Tim Liputan 6 SCTV
18/12/2009 01:02 | Info Kriminal
Puluhan
siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Sukabumi, Jawa
Barat, dan Palu, Sulawesi Tengah, belum lama ini, jadi korban sodomi
yang dilakukan oknum guru mereka. Perilaku menyimpang guru ini membawa
akibat terhadap siswa di sekolahnya.
Oknum guru itu, awalnya mengajak mereka menginap di rumah kontrakan dengan dalih akan belajar tambahan. Sang oknum guru mengaku melakukan perbuatan bejat akibat terlalu sering menonton film biru. Sebagian korban tidak berani melaporkan perbuatan guru mereka karena diancam dan diberi uang penutup mulut.
Para korban mengaku telah disodomi oleh tersangka berulang kali. Keluarga korban tentu saja tak bisa menerima perlakuan tak senonoh yang dialami anak-anak mereka. Mereka menuntut agar pelaku dihukum sesuai dengan perbuatannya. "Jangan sampai kejadian ini terulang," kata Tutut, paman salah satu korban.
Saat mengajar tak tampak kejanggalan dari kedua guru tersebut. Komardi, kepala sekolah tempat pelaku mengajar, juga tak menyangka perilaku seksual menyimpang dari guru honorer itu. "Keduanya sudah mengajar cukup lama," kata dia.
Kedua oknum guru honorer itu, kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya menodai anak di bawah umur. Menurut Aris Merdeka Sirait, Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak, perilaku seksual menyimpan atau melakukan sodomi terhadap siswa dapat dihukum berlapis. Pasalnya, perbuatan itu dapat menyebabkan jiwa si anak mengalami gangguan dan trauma berkepanjangan.(IAN/ANS)
Oknum guru itu, awalnya mengajak mereka menginap di rumah kontrakan dengan dalih akan belajar tambahan. Sang oknum guru mengaku melakukan perbuatan bejat akibat terlalu sering menonton film biru. Sebagian korban tidak berani melaporkan perbuatan guru mereka karena diancam dan diberi uang penutup mulut.
Para korban mengaku telah disodomi oleh tersangka berulang kali. Keluarga korban tentu saja tak bisa menerima perlakuan tak senonoh yang dialami anak-anak mereka. Mereka menuntut agar pelaku dihukum sesuai dengan perbuatannya. "Jangan sampai kejadian ini terulang," kata Tutut, paman salah satu korban.
Saat mengajar tak tampak kejanggalan dari kedua guru tersebut. Komardi, kepala sekolah tempat pelaku mengajar, juga tak menyangka perilaku seksual menyimpang dari guru honorer itu. "Keduanya sudah mengajar cukup lama," kata dia.
Kedua oknum guru honorer itu, kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya menodai anak di bawah umur. Menurut Aris Merdeka Sirait, Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak, perilaku seksual menyimpan atau melakukan sodomi terhadap siswa dapat dihukum berlapis. Pasalnya, perbuatan itu dapat menyebabkan jiwa si anak mengalami gangguan dan trauma berkepanjangan.(IAN/ANS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar