Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Selasa, 30 September 2014

Berawal di Facebook dan Iming-iming Uang, Pz Berulangkali Intimi Korban

Berawal di Facebook dan Iming-iming Uang, Pz Berulangkali Intimi Korban
tribunnews batam/thomm
Siswi salah salah satu SMA di Tanjungpinang yang menjadi korban pencabulan Pz, PNS dan mentan ajudan Sekda Kabupaten Lingga, sedang diperiksa di Polsek Bukit Bestari, Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), Minggu (28/9/2014). 
 
TANJUNGPINANG- Pz, mantan ajudan sekretaris daerah kabupaten (Sekdakab) Lingga tidak cuma meminta dilayani oleh siswi salah SMA di Tanjungpinang, di Hotel Nirwana Bintan - Pancur,  Sabtu (27/9/2014) malam. Sebelum itu, keduanya sudah sempat berhubungan badan di sejumlah hotel di Tanjungpinang. "Ternyata Pz dan siswi itu sudah berkenalan sekitar setahun lalu. Mereka juga sudah beberapa kali sempat berhubungan badan di sejumlah hotel di Tanjungpinang. Misalnya, di hotel Laguna dan Bintan Plaza," ungkap Komisaris Polisi (Kompol) Jaswir, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Bukit Bestari - Tanjungpinang, Senin (29/9) sore.
Hubungan Pz dan siswi tersebut berawal dari perkenalan keduanya di media sosial facebook. Jaswir menyebutkan, berawal dari facebook, Pz lalu meminta nomor handphone siswi itu dan berkomunikasi secara intens dengannya. Komunikasi keduanya semakin dalam, ketika Pz mulai meyakinkan gadis itu bahwa dirinya masih bujang.
Siswi itu semakin mempercayai Pz yang dikenalnya sebagai konsultan di Lingga. Kepercayaan gadis ini kian memuncak ketika dirinya diperlakukan begitu istimewa oleh Pz. Dia selalu diberi uang dan diyakinkan akan terus dijamin dalam hal ongkos sekolah dan biaya hidup.
"Memang siswi ini selalu diberi uang oleh Pz. Pokoknya dia diiming-imingi dengan uang dan barang-barang. Yah, anak-anak 'kan tentu tergiur dengan iming-iming itu. Anak-anak tidak sama dengan orang dewasa ketika dibujuk dengan uang dan barang-barang," jelas Jaswir lagi.
Namun, hubungan keduanya berangsur retak manakala siswi itu mulai mengetahui bahwa Pz sudah beristri dan bahkan baru saja melahirkan anak pertamanya. Hal ini berawal dari kecurigaan siswi tersebut ketika melihat Pz membeli popok dan pakai anak kecil. Saking ingin tahu, gadis tersebut pun mencari tahu status Pz sebenarnya.
Sang gadis akhirnya mengetahui status Pz yang sudah beristri. Dia kemudian memutuskan hubungan dengan Pz dan menjalin hubungan dengan orang lain. Tidak cuma itu, gadis itu pun memilih tidak mau melayani lagi permintaan Pz saat berada di kamar Hotel Nirwana Bintan.
"Jadi, siswi ini datang ke hotel untuk memutuskan hubungannya dengan Pz. Dia juga mengaku kepada Pz bahwa dirinya pun sudah berpacaran dengan orang lain. Namun, Pz tidak terima. Dia malah memaksa gadis itu untuk melayani nafsuh-nya. Makanya anak tersebut berontak," tegas Kepolsek Bukit Bestari seraya menginformasikan bahwa saat ini Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polsek Bukit Bestari sudah meminta keterangan dari siswi, Pz dan penjaga Hotel  Nirwana Bintan.
Memang Pz sendiri sedang dimintai keterangan di ruang Satreskrim Polsek Bukit Bestari, pada Senin (29/9) sore. Dari informasi yang diperoleh Tribun, pihak Hotel Nirwana Bintan juga dipanggil ke Kantor Polsek Bukit Bestari untuk dimintai keterangan.
"Kami tidak tahu soal kejadian itu. Soalnya kami bertugas untuk shift siang. Managemen hotel tidak ada di sini. Dia dipanggil ke Kantor Polsek Bukit Bestari," ujar seorang resepsionis Hotel Nirwana Bintan, Senin sore.
Selain ditangani pihak kepolisian, kasus ini pun sedang dipantau oleh Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Kepri. Rosnawati, seorang komisioner, mengatakan, pihaknya sudah berusaha meminta keterangan dari kedua orang tua korban. Sementara korban sendiri belum bisa dimintai bercerita tentang kasus yang dialami karena terganjal dengan kesibukannya di sekolah.
"Kami sudah meminta keterangan dari kedua orang tuanya. Dari mereka kami akhirnya tahu bahwa selama ini kedua orang tuanya tidak tahu hubungan putri mereka dengan Pz. Memang, putri mereka kerap memberikan keduanya uang. Namun, saat ditanya, sang putri tak berterus terang. Dia mengaku, uang itu diberikan oleh kawannya. Makanya kami belum melihat ada indikasi anak itu dimanfaatkan oleh orang tuanya untuk mencari uang," sebut Rosnawati.
Wanita itu pun menegaskan, kasus tersebut harus ditangani dengan sungguh-sungguh oleh pihak kepolisian. Dia bahkan meminta supaya pelaku pencabulan anak ini diberi sanksi yang berat demi efek penjerahan.
"Kami juga sudah mengingatkan kedua orang tuanya supaya lebih berhati-hati dalam menjaga anaknya. Jangan terlalu memberikan kebebasan kepada anak tanpa ada pengontrolan dari mereka sendiri," timpal Rosnawati lagi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar