Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Selasa, 22 Januari 2013

Pembunuh Fitryani Tak Terungkap, Keluarga Pasang Baliho

Baliho Fitria terpampang di pohon palem pinggir jalan raya Pontianak-Mempawah
Baliho Fitria terpampang di pohon palem pinggir jalan raya Pontianak-Mempawah
Mempawah – Habis sudah kesabaran dan penantian orang tua korban pembunuhan Harnofiah Fitryani, 15, yang tewas diperkosa dan ditemukan jenazahnya 20 Desember 2012 silam.
Karena merasa pengungkapan pihak berwajib lamban dan diduga mengendap, remaja bawah umur yang ditemukan tak bernyawa 300 meter dari kediaman neneknya, Sungai Bakau Besar Laut, itu merisaukan pihak keluarga.
“Sampai dengan hari ini belum ada titik terang kasus tewasnya Fitria. Kita masih menunggu dan terus menunggu sambil memantau hasil perkembangan penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian,” kata Iwan Supardi, Kepala Desa Kades Sungai Bakau Besar Laut (SBBL), kepada Rakyat Kalbar, Jumat (18/1).
Akhirnya habis sudah kesabaran pihak keluarga. Mereka pun memasang baliho almarhumah Harnofiah Fitryani, siswi SMK Negeri 1 Mempawah itu di pinggir jalan raya Pontianak-Mempawah, antara Desa Bakau Kecil hingga Desa Bakau Besar Laut, Kecamatan Sungai Pinyuh.
Tak dijelaskan berapa banyak baliho yang dipampang di batang pohon palem dan pohon lainnya. Setidaknya wartawan RK Biro Mempawah menemukan dua baliho gadis cantik itu dengan tulisan yang sarkastis dan memilukan seperti berikut:
Harnovia Fitriani. Umurku baru 15 tahun. Siswi SKM Mempawah. Aku korban perkosaan dan pembunuhan. Tempat kejadian di Desa Bakau Besar Laut, saat pulang dari sekolah. Dinyatakan hilang 18 Desember 2012, ditemukan mayat 20 Desember 2012.
Relakah Anda jika nasib serupa menimpa pada anak Anda? Adik Anda? Kakak Anda? Saudara Anda? Keluarga Anda? Bahkan ibu Anda?
Para saksi mata mari bantu polisi, menemukan pelaku dan otak pelaku pemerkosaan serta pembunuhan ini, atau suatu saat nanti nasib seperti ini menimpa Anda. Karena otak pelaku dan pelakunya masih berkeliaran!!!

Berharap terungkap

Di baliho itu dipasang foto besar gadis yang akrab disapa Fitria. Sudah tiga hari ini baliho itu dipampangkan pihak keluarga. Pihak keluarga berharap warga tergugah kepeduliannya untuk memberikan informasi. Masyarakat dimohonkan untuk berpartisipasi mengungkap kasus kematian putri bungsu dua bersaudara itu.
“Dipasangnya baliho ini dengan harapan kematian Fitria segera terungkap. Diharapkan juga partisipasi masyarakat untuk membantu proses penyelidikan yang dilakukan kepolisian. Jika ada saksi mata yang mengetahui informasi kasus tersebut, hendaknya dapat menyampaikan kepada polisi,” kata Iwan.
Sekecil apa pun informasinya, lanjut dia, mungkin saja bisa membantu polisi untuk bekerja mengungkapkan kasus itu.
“Kami berterima kasih atas besarnya kepedulian masyarakat untuk mengungkap pelaku pembunuhan ini. Kita juga berharap polisi segera menemukan titik terang dan meringkus pelaku yang hingga saat ini masih bebas berkeliaran,” tegas Iwan.
Pihak keluarga mengaku memasang baliho di pinggir jalan raya Desa SBBL dan di beberapa lokasi lain termasuk di Desa Bakau Kecil. Mereka sangat berharap kasus ini terungkap.
“Baliho itu dipasang oleh keluarga, dari ayah korban yang bertempat tinggal di Kota Pontianak. Saya juga tidak tahu pasti berapa banyak jumlah balihonya, tetapi informasi yang saya dapat dipasang hingga di Desa Bakau Kecil,” kata keluarga Fitria yang enggan namanya dikorankan.
Meski demikian, dia mengaku pihak keluarga sepenuhnya menyerahkan upaya pengungkapan kasus kematian keponakannya itu kepada aparat berwajib. “Sejak awal kami sudah menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada aparat hukum untuk mengungkapnya. Semoga saja kasus ini cepat terungkap,” harapnya.

Penyelidikan sesuai aturan

Kapolres Pontianak AKBP Sigit Dedy Purwadi mengaku jajarannya masih berupaya mengungkap pembunuhan Fitria. Polisi mengedepankan prosedur penyelidikan sesuai aturan.
“Sudah ada 19 saksi yang kita mintai keterangannya terkait kasus ini. Tetapi dari keterangan saksi, belum ada yang mengarah pada pelaku pembunuhan. Kita tidak akan melakukan penyelidikan tanpa adanya bukti yang autentik. Misalnya, dengan cara magic karena bukan suatu prosedur yang benar,” tegas Sigit.
Meski belum mendapatkan titik terang, Sigit memastikan jajarannya tetap bekerja keras siang dan malam memecahkan kasus pembunuhan tersebut. Dia berjanji akan tetap melakukan penyelidikan hingga kasus ini terungkap.
“Kita tetap akan bekerja hingga kasus ini terungkap. Untuk itu, kami mengharapkan kerja sama masyarakat dan pihak lainnya untuk mendukung penyelidikan. Saya yakin, dalam waktu dekat kasus ini akan terungkap,” ujarnya.
Berita sebelumnya, Harnofiah Fitryani, 15, menghilang pada Selasa, 18 Desember 2012 lalu ditemukan tidak bernyawa lagi tiga hari kemudian. Jasadnya mengapung di rawa tak jauh dari rumahnya, Kamis, 20 Desember 2012 sekitar pukul 06.00 pagi.
Jasad Fitria pertama kali ditemukan Magdalena, warga RT 14 RW 03 Desa Sungai Bakau Besar Laut (SBBL), Kecamatan Sungai Pinyuh. Saat itu Magdalena hendak mencari kangkung di rawa. Namun bukan kangkung yang didapat, justru mayat siswi SMK Negeri 1 Mempawah.
Siswi jurusan Administrasi Perkantoran itu tertelungkup di antara tanaman keladi. Fitria ditemukan masih menggunakan seragam olahraganya berwarna merah-putih. Kepalanya terdapat tanda memar di kepala, diduga diperkosa, namun hasil visum masih menjadi rahasia pihak kepolisian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar