Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Jumat, 16 Maret 2012

Kalangan se-Kalbar Sepakat Aman Damai

Sambas – Seluruh kabupaten/kota se-Kalbar menyikapi insiden FPI dengan mahasiswa Asrama Pangsuma dengan menggelar pertemuan lintas etnis dan agama untuk Kalbar yang damai dan aman.
 
Kapolres Sambas AKBP Pahala Panjaitan mengajak masyarakat Sambas untuk tidak mudah terpancing isu yang tidak benar menyangkut insiden di Pontianak. “Marilah kita bersama-sama saling menjaga kedamaian. Walaupun ormas FPI belum terbentuk di sini, namun kita harus bijak menyikapinya. Masyarakat Sambas tidak mudah terprovokasi karena insiden sudah dapat diselesaikan,” kata Kapolres di hadapan tokoh lintas etnis.
Agar tidak menimbulkan keresahan, warga jangan cepat percaya bila menerima short message service (SMS) menyesatkan. “Kalau ada ajakan atau SMS hasutan segera dilaporkan kepada pihak yang berwajib sehingga insiden ini tidak merebak. Kalbar akan menghadapi pilgub, jadi kita perlu situasi kondusif,” pesannya.
H Darwis Mochtar, tokoh masyarakat Melayu Kabupaten Sambas yang juga Ketua Harian Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Sambas menegaskan FPI ormas yang memiliki payung hukum dan keberadaannya sudah diakui. “Kita harus bijak menyikapinya, apalagi sampai memunculkan SARA. Dengan pertemuan lintas etnis yang digagas Polres Sambas, kita dapat mempersatukan dan harmonisasi etnis dan agama di Kalbar, khususnya Kabupaten Sambas,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Bartolomeus, Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sambas. “Respons cepat Polres Sambas menggelar pertemuan lintas etnis merupakan momen yang tepat, karena bertujuan mempersatukan umat. Ormas pada intinya harus dapat berjalan beriringan, kita harus saling mengasihi dan saling berbagi informasi. Sehingga apa yang kita lakukan mendapat dukungan dari pihak lain,” pesan Bartolomeus.
Kemudian dia menyampaikan dua pantun. “Jari kita bersusun lima, memegang parang menebas selasih, mari kita menjaga kerukunan umat beragama, dengan berpegang pada asas cinta kasih.”
Pantun kedua dilafaskannya. “Membeli pelita bersumbu tali, disulut pijaran menyala api, mari kita selalu berkoordinasi, merajut kerukunan di segala sisi.”
Efizar, perwakilan Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Sambas dalam paparannya meminta agar kita bisa saling berbagi dan saling memahami, terutama dalam menjaga kerukunan umat beragama.
“Dibentuknya FKUB merupakan solusi untuk kita berbagi, mudah-mudahan melalui pertemuan ini dapat menciptakan kerukunan umat yang damai dan abadi,” harapnya.

Tangkal isu-isu

Di Ketapang, Kapolres AKBP I Wayan Sugiri meminta kepada masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap isu-isu yang tak jelas pascainsiden di Asrama Pangsuma. Untuk mencegah dampak insiden tersebut ke Ketapang, Kapolres menggelar pertemuan dengan tokoh-tokoh agama maupun tokoh masyarakat, Kamis (15/3)
“Kita gelar pertemuan bersama tokoh agama, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Kabupaten Ketapang. Ada tokoh dari Madura dan Ketua FPI. Intinya menyikapi situasional yang terjadi di Pontianak,” kata Wayan Sugiri kepada wartawan, kemarin.
Ditegaskannya insiden yang terjadi di Pontianak hanyalah miskomunikasi. Kapolres bersyukur para tokoh yang diundang tersebut sepakat dan satu suara, Ketapang tetap aman.
“Semuanya merasa senang dengan diundang itu karena mereka pada dasarnya menerima informasi yang tidak jelas itu. Menerima SMS-SMS terjadi penyerangan dan sebagainya. Ketika diundang Polres, mereka langsung menginformasikan masyarakat yang menanyakan hal itu,” ungkapnya.
Kapolres minta kabar-kabar miring harus segera diluruskan. Pasalnya saat ini SMS-SMS berisi kabar tak jelas sudah beredar di Ketapang. Karena itu Kapolres mengimbau kepada masyarakat yang ingin mengetahui kabar pastinya bisa langsung menelepon Kapolres.
“Apabila menerima informasi-informasi yang tidak jelas itu hubungi saya. Saya kasih sudah nomor HP ke semuanya. Jadi sumbernya jelas dari Kapolres,” tuturnya.
Dikatakannya secara umum hingga saat ini Ketapang masih tetap kondusif. Tapi tetap saja, kata dia, jika dibiarkan tentu akan berkembang. Karena itu perlu dipertemukan seluruh tokoh yang ada duduk satu meja.
“Artinya di Ketapang ada FPI, sejak Desember 2010. Saudara-saudara kita suku Dayak juga ada. Artinya perlu ditemukan di sini. Harapannya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” terangnya.
Kapolres menegaskan pihaknya tak akan segan-segan menindak bagi siapa pun yang mencoba memprovokasi Ketapang. Keamanan Ketapang hal paling utama. Pasalnya selama ini Ketapang belum pernah terjadi kerusuhan.
“Jika ada yang memprovokasi, kita akan ambil dulu orangnya. Memprovokasi kalau sampai ada kerusakan akan kita tangkap. Tapi kalau dengan kata-kata akan kita panggil dan periksa,” tegasnya.

Ulah oknum

Di Sintang, semua kalangan sepakat menjaga keamanan dan ketenangan Kalbar, tak terkecuali di Kabupaten Sintang. Pertemuan difasilitasi Kapolres Sintang ini sengaja dilakukan untuk menangkal isu provokatif yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan, menyusul ketegangan terkait penolakan FPI.
Pertemuan lebih dari dua jam melibatkan berbagai kalangan ini penuh dengan suasana keakraban. Dari Dewan Adat Dayak (DAD) Sintang langsung dipimpin Ketua Mikael Abeng. Begitu pula dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sintang H Niam Musni, Dewan Adat Dayak Muslim Syamsudin Jagat, Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sintang Senen Maryono, Penasihat Adat Melayu H Apong Idris, dan banyak lagi para tokoh masyarakat lainnya.
Sementara dari kalangan birokrasi diwakili Plt Asisten III Bidang Pemerintahan A Biong. Turut hadir Ketua DPRD Sintang Harjono, Kepala Kejari Moch Djumali, dan Dandim 1205 Sintang Kol Inf P Hutagalung.
Tidak ada perdebatan maupun adu argumentasi, terlebih saling salah menyalahkan. Semua sepaham bahwa gejolak yang timbul merupakan ulah oknum, sehingga tidak mudah terprovokasi ataupun terpancing dengan isu-isu menyesatkan.
Ketua DAD Sintang Mikael Abeng menegaskan bahwa masyarakat Dayak cinta damai. Bila terjadi kekerasan dengan mengatasnamakan masyarakat Dayak, menurutnya itu hanyalah ulah oknum.
“Kita sudah lama hidup rukun berdampingan. Jangan sampai kita terprovokasi dengan isu-isu yang menyesatkan itu. Di Sintang ini kita hidup multietnik, tapi tetap kondusif,” ucapnya.
Persoalan di Pontianak, kata Abeng, jangan dibesar-besarkan apalagi dibawa ke daerah. “Kita dari DAD sepakat untuk tetap menjaga Kalbar aman. Karena itu, tidak ada kekerasan yang mengatasnamakan DAD,” tegasnya.
Begitu pula ditegaskan Ketua MUI Sintang H Niam Musni yang meminta masyarakat untuk tidak mudah terpancing dengan isu-isu menyesatkan. “Kita percayakan kepada aparat. Jangan kita yang terprovokasi,” pesannya.
Dikatakan Niam Musni, sudah sekitar 13 tahun ini dirinya menjadi Ketua MUI Sintang belum pernah ada pertikaian yang terjadi. “Suasana tetap aman, karena kita di daerah ini rukun. Kalaupun ada persoalan cepat kita selesaikan,” ucapnya.
Dari Ketua DMI Sintang H Senen Maryono berharap keamanan dapat terus terjaga hingga pilgub. “Kita percayakan kepada aparat. Kita juga minta jangan ada intimidasi, biarkan masyarakat menggunakan hak pilihnya. Siapa pun gubernur, tetap kita dukung,” bebernya.
Kapolres Sintang AKBP Oktavianus Martin mengungkapkan bahwa menjaga kondisi aman tidak hanya ada pada pihak kepolisian tanpa ada kerja sama dari masyarakat. “Makanya kita undang para tokoh ini agar sepaham. Kalaupun ada masalah, mari kita bicarakan. Kita selesaikan baik-baik,” sarannya.
Selain melakukan koordinasi lintas sektoral, dikatakan Kapolres, pihaknya melalui intelijen tetap berusaha memantau dan menyaring informasi demi kemenangan. “Intelijen kita fungsikan. Sampai saat ini masih aman-aman saja. Intinya, masyarakat jangan mudah terprovokasi,” pungkasnya.

Landak kondusif

Kapolres Landak AKBP HV Sihombing bersama Ketua DAD Kabupaten Landak Drs Ludis mengumpulkan sejumlah tokoh dari Dayak dan MABM di aula kantor Bupati, Kamis (15/3).
Diskusi segitiga dihadiri beberapa ketua DAD kecamatan, ketua MABM kecamatan, serta sejumlah tokoh intellectual dari dua etnis. Hadir pula Damramil Ngabang, Damyon Armed, Kasatpol PP, serta para tokoh agama.
Pertemuan santai dan akrab sekitar 2 jam, ditegaskan Kapolres bahwa yang terjadi di Pontianak antara FPI dan mahasiswa Asrama Pangsuma hanya pertengkaran mulut tidak ada bentrok fisik.
“Saya harapkan seluruh warga Landak tidak terpancing isu-isu yang menyesatkan. Apalagi ada provokatif lewat SMS. Mari bersama jaga situasi yang selama ini sudah kondusif. Percayakan semua penyelesaian masalah tersebut kepada aparat,” pinta Victor.
Drs Ludis, Sekda Landak yang juga Ketua DAD Landak mengimbau semua ketua DAD kecamatan yang hadir agar memberikan informasi yang sebenarnya. Tujuannya, supaya warga tidak terpancing dengan SMS yang isinya provokatif.
“Gubernur Cornelis sudah mengimbau, isinya sebagai berikut: Kepada masyarakat Dayak Kalbar bahwa isu FPI menyerang mahasiswa di Asrama Pangsuma adalah tidak benar. Oleh sebab itu, saya (Gubernur, red) minta seluruh warga Kalbar untuk tenang dan tidak mudah terprovokasi terhadap isu-isu yang menyesatkan, apalagi menjelang pilkada gubernur September mendatang,” papar Ludis (edo/KiA/din/tar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar