Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Selasa, 28 Oktober 2014

Kasus Ayah Kandung dan Guru Agama Menggilir Anak SD Mengundang Trenyuh


Kasus Ayah Kandung dan Guru Agama Menggilir Anak SD Mengundang Trenyuh
surya/sudarmawan
ilustrasi

SURABAYA - Humas Dinas Pendidikan Surabaya menyerahkan sepenuhnya kasus ayah kandung dan guru agama yang menghamili siswa SD itu ke polisi.
Terkait keterlibatan guru agama, pihaknya tidak bisa bertindak karena wewenang sepenuhnya ada di yayasan yang mempekerjakan.
“Yang penting kami sudah menangani anaknya sehingga kondisinya saat itu sudah baik, secara fisik maupun psikologi,”katanya.
Munculnya siswa SD hamil ini membuat trenyuh Kepala Dinas Pendidikan Jatim Harun.  Menurutnya, Kepala Dinas Pendidikan Surabaya harus mengevaluasi  hal itu.
“Apakah ada proses pendidikan yang salah atau lingkungan rumah tangga yang tidak kondusif. Ini harus dievaluasi, jangan langsung munjustice,” kata mantan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
Ke depan, Harun berharap pihak dinas pendidikan, guru, hingga wali murid lebih awas memantau kondisi siswa hari per hari. Jika ada gejala yang mencurigakan harus diambil langkah-langkah cepat.
“Pasti ada perubahan yang terlihat jika ada sesuatu yang terjadi pada anak. Apalagi ini anak Sekolah Dasar yang belum bisa mandiri, jadi  tanda-tandanya pasti kelihatan dan harus segera diketahui,”kata alumnus Lemhanas 2008.
Dia juga berharap komunikasi antara walimurid dengan guru, terutama guru kelas semakin ditingkatkan. Harun mengaku belum perlu pendidikan seks diberikan sejak dini meski sudah terjadi kasus tersebut.
“Yang penting tenaga pendidiknya harus diperbaiki. Kalau perlu sistemnya juga dievaluasi,”tegasnya.Humas Dinas Pendidikan Surabaya menyerahkan sepenuhnya kasus itu ke polisi. Terkait keterlibatan guru agama, pihaknya tidak bisa bertindak karena wewenang sepenuhnya ada di yayasan yang mempekerjakan.
“Yang penting kami sudah menangani anaknya sehingga kondisinya saat itu sudah baik, secara fisik maupun psikologi,”katanya.
Munculnya siswa SD hamil ini membuat trenyuh Kepala Dinas Pendidikan Jatim Harun.  Menurutnya, Kepala Dinas Pendidikan Surabaya harus mengevaluasi  hal itu.
“Apakah ada proses pendidikan yang salah atau lingkungan rumah tangga yang tidak kondusif. Ini harus dievaluasi, jangan langsung munjustice,” kata mantan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
Ke depan, Harun berharap pihak dinas pendidikan, guru, hingga wali murid lebih awas memantau kondisi siswa hari per hari. Jika ada gejala yang mencurigakan harus diambil langkah-langkah cepat.
“Pasti ada perubahan yang terlihat jika ada sesuatu yang terjadi pada anak. Apalagi ini anak Sekolah Dasar yang belum bisa mandiri, jadi  tanda-tandanya pasti kelihatan dan harus segera diketahui,”kata alumnus Lemhanas 2008.
Dia juga berharap komunikasi antara walimurid dengan guru, terutama guru kelas semakin ditingkatkan. Harun mengaku belum perlu pendidikan seks diberikan sejak dini meski sudah terjadi kasus tersebut.
“Yang penting tenaga pendidiknya harus diperbaiki. Kalau perlu sistemnya juga dievaluasi,”tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar