Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Rabu, 21 Desember 2011

Kata Sandi Bagi ABG Batam Disebut BB

Kasus Mona telah di tangan polisi. Namun kasus trafficking (perdagangan manusia) yang melibatkan anak di bawah umur, terutama kalangan pelajar di Batam sudah menjadi fenomena yang bukan rahasia lagi.
Ibarat gunung es, kasus yang mengemuka hanyalah sebagian kecil dari realitas sesungguhnya.
Berdasarkan investigasi Tribun Batam, trafficking dengan objek pelajar cukup beragam, baik motif maupun alasan yang melatarbelakanginya.
Satu hal yang memprihatinkan, jaringan trafficking yang umumnya melibatkan semacam agen atau biasa disebut EO ini, kini telah merebak ke segala segmen. Memang ada yang terang-terangan, namun banyak juga yang dilakukan tersamar.
Aktivitas Mona -seorang pelajar di Batam, yang memiliki puluhan anak buah sesama pelajar, hanyalah contoh, betapa rapinya jaringan perdagangan manusai di Batam.
Terutama untuk eksploitasi seks, tersebut menembus sekat-sekat sebuah komunitas. Jaringan serupa sudah menjadi rahasia umum di kalangan pengusaha, pejabat, aparat keamanan, hingga kalangan profesionalisme.
Berdasarkan penelusuran Tribun Batam, bahkan tak sedikit pejabat di Batam atau Kepri yang memanfaatkan agen-agen ini.
Selain untuk motif dijadikan ABG simpanan, ada juga yang membutuhkannya sewaktu-waktu untuk keperluan tertentu dengan kliennya.
Khusus untuk urusan lobi dan servis ini, bahkan di kalangan pengusaha maupun pejabat muncul sandi-sandi yang begitu populer untuk menyebut para ABG itu.
Yang paling banyak digunakan adalah istilah "BB". BB bukanlah singkatan BlackBerry, akan tetapi ‘Barang Batam’, yakni sebutan untuk ABG mulai pelajar hingga mahasiswa kalangan berkelas yang bisa diajak berindehoi.
“Mereka (para ABG) biasa sudah punya jaringan atau agen. Agen-agen ini yang menawarkannya. Untuk menyebut langsung mungkin terlalu norak, maka istilah BB begitu singkat,” ujar seorang pengusaha di Batam, sebut saja An, kepada Tribun.
Untuk menjumpai mereka yang dikatakan berkelas ini, tidaklah gampang. Kebanyakan dari mereka hanya melayani pejabat-pejabat nakal, pengusaha, maupun aparat, termasuk kalangan pejabat dan pengusaha dari daerah lain yang sedang melakukan kunjungan ke Batam.
Bahkan keberadaan BB inilah bagi pebisnis atau pengusaha-pengusaha biasa dianggap sebagai sebuah alat lobi dan servis paling efektif guna menggolkan keperluannya.
“Biasa kalau ada klien dari luar datang, mereka tentu langsung tanya ada BB bos? Katanya di Batam itu sudah menjadi hal biasa,” ujar pengusaha hiburan tersebut sambil terkekeh.
Jika BB terlalu elit, ada juga sebutan lain untuk ABG-ABG yang bisa dimintai jasa layanannya itu, yakni BP atau singkatan cewek bisa pakai.
Mereka yang dijuluki cewek BP umumnya lebih mudah ditemui, lantaran mangkalnya di tempat keramaian, seperti mal, bioskop, dan beberapa lokasi tempat nongkrong para pelajar.
Pelajar yang dijuluki BP ini tarifnya tidak mahal. Namun kebanyakan dari BP ini hanya melayani sesama pelajar atau kalangan remaja yang bisa memberikan kesenangan dirinya, misalnya memberikan barang-barang elektronik ataupun perhiasan.
Atau jika sudah akrab dan saling suka, bisa juga hanya dengan tips sukarela.
Keberadaan BB dan BP ini tersebar di sejumlah sekolah di Batam, baik di pusat kota maupun di pinggiran.
Mereka layaknya pelajar, tetap mengikuti segala aturan yang ada selama di lingkungan sekolah. Bahkan untuk cewek BB, umumnya tak banyak yang tahu kecuali teman akrab atau keluarga mereka sendiri.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar