjadi Uskup Agung pada 6 Januari 2013, dan merangkap Kepala Rumah Tangga (Prefettura) Sri Paus.
Ketika melihat Papa Mobil, massa semakin kuat dan ramai meneriakkan yel-yel, seraya bertepuk tangan meriah.
Setelah melewati beberapa blok untuk menyalami massa dan diiringi musik militer dari wilayah kelahirannya, Bavaria, Jerman, Paus naik ke singgasana, sebuah kursi putih yang sudah akrab dengannya sejak delapan tahun terakhir.
Seperti biasa, sebelum duduk, Paus merentangkan kedua tangan ke arah para hadirin, seolah-olah ingin merangkul mereka satu per satu.
”Delapan tahun lalu, ketika sudah jelas bahwa diri saya terpilih menjadi Paus, pertanyaan yang dominan di dalam hati saya adalah, Tuhan, apa yang Kau inginkan dariku? Mengapa Engkau memilih saya? Saya tahu bahwa sejak itu saya memikul beban berat di pundak," ucap Paus.
Delapan tahun lalu, lanjutnya, adalah tahun-tahun yang indah dan penuh arti, tapi juga masa-masa penuh tantangan. Sehingga, gereja ibarat bahtera para rasul yang terombang-ambing di Danau Genesaret.
"Badai dan gelombang menerjang menimbulkan rasa takut dan panik, dan Tuhan tidur di buritan. Tapi syukur, Tuhan tidak meninggalkan bahtera ini, karena bahtera ini milik Tuhan," tutur Paus.
Mendengar itu, massa bertepuk tangan sambil meneriakkan nama Sri Paus. Benediktus sadar bahwa selama masa bakti, Tuhan senantiasa dekat dengan umatNya, dan menganugerahkan segala yang perlu untuk kemajuan GerejaNya.
Sri Paus juga mengucapkan terima kasih kepada para pekerjanya di Tahta Suci Vatikan, dan seluruh umat yang tersebar di seluruh dunia. Selama masa jabatannya, beliau sangat merasakan dukungan dan kedekatan umat Katolik sejagad, sekalipun banyak dari mereka yang belum pernah berjumpa dengannya secara langsung.
Menjelang sambutannya yang berdurasi sekitar 20 menit, Paus meneguhkan hati dan iman Umat Katolik sedunia.
“Saya pergi. Itu keputusan yang saya ambil dengan sukarela. Tapi, kamu harus tetap riang gembira dalam iman. Saya pergi bukan untuk urusan pribadi. Saya pergi untuk membaktikan diri kepada doa untuk gereja yang kita cintai ini. Tuhan yang memanggil kita ke dalam satu komunitas iman, akan tetap bersama kita, memenuhi hati kita dengan harapan, dan menyinari kita dengan kasihNya tanpa batas,” paparnya dengan nada bergetar.
Paus juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh umat dan warga dunia, yang selama ini mendukung tugas perutusannya dalam doa dan kehadiran mereka masing-masing.
"Paus milik semua orang, dan begitu banyak orang merasa sangat dekat. Saya menerima surat dari tokoh-tokoh terbesar dunia, dari kepala negara, tokoh agama, perwakilan dari dunia budaya dan sebagainya. Saya juga menerima banyak surat dari orang-orang biasa yang menulis kepada saya dari hati mereka," katanya.
Usai sambutan terakhir, hadirin yang saat itu sudah membeludak hingga ujung Via della Conciliazione berdiri, memberikan aplaus panjang.
Lambaian bendera-bendera dan spanduk-spanduk kelihatan semakin tenang pertanda sedih. Sri Paus pun berdiri, melambaikan tangan kepada hadirin. Sebuah momentum kuat yang sempat menuai deraian air mata.
Upacara dilanjutkan dengan penyampaian ucapan salam pisah dan terima kasih dari para hadirin yang diwakili melalui kelompok bahasa Inggris, Italia, Jerman, Spanyol, Portugis, Polandia, dan Arab.
Di akhir audiensi, Sri Paus dan hadirin bersama-sama menyanyikan lagu Bapa Kami dalam bahasa Latin. Lalu, beliau menutup dengan berkat terakhirnya sebagai Paus.
Beliau turun tahta. Berjalan menuju Papa Mobil, mengambil tempat duduk. Papa Mobil turun perlahan dari pelataran Basilika menuju hadirin. Tahtanya, kursi putih, tinggal kosong.
Sri Paus bergerak keluar, diiringi aplaus panjang, memanggil-manggil namanya dan seraya air mata tetap berderai.
Di atas Papa Mobil, beliau terus merentangkan kedua tangannya, seakan-akan ingin membawa pergi sekitar 200 ribu hadirin bersamanya.
Rangkulan lengannya tentu terlalu pendek untuk jumlah sebesar ini, apalagi untuk Umat Katolik sedunia. Tapi, dalam doa dari atas Bukit Mons Vaticanus, beliau dan seluruh umat Katolik di lima benua akan tetap bersatu. Terima kasih Bapa Suci Bekediktus XVI.

Empat Kasus, Kurangnya Pengawasan Orang Tua terhadap Anak-anaknya

Hendri Damanik, Ketua Pokja Pengaduan dan Fasilitas Pelayanan KPAID Provinsi Kalbar

Hendri Damanik
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Provinsi Kalimantan Barat Alik R Rosyad ST mengatakan selama ini KPAID banyak menangani kasus pencabulan atau pelecehan seksual.
“Umumnya kasus yang dilaporkan adalah pelecehan seksual dan kekerasan. Sementara untuk kasus hak asuh hanya sedikit yang dilaporkan,” ujar Alik kepada Rakyat Kalbar, Selasa (26/2).
Alik akui, KPAID bukan lembaga yang melakukan eksekusi di lapangan. Tetapi hanya melakukan pendampingan jika ada laporan yang masuk dari masyarakat.
“Kita juga mengalami keterbatasan sarana, terutama tidak adanya rumah penampungan sementara untuk para korban,” tutur Alik.
Ia mengatakan pihaknya sangat berhati-hati menangani laporan yang masuk dan tidak gegabah dalam meng-handle persoalan yang ada, dengan terlebih dahulu menelusuri kasus yang dilaporkan.
Sebab, penanganan kasus tersebut melibatkan kepolisian dan arahnya meminta keadilan serta proses hukum.
Lebih lanjut, berikut wawancara dengan kolega Alik, Ketua Pokja Pengaduan dan Fasilitas Pelayanan KPAID Provinsi Kalbar Hendri Damanik:
Dari Januari-Februari 2013, berapa banyak kasus yang masuk ke KPAID?
Kalau untuk bulan Januari-Februari 2013, KPAID Provinsi Kalbar sudah menangani sebanyak tujuh kasus. Terdiri dari kasus persetubuhan anak bawah umur, kekerasan fisik pada anak, kekerasan seksual, perlindungan pendidikan pada anak-anak, pengaduan surat, dan anak berhadapan dengan hukum.
Sudah berapa kasus yang dilaporkan ke polisi?
Sudah empat kasus yang kita proses ke pihak kepolisian. Yaitu kasus persetubuhan anak bawah umur, kekerasan seksual, kekerasan fisik terhadap anak, dan anak berhadapan dengan hukum.
Terus apa pandangan Anda terhadap kasus-kasus ini?
Ya, memang kalau kita lihat, dari empat kasus ini kurangnya pengawasan orang tua sendiri kepada anak-anaknya. Kita harap pihak orang tua harus tetap menjaga dan memerhatikan dengan serius gerak-gerik anak-anaknya.

Pria Ini Perkosa Mantan Pacar di Hutan


Perkosaan-Malaysia.jpg
Ilustrasi
PERKOSA

JOMBANG - Merasa sakit hati diputus pacar, warga Dusun Tegalan Kedunggalih, Desa/Kecamatan Bareng, Jombang Muslikin (19) memperkosa mantan pacarnya, Bunga (18) warga Kecamatan Bareng. Pemerkosaan itu dilakukan di tengah hutan jati.. Akibatnya ia  harus meringkuk dalam sel tahanan polisi, Selasa (26/2/2013).

Kasubbag Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo, membenarkan kasus tersebut. Menurut Sugeng, kasus berawal ketika tersangka bertemu dengan korban, Senin (25/2/2013).

Saat itu korban mengendarai motor bersama temannya dihentikan tersangka yang juga bersama dengan seorang temannya. Tersangka rupanya sakit hati akibat hubungan asmaranya dengan korban diputus secara sepihak oleh korban.

"Tersangka kemudian memaksa korban agar naik motor bersamanya, karena cemburu hubungan asmaranya diputus sepihak. Sedangkan korban sudah punya pacar lagi," jelas Sugeng Widodo.