Dunia Olahraga
-
-
Dunia Olahraga
Dunia olahraga, baik luar maupun dalam negeri, mencatatkan beberapa kejadian yang penting untuk diingat sepanjang tahun 2011. Yang masih hangat dalam ingatan kita tentu saja pekan olahraga bangsa-bangsa Asia Tenggara atau SEA Games ke-26.
Para penggila sepak bola tentu juga tak bisa lupa bahwa pada tahun inilah kepengurusan PSSI, yang sekian lama dirundung masalah, akhirnya berganti. Setelah sekian lama, Nurdin Halid menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada Djohar Arifin. Pelatih tim nasional juga berganti dari Alfred Riedl ke Wim Rijsbergen.
Untuk tim nasional junior, publik bisa melihat sendiri tangan dingin Rahmad Darmawan yang berhasil membimbing Wanggai dkk di SEA Games.
Tapi 2011 tak seluruhnya berisikan kenangan manis. Ada pula kenangan sedih yakni seputar kecelakaan maut yang merenggut nyawa Marco Simoncelli di Malaysia. Polemik bermunculan, terutama mengenai penyebab lepasnya helm Simoncelli yang berakibat fatal.
Apapun kenangannya, dunia olahraga tahun 2011 berhasil menampilkan sisi manusia yang tercermin dalam pertandingan. Ada kemenangan, kekalahan, kehilangan, dan tentu saja drama.
-
1. Final Liga Champions 2011
Ini sebenarnya adalah partai ulangan final 2009. Saat itu Manchester United alias Setan Merah harus mengakui keunggulan Barcelona dengan skor pertandingan 2-0 lewat gol Samuel Eto'o dan Lionel Messi.
Dengan mengusung misi balas dendam, United yakin bisa menundukkan Barca karena final digelar di stadion Wembley Inggris. Sayangnya ambisi Manchester United mampu diredam dengan baik oleh Barcelona.
Azulgrana mengalahkan United dengan skor 3-1 lewat gol Pedro, Messi dan Villa. Sedangkan gol satu-satunya United dihasilkan oleh Rooney.
Orang akan selalu mengingat tayangan gambar yang menampilkan tangan pelatih Manchester United, Sir Alex Ferguson yang gemetaran melihat anak asuhnya dibungkam Barcelona.
2. MotoGP
Dunia balap MotoGP berduka di 2011. Di penghujung musim pembalap Gresini Honda, Marco Simoncelli (24) tewas dalam sebuah kecelakaan di Sirkuit Sepang, Malaysia. Kecelakaan itu melibatkan pembalap Collin Edwards dan Valentino Rossi.
Dalam rekaman ulang, Simoncelli yang terlihat memotong jalur Edwards langsung ditabrak dan dlindas oleh pembalap asal AS itu. Rossi juga melindas Simoncelli namun ia tetap melaju tidak seperti Edwards yang ikut terjatuh.
Dalam peristiwa tersebut helm yang dikenakan Simoncelli terlepas. Untuk menghormati kiprahnya di MotoGP, nomor 58 milik Simoncelli diusulkan untuk dipensiunkan.
Sedangkan yang keluar sebagai juara dunia MotoGP 2011 ialah pembalap Repsol Honda asal Australia, Casey Stoner (26).
3. Lionel Messi
Si anak ajaib ini selalu menjadi perhatian pecinta sepak bola. Gocekan yang luar biasa, lari kencang dan jago mencetak gol membuat Lionel Messi menjadi pesepakbola terbaik dunia 2009 dan 2010.
Di 2011 tentu saja aksinya bersama klub Barcelona FC. Messi membantu Barcelona meraih gelar juara La Liga Spanyol dan Liga Champions Eropa. Di final Liga Champions, Messi menunjukkan kualitas dunianya saat Barca menghadapi Manchester United.
Pertandingan tersebut adalah partai ulangan final 2009, saat itu Barcelona mengalahkan United dengan skor 2-0. Messi turut mencetak gol lewat sundulan kepalanya.
Di final 2011, Messi juga mencetak gol dan membawa Barcelona menjuarai Liga Champions Eropa keempatnya setelah mengakhiri pertandingan dengan skor 3-1.
4. SEA Games XXVI
Dua kota di Indonesia (Jakarta dan Palembang) berkesempatan menjadi tuan rumah pesta olahraga terbesar bangsa-bangsa Asia Tenggara alias SEA Games XXVI.
Namun sayangnya fokus perhatian media dan masyarakat bukan kepada program pelatihan dan pembinaan atlet nasional, melainkan ke soal isu korupsi dan lambannya pengerjaan berbagai sarana olahraga di Palembang.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Wafid Muharam, sekretaris menteri olahraga karena diduga menerima uang suap dari kontraktor proyek SEA Games. Lalu ketidaksiapan INASOC (panitia lokal penyelenggara SEA Games) dalam mempersiapkan berbagai sarana SEA Games juga menjadi sorotan.
Berbagai sarana olahraga di Palembang dikerjakan secara terburu-buru demi mengejar penyelenggaraan SEA Games XXVI yang dimulai pada 11 November-22 November 2011. Wisma atlet baru rampung beberapa hari menjelang pembukaan.
Proyek SEA Games XXVI bagaikan proyek Sangkuriang.
Harapan menjadi juara umum di kandang sendiri pun sepertinya sulit diwujudkan karena kita sebagai tuan rumah tidak memanfaatkan dengan maksimal keuntungan yang didapat sebagai tuan rumah.
5. Tim Nasional Indonesia
Pergantian pelatih kepala tim nasional Indonesia dari Alfred Riedl ke Wim Rijsbergen cukup menyedot perhatian pecinta olahraga tanah air. Apalagi saat itu Indonesia akan menjalani partai kualifikasi Pra-Piala Dunia 2014 melawan Turkmenistan.
Perbedaan gaya melatih antara Alfred dan Wim juga sempat menyedot perhatian. Wim dilaporkan terlalu kasar dan tak segan memaki pemain yang menurutnya salah.
Beruntung Indonesia mampu menahan Turkmenistan di Asghabat dengan skor 1-1, Sabtu (23/7) dan menang dramatis di stadion Gelora Bung Karno dengan skor 4-3, Kamis (28/7). Indonesia pun lolos ke fase penyisihan grup Pra-Piala Dunia 2014 tergabung bersama Iran, Bahrain dan Qatar.
Sayangnya Tim Garuda menelan tiga kali kekalahan dari tiga pertandingan yang sudah dijalani. Kalah 0-3 dari Iran di Teheran, tumbang 0-2 dari Bahrain dan dibungkam 2-3 oleh Qatar di Jakarta.
6. Alfred Riedl
Salah satu sosok olahraga populer di Indonesia selama 2011, Alfred Riedl (61), mantan pelatih kepala timnas Indonesia. Meski gagal membawa Indonesia juara di ajang Suzuki AFF Cup pada Desember 2010, Riedl mampu membuat timnas Indonesia bermain menyerang dan atraktif.
Konflik di tingkat elit PSSI pun membuat Riedl menjadi korban. Pada 13 Juli 2011, PSSI di bawah kepemimpinan yang baru, Djohar Arifin Husin, memecat pria Austria tersebut. Kabar ini cukup mengejutkan karena prestasi Riedl dalam waktu singkat bersama timnas Indonesia cukup baik.
Bukan cuma dipecat, hak-hak sisa kontrak Riedl juga tidak dilunasi oleh PSSI (yang pada era Nurdin Halid mengontraknya selama dua tahun). Namun PSSI rezim Djohar dan Farid Rahman menilai kontrak Riedl bukan dengan PSSI, melainkan dengan mantan Wakil Ketua Umum PSSI, Nirwan Bakrie.
Hanya asisten Riedl yang turut dipecat PSSI, Wolfgang Pikal yang sisa kontraknya dibayar PSSI. Riedl pun menggelar jumpa pers terkait tunggakan yang dilakukan oleh PSSI. Dalam keterangannya Riedl mengaku menjadi korban adu gengsi Arifin Panigoro yang kini mendukung PSSI dan Nirwan Bakrie, yang pernah berkuasa di PSSI.
Kini pria kelahiran Wina 2 Novemmber 1949 itu kembali ke Laos sebagai Direktur Teknik timnas Laos, negeri yang pernah dilatihnya pada 2009 sampai 2010 lalu. Baru pada Januari 2012, Riedl akan menangani langsung timnas senior dan U-23 Laos.
7. Maria Sharapova
Selama 2011, tidak ada prestasi yang bisa dibilang menonjol dari petenis asal Rusia, Maria Sharapova. Penyebab redupnya prestasi Sharapova ialah cedera bahu yang beberapa kali kambuh.
Namun banyak pembaca yang tetap mencari kata kunci “Maria Sharapova” karena kelebihan fisik petenis kelahiran Rusia, 19 April 1987 tersebut. Apalagi jika ajang turnamen Grand Slam digelar, seperti Perancis Terbuka, Amerika Serikat Terbuka, Australia Terbuka atau Wimbledon. Nama Sharapova selalu dicari.
Kebetulan tiga turnamen itu memang bergengsi dari segi hadiah uang sampai perbaikan peringkat sang petenis. Sharapova yang pernah menjadi petenis nomor satu dunia pada Agustus 2005 lalu tak hanya memiliki karier cemerlang di lapangan tenis.
Ia juga menekuni dunia modeling, mulai dari model pakaian olahraga sampai baju renang. Menurut majalah Forbes, Sharapova adalah atlet yang memiliki nilai bisnis nomor delapan di dunia (sebesar $ 9 juta) di atas Cristiano Ronaldo.
8. Ryan Giggs
9. Boas Solossa
Sosok pesepakbola asal Papua ini memang fenomenal. Pertama kali memperkuat tim senior di tahun 2004, Boas Solossa (banyak pula yang menulisnya Boaz) langsung menarik perhatian banyak pihak.
Saat itu Indonesia dilatih oleh pelatih asal Inggris, Peter Withe. Di era kepelatihan Withe, Boas menjadi motor serangan tim Merah Putih meski masih berusia 18 tahun.
Gocekannya, kemampuannya menggiring bola dari sayap kiri Indonesia dan ketajamannya mencetak gol membuat Boas dinilai memiliki kemampuan di atas rata-rata pemain nasional.
Sayangnya Boas rentan cedera. Ia beberapa kali mengalami cedera parah yang membuat ia harus naik meja operasi. Bukan itu saja, pemain Persipura Jayapura ini juga dinilai tidak disiplin.
Di ajang Piala AFF 2010, pelatih saat itu, Alfred Riedl mencoret nama Boas dari skuad pilihannya. Alasannya karena dinilai tidak disiplin datang ke pelatnas sesuai waktu yang telah ditetapkan.
Meski demikian Boas memang sulit dilupakan. Pemain kelahiran 16 Maret 1986 itu menjadi Pencetak Gol Terbanyak dan Pemain Terbaik di Liga Super Indonesia (LSI) musim 2010. Persipura juga ia antarkan menjadi juara liga.
Tongkat komando kepelatihan pun berganti dari Alfred Riedl ke Wim Rijsbergen. Di masa Rijsbergen, penyakit lama Boas kambuh lagi. Saat Indonesia akan bertandang ke Teheran untuk menghadapi Iran di pertandingan Grup E Zona Asia Pra-Piala Dunia (PPD) 2014, ia tidak ikut dengan alasan istrinya sedang hamil besar.
Kemudian Boas dan Ricardo Salampessy, rekannya di Persipura, telat datang ke Pelatnas untuk persiapan melawan Qatar. Beruntung dua pemain ini hanya mendapat teguran dari Komisi Disiplin PSSI.
Selanjutnya apa Boas?
10. Piala Sudirman
Salah satu ajang bulutangkis top dunia, Piala Sudirman (Sudirman Cup) 2011 menarik perhatian pembaca Yahoo! Indonesia. Ajang yang digelar di kota Qingdao, Cina ini berlangsung mulai 22-29 Mei 2011.
Sebagai tuan rumah, Cina tentu menjadi unggulan. Faktor teknis juga menjadikan Negeri Tirai Bambu itu kuat di sektor tunggal/ganda putra, tunggal/ganda putri hingga ganda campuran.
Indonesia sebenarnya membawa kekuatan penuh ke ajang tersebut. Sayang Indonesia dikalahkan Denmark di babak semi final dengan kedudukan 1-3.
Denmark lalu ditantang tuan rumah Cina yang melaju sangat mulus hingga final. Di babak final, dua tim elit bulutangkis dunia tersebut mengerahkan kemampuan terbaik mereka. Sesuai prediksi banyak pihak, Cina menjuarai Piala Sudirman untuk kedelapan kalinya usai mengalahkan Denmark dengan angka 3-0, di Qingdao Sport Center Gymnasium Qingdao, Cina, Minggu (29/5).
Sebagai catatan, Cina merebut gelar Piala Sudirman pertama kali pada 1995 (Lausanne, Swiss), 1997 (Glasgow, Skotlandia), 1999 (Copenhagen, Denmark)), 2001 (Seville, Spanyol), 2005 (Beijing, China), 2007 (Glasgow, Skotlandia), 2009 (Guangzhou, China) dan 2011 (Qingdao, China).
Korea Selatan juga sudah merasakan menggenggam piala itu sebanyak tiga kali yaitu pada tahun 1991 (Copenhagen, Denmark), 1993 (Birmingham, Inggris) dan 2003 (Eindhoven, Belanda).
Sedangkan Indonesia baru sekali juara saat pertama kali kejuaraan tersebut digelar di Jakarta pada 1989 silam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar