Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Jumat, 10 Oktober 2014

Tak Ada Guru, Pelajar SMPN Ini Ramai-ramai Tonton Film Porno di Kelas


Tak Ada Guru, Pelajar SMPN Ini Ramai-ramai Tonton Film Porno di Kelas
Ilustrasi film porno
 
TANJUNGPINANG - Ramai-ramai menonton film porno di dalam kelas sudah menjadi kebiasaan siswa kelas VII di salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Tanjungpinang, provinsi Kepulauan Riau (Kepri).Hal itulah yang diungkapkan salah satu siswi, sebut saja Nana, di kelas tersebut kepada Tribun Batam, belum lama ini. Fajar mengatakan, aksi teman-teman sekelasnya itu dilakukan ketika tidak ada guru di dalam kelas.
Ketiadaan guru di kelas bukannya digunakan untuk mengulang mata pelajaran, melainkan menonton adegan mesum dalam film-film porno yang sudah tersimpan di handphone sebagian siswa.
"Kawan-kawan itu selalu menonton film porno dari handphone saat guru tak masuk mengajar. Mereka ramai-ramai menonton," ungkap Nana.
Siswi ini mengakui bahwa seluruh siswa kelas VII D berjumlah 42 orang. Dari jumlah itu, cuma dua orang sajalah yang dengan sadar tidak melibatkan diri dalam aksi ramai-ramai menonton film porno tersebut.
Namun sayang, keduanya justru dijadikan bahan cemoohan kawan-kawan yang lain. Mereka bahkan memperlakukan keduanya dengan kasar karena dianggap sok suci.
"Kami ada 42 siswa. Cuma saya dan ada seorang kawan yang tidak mau menonton. Tapi kami selalu diperlakukan kasar. Mereka semua menonton, laki-laki dan perempuan. Setelah menonton, kadang-kadang ada kawan laki-laki mulai kejar kawan-kawan perempuan untuk peluk mereka," ungkap siswi itu dengan polos.
Aksi tonton film porno dan perlakuan kasar itu membuat siswi yang tinggal di jalan Haji Ungar ini risih untuk berada di dalam kelas.
Dia selalu menunjukkan raut muka masam setiap kali pulang dari sekolah. Sesampai di rumah, dia lebih memilih masuk ke dalam kamar dan menyendiri tanpa pernah menceritakan masalah ini kepada kedua orang tuanya.
Perubahan sikap putrinya itu membuat heran kedua orangnya. Mereka berusaha menanyakan masalah yang tengah dihadapi anaknya.
Awalnya, sang anak tak mau berterus terang kepada kedua orang tuanya. Namun akhirnya dia mengaku bahwa dia merasa risih berangkat ke sekolah dan berada di dalam kelas karena merasa tertekan dengan ulah kawan-kawannya itu.
"Kami pun heran, setiap kali pulang sekolah, muka anak kami ini selalu masam. Dia lalu masuk ke dalam kamar dan diam di dalam. Disuruh makan dia tak mau makan. Kalau kami tanya, dia malah diam. Dia juga pernah tak mau pergi ke sekolah. Setelah kami coba tanya baik-baik baru dia mau jujur," keluh pria dan wanita yang setiap hari bekerja sebagai pedagang gurem ini.
Kedua orang tua itu memang geram mendengar cerita sang anak. Mereka juga cemas akan hal-hal buruk yang bisa saja terjadi pada putrinya. Namun, keduanya tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka tidak mempunyai keberanian untuk melaporkan masalah tersebut kepada pihak sekolah karena takut putri mereka diperlakukan lebih kasar lagi.
"Kami hanya berharap semoga masalah ini bisa diperhatikan oleh pihak sekolah. Kami sudah susah payah bekerja untuk menyekolahkan dia. Kami ingin dia bisa belajar dan menjadi anak baik. Kalau terus begini, anak kami bisa ikut terpengaruh," ungkap ibunya saat ditemui di kedai miliknya, di jalan Haji Ungar tersebut.
Permasalahan yang terjadi di SMPN ini sempat membuat Dadang AG, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tanjungpinang terkejut. Dadang lalu memerintahkan para pengawas sekolah untuk meninjau ke sekolah yang terletak di daerah Sungai Jang tersebut. Dadang mengaku baru akan mengeluarkan kebijakan setelah mendapatkan laporan dari para pengawasnya.
"Saya sudah suruh pengawas sekolah turun ke sekolah itu. Saya belum terima laporan dari mereka. Setelah terima laporan baru saya bisa mengambil langkah selanjutnya," ungkap Dadang ketika dimintai tanggapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar