Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Jumat, 30 Maret 2012

Dari Surat Palsu Megawati Sampai Mengajak Sultan


Jakarta-Sejumlah petinggi PDI Perjuangan mengikuti rapat Kamis siang, 29 Maret 2012 di kantor pusat partai itu di Lenteng Agung Jakarta Selatan. Tampak para politikus partai banteng seperti Tjahjo Kumolo, Ahmad Basarah, Ribka Tjiptaning, Effendi MS Simbolon, Maruarar Sirait dan Puan Maharani. Namun, suami Ketua Umum Megawati Sukarno Putri, Taufik Kiemas tak kelihatan batang hidungnya. "Ibu akan menyampaikan terkait dengan perkembangan politik terakhir," ujar Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah.

Ibu yang dimaksudnya Ketua Umum Megawati Soekarno Putri yang menyampaikan arahan kepada seluruh pengurus DPD PDI Perjuangan se-Indonesia. Partai itu tengah mengkonsolidasikan kekuatan untuk melakukan aksi demo penolakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM). PDI Perjuangan kembali menurunkan massanya hari ini, bertepatan dengan pengesahan APBN Perubahan 2012.

Arahan Mega menjadi penting, karena ada upaya pengembosan pengerahan massa partai itu. Ribka Tjiptaning, misalnya Selasa sore kemarin mendapat sejumlah pesan singkat dari kader PDI Perjuangan. Mereka menanyakan surat himbauan DPP PDI Perjuangan yang melarang penggunaan atribut partai dalam demonstrasi itu. "Saya kaget, karena menurut pemahaman saya dalam pidato Ibu Megawati tidak seperti itu,"katanya.

Ribka mengaku tak tahu dan tak menerima surat tertanggal 26 Maret itu. Sepengetahuannya hanya surat tertanggal 15 Maret 2012 yang menginstruksikan semua kader berdemonstrasi dengan tertib. "Itu yang menjadi patokan saya, ya, cuma itu juga pemahaman saya terhadap pidato Ibu Mega," kata Ketua Komisi IX DPR ini.

Dalam surat 15 Maret yang ditandatangani oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Bambang Wuryanto dan Sekjen PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo itu, hanya ada pesan agar semua bentuk aksi harus berjalan tertib sesuai undang-undang. Menurut Ribka, pesan Ibu agar menggalang dan mendidik massa untuk menolak kenaikan BBM. "Kalau perintahnya seperti itu, ya, pemahaman saya harus aksi seperti kemarin itu," ujarnya.

Beredarnya surat tanggal 26 Maret 2012 diakui Ribka membuat banyak kader PDI Perjuangan ragu turun ke jalan. Bahkan, sejumlah kader PDI Perjuangan membatalkan niat ke Jakarta. "Karena surat itu melarang anggota menuju Jakarta," ujarnya.

Padahal, sehari sebelum aksi itu, ia tak mendengar ada perintah dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri seperti yang tertera di surat itu. Karena itu, ia masih mengumpulkan sejumlah kader PDI Perjuangan dengan atributnya. "Saya bilang ke anak-anak ya turun saja. Karena memang itu yang saya pahami dari pidato ibu," ujarnya.

Selain menghimpun kekuatan massanya, PDI Perjuangan juga mengajak Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X dan Wakil Gubernur DIY Sri Pakualam IX bersama-sama aksik menolak rencana kebijakan penaikan harga bahan bakar minyak hari ini. Orang nomor satu di Yogyakarta itu dinilai mempunyai presepsi sama dalam mensikapi rencana kebijakan pusat tersebut.
Karena Sultan kemarin bilang, kalau bantuan langsung tunai tidak mendidik masyarakat. Kenaikan harga BBM juga dinilai memberatkan rakyat kecil, kata Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD PDIP DIY Supriyanto kemarin. Sampai kemarin malam belum ada jawaban Sultan maupun Sri Pakualam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar