Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Kamis, 21 Juni 2012

PAUD Melati Sanggau Raih Penghargaan

Pontianak – Keberhasilan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Melati Sanggau tidak saja membanggakan di Kabupaten Sanggau tetapi Kalbar di kancah nasional.
PAUD Melati Sanggau yang berada di RT15 RW6 Kelurahan Bunut, Kabupaten Sanggau telah membuktikan hal tersebut dengan berhasil mengukir prestasi di bidang pendidikan nonformal bagi anak-anak dengan berhasil menyabet juara satu di tahun 2011 dalam rangka Harganas.
Sebelumnya, di tahun 2010, PAUD Melati Sanggau juga telah berhasil mengukir prestasi yang tak kalah membanggakan. Meski bukan juara pertama dalam mewakili Provinsi Kalbar, tetapi perlombaan yang dilombakan di puncak Hari Ibu tersebut sempat membawa PAUD Melati Sanggau memperoleh prestasi. Sekarang lomba tersebut dilombakan di Harganas.
Pendidik PAUD Melati Sanggau, Mariana mengaku bangga atas prestasi yang diperoleh PAUD yang ia rintis semenjak 2006 itu. Pengelola Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Melati Sanggau ini juga menjadi kader Bina Keluarga Balita (BKB) dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalbar dan Badan Pemberdayaan Perempuan.
Untuk Keluarga Berencana dan Perlindungan Anak Kabupaten Sanggau PAUD, diakui Mariana terbentuk sejak tahun 2005. “Hingga sekarang murid PAUD Melati mencapai sekitar 40 orang, termasuk TPA dan TPQ. Murid-murid kami sebagian besar anak tentara, karena letak PAUD yang bertetangga dengan kompi. Tenaga pengajarnya ada enam orang, termasuk saya sebagai pengelola,” papar Mariana.
Diakuinya, para pengajar PAUD yang bekerja membina anak-anak balita tersebut adalah orang-orang yang ikhlas memberikan tenaganya walaupun diberikan upah yang sedikit. “Karena yang mengajar hanya mendapatkan gaji yang diambil dari SPP anak setiap bulannya, itu juga tidak tetap. Sehingga mereka yang mengajar di sini memang merupakan jiwa yang penuh keikhlasan,” tutur Mariana bangga.
Beberapa faktor yang menjadikan PAUD Melati memenangkan perlombaan, salah satunya menerapkan sistem pengajaran menggunakan metode yang berkaitan merangsang motorik anak-anak usia 2-5 tahun. Misalnya melalui APE (alat permainan edukatif). Merangsang motorik halus tidak menghabiskan cukup banyak tenaga. Bisa juga dengan alat peraga, seperti menggunakan origami kemudian digambar ke kertas.
“Bahan-bahannya pun tidak harus mahal-mahal seperti pelepah pisang dan kates (papaya). Kami juga memiliki kebun terung, cabai, kacang panjang, jadi anak-anak bisa melihat,” kata ibu dua anak ini.
Di PAUD Melati ini, Mariana kembali mengatakan, juga menerapkan sistem belajar dengan bermain. “Hanya saja saat ini, alat permainan di luar ruangan masih sangat terbatas. Kami juga mengajarkan anak-anak sebanyak mungkin angka dan warna. Ini untuk menarik baca anak pada gambar disertai dengan tulisan,” jelas Mariana.
Keterlibatan PAUD Melati Sanggau dengan program BKKBN diakui wanita berkerudung ini, dimulai sejak tahun 2009. Bantuan awal berupa kantong wasiat BKB dari BKKBN. Setelah dilakukannya beberapa pertemuan yang terdiri dari Integrasi KS-BKB, konsep diri ibu, peran ibu dalam pendidikan balita, dan proses tumbuh kembang anak balita.
“Saya melihat BKB dari sebelum PAUD pendidikan ibu dan anak. Selama ini dinas pendidikan membuka PAUD sementara BKKBN membuka BKB. Di sini, kami sebulan sekali memanggil orang tua, untuk mendorong dan memotivasi orang tua untuk merangsang dan menumbuhkembangkan anak,” katanya.
Mariana menerangkan, pendidikan anak untuk di BKB terdapat tujuh kecerdasan, motorik kasar dan halus, menolong diri, untuk melatih sosialnya. Memberikan latihan kepada orang tua. Perkembangan otak juga diberitahukan agar orangtua dapat merangsang anak. Meski demikian, Mariana kembali mengakui, dalam perlombaan yang dilaksanakan, untuk PAUD Melati memiliki banyak ketinggalan dari segi teknologi dan sarana pendukung teknologi yang masih terbatas. Namun, menyiasatinya, Mariana menonjolkan potensi luar ruangan, dengan belajar melalui permainan tadi. Misalnya meraba daun ubi yang bertekstur, dengan tangan. PAUD Melati Kabupaten Sanggau juga memberikan orang tua pembinaan melalui kelompok BKB. Tentang bagaimana mendidik dan mengasuh anak-anak.
Harapannya kepada pemerintah, diutarakan Mariana, salah satunya agar BKB terintegrasi ke posyandu dan TPA. Selain itu agar kader diperhatikan sehingga memotivasi guru-guru untuk meningkatkan kinerjanya termasuk guru PAUD dan BKB di kampung-kampung untuk anak-anak dalam masa pertumbuhan emas. (dna)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar