Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Selasa, 09 Agustus 2011

"Saya Ingin Pulang Kampung"

Sang Ketua DPR mengaku tak cocok jadi politisi.

Ketua DPR Marzuki Alie kembali memicu kontroversi dengan mengangkat wacana pembubaran KPK.
Menurutnya, KPK tidak banyak membawa perubahan. Lebih banyak melakukan manuver politik ketimbang pemberantasan korupsi, dan beberapa petingginya diduga melanggar kode etik dengan menemui Nazaruddin untuk membicarakan suatu kasus.
Lantas, apa maksud dia saat melontarkan pernyataan itu. Simak wawancara dengan Marzuki Alie soal maksud di balik berbagai pernyataan kontroversialnya.

Pekan lalu Anda melontarkan wacana soal kemungkinan pembubaran KPK. Apakah Anda memang bermaksud membubarkan KPK?
Siapa yang suruh bubarkan KPK? Saya tidak suruh seperti itu. Saya katakan, kalau Panitia Seleksi Pimpinan KPK tidak menemukan calon pimpinan KPK yang kredibel, maka tidak usah dipaksakan, karena jika dipaksakan, maka hasilnya tidak akan baik. Kalau pimpinan KPK, tidak kredibel, bagaimana KPK melakukan percepatan pemberantasan korupsi? Jadi jelas, dalam konteks pernyataan saya, ada kata ‘kalau' di situ. Bukan berarti saya ingin membubarkan KPK.

Saya hanya kecewa karena pertemuan antara KPK dan Nazaruddin seperti yang dikatakan Nazar, benar adanya. Kalau tidak ada pengakuan dari pimpinan KPK sendiri, saya tidak akan percaya ucapan Nazar. Tapi nyatanya pengakuan itu keluar sendiri dari KPK. Padahal KPK telah mengincar Nazaruddin sejak tahun 2008 karena kasusnya banyak, tidak hanya yang terakhir soal suap Wisma Atlet. Tapi kalau KPK mengincar dia sejak 2008, kenapa masih bertemu dengan dia di tahun 2010?

Tapi ucapan Anda soal KPK sudah terlanjur membuat Anda menuai hujan kritik dari berbagai pihak?
Pro-kontra itu biasa. Tapi coba Anda cek sendiri ke Ketua KPK Pak Busyro Muqoddas tentang bagaimana hubungan saya dengan beliau? Hubungan saya dengan Pak Busyro dan Wakil Ketua KPK Pak Haryono Umar sangat baik. Kami punya komitmen untuk mendukung pemberantasan korupsi. Kami saling berkomunikasi untuk membenahi sistem. Saya hanya tak ingin KPK dipegang oleh orang yang bermasalah. Itu saja.

Saya memang menyayangkan pemberitaan dua hari terakhir ini. Kenapa saya tidak langsung diklarifikasi soal gagasan saya? Sebetulnya kan bisa ditanyakan ke sumber beritanya langsung. Jadi tidak perlu diadili ramai-ramai di media. Padahal substansi yang saya kemukakan normatif saja, dan bukan hal baru.

Kalau yang bicara masyarakat kebanyakan, biasanya tak langsung direspon. Tapi ketika yang bicara saya sebagai pimpinan lembaga negara, jadi berbeda. Padahal saya juga memiliki hak sama untuk mengeluarkan gagasan pribadi di luar kewenangan atau otoritas kelembagaan yang sama miliki.

Saya berani bicara blak-blakan karena saya tidak punya ruang untuk menyampaikan gagasan. Kalau saya punya ruang untuk melakukan perubahan dan tidak sekedar bicara, tentu akan saya lakukan. Coba saja baca Undang-undang. Tidak ada ruang bagi Ketua DPR untuk mengusulkan inisiatif perubahan, karena inisiatif itu hanya berada di tangan fraksi.

Jadi saya harap, jangan matikan ide-ide yang ada. Pendapat saya mungkin berbeda dan tidak sama dengan kebanyakan. Tapi ini gagasan saya. Pernyataan saya kadang dibaca aneh, tapi pikiran aneh kadang bisa menyelesaikan masalah. Perbedaan gagasan seharusnya digunakan untuk bahan diskusi alternatif, bukan untuk bahan mengadili saya. Kalimat saya pun seharusnya dimaknai dan dikutip secara menyeluruh, tidak sepotong-sepotong.

Lalu apa maksud pernyataan Anda soal memaafkan koruptor?
Itu sebenarnya hanya gagasan supaya uang yang dibawa kabur koruptor ke luar negeri, bisa kembali ke Indonesia. Sekarang, dari uang-uang yang dilarikan koruptor ke luar negeri, adakah satu rupiah saja kembali? Jadi, seharusnya kita melakukan evaluasi agar tidak terus terbawa situasi seperti ini.

Memang ada upaya untuk mengembalikan uang itu, tapi ternyata kan tidak ada satu pun yang kembali. Padahal intinya bagaimana supaya uang itu kembali dan bisa dipergunakan untuk kepentingan rakyat. Jadi kenapa kita tidak mencari solusi supaya uang itu kembali? Lagi-lagi, gagasan saya itu mestinya direspon dengan didiskusikan, bukan diadili.

Jadi Anda tidak membuat pernyataan kontroversial dengan sengaja untuk mengalihkan isu seperti yang diduga sebagian orang?
Tidak. Tidak ada latar belakang apapun di balik pernyataan saya. Saya ini clear dan transparan. Ucapan saya itu lebih sebagai wacana atau gagasan, dan pesan khusus saya kepada pimpinan kpk. Juga pesan khusus saya kepada Pansel Pimpinan KPK untuk mencari pimpinan KPK yang kredibel ke depannya. Kalau tidak kredibel, jangan dipaksakan. KPK adalah harapan besar masyarakat. Jadi harus betul-betul dicari orang yang punya kapabilitas, integritas, dan keberanian. Kalau memang ada orang seperti itu, saya dukung seratus persen.

Ada beberapa pihak yang mengusulkan penarikan Anda dari DPR akibat ucapan Anda tersebut?
Saya siap turun kapan pun. Hidup tidak usah takut. Hidup bisa naik, bisa turun, biasa saja. Saya tidak takut, yang penting niat saya baik. Mau digebukin seribu orang, saya biasa saja, santai saja. Saya hanya ingin berbakti untuk negara. Masa dilarang bicara di negara demokrasi? Saya mau dilaporkan ke Badan Kehormatan DPR juga tidak apa-apa, saya tidak takut. Saya hanya takut sama Tuhan.

Saya merasa kurang tepat menjadi politisi. Mungkin tahun 2014 ketika masa jabatan saya di DPR berakhir, saya ingin pulang kampung saja dan menjadi guru. (eh)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar