Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Kamis, 16 Februari 2012

Warga Sebadok Keracunan

Cornelis: Bukan karena Gas

Pengungsi Sebadok di SMPN 02 Behe
Antonius Sutarjo
Pengungsi Sebadok di SMPN 02 Behe yang masih bertahan hingga kemarin. Rabu (15/2) pagi dipulangkan ke rumah masing-masing.
Ngabang – Walaupun belum ada hasil pemeriksaan lab sampel organ dari Jakarta, akhirnya Dinas Kesehatan Kabupaten Landak resmi menyatakan bahwa tewasnya enam warga Dusun Sebadok secara beruntun, Sabtu (11/2), karena keracunan.
“Penyakit yang dianggap virus menular oleh warga Sebadok itu tidak benar. Yang ada hanya keracunan,” tegas Magdalena Nurayni Sitinjak, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Landak, Selasa (14/2).
Di hadapan ratusan warga Sebadok yang mengungsi di Gedung Swadaya dan sejumlah titik pengungsian lainnya, Magdalena mengungkapkan sejumlah alasan berdasarkan gejala penderita sebelum meninggal.
“Gejalanya kejang-kejang dengan mulut berbuih. Salah seorang penderita yang hidup, yakni Sario, ketika diperiksa dr Pius, di kerongkongannya terdapat tanda biru. Sario diduga tidak terlalu banyak termakan racun, makanya dia selamat,” ucap Tinjak.
Karena itu Sitinjak menyarankan warga bisa pulang ke kampungnya karena apa yang ditakuti tidak terbukti. “Hanya saja, warga Sebadok perlu memikirkan cara hidup sehat,” kata Tinjak yang belum tahu jenis racun yang ditelan warga dusun malang itu.
Dinas Kesehatan setempat juga mengambil beberapa sampel sisa makanan dari rumah Atek, yang anaknya Ego dan istrinya Marina tewas. Sampel berupa mi timbang dan nasi. “Sampel sudah dikirim ke Pontianak, kita tinggal menunggu hasilnya,” kata Tinjak.
Kepala Dinas Kesehatan Kalbar dr Andy Jap MKes juga yakin penyebab kematian enam warga dusun itu murni karena keracunan. “Jangan panik dengan isu virus dan sebagainya. Kita anggap musibah yang disebabkan oleh keracunan,” ungkap Andy Jap kepada Equator, Selasa (14/2).
Rabu (15/2) pagi ini, 700 warga Dusun Sebadok, Desa Temahar, Kecamatan Jelimpo, Kabupaten Landak akan meninggalkan tempat pengungsian. Kemarin mereka diberikan penyuluhan serta pemulihan psikis oleh tim dinas kesehatan, dinas sosial, kepolisian, dan TNI di Gedung Swadaya. Kepala RSUD Landak drg Krisman, mengatakan selama di pengungsian warga berobat gratis. “Jika ada yang sakit silakan datang,” ujarnya.
Sebenarnya kemarin menurut Alxesius Asnanda, Plt Kadis Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, warga dipulangkan. Namun masih ada pantangan dari ketua adat yakni Adat Nyapat Bala.
“Karena itu murni keracunan, bukan virus sampar seperti yang kalian takuti. Pelaksanaan ritual setelah warga pulang akan ada ritual adat Nyapat B di tengah-tengah kampung Sebadok secara besar-besaran,” kata Alexs.
Warga Berinang malah sudah duluan dipulangkan karena dusunnya selamat tidak ada yang meninggal, selain ketakutan belaka. “Seratus warga Dusun Berinang Selasa (14/2) sudah pulang ke rumah masing-masing. Hanya warga Sebadok bertahan di SMPN 02 Behe sampai besok,” kata Sanam dihubungi Equator kemarin.
Wakil Bupati Landak Herculanus Heriadi SE mengatakan mobilisasi kepulangan 700 warga dikoordinasi Kadis Perhubungan. Untuk pemulangan hari Rabu, armada yang siap dari kepolisian dan armed. “Saya mewakili Pemkab Landak mengucapkan terima kasih kepala Dinas Sosial Provinsi dan Gubernur Cornelis yang banyak membantu warga yang terkena musibah,” katanya.

Sedang diteliti

Dari Pontianak, Gubernur Cornelis mengimbau warga Sebadok pulang ke rumahnya. “Bagi yang mengungsi segera pulanglah. Apalagi kalau sudah tidak ada makanan lagi di tempat mengungsi,” kata Cornelis di Pontianak, Selasa (14/2).
Gubernur juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya enam warga Dusun Sebadok secara mendadak. “Saat ini sedang diteliti oleh dokter kita, apakah benar keracunan. Tapi bukan karena gas, seperti yang saat ini beredar,” kata Cornelis yang juga putra daerah Landak ini.
Kepala Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kalbar Muhammad Ridwan SH MH mengatakan tim medis dari pemprov sedang turun memeriksa. “Pemprov Kalbar saat ini yakinkan warga, bahwa tempat kediaman aman. Tim medis pun sedang dalam proses penyelidikan, mengidentifikasi racun,” katanya.
Terpisah, Kabid Humas Polda Kalbar AKBP Mukson Munandar mengatakan autopsi salah satu jenazah korban telah dilakukan oleh dua dokter tim forensik dari RS Polri bersama tim forensik Polda Kalbar dan Dinas Kesehatan setempat.
Mukson menambahkan, situasi di lokasi relatif kondusif. Pihaknya bersama tokoh masyarakat dan pemuka adat telah menjelaskan bahwa kematian keenam warga bukan karena roh jahat. (tar/sul/kie/dna)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar