Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Rabu, 20 Februari 2013

CU Jadi Rujukan Koperasi di Indonesia

Pontianak – Perkembangan jumlah koperasi di Indonesia sangat luar biasa pesatnya. Saat ini yang terdata sebanyak 192 ribu unit lebih dengan jumlah anggota perorangan 32 juta lebih. Di Kalbar perkembangannya juga pesat, mencapai 4.000 unit koperasi dan yang terkenal Credit Union (CU).
“Bahkan CU di Kalbar menjadi rujukan koperasi di Indonesia,” kata Agung Sujatmoko, Wakil Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) saat membuka Rakor Dekopinwil Kalbar di Graha Dekopinwil, Selasa (19/2).
Menurutnya, pengelolaan CU di Kalbar sangat luar biasa baiknya. Bahkan sekarang ada anggotanya yang ribuan dengan modal triliunan rupiah. Ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan perkoperasian. Siswa SMP, SMA, dan SM sudah harus mendengarkan apa itu koperasi sejak sekarang. Melihat perkembangan perkoperasian, sekolah tinggi atau universitas sudah layak ada yang membawa visi misi koperasi di Kalbar.
“Saya harapkan dari rakor ini, insan koperasi di Kalbar atas arahan gubernur merumuskan program tahun 2014. Tanggal 27 Februari mendatang akan dibahas dalam rakernas di Batam. Mei sudah diminta oleh Bappenas,” ujar Agung.
Lanjutnya, pada 17-19 Juli mendatang akan ada Rapimnas Koperasi di Surabaya yang akan membahas pemberdayaan koperasi. Karena itu dari Dekopinwil dan Dekopinda harus ada usulan-usulan cerdas.
Agung mengatakan saat ini begitu banyak tunggakan Kredit Usaha Tani (KUT) akan dituntaskan pada 2014 mendatang. Secara keseluruhan, dari data yang ada, nilai tunggakan di KUT mencapai Rp6 triliun. Yang sudah dibayarkan oleh petani sebenarnya nilainya mencapai Rp12 triliun hingga Rp13 triliun.
“Sehingga kalau dilakukan penghapusan terhadap KUT yang tertunggak tersebut, maka pemerintah seharusnya mengembalikan kredit yang sudah dibayar petani,” kataya.
Salah satu solusinya Dekopin mengusulkan agar dilakukan pemetaan dan pendataan. “Siapa-siapa saja yang menunggak KUT dan perannya sebagai apa waktu penyaluran dulu,” kata Agung.
Dibutuhkan database terhadap Koperasi Unit Desa (KUD) di seluruh Indonesia. “Kalau ada koperasi yang menunggak, maka ini termasuk kategori koperasi tidak baik, datanya akan ada di Bank Indonesia,” ungkapnya.
Gubernur Kalbar Cornelis mengakui, tunggakan KUT muncul karena kesadaran anggota yang rendah. “Dulu saya juga termasuk tukang tagih bersama pihak bank. Sewaktu ditagih malah kita dibawakan parang, sementara ketua koperasi duduk santai,” ujar Cornelis.
Ia menegaskan, kesan seperti itu yang harus ditinggalkan, karena koperasi sesungguhnya sangat berperan dalam kesejahteraan masyarakat. “Koperasi ini wajib kita laksanakan, karena amanat Undang-Undang 1945. Tetapi di masa reformasi, sistem ekonomi kita berubah ke arah neo liberalisme,” papar Cornelis.
Menurutnya, koperasi bukan hanya lip service. Dalam koperasi merupakan kumpulan orang. Kalbar ini potensinya sangat besar. Diharapkan pertumbuhan koperasi yang sudah baik dapat terus dikembangkan, terutama di Kalbar. Karena mampu menggerakkan ekonomi rakyat. “Salah satunya yang sudah berjalan baik melalui Credit Union,” jelas Cornelis.
Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah Kalbar Awang Sofian Rozali mengatakan hingga saat ini koperasi yang ada di semua kabupaten mengalami peningkatan.
“Alhamdulillah, koperasi di Kalbar bertambah terus-menerus dari tahun ke tahun. Dari segi perkembangan usaha terutama di bidang perkreditan, Kopdit, KSP, dan CU,” kata Awang.
Menurutnya, yang paling menonjol adalah CU. Bahkan koperasi dengan pola syariah juga berkembang. CU Kalbar jadi tempat belajar CU di provinsi lain di Indonesia. (kie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar