Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Selasa, 31 Juli 2012

Cornelis Masih Simbol Kekuatan Politik Dayak

Pontianak – Sosok Drs Cornelis MH sampai hari ini dinilai masih menjadi tokoh Dayak yang kuat di kalangan elite-elite etnis di Kalbar. Suara Dayak diprediksi masih akan bulat mendukungnya.
“Kehadiran Barnabas Simin sebagai cawagub dan Milton Crosby yang merapat ke Golkar tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap perolehan suara Cornelis di komunitas Dayak,” kata Jumadi SSos MSi, pengamat politik dari Universitas Tanjungpura menjawab Rakyat Kalbar via selular, Senin (30/7).
Namun dia mengakui terjadinya perubahan karena melihat ada sebagian elite Dayak yang tidak sepaham secara politik dengan Cornelis yang berstatus incumbent itu.
“Saya melihat Cornelis masih menjadi simbol kekuatan perpolitikan tokoh Dayak di Kalbar. Apalagi pergumulan politik di Kalbar sangat kental dengan politik identitas keetnikan. Sosok Cornelis saat ini masih cukup kuat di kalangan elite-elite Dayak,” kata Jumadi.
Terkecuali, lanjutnya, Milton Crosby sendiri yang maju sebagai calon gubernur. “Jika itu yang terjadi, maka Milton akan menjadi rivalitas yang kuat bagi Cornelis di wilayah timur. Intinya, dukungan politik komunitas Dayak terhadap Cornelis masih cukup kuat,” ungkapnya.
Menjawab pecahnya DAD khususnya DAD Sintang, Jumadi melihatnya hanya kasuistik dan riak-riak kecil saja. “Polemik di DAD kan hanya pada level elite dan hanya terjadi di Kabupaten Sintang. Secara kultural dan ideologis, saat ini sosok Cornelis masih sangat berpengaruh di komunitas Dayak Kalbar,” kata Jumadi. (jul)

Jaga Etika, Jangan Saling Menjelekkan

Cornelis mengukuhkan Tim Kampanye Kabupaten Landak, Rabu (25/7)
Cornelis mengukuhkan Tim Kampanye Kabupaten Landak, Rabu (25/7)
Ngabang – Tim kampanye mesti menjaga etika berpolitik. Tindakan saling menjelekkan calon kandidat Gubernur-Wakil Gubernur Kalbar yang akan berkompetisi di Pilgub Kalbar, 20 September 2012 wajib dihindari.
“Saya tekankan agar tim sukses jangan menyalahi aturan dalam berkampanye. Ikuti semua aturan yang ditetapkan oleh KPU. Yang harus dihindari tim kampanye dalam berkampanye adalah menjelek-jelekkan balon lain, ingat itu,” pesan Gubernur Kalbar Drs Cornelis MH yang kembali akan bertarung dalam pilgub 2012.
Saat menghadiri pengukuhan Tim Kampanye Drs Cornelis MH dan Drs Christiandy Sanjaya SE MM di Kabupaten Landak, Rabu (25/7), lebih jauh Cornelis meminta tim suksesnya tidak lengah dan terbuai. “Sampaikan program yang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi Kalbar kepada masyarakat,” katanya di hadapan sejumlah anggota DPRD Landak dari parpol pengusung dan para ketua PAC parpol se-Kabupaten Landak.
Ia juga berpesan kepada timnya untuk tidak menjelek-jelekkan bakal calon (balon) lain dalam kampanye. Hindari semua upaya yang dapat memecah belah persatuan tim, karena kalau terpancing maka kerugian yang akan diperoleh. “Memang sekarang kita lagi dipantau gerak-gerik oleh balon lain, tetapi asalkan kita bisa dengan benar menyampaikan visi dan misi serta tidak melanggar aturan yang ada, pasti sulit mereka untuk mencari kesalahan. Hati-hati waspada itu penting,” ujarnya.
Cornelis juga menyampaikan, saat ini kepercayaan pemerintah pusat kepada Pemerintah Kalbar sangat tinggi. Salah satu program yang paling menonjol adalah pembangunan Jembatan Tayan. Terealisasinya jembatan itu karena adanya kepercayaan dari pusat. “Bukan hanya itu, jalan-jalan lintas di perbatasan juga menjadi skala prioritas oleh pusat untuk dibangun,” tegasnya.
Dalam Pilgub Kalbar 2012, pasangan Drs Cornelis MH dan Drs Christiandy Sanjaya SE MM diusung oleh Partai Demokrat (PD), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan Partai Indonesia Baru (PIB).
Sementara itu, Ketua Tim Kampanye Drs Cornelis MH dan Drs Christiandy Sanjaya SE MM, Minsen, dalam arahannya mengatakan sebagai parpol yang sudah berkomitmen mendukung pasangan tersebut hendaknya dari sekarang harus sudah melakukan sosialisasi kepada warga sekitar atau tetangga. Walaupun tim belum menyiapkan program, ujar Minsen, tetapi sebagai jurkam hendaknya ketika sudah sampai ke tempat masing-masing berusaha untuk menyampaikan pesan politik pasangan incumbent.
“Saya berharap tim yang sudah terbentuk dan dikukuhkan dari semua partai pengusung jangan mudah terpecah terhadap isu-isu yang dapat memecahbelahkan kita. Rapatkan selalu barisan, satukan persepsi memenangkan calon yang kita usung. Kemenangan pasangan ini bukan hanya kemenangan keduanya, tetapi kemenangan itu milik kita dan seluruh rakyat Kalbar,” pesan Minsen. (tar)

Incumbent Menang Satu Langkah

Jimmy: PKR itu Dipolitisasi

Pontianak – Bergabungnya Milton Crosby ke Tim Morkes-Burhan dianggap kubu Cornelis-Christiandy permainan politik biasa-biasa saja. Tim pemenangan incumbent itu optimis meraih kemenangan kedua kalinya.
“Saya mau katakan, kalau pilgub 2007 Cornelis itu levelnya bupati dan saya yakin tidak banyak orang tahu Cornelis saat itu. Kalau sekarang dia kan gubernur, sudah satu langkah menang,” kata M Jimmy SH, Ketua Tim Pemenangan Cornelis-Christiandy Sanjaya.
Kenapa satu langkah menang, menurutnya Cornelis populer. Artinya tidak perlu lagi ada sosialisasi seperti kawan-kawan pasangan lain. Kalau pada pilgub 2007 basisnya delapan, sekarang pada posisi incumbent basisnya sudah 14.
“Itu suka tidak suka akan terjadi, karena rakyat sudah pintar dan cerdas untuk menentukan pilihan. Untuk itu kami dari tim kampanye dari kacamata politik kita harus wanti-wanti. Tapi kita bukan juga overconfident ya. Suara Cornelis-Christiandy tetap meningkat dari 2007. Itu sudah pasti,” yakin Jimmy.
Keyakinannya lantaran selama empat tahun menjadi gubernur, masyarakat menilai keberhasilan yang sudah dia capai, apa-apa yang sudah dilakukan. Tentu ini merupakan barometer, takaran rakyat untuk menilai sosok Cornelis.
Rakyat yang menilai, ujar legislator PDIP Kalbar ini, beragam dan berbagai kalangan. Pertama rakyat biasa, ada akademisi, ada orang-orang pintar. “Mereka ini akan menjadi corong, mereka akan sampaikan sesuatu yang baik adalah baik. Dan itu bagian dari yang membantu Cornelis untuk kampanye, padahal tidak disengaja. Hanya cerita-cerita di warung kopi, di kantin, dan di tempat lainnya, bahwa Cornelis begini-begini,” urainya.
Jadi, bergabungnya Milton ke pasangan MB, sementara dulu Milton menang di Pilbup Sintang diusung PDIP, dinilai wajar saja dalam politik. Menurut Jimmy, pertanyaan itu kapasitas DPD Partai menjawabnya. Karena merasa pengurus DPD Partai, Jimmy menjawabnya.
“Saudara Milton mau ke mana itu hak dia sebagai warga negara. Jadi Pak Milton ini tidak boleh juga kita kungkung. Tapi kalau cerita kata terima kasih, ya dikembalikan kepada orangnya. Seperti apa dia. Makanya saya selalu menekankan politik yang berparadigma pragmatis itulah yang akan menghancurkan bangsa ini,” kata Jimmy.
Mohon maaf, Jimmy melanjutkan, mungkin Pak Milton sekarang setelah keluar dari Demokrat mau memilih merapat ke Pak Morkes, ke Pak Tambul, atau kepada siapa, dan itu hak pribadi beliau. Jangan dikaitkan antara Pak Milton merapat kepada orang ini dengan nuansa PDIP memberikan perahu ketika itu, ceritanya lain.
“Ya sudah. Kita sudah tidak kenang lagi kok. Hak dia mau merapat kepada siapa. Kami PDIP bukan baru sekali punya pengalaman seperti itu. Lain kali tidak sembarangan untuk meminta rekomendasi. Sudah banyak pengalaman untuk solidaritas partai itu sendiri,” ujarnya.

Politisasi

Bagaimana dengan persoalan PKR? Jimmy menjelaskan, banyak komponen yang harus dibenahi dan Cornelis tidak pernah menghambat. “Beliau justru mendorong, tapi kalau mendorong sesuatu yang belum lengkap, sesuatu yang masih kurang, Cornelis akan malu sebagai wakil pemerintah pusat di daerah,” kata Jimmy.
Maksud Cornelis, PKR harus terlaksana. Hanya saja persyaratan diperhatikan. Sementara yang terjadi selama ini hanya koar-koar di media. Hanya dimuati nuansa politik, seolah-olah Cornelis tidak mendukung, tidak setuju. Padahal itu isu yang tidak benar.
Terbukti, kata Jimmy, Cornelis mengatakan kepada Fraksi PDIP bahwa PKR itu tolong segera dilengkapi persyaratannya. “Dan kita sudah sampaikan dalam pemandangan umum. Segera dibuat kajian secara komprehensif. Bukan hanya mengkaji tata ruang wilayahnya, tapi kebutuhan pegawai, dan lainnya, layaknya sebuah provinsi. Kalau persyaratan belum dilengkapi, bagaimana kita mau mengusulkannya,” terang dia.
Jimmy melanjutkan, Cornelis adalah wakil pemerintah pusat di daerah. Artinya, juga harus tunduk dan patuh pada pimpinan tertinggi, yakni presiden. Soal daerah otonomi baru, pemerintah pusat sudah mengeluarkan moratorium dan belum dicabut. Sebagai wakil pemerintah pusat, kan tidak mungkin Cornelis melawan.
Untuk itu, katanya lagi, semua persyaratan harus segera dilengkapi, begitu keran pemekaran dibuka, moratorium dicabut oleh Presiden SBY, barang ini sudah siap.
“Tapi sekarang ini persoalan PKR itu dipolitisasi oleh lawan-lawan politik, seolah-olah basis Cornelis ini orang hulu. Jadi harapannya suara Cornelis kurang dan kalah di pilgub. Sebenarnya cara-cara seperti ini kolokan,” ujarnya.
Dia mengaku sangat tidak khawatir soal suara di timur Kalbar, karena masyarakat di sana juga mengerti. Cuma ada segelintir orang yang memanfaatkannya untuk kepentingan pribadinya. “Ya sah-sah saja pikiran orang. Kita tidak boleh hambat itu. Karena mereka juga bagian dari warga negara,” ucap Jimmy.
Meski demikian, tim pemenangan akan bekerja maksimal. Ia menegaskan, bukan karena incumbent lalu lenggang kangkung. “Pengaruh PKR pasti ada, hanya segelintir orang saja. Yang mau saya katakan adalah mari kita fight, mari kita main sesuai aturan. Jadi, berpolitik santunlah, jangan pakai gaya tahun 70-an. Kita sudah modern. Dan kami sudah siap,” tuntas Jimmy. (jul)

Mbalelo, Usul Dipecat DPP

Kemelut PKB Kalbar Dukung Incumbent

Sumardi Siap Tempuh Jalur Hukum

kemelut PKB Kalbar
ZMS
Pontianak – Kemelut di tubuh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kalbar kian menjadi menyusul kritik atas keputusan DPP yang mengusung pasangan incumbent.
Melalui rapat pleno yang digelar Selasa (24/7) di Sekretariat DPW Jalan Puteri Dara Nanti, Wakil Ketua DPW PKB Kalbar Sumardi M Noor direkomendasikan dipecat. Tapi dua pengurus lainnya yang tak kurang vokal, hanya disanksi peringatan.
“Berdasarkan hasil rapat pleno yang dihadiri seluruh pengurus wilayah, Sumardi M Noor kita berikan sanksi berat berupa rekomendasi pemecatan ke DPP. Secepatnya kita kirim ke DPP. Sedangkan dua pengurus lainnya kita berikan peringatan,” kata Mulyadi Tawik SE, Ketua DPW PKB Kalbar kepada Rakyat Kalbar, Selasa (24/7).
Sementara dua tokoh vokal yang punya pengaruh kuat di basis yang cukup signifikan, yakni Wakil Ketua DPW PKB Kalbar Syarif Pendi Yan Alkadrie dan Wakil Ketua DPW PKB Wahab Bulyan hanya kena semprit dengan peringatan. Justru tokoh muda dari kalangan Keraton Kadriyah bersuara cukup keras.
Rapat pleno DPW PKB itu dihadiri pula oleh jajaran Dewan Syuro, Dewan Tanfidz, pimpinan Badan Otonom (Banom), sayap, dan lembaga-lembaga PKB Provinsi Kalbar. Ketua Dewan Syuro Ustaz Hasbullah SH, Sekretaris Dewan Syuro Ustaz Suja’i M Hasan SPd, dan Sekretaris DPW PKB Kalbar Andi M Syafe’ie SPdI.
Menurut Mulyadi, perlawanan yang dilakukan beberapa pengurus itu bukan lagi persoalan PKB mengusung pasangan incumbent, tapi sudah mencemarkan nama baik partai dan membawa partai ke arah tidak baik. Karena itu partai secara struktural mengambil tindakan untuk itu.
Sikap Sumardi M Noor itu yang bertentangan dengan keputusan partai dinilai Mulyadi sudah kelewatan. “Dia (Sumardi) sendiri tidak menerima hasil keputusan partai, tetapi dia sendiri mengarahkan ke calon lain. Kalau saya lihat, ini sudah pernah bermain sebelumnya, mungkin sudah pernah berjanji dengan calon lain,” katanya.
Masih kata Mulyadi, DPW Kalbar pernah melaksanakan musyawarah pimpinan wilayah (muspimwil) pada 11 Desember 2011. Yang dibahas salah satunya berkaitan dengan pilgub 2012, agenda penting partai itu dihadiri seluruh Ketua DPC PKB se-Kalbar.
Pada saat itu, sambung dia, tidak ada kesepahaman, karena calon kandidat belum banyak bermunculan. Akhirnya, disepakati antara Ketua DPC dan DPW untuk sepenuhnya menyerahkan sikap partai kepada DPP untuk mendukung siapa.
“Saya terus koordinasi dengan jajaran Dewan Syuro, tetap dibicarakan dalam rapat. Dan pada 2 Juni 2012 diarahkan PKB mengusung Cornelis-Christiandy. Kalau dikatakan tidak melalui mekanisme partai, itu tidak benar,” tegas ketua partai berbasis Islam itu.
Perbedaan, katanya, boleh saja, tetapi ketika sudah ada keputusan partai, itu harus dijalani, harus dipatuhi. “PKB tetap konsisten sampai ke tingkat bawah siap memenangkan Cornelis-Christiandy. Kita berikan sanksi kepada pengurus yang coba-coba membelot,” tegas Mulyadi lagi.
Kalau ada kabar yang menyatakan sebagian pengurus PKB mendukung calon lain, dibantah Mulyadi. Sikap PKB sudah jelas dan bulat mendukung dan mengusung pasangan incumbent. Alasan Mulyadi, keberhasilan pasangan incumbent selama memimpin daerah ini, kondisi Kalbar yang aman sehingga pertimbangan partai merapat ke Cornelis-Christiandy.

Target 2012

Keputusan rapat pleno yang dianggap otoriter dan sepihak itu sepertinya melukai Sumardi M Noor. Tokoh vokal yang kerap bersuara nyaring ini sudah bersiap-siap membawa persoalan pemecatannya ke jalur hukum.
“Jika mendapat surat pemecatan, tidak perlu melakukan pembelaan diri. Tetapi kita akan melakukan upaya hukum pidana. Kalau kita tempuh dengan jalur partai, sulit untuk menjebloskan kesalahan kader ke hotel prodeo,” tegas Sumardi kepada Rakyat Kalbar, kemarin.
Sayangnya Sumardi tidak menyebutkan secara jelas kesalahan dimaksud. Sepertinya Wakil Sekretaris Tanfidyah PWNU Kalbar ini punya kartu truf perihal latar dukung mendukung tersebut. Dia mengaku kecewa dengan keputusan partai yang tidak menjalankan mekanisme sebenarnya.
“Kader partai tidak melanggar etika. Karena dukungan kepada incumbent tidak melalui mekanisme partai. Dan dukungan kami tetap kepada pasangan Berkibar,” tegasnya.
Sumardi menilai rekomendasi pemecatan dirinya itu sarat dengan kepentingan politik yang tidak mencerminkan moralitas dan etika partai. Ketua DPW PKB diharapkan konsekuen jika dirinya dipecat dengan menyampaikan surat pemecatan secara fair.
“Yang jelas kita lakukan upaya yang terbaik untuk partai. Karena target kita adalah 2014, bukan pilkada yang sarat dengan kepentingan sesaat. Dan perlu dicatat, partai bukanlah perseroan dagang. Pemecatan ada aturan dan alasan sesuai AD/ART,” tuntas Sumardi. (jul)

Suara Dayak, Siapa Layak

Banson: Bukan Memilih Kepala Suku

Suara Dayak
ZMS
Pontianak – Pilgub Kalbar 2012 di ambang pintu. Setelah suara Melayu terpecah-pecah, kini kancah politik melihat suara Dayak terbagi-bagi. Ada Cornelis, ada Barnabas Simin, dan tokoh fenomenal Milton Crosby.
Meskipun banyak kalangan menilai drama pertarungan politik di Pilkada Kalbar ini hampir sama dengan pilgub 2007, namun tidak serta-merta kondisi itu persis berulang. Pasalnya itu tadi, suara Dayak yang 2007 termarginalkan bulat dukung Cornelis, kini bakal berubah.
“Orang Dayak sekarang euforianya berbeda. Dulu mereka berharap Cornelis bisa mewujudkan keinginan mereka. Tetapi kenyataannya harapan pada Cornelis yang dulu itu tidak terwujud,” ungkap Ketua Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI) Kalbar Bernardus kepada Rakyat Kalbar, Minggu (29/7).
Menurutnya, pola politik Kristen itu sedikit berbeda. Polanya pro kepada kaum lemah. “Sekitar 30-40 persen orang Dayak tidak lagi dukung Cornelis. Apalagi sekarang ada alternatif lain ke Pak Barnabas. Kecuali yang ada di PDIP dukung Cornelis,” tutur Bernardus.
Setidaknya dia melihat pecahnya Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sintang yang sepertinya “memisahkan diri” dari DAD provinsi. Menurutnya, DAD itu harus bebas dari politik. DAD harusnya menjadi rumah besar bagi seluruh orang Dayak.
“Pecahnya DAD Sintang itu besar pengaruhnya. Apalagi Ketua DAD Sintang itu bukan orang biasa. Seorang bupati pasti punya massa minimal 40 persen dukung Milton,” ujar Bernardus.
Terpisah, Letkol (Purn) Riam Mapuas mengatakan tidaklah mengherankan kalau DAD berpecah. “Karena budaya adalah salah satu faktor dari politik. Sedangkan subjek dan objek dari politik adalah manusia dengan alam pikirannya,” ujarnya.
Ditanya soal pecahnya suara Dayak akhir-akhir ini, Riam yang merupakan salah seorang cendekiawan Dayak yang senior itu juga menilai ada perbedaan dengan pilgub 2007. “Suara Dayak tidak mungkin semuanya mendukung Cornelis. Artinya tidak bulat lagi seperti dulu,” tegas Riam yang dihubungi via ponselnya di Putussibau.
Sementara itu, pengamat politik dari Untan, Dr Zulkarnaen menilai saat ini masih belum bisa dipastikan bahwa suara Dayak akan lebih besar mendukung siapa ataupun pecah.
“Tetapi kalau dukungannya tidak bulat lagi seperti dulu, memang iya. Dulu saat pilkada 2007, posisi Dayak sedang dalam meraih kekuasaan. Karena merasa posisinya sedang terpinggirkan sehingga suaranya bersatu dan solid,” ujar dosen ilmu pemerintahan itu.
Menurut dia, penyebab pecahnya suara Dayak adalah akibat kekecewaan soal pembentukan Provinsi Kapuas Raya. Karena Dayak jumlahnya besar di pedalaman. Kekecewaan itulah yang membuat tidak utuh lagi mendukung Cornelis. “Kemudian, semakin banyaknya para pemilih rasional. Jadi mereka tidak lagi berpegang pada politik primordialisme,” ujar Zulkarnaen.

Bukan kepala suku

Ketua Harian DAD Kalbar Ibrahim Banson merasa tidak jelas dan tidak bisa pasti kalau suara Dayak terpecah. Yang pasti, sesuai UU, setiap warga berhak memilih dan dipilih. Dia melihat masyarakat tidak bisa dibodoh-bodohkan lagi, mau milih Barnabas atau Cornelis, itu hak masyarakat.
“Kalau kita lihat Barnabas kan orang nomor dua, sedangkan Cornelis orang nomor satu di Kalbar. So pasti orang akan memilih yang nomor satu,” ujar Pak Banson, begitu dia biasa disapa.
Kata Banson, kalau ditanya dirinya mau milih siapa, sudah jelas Cornelis. Karena merasa dari dulu memang orang Cornelis. “Kita di DAD Kalbar sekitar 5 bulan kemarin melakukan Rekornas DAD Kalbar. Kita sudah bersepakat DAD Kalbar tetap memilih Cornelis,” tegasnya.
Mencuatnya nama Milton terkait secara aklamasi terpilih sebagai Ketua DAD Sintang yang sempat kisruh, apakah suara Dayak di timur Kalbar akan terpecah, Ibrahim Banson tegas menjawab, apa hubungan Milton dengan pilgub?
“Kita yakin masyarakat bisa memilih dan menilai siapa yang berhak memimpin Kalbar ini. Pastinya kita tidak memaksa masyarakat harus milih Cornelis dan orang lain. Itu hak masyarakat sendiri mau milih siapa. Karena kita bukan memilih kepala suku. Kita memilih siapa yang bisa memimpin Kalbar,” ujar Banson.
Sebagai Ketua Harian DAD, Banson dengan santun mengatakan siapa pun yang terpilih nanti harus diterima. “Siapa pun yang menjadi Gubernur Kalbar, harus kita hormati,” katanya
Menjawab Rakyat Kalbar, Banson tidak mau menyebut berapa persen suara Dayak yang memilih Cornelis. “Kalau ditanya berapa persen suara Dayak mendukung Cornelis, kita tidak tahu. Itu hak masyarakat mau milih siapa. Kita meyakini masyarakat tidak bodoh dalam memilih siapa yang berhak menjadi pemimpin Kalbar ini,” ujarnya lagi.
Satu hal yang penting, kata Banson, seluruh masyarakat Kalbar supaya tidak terpicu dengan isu-isu negatif dalam pilgub ini. Kebersamaan masyarakat Kalbar selama ini telah terbina.
“Tolong kita sama-sama menjaga keharmonisan, kekeluargaan, dan kebersamaan. Kita tidak mau gara-gara tidak milih si A dan si B, masyarakat Kalbar pecah oleh isu yang tidak benar. Siapa pun yang terpilih harus kita dukung sama-sama guna menyukseskan program Kalbar ke depan,” pungkas Banson. (kie/hak)

Tim Kampanye BBM Dikukuhkan

Boby: Menang Satu Putaran

Pontianak – Tim kampanye pasangan Cornelis-Christiandy untuk Kota Pontianak dikukuhkan dengan ketuanya Drs Hartono Azas MBA, dalam suasana bulan puasa yang sederhana di Wisma Nusantara, Minggu (29/7).
Pengukuhan oleh M Kebing L, Sekretaris Tim Kampanye Kalbar Cornelis-Christiandy Provinsi Kalbar itu merupakan koalisi dari lima partai yaitu PDIP, Demokrat, PIB, PDS, dan PKB bergabung dalam tim bermotto Bersatu, Berjuang, Menang (BBM).
Wakil Ketua Tim Pemenangan BBM Boby Crisniawan memastikan pasangan incumbent itu menang satu putaran. “Hitungan apa pun pasangan Cornelis-Christiandy ini pasti menang dan hanya satu putaran,” ujar Boby saat memberikan sambutan.
Ia mengimbau para anggota Tim Kampanye Kota Pontianak yang baru dilantik supaya menyampaikan kepada masyarakat dengan bahasa yang sangat-sangat santun.
“Sampaikan kepada masyarakat bahwa kita mau mencetak pelayan masyarakat, bukan yang mau dihormati. Kita sampaikan kepada masyarakat bahwa pasangan kita merupakan pasangan yang sudah terbukti. Jangan coba-coba cari yang baru,” ujarnya.
Menurutnya, pasangan ini sudah terbukti menjadi pelayan yang baik untuk masyarakat. “Kita harus sepakat bahwa kemenangan ini kemenangan bersama. Bukan kemenangan PDIP, bukan kemenangan Demokrat, bukan kemenangan PIB, bukan kemenangan PKB, bukan kemenangan PDS, tetapi kemenangan masyarakat Kalbar,” ujarnya semangat.
Dia melanjutkan, mau itu dari suku Dayak, Melayu, Tionghoa, Madura, tetapi semua sudah merasakan di masa kepemimpinan Cornelis ini semua kondusif. Tidak ada satu pun intrik.
“Tidak ada satu pun saya dengar bahwa masyarakat Kalbar ada yang tidak makan. Saya pikir sudah layak dilanjutkan. Cornelis bukan hanya kesayangan orang PDIP, tetapi juga kesayangan orang Demokrat,” katanya.
Dijelaskan, hingga 29 Juli hari ini (kemarin, red) semua tim kampanye pasangan BBM ini di seluruh kabupaten/kota harus sudah dilantik. Hingga kemarin yang sudah dilantik Kabupaten Pontianak, Kota Pontianak, Kubu Raya, Sambas, dan Landak. Jadi sisanya sampai 29 Juli ini semua tim sukses harus sudah selesai.
Boby mengatakan target menang satu putaran bukan seperti pertarungan Jokowi-Foke. Kalau Jokowi itu 50 persen plus satu. Kalau Kalbar cukup 30 persen. “Kita yakin akan lebih dari 30 persen. Dari hitungan kepartaian saja sudah satu putaran. Harus yakin menang,” paparnya.
Terbentuknya tim kabupaten/kota dimandatkan untuk membentuk tim kecamatan. Setelah itu bentuk tim di setiap TPS sekaligus saksi sebagai penarik massa di setiap TPS. Masing-masing TPS dua orang, semuanya sudah bisa bekerja setelah pelantikan.
Ketua Tim Kampanye Kota Pontianak Hartono Azas yang juga Ketua DPRD dan DPC PD Kota Pontianak mengaku akan menggalang dan mengefektifkan mesin politik dari tingkat DPC sampai ranting.
Giliran Hartono Azas menyampaikan sambutan, legislator Demokrat ini melemparkan pertanyaan kepada para hadirin yang dilantik. Apakah ada yang gamang dan tidak yakin untuk memenangkan satu kali putaran? Ternyata semua diam, tidak ada jawaban peserta yang hadir.
“Kalau kita gamang, artinya kita sudah kalah selangkah. Kalau percaya diri maka pintu jalan akan dibukakan oleh Tuhan sebagai kader perpanjangan lidah pasangan ini. Untuk melanjutkan dan meneruskan cita-cita pembangunan dan peningkatan masyarakat Kalbar,” ujar Azas. (kie)