Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Kamis, 14 Juni 2012

Hengkangnya Milton Catatan bagi Demokrat

Gidot: Emosional atau Sudah Matang?

Bengkayang – Ketua DPD Partai Demokrat Kalbar Suryadman Gidot SPd yang kendati terkejut namun menghormati keputusan politik Milton Crosby resmi keluar dari partai.
“Surat pengunduran diri sudah sampai di sekretariat DPD. Tapi saya belum baca langsung. Tentunya kita menghormati keputusan Pak Milton itu. Sebagai teman, menyayangkan Milton mundur,” katanya kepada Equator via selular dari Bengkayang, Selasa (12/6).
Gidot mengaku belum mengetahui apakah keluarnya Milton dari Demokrat didasari emosional karena tidak direkomendasikan DPP untuk maju atau sudah dipikirkan matang-matang. “Itu adalah hak organisasi dan hak semua orang,” tambah Gidot.
Keluarnya Milton dari Partai Demokrat sedikit-banyak akan berpengaruh kepada bakal calon yang diusung partai yang berkoalisi dengan PDI Perjuangan itu. Secara organisasi, Gidot mengingatkan wajib hukumnya mengamankan dan menjalankan keputusan partai, yakni memenangkan pasangan Cornelis-Christiandy.
“Keputusan partai harus kita dukung. Semua kader dan simpatisan harus tetap solid. Saya yakin dan percaya siapa pun yang terpilih nantinya adalah pilihan Tuhan. Karena suara rakyat adalah suara Tuhan,” katanya.
Mundurnya Milton juga ditengara akan berpengaruh pada keputusan konstituen untuk memilih atau golput. Gidot mengajak agar tidak golput dan menggunakan hak suaranya. “Jangan ketinggalan, gunakan hak suara dengan sebaik-baiknya,” ajak Gidot.
Bupati Bengkayang ini juga mengajak masyarakat Kalbar untuk saling menjaga keamanan dan ketertiban, terutama selama proses pesta demokrasi berlangsung. Hindari isu SARA yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan serta tali persaudaraan yang sudah terjadi baik selama ini.
Mundurnya Milton Crosby seperti diakuinya, merupakan implementasi kekecewaan kader terhadap keputusan Partai Demokrat. Partai yang diharapkan mengusungnya di Pilgub Kalbar 2012 ternyata memilih berkoalisi dengan PDI Perjuangan untuk mendukung Cornelis-Christiandy.
Keputusan ini tentu menuai kekecewaan ratusan ribu pendukungnya. Lantaran partai pemerintah hanya menempatkan dirinya sebagai posisi nomor dua. Padahal ada keinginan kader berkualitas menjadi nomor satu tidak diakomodasi.
Keputusan figur politik sekaligus pejabat pemerintah selaku dewan pengawas partai berlambang mercy di Kalbar ini sudah final. Selain dilayangkan ke DPD Partai Demokrat Kalbar, surat pengunduran diri itu juga sudah disampaikan ke DPP.
Milton menilai kebijakan partai tidak sepaham dengan dirinya. “Saya menjaga konstituen dan pendukung yang kecewa. Daripada mereka kecewa, lebih baik saya yang mengalah dengan cara mengundurkan diri. Saya lebih mengutamakan kepentingan yang lebih besar,” kata politisi berjiwa besar ini.
Bahkan hingga keputusan pengunduran dirinya, Milton juga mengaku belum menerima alasan kenapa dirinya tidak mendapat rekomendasi Partai Demokrat. “Saya tidak tahu apa alasannya. Dipanggil juga tidak ada. Inilah jalan Tuhan. Kita jalani saja,” pungkasnya.

Pengaruhi pilgub

Hengkangnya Milton Crosby dari keanggotaan Partai Demokrat kontan membuat terpana banyak kalangan politik, terlebih para kader partai pemerintah itu sendiri.
“Saya dapat kabar tadi pagi dari teman-teman DPC yang telah lebih dulu membaca koran Equator. Kita amat terkejut dapat kabar itu,” ujar Ketua DPC Demokrat Sintang Grigorius Igo, Selasa (12/6).
Bagaimanapun, cabutnya Dewan Penasihat Partai Demokrat itu dipastikan menjadi dilema pendidikan politik yang tidak bagus bagi para kader PD di Sintang. Dilematis menyangkut pemerintahan Milton yang didukung oleh PD.
“Ada sedikit dilema dalam kaitan pemerintahan. Pasalnya, pada Pilbup Sintang 2010 lalu, Partai Demokrat salah satu partai pengusung. Konsekuensinya sebagai partai pengusung maka harus mendukung pemerintahan sebagaimana instruksi dari DPP,” kata Igo.
Menurut dia, keputusan Milton merupakan hak pribadi karena untuk bergabung di Demokrat tidak ada larangan dan paksaan. “Beliaulah yang secara sukarela masuk dan bergabung ke Partai Demokrat,” ucapnya.
Dalam dunia politik apa saja bisa terjadi dan masalah dukung mendukung bukanlah hal yang aneh. Begitu juga dengan meninggalkan partai tidak dilarang.
“Hanya saja memang langkah seperti itu justru mencerminkan sikap ketidakdewasaan dalam berpolitik. Apalagi sebelumnya beliau pernah menyatakan legowo dengan keputusan DPP terkait siapa yang akan diusung pada Pilgub Kalbar 2012,” sindir Igo.
Soal alasan PD tidak mengusung Milton, secara pasti Igo mengaku tidak tahu apa alasan DPP. “Tapi yang jelas Partai Demokrat telah ada ketentuan bahwa diusung tidaknya ditentukan hasil survei,” ujarnya.
Jika kemudian ternyata partai mengusung pasangan Cornelis-Christiandy, menurut Igo, logikanya pasti pada survei yang dilakukan oleh LSI dan Indobarometer, “Nama Milton tidak berada di posisi puncak,” beber Igo.
Dia yakin partai SBY ini tidak akan mengambil keputusan tanpa disertai pertimbangan yang matang. Apalagi keputusan tersebut langsung ditangani ketua dewan pembina.
Namun tidak ada kepastian apakah SBY sudah campur tangan hingga Milton harus menyingkir dari bursa partai. Atau karena DPD dan DPP sendiri yang menentukan.
“Di kalangan Demokrat, SBY dikenal sebagai sosok pemimpin yang soft power. Diputuskannya dukungan partai kepada calon bukan kader pasti dengan pertimbangan untuk kepentingan yang lebih besar,” dalih Igo.
Kendati dari mana sumbernya, Igo menegaskan selama ini hubungan antara SBY dengan Cornelis sudah terjalin dengan baik.
“Partai Demokrat tidak membutuhkan kader yang pragmatis apalagi oportunis. Partai Demokrat punya cita-cita menjadi partai besar dan memiliki tujuan untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas,” tegasnya.
Kendati suara-suara di luar partai mulai terdengar bahwa dampak mundurnya Milton akan berpengaruh signifikan terhadap Pilgub Kalbar 2012, namun Igo menolaknya. “Tidak ada pengaruh. Kader-kader Demokrat kita yang lainnya lebih patuh kepada keputusan partai,” kata Igo. (jul/din)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar