Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Jumat, 10 Februari 2012

Perawanku Hilang Kujual Diriku

Pontianak – Impitan ekonomi bukan alasan utama bagi Ov, 17, menjadi pemuas nafsu pria hidung belang. Sudah telanjur keperawanan hilang direnggut pacar, Ov pun memutuskan menjadi wanita panggilan.
Gadis pemuas nafsu pria hidung belang itu semakin leluasa menjajakan tubuhnya karena kurang mendapatkan perhatian orang tua. Apalagi Ov sering ditinggal kedua orang tuanya ke luar kota.
“Ayah dan ibu sering ke luar kota selama seminggu bahkan sering satu bulan baru pulang ke rumah. Kalau mereka ke luar kota, saya tetap ditinggalkan uang, tapi uang tersebut hanya cukup untuk kebutuhan saya di rumah. Sedangkan saya suka kumpul sama kawan-kawan di kafe maupun di lokasi hiburan malam,” ujar Ov kepada wartawan Equator, Rabu (8/2).
Ketika diwawancarai, Ov selalu menunduk. Semenjak kenal WK, 17, wanita tersebut semakin kental bergelut di dunia malam. Hampir setiap malam Ov ngumpul bersama WK dan rekan-rekannya. Mereka biasanya nongkrong di kafe kawasan Gajah Mada dan Jalan MT Haryono.
“Kalau ngumpul, kami perempuan semua. Saya tidak kenal dengan om-om atau pria yang memburu kepuasan seks. Kalaupun saya melayani pria, itu kenalan kawan-kawan saya,” ungkap warga Pontianak Kota tersebut.
Ov justru senang ketika ditawari pria oleh rekan-rekannya. Dia berpikir akan mendapatkan uang setelah melayani pria hidung belang. Uang tersebut dipergunakannya untuk happy-happy dan membeli make-up dan membayar kredit motor.
“Saya senang kalau ada cowok yang membutuhkan saya. Tetapi ketika melakukan hubungan badan, saya justru tidak senang dengan cowok yang tidak saya kenal. Diapakan pun saya pasrah, asalkan dapat uang,” jelas Ov.
Gadis yang baru saja tamat SMA itu mengaku pria yang membutuhkan tubuhnya cukup menunggu dirinya di kamar hotel. Nantinya dia yang mendatangi pria tersebut. Tidak perlu berbasa-basi, ketika tiba di kamar hotel, Ov langsung melayani pria yang telah menantinya.
“Saya tidak mau berlama-lama di hotel. Begitu datang langsung diservis, ketika tamu sudah puas, saya pun pulang,” papar Ov.
Pertama kali melayani pria hidung belang, Ov ditawari WK sekitar Oktober 2011 lalu. Saat itu Ov baru saja putus dengan pacarnya. Wanita itu masih kesal dengan pria yang merenggut keperawanannya berselingkuh dengan wanita lain.
“Saya masih kesal dengan pacar saya. Setelah merenggut perawan saya, dia kemudian berselingkuh. Kemudian saya ditawarkan WK untuk melayani cowok umur 30-an dengan bayaran Rp 700 ribu. Karena saat itu saya juga terlilit utang, tawaran WK saya terima,” jelas Ov.
Ov membantah kalau dirinya dijual WK, rekannya. Karena dia sendiri yang menerima tawaran WK untuk melayani pria hidung belang. “WK tidak salah. Dia bukan menjual saya, tetapi saya sendiri yang mau melayani cowok yang kenal dengan dia,” ungkapnya.
Setelah sekali merasakan enaknya mencari uang banyak dengan cara memuaskan nafsu pria, Ov pun jadi ketagihan. Dia sering menghubungi WK agar mencarikannya pria. Apalagi ketika Ov sedang membutuhkan uang. “Kalau tidak punya uang, saya selalu meminta WK untuk mencarikan saya pria berduit. Ini keinginan saya, bukan keinginan WK,” jelasnya seraya mengatakan pria yang ditawarkan WK di antaranya pejabat PNS dan pengusaha.
Gadis tersebut mengaku, hingga saat ini orang tuanya tidak tahu dirinya menjadi pemuas nafsu pria hidung belang. “Kalau memang orang tua saya tahu, saya akan bilang, inilah akibat dari kurangnya kasih sayang orang tua,” kilah Ov.
Lain halnya dengan WK, 17. Terjerumus ke dunia prostitusi karena tergiur dengan hiburan malam. Uang yang diberikan orang tuanya untuk membayar SPP dipergunakannya untuk happy-happy.
Di lokasi hiburan malam, WK berkenalan dengan Al, pria yang menjadi muncikari pemuas nafsu pria hidung belang. Akhirnya dijual Al dengan harga tinggi karena saat itu WK masih perawan. Saat itu WK masih bersekolah, kelas 3 SMA.
“Keperawanan saya pertama kali dijual Al kepada om-om. Tetapi saya juga membutuhkan uang itu untuk bayar SPP sekolah saat itu. Akhirnya karena sudah tidak perawan lagi, saya pun melanjutkan menjadi wanita pemuas nafsu hingga sekarang,” jelas WK.
WK tidak terima jika dirinya ditetapkan sebagai tersangka dengan alasan menjual Ov dengan om-om. “Itu karena dia minta antar. Tetapi orang yang mau main dengan Ov tetap kenalan saya. Saya juga tidak mau sembarangan mengenalkan cowok kepada Ov, karena dia teman saya. Bukan karena saya memaksanya, tetapi dia mau sendiri karena butuh uang untuk bayar utang,” ungkap WK.
Kabid Humas Polda Kalbar AKBP Mukson Munandar mengaku masih melakukan pengembangan terhadap tersangka Al dan WK. Polisi akan mencari jaringan kedua muncikari prostitusi terselubung tersebut.
“Mereka suka sendiri, bukan didagangkan orang lain. Artinya tersangka dan korban (Ov, red) mempunyai kemauan sendiri,” kata Mukson.
Ketua Yayasan Nanda Dian Nusantara Kalbar Devi Tiomana mengatakan pemerintah seharusnya buka mata untuk menangani kasus prostitusi anak dengan serius. Mereka melakukannya kebanyakan karena terpaksa untuk kebutuhan hidupnya.
“Pemkot menangani kasus ini jangan arogan, supaya bisa mencari jalan keluar. Agar mereka yang masih di bawah umur ini tetap melanjutkan pendidikannya,” kata Devi. (sul)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar