Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Jumat, 20 Juli 2012

Cornelis Kecewa DAD Sintang Tak Harmonis

Milton dan Askiman Jadi Bulan-bulanan

Gubernur Kalbar Cornelis
ZMS
Sintang – Setelah sebelumnya diwarnai isu perpecahan, akhirnya Gubernur Kalbar yang juga Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalbar Drs Cornelis MH membuka pekan Gawai Dayak di Gedung Serba Guna Jalan YC Oevang Oeray, Sintang, Rabu (18/7).
Cornelis yang terbang langsung dari Pontianak dengan helikopter itu tiba di Sintang bersama Ny Frederika Cornelis yang disambut hangat panitia gawai dan sejumlah pejabat Pemkab Sintang. Namun tak tampak Bupati Milton Crosby hingga gawai dibuka.
Dalam sambutannya, Gubernur Kalbar mengaku sangat prihatin dan kecewa dengan perpecahan di tubuh organisasi DAD Sintang. Persoalan tersebut tak bisa dimungkiri dipicu oleh gonjang-ganjing pemekaran Provinsi Kapuas Raya (PKR).
“Malas saya. Rasa tidak mau baca koran. Saya heran mengapa di Sintang masih ada penindasan. Di bumi NKRI ini semua anak bangsa mempunyai hak yang sama untuk memajukan dirinya,” ujar Cornelis dalam sambutannya yang mengupas persoalan DAD.
“Di bumi Borneo ini, orang Dayak masih jauh tertinggal, maka jangan ada lagi penindasan,” tegasnya tanpa memerinci siapa yang menindas. Pidato tanpa teks, Cornelis juga menumpahkan kekesalannya soal PKR.
“Saya ke Sintang ini saja dijegal. Semua tiket pesawat sudah habis di-booking. Untung saya banyak punya kawan, kawan dengan kapolda, pangdam. Akhirnya saya ditawari helikopter,” ujar Cornelis panjang lebar.
Namun begitu, Cornelis merasa tak heran bahwa untuk menyelenggarakan sebuah kegiatan dipastikan ada tantangan dan hambatan. Karena itu kepada panitia Gawai Dayak disampaikannya ucapan selamat karena telah berhasil melaksanakan acara tersebut.
Begitu pun menanggapi soal isu perpecahan di tubuh DAD Sintang, Cornelis berharap jangan ada unsur yang memecah belah karena organisasi kemasyarakatan ini merupakan milik masyarakat.
Dikatakannya, DAD merupakan organisasi kemasyarakatan yang membantu pemerintah dalam membangun daerah dan tidak bertentangan dengan undang-undang. “Dewan adat itu bisa menangani masalah apa saja yang terkait dengan masyarakat. Karena adat itu adalah aturan atau norma,” terangnya.
Alhasil, acara pembukaan Gawai Dayak di Sintang itu pun menjadi semacam ajang tumpahan kekesalan sejumlah pihak terhadap Bupati Sintang Milton Crosby dan Sekretaris DAD Sintang Askiman. Kedua tokoh Dayak itu jadi bulan-bulanan kekecewaan pengurus DAD Sintang sendiri.
Kekesalan pertama kali dilontarkan Yosef Nikolas, ketua panitia gawai. Di hadapan Gubernur Cornelis, Yosef mengumbar cerita betapa banyaknya hambatan dan rintangan yang dihadapi panitia untuk bisa melaksanakan Gawai Dayak. Tantangan tersebut diakui Yosef tidak datang dari luar, melainkan internal organisasi.
“Panitia mendapat tekanan yang bertubi-tubi, baik dari pejabat daerah maupun dari dalam lingkungan DAD sendiri. Namun begitu, DAD Sintang tetap eksis. Buktinya kita masih bisa melaksanakan Gawai Dayak ini,” ujar Yosef bersemangat.
Ia melaporkan bahwa Gawai Dayak diikuti oleh sekitar 400 personel sebagai utusan dari 13 kecamatan. Hanya Kecamatan Kayan Hulu yang absen. “Karena kecamatan itu merupakan kampungnya Sekretaris DAD Sintang Askiman,” tuding Yosef.
Perseteruan internal DAD Sintang memang sudah berjalan cukup lama. Antara ketua dan sekretaris tampaknya tidak sejalan. Terhadap tudingan Gawai Dayak Sintang ilegal, Yosef meminta agar masyarakat tidak terpengaruh.
“Gawai Dayak tahun ini ilegal. Surat Keputusan (SK) yang sah bagi para temenggung tetap harus dikeluarkan oleh Ketua DAD yang sah, yaitu Mikael Abeng,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DAD Sintang Mikael Abeng mengaku selama ini selalu menahan diri agar tidak meluapkan emosi atas persoalan yang terjadi. “Saya dipesan oleh Wakil Bupati Pak Ignasius Juan agar menahan diri untuk tidak meluapkan emosi dengan cara mendatangi kantor bupati. Kesabaran itu pun telah memberikan hikmah,” ucap Abeng.
Sampai hari-H, kata Abeng, bupati masih menganggap dana bantuan yang telah masuk ke rekening panitia DAD belum cair. Padahal dana itu sudah cair. “Sudah saya serahkan kepada bendahara dan sudah ada di dalam tas bendahara panitia,” terangnya.
Dalam kesempatan itu Abeng juga menyinggung tentang pemekaran wilayah timur Kalbar alias Provinsi Kapuas Raya. “Selama ini gubernur tidak pernah diajak komunikasi terkait rencana pemekaran wilayah timur Kalbar. Jauh sebelum Kapuas Raya dilemparkan ke publik, Gubernur Cornelis sudah punya konsep bahwa Kalbar layak dimekarkan menjadi tiga provinsi,” ujarnya.

Unjuk kekebalan

Kedatangan Cornelis sebagai gubernur dan Ketua DAD Kalbar disambut meriah masyarakat Dayak yang memenuhi halaman dan Gedung Serba Guna. Setelah melalui prosesi penyambutan dengan ritual pemotongan hompong dan penusukan babi, Cornelis diarak menuju aula gedung.
Usai memberikan sambutan, Cornelis memukul gong sebagai tanda Gawai Dayak Sintang resmi dibuka. Gubernur yang didampingi Ketua TP PKK Frederika Cornelis dan sejumlah pimpinan SKPD Kalbar juga disuguhi pertunjukan “ilmu kekebalan” tubuh yang dilakukan oleh para bala Dayak.
Dalam pertunjukan tersebut, sejumlah bala Dayak menunjukkan kebolehan tidak terluka meski digores dengan silet dan mandau. Bala Dayak yang dipimpin oleh Cornelius Kimha itu juga menunjukkan kebolehannya dengan menaiki tangga yang terbuat dari mandau. (din)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar