Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Sabtu, 18 Februari 2012

Warga Sebadok Pulang, Sario Masih Shock

Warga Sebadok pulang dikawal polisi
Antonius Sutarjo
Warga Sebadok pulang dikawal polisi
Ngabang – Sejumlah pengungsi Dusun Sebadok di Gedung Swadaya tampak tersenyum, kendati ada juga yang lelah. Orang tua dan anak-anak diperiksa kesehatannya oleh tim medis Dinas Kesehatan dan RSUD Landak, Rabu (15/2).
Tak kurang 500 pengungsi yang ketakutan oleh kematian beruntun yang akhirnya resmi dinyatakan akibat keracunan, kemarin dipulangkan ke kampung halamannya.
“Sekarang sudah boleh pulang. Tidak ada lagi yang perlu kalian takuti di sana. Semua tim dari Dinas Kesehatan sudah memastikan bahwa penyakit itu bukan menular,” kata Wakil Bupati Herculanus Heriadi SE saat melepas kepulangan warga.
Dia berpesan, sesampai di kampung nanti jangan terpancing lagi dengan pembicaraan yang simpang siur. “Walaupun jenis penyakit belum diketahui tetapi yakinlah tidak menular. Tim medis dapat menjadi acuan. Kalau ada yang mengembus isu-isu tidak benar jangan didengar,” ingatnya.
Tampak melepas juga Plt Kadis Sosial Tenaga Kerja Alexsius Asnanda, Kepala BPBD Landak Wibersono L, Kasat Pol PP Banda Tolaga.
Pemkab tetap memantau perkembangan warga dan telah menerjunkan tim medis untuk menginap di Sebadok beberapa hari untuk observasi. Aparat keamanan juga akan menginap dan sudah koordinasi.
Selain itu, ubahlah tata cara hidup yang kurang sehat sebelumnya, setelah sampai di kampung nanti bersihkan rumah masing-masing, karena sudah lama ditinggal mungkin ada kotoran tikus yang terkena perabotan dapur, karena itu juga dapat menebarkan penyakit, pesan wabup.
Pantauan Equator di lapangan, warga dikawal oleh Pol PP bersama Kasat Banda Tolaga, Kepala BPBD Wibersono L.Jdait. Camat Jelimpo, sejumlah petugas keamanan, perwakilan dari kodim serta petugas dari kesehatan juga ikut serta sampai ke Dusun Sebadok. Empat unit truk dikerahkan mengangkut pengungsi dari kodim satu unit, polisi satu unit, pemda dua unit.
Menempuh jarak 15 km dari simpang Kelawar dengan kondisi jalan tanah serta tanjakan terjal, tiga jam perjalanan sampai ke Sebadok. Sudah ada aktivitas warga yang membersihkan rumah. Tapi kediaman David Budai, 63 ketua RT 06 masih terkunci. Begitu juga rumah Atek ayah Ego juga masih terkunci.

Masih shock

Equator menyempatkan diri mengunjungi Sario, korban selamat yang melayat ke rumah Atek. “Sesampai di rumah Atek saya memberikan uang titipan kepada Atek. Sebagian warga lagi masak-masak di halaman. Saya tidak makan anjing dan ayam yang sudah masak itu. Hanya minum segelas kopi,” tutur Sario.
Setelah empat orang meninggal hampir bersamaan, warga panik dan disuruh menutup pintu rumah masing-masing. “Melihat warga lari ke gereja kami pun pergi ke Berinang dusun sebelah. Dalam perjalanan tiba-tiba badan saya dingin kepala pusing. Saya terjatuh di kerumunan warga namun tidak ada yang menolong karena takut menyentuh badan saya,” ungkap Sario.
Karena sakit dia memilih tinggal di kampung bersama beberapa keluarga korban. “Namun sekarang setelah makan obat rasanya sudah membaik. Tapi ingatan saya masih kurang juga sekarang,” akunya (tar).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar