Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Minggu, 18 Maret 2012

Sekali Lagi, Sepakat Damai

Wali Kota Terpaksa Liburkan Sekolah

Pertemuan seluruh pimpinan elemen masyarakat di Mapolda Kalbar
Syamsul Arifin
Pertemuan seluruh pimpinan elemen masyarakat di Mapolda Kalbar, Jumat (16/3)
Pontianak – Setiap kerusuhan sosial akibat benturan atau pertikaian kelompok di Kalbar, tidak ada yang menang. Tetapi yang timbul kerugian besar, kekacauan yang merusak ketenteraman masyarakat, kegiatan ekonomi, dan sosial lainnya.
“Saya berharap para tokoh masyarakat dapat berperan meredam emosi seluruh massa di daerahnya masing-masing. Belajar dari pengalaman kerusuhan 2007 dan sebelumnya, tidak ada yang menang. Namun kerugian dan dampaknya dirasakan oleh kita semua,” kata Kapolda Brigjen Pol Drs Unggung Cahyono dalam pertemuan dengan seluruh pimpinan elemen masyarakat di Mapolda, Jumat (16/3).
Setelah dua hari Kota Pontianak dilanda kekacauan akibat arogansi kelompok yang sebenarnya sudah berdamai di Mapolresta, dipicu pula oleh ribuan massa berdemonstrasi dengan membawa senjata tajam. Akibatnya, kelompok lain pun turun ke jalan.
Untuk itu jajaran keamanan perlu mengumpulkan seluruh elemen untuk sepakat damai. Hadir dalam pertemuan selain Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Edwin Hudawi Lubis, Kajati Jasman Panjaitan, Ketua Umum Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Dr Chairil Effendy, Sekretaris Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalbar Ibrahim Banson, Ketua Umum Persatuan Forum Komunikasi Pemuda Melayu (PFKPM) Kalbar Firman Muntaco SH MH, Sekjen Forum Umat Islam Haitami Salim MAg, Sekda Kalbar M Zeet Asovi, Wali Kota Pontianak Sutarmidji SH MHum, Bupati KKR Muda Mahendrawan, Pimpinan Paguyuban Madura, Ikatan Keluarga Sulawesi Selatan (IKSS), dan lainnya.
Dalam kesempatan itu, Sekretaris DAD Kalbar Ibrahim Banson meluruskan bahwa insiden yang terjadi adalah antara masyarakat Adat Dayak dengan Forum Pembela Islam (FPI).
“Bukan dengan etnis dan bukan antaragama. Semua pihak harus bisa meredam emosi dan tidak terpancing isu yang memprovokasi. Kami sepakat mengamankan wilayah masing-masing dan tidak akan menimbulkan kericuhan lagi,” ujar Ibrahim Banson.
Menurut Kapolda, akibatnya Mabes Polri terpaksa mengerahkan 4 SKK (satuan setingkat kompi) yang terdiri dari 2 SKK Jateng dan 2 SKK dari Jakarta. “Sebanyak 100 personel dari Jawa Tengah dan 200 personel dari Jakarta, dibantu tiga kompi dari Polda Kalbar untuk backup,” ungkap Kapolda usai pertemuan.

Larang bawa senjata

Arogansi dan pemaksaan kehendak, show of force, dan mengacungkan senjata tajam di tempat umum, akhirnya menimbulkan rusuh di Kota Pontianak, sepanjang Kamis (15/3) hingga tengah malam.
Namun, hingga kemarin tidak satu pun orang yang ditangkap karena mengacungkan senjata tajam di jalan raya. Padahal, sejak beberapa kali kerusuhan di Kalbar, pencetus utamanya adalah senjata tajam. Masyarakat juga sudah paham membawa senjata tajam maupun senjata api.
“Guna mendukung kamtibmas, masyarakat diimbau tidak membawa senjata tajam dan senjata api. Dapat dikenai sanksi hukum karena melanggar ketentuan UU Nomor 12/1951,” ingat Kapolda.
Kendati demikian polisi masih mempertimbangkan jika harus melakukan sweeping senjata tajam. “Belum (sweeping, red). Kita laksanakan imbauan dulu,” ujar Kapolda dalam pertemuan koordinasi kemarin.
Menurut Unggung, situasi Kamis malam memang sempat terjadi pengumpulan massa di beberapa titik. Tetapi Jumat pagi suasana telah kembali normal dan kondusif. Tidak ada lagi konsentrasi massa. Kendati demikian aparat keamanan tetap terus disiagakan.
“Pengamanan kita mengedepankan upaya persuasif. Situasi sudah aman sejak menjelang pagi. Maka kita mohon seluruh elemen, tokoh agama, dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama menciptakan kembali situasi Kalbar yang aman, tenteram, dan penuh perdamaian,” harapnya.
Sekarang ini, tambahnya, yang terpenting adalah setiap kelompok masyarakat saling menahan diri dan tidak mudah tersulut isu provokatif yang beredar. Apalagi sifatnya dapat mengancam persatuan dan kedamaian masyarakat yang kian cerdas menilai. “Kita berharap segala isu yang didapatkan masyarakat supaya dikonfirmasi kepada aparat keamanan, supaya tidak keliru,” katanya.
Kapolda mengimbau kepada seluruh masyarakat supaya tidak mudah terpancing isu provokatif. Serta memercayakan penuh masalah keamanan kepada aparat dan pemerintah daerah. Karena pada dasarnya suasana sudah aman dan kondusif.
Unggung juga mengatakan jajaran Polda juga membagikan selebaran berisi tujuh butir imbauan kamtibmas kepada masyarakat. Imbauan disebarkan dari atas helikopter.
Sementara Pangdam XII Tpr Mayjen TNI E Hudawi Lubis mengajak semua masyarakat Kalbar supaya tidak mem-blowup kesalahpahaman. Masalah ini dapat diakhiri dengan damai supaya kondisi kamtibmas tetap kondusif. Menyerahkan segala persoalan kepada pihak berwajib dan meminta semua pihak menahan diri. Tidak mudah tersulut isu provokatif.
Ketua MABM Chairil Efendi mengucapkan terima kasih atas usaha aparat sehingga keamanan bisa diatasi. Sekaligus berharap pimpinan ormas kompak dan tulus hati membicarakan perdamaian.

Liburkan sekolah

Masyarakat Kota Pontianak yang paling dirugikan akibat ricuh antarkelompok adalah para siswa sekolah. Sekolah Al-Azhar misalnya, paling ketakutan seluruh murid dan guru akibat ribuan orang turun ke jalan bawa senjata dan berteriak-teriak, Kamis (15/3) lalu.
Wali Kota Pontianak Sutarmidji pun responsif dengan situasi, sehingga hari ini (Jumat) terpaksa meliburkan seluruh sekolah dan aktivitas belajar-mengajar di Pontianak.
Sutarmidji mengakui, selaku kepala daerah melakukan hal tersebut karena melihat keadaan Kota Pontianak sejak Rabu, (14/3) lalu tidak kondusif sehingga berinisiatif meliburkan siswa TK hingga SMA pada hari Jumat (16/3) hingga Senin (19/3) mendatang.
Walikota juga mengatakan diliburkannya siswa sekolah ini sebagai bentuk kemudahan bagi aparat keamanan untuk menjaga stabilitas dan keamanan di Kota Pontianak, selain menenangkan para orang tua murid yang sejak dua hari lalu resah karena situasi kota yang kacau.
“Saya mendapatkan informasi dari para orang tua murid yang resah akan keselamatan anak-anak mereka. Sehingga dengan diliburkannya para siswa sekolah, minimal mempermudah aparat keamanan dalam menetralisasi keadaan Kota Pontianak menjadi stabil,” katanya.
Orang nomor satu di Kota Khatulistiwa ini juga mengaku sangat sedih mengingat Kota Pontianak khususnya dan Kalbar umumnya, di beberapa bulan bahkan beberapa tahun terakhir tidak pernah mengalami guncangan dan suasana yang tidak stabil seperti saat ini.
Karena, saat pertemuan dengan staf Mendagri belum lama ini, Walikota mengatakan bahwa Kota Pontianak termasuk Kalbar sangat aman. “Saat melakukan pertemuan beberapa waktu lalu saya katakan Kalbar termasuk Pontianak aman. Tapi dengan adanya pertemuan kali ini saya harapkan tidak ada lagi keributan dan kesalahpahaman,” harap Bang Midji. (sul/hak/dna)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar