Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Senin, 17 Oktober 2011

Berpikir Besar dan Action Maksimal

Setiap orang pasti punya keinginan, tapi mungkin jarang yang punya impian. Ya, kalau ditanya apakah mau dikasih rumah mewah lengkap dengan isinya, bebas pajak selamanya, bebas biaya listrik, air, dll dilengkapi juga dengan pembantu, tukang kebun, mobil mewah beserta sopirnya dan semua itu gratis?
Insya Allah hampir semua orang menginginkannya.
Tapi ketika ditanya: Apa yang anda inginkan?
Nah, ini jawabannya akan beragam. Ada yang bilang pokoknya bisa sehat dan bahagia saya sudah senang mas. Ada yang bilang, saya ingin naik haji. Ada juga yang ingin seperti diatas.
Pertanyaan kedua: Bagaimana anda mencapainya?
Ini bisa jadi lebih sulit lagi hehehe… Bahkan gara-gara pertanyaan kedua ini banyak diantara kita yang kemudian menurunkan level mimpinya. Jika sebelumnya ingin mobil mercedes seri terbaru, gara-gara pertanyaan kedua diturunkan jadi daihatsu tahun 80 aja deh yang penting punya mobil. Itupun alhamdulillah masih mobil targetnya, ada juga yang diturunkan jadi ah saya pengen motor aja deh biar ndak kena macet hehehe…

Jadi, bagaimana seharusnya?

Untuk mimpi atau keinginan, hendaknya kita pasang setinggi dan sebesar mungkin. Bahkan seorang muslim dituntut memiliki keinginan yang sebesar-besarnya yaitu Ridha Allah SWT. Apa coba yang lebih besar dari ini? Muslim dituntut untuk menginginkan surga. Bahkan doa yang diucapkan sehari-hari adalah Kebaikan di Dunia, Kebaikan di Akherat dan Dijauhkan dari Api Neraka.

Bagaimana mendapatkannya?

Mimpi besar harus dicapai dengan tindakan besar. Gak mungkin kita ingin rumah mewah tapi melakukan aktifitas yang hanya bisa menghasilkan uang yang cuma cukup buat sewa kos-kosan. Kita butuh tindakan besar yang menghasilkan penghasilan besar.
Teorinya begitu, tapi pada prakteknya kita sering menemui kendala. Mulai kendala birokrasi, dana dan yang paling mengganggu adalah MENTAL.
Apa yang anda pikirkan saat saya berkata, “Anda harus jadi importir!!”
Biasanya kita akan berpikir, pertama wah harus ngurus ijin-ijinnya yang ribet (padahal gak pernah ngurus sama sekali udah bisa bilang ribet hehehe)
Alasan kedua, wah dananya pasti besar tuh, mana mungkin saya mampu (biasanya dilanjutkan dengan curhat tentang hutangnya, barusan PHK, keluarga sakit, dll). Padahal saya gak bilang nominalnya kan? hehehe..
Alasan ketiga, wah mas saya ini orang bodoh, gaptek dan macam-macam istilah lain (lagi-lagi disambung dengan curhat).
Saat saya mau coba buka bisnis hosting, saya juga awalnya berpikir seperti itu. Jualan hosting kan sama dengan importir toh? Beli di US, dijual di Indonesia hehehe… (ndak usah protes, kan saya yang nulis xixixi)
Saya berpikir, wah beli servernya berapa juta tuh, belum lagi masalah pengelolaan server, menghadapi protes dari konsumen, dll duh ribet banget deh pokoknya. Yah, masih banyak alasan-alasan lain yang kalau digali makin banyak saja alasannya hehehe..
Tapi alhamdulillah semua alasan itu ternyata bisa diatasi dengan sebuah langkah jitu yaitu
PECAH HINGGA BATAS YANG BISA DITOLERANSI
Maksudnya apa?
Saya yakin semua pekerjaan besar, memiliki versi minimalisnya. Pengusaha properti misalnya. Untuk membuat perumahan, kita bisa beli tanah puluhan atau ratusan hektar dan bangun ribuan rumah. Atau anda bisa beli tanah 400 M2 dan buat jadi 4 rumah. Bahkan bisa juga bikin rumah cuma modal 1 kapling tanah saja. Di kontrakan saya dulu, banyak pengusaha perumahan yang rumahnya berpencar dimana-mana. Anggap saja itu versi minimalis dari usaha perumahan.
Usaha importir juga ada versi minimalisnya. Anda tidak perlu beli 1 kontainer, tapi bisa join dengan pengusaha lain untuk import barangnya. Untuk detilnya silahkan tanya yang lebih tahu ya. Tapi intiya bisa seperti itu.
Jasa persewaan hostingpun sama. Ada versi minimalis-nya.
Jadi kontraktor, juga bisa ambil versi minimalis-nya. Misalnya kontraktor jembatan untuk selokan, perbaikan jalan kecil-kecil atau sekedar pengadaan kertas fotocopy kantor.
Nah, lengkap deh planning kita. Impian sudah besar, kita sudah tetapkan action besarnya. Dan agar bisa sesuai dengan budget yang kita miliki, kita pecah deh actionnya menjadi versi minimalis-nya.
Insya Allah dengan mengerjakan versi minimalisnya, anda sudah mendapatkan banyak hal. Pertama anda belajar bagaimana mengelolanya, anda juga mulai kenal dengan orang-orang di profesi itu, anda akan mulai punya relasi-relasi, dan insya Allah kelak anda juga akan jadi pengusaha besar.
Tapi bila anda mengubur impian itu bahkan sebelum anda action alias masih di bayangan, maka tamat deh. Tidak akan ada yang sanggup menolong anda kalau sudah begitu. Lha andanya sendiri yang memang gak mau ditolong kok. Tul nggak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar