Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Senin, 30 Januari 2012

Diculik Sindikat Perdagangan Perempuan?

Pontianak – Gadis berwajah cantik, rambut mayang terurai, berkulit bersih, mata berbinar, Yudia Mentari (Tari), 17 tahun, warga kompleks Keraton Qadariah Pontianak, belum pulang sejak keluar rumah Sabtu (22/1) siang.
Selain Tari, juga ada Cyntia, 16, warga Gang Swiss, Jalan Tanjungpura, juga hilang. Keduanya dibawa tersangka WK. Sampai saat ini WK masih menjadi buronan keluarga besar Tari dan Cyntia, serta jajaran Polresta Pontianak untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
“Awalnya istri saya, Nurita, melaporkan anak kami bernama Tari ke Polresta Pontianak pada Rabu (25/1). Saya sibuk bekerja, jadi istri saya yang melaporkan. Tak diduga secara bersamaan, Pak Ameng dan Yuyun istrinya, juga melaporkan putri bernama Cyntia belum pulang-pulang. Pembawa pergi anak-anak kami juga sama, namanya WK,” jelas Yusuf, ayah Tari di kantor redaksi Harian Equator, tadi malam (26/1).
Ia sendiri tak mengerti bagaimana Tari dan Cyntia bisa kenal akrab dengan WK, si tersangka penculikan. “Sebelum tinggal di kompleks Keraton Qadariah, kami sekeluarga pernah tinggal di kompleks Gang Swiss, anak saya memang akrab dengan Cyntia karena satu gang. Namun kami tak tahu bagaimana mereka berdua bisa kenal akrab dengan WK,” timpalnya.
Firasat tidak baik sudah diakui Yusuf sejak wanita tomboy tersebut sering main ke rumahnya. “Ketika WK mau mengajak main keluar anak saya, sudah saya pesan, pulangnya jangan malam-malam. Tapi pulangnya sekitar jam 11 malam, sejak saat itu saya gelisah. WK mulai sering main ke rumah kami, sekitar tiga hari sebelum anak saya hilang,” ujarnya.
Diterangkannya sehari sebelum malam Tahun Baru Imlek, Sabtu (11/1), wanita berkulit putih berambut pendek itu mengajak Tari ke pasar lelong Kapuas Besar untuk beli baju.
“Terkesan buru-buru. Sebab anak saya keluar hanya mengenakan baju tidur, baju, dan celana berwarna dasar putih dengan motif bunga-bunga. Saya memang tak ada di rumah karena kerja, tapi istri saya ketika memberi izin Tari untuk main sama WK, dipesan jangan balik larut malam,” kisahnya.
Memasuki jam 21.00, Tari ditelepon ibunya tapi tak diangkat HP-nya. Satu jam kemudian ditelepon lagi, juga tak diangkat. “Akhirnya jelang tengah malam, saya yang telepon HP anak saya, sudah tak aktif. Pernah aktif tapi tak diangkatnya,” keluh Yusuf.
Sebelum dilaporkan ke pihak kepolisian, keluarga besar Yusuf sudah berusaha mencari Tari melalui teman-temannya. Kemudian melacak keberadaan WK, tersangka penggondol anak orang. “Setelah ditelusuri, orang tua WK kerja jualan sayur di Pasar Flamboyan Pontianak. Sedangkan tinggalnya di Gang Stabil, Jalan Tanjung Raya I Pontianak Timur. Ketika bertemu, kami ketemu dengan abangnya WK, menerangkan kalau adiknya pernah balik dan dipukulnya, lalu minggat hingga sekarang,” keluhnya lagi.
Guna menghindari kondisi yang tak diinginkan, akhirnya perkara anaknya yang hilang dilaporkan ke Mapolresta Pontianak. “WK memiliki tato di tangan, maaf kalau tak salah, di sebelah kiri. Kami sekeluarga curiga, WK ini diperalat sindikat perdagangan perempuan. Alasannya sebab selain anak saya, anak Pak Ameng, Cyntia juga tak pulang-pulang ke rumah setelah diajak si WK itu. Menyesal kami memberi izin Tari keluar bersama WK. Saya curiga anak kami kena hipnotis, sebab sejak kenal dengan WK, perilakunya agak aneh,” ungkap Yusuf sedih. (mah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar