Polisi juga mengamankan oknum guru sedang berduaan dalam satu kamar.
Setelah dicek kelengkapan data diri dan surat nikah, mereka tidak mampu
menunjukkannya. Dengan gerak sigap, polisi langsung menggiring dua
sejoli tersebut.
Kasubdit Petugas Umum Direktorat Shabara Polda Kalbar AKBP Sardi mengatakan sebanyak 32 personel dikerahkan dalam operasi ini. Sesuai perintah yang diturunkan oleh Kapolda Kalbar, razia itu harus rutin digelar. Untuk tahun 2012 ini, polisi menargetkan sekitar 332 pasangan mesum yang harus terjaring.
“Kegiatan ini untuk meminimalisasi tindak asusila di wilayah hukum Kalbar. Tidak hanya di satu tempat, selanjutnya akan berlangsung secara berkala. Targetnya adalah hotel, rumah indekos, dan jasa penginapan lainnya,” ungkapnya.
Sardi menambahkan, kegiatan ini demi menindaklanjuti laporan masyarakat sekitar yang telah resah. Terutama terhadap perbuatan penghuni jasa penginapan menyimpang. Selain meresahkan masyarakat, kegiatan tersebut dapat menimbulkan kesenjangan sosial berujung tindak kriminal.
“Untuk sementara tidak ditemukan barang-barang berbahaya seperti senjata tajam. Begitu juga pada zat obat-obatan berbahaya. Mereka digiring karena tidak membawa identitas lengkap,” kata Sardi.
Sebanyak 14 pasang mesum terjaring. Mereka akan dikenakan sanksi tindak pidana ringan dengan proses Pengadilan Pontianak.
“Kepada seluruh lapisan masyarakat, jangan mencoba untuk melakukan tindak asusila. Terlebih kegiatan tersebut dapat menimbulkan keresahan di lingkungan sekitar. Wujudkan ketertiban dengan sesama. Sebab kegiatan tersebut dapat memicu aksi tindak kriminal,” tegas Sardi. (sul)
Kasubdit Petugas Umum Direktorat Shabara Polda Kalbar AKBP Sardi mengatakan sebanyak 32 personel dikerahkan dalam operasi ini. Sesuai perintah yang diturunkan oleh Kapolda Kalbar, razia itu harus rutin digelar. Untuk tahun 2012 ini, polisi menargetkan sekitar 332 pasangan mesum yang harus terjaring.
“Kegiatan ini untuk meminimalisasi tindak asusila di wilayah hukum Kalbar. Tidak hanya di satu tempat, selanjutnya akan berlangsung secara berkala. Targetnya adalah hotel, rumah indekos, dan jasa penginapan lainnya,” ungkapnya.
Sardi menambahkan, kegiatan ini demi menindaklanjuti laporan masyarakat sekitar yang telah resah. Terutama terhadap perbuatan penghuni jasa penginapan menyimpang. Selain meresahkan masyarakat, kegiatan tersebut dapat menimbulkan kesenjangan sosial berujung tindak kriminal.
“Untuk sementara tidak ditemukan barang-barang berbahaya seperti senjata tajam. Begitu juga pada zat obat-obatan berbahaya. Mereka digiring karena tidak membawa identitas lengkap,” kata Sardi.
Sebanyak 14 pasang mesum terjaring. Mereka akan dikenakan sanksi tindak pidana ringan dengan proses Pengadilan Pontianak.
“Kepada seluruh lapisan masyarakat, jangan mencoba untuk melakukan tindak asusila. Terlebih kegiatan tersebut dapat menimbulkan keresahan di lingkungan sekitar. Wujudkan ketertiban dengan sesama. Sebab kegiatan tersebut dapat memicu aksi tindak kriminal,” tegas Sardi. (sul)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar