Pontianak – Anak terlahir di dunia ini dalam keadaan suci. Jika ia terlahir
dari orang tua yang statusnya masih belum sah, maka yang salah adalah
orang tua.
“Tetapi kenyataan sekarang banyak anak menjadi korban orang tua yang
tidak bertanggung jawab. Yang jadi permasalahan, jika anak di luar nikah
dan orang tuanya tidak jelas akan berpengaruh pada administrasi,” kata
Isyatul Mardiyati MPsi, psikolog anak kepada Equator, Senin (27/2).
Menurut Isyatul, anak yang lahir harus dibuatkan akta kelahirannya. Jika tidak, maka akan mendapatkan masalah ketika ia mau masuk sekolah. “Dalam hal ini harus dipikirkan nasib anak. Orang tuanya yang mesti memperjelas statusnya dengan cara menikah,” kata dia.
Dijelaskannya, ketika anak masih kecil mungkin masih belum terlalu bermasalah karena belum mengerti. Apalagi kalau kedua orang tuanya masih tetap bersatu dengan memperjelas statusnya melalui pernikahan sehingga anak tetap bisa terawat dengan baik.
Namun, ujar dia, yang jadi permasalahan jika anak di luar nikah dan orang tuanya tidak jelas. “Tentu hal itu akan berpengaruh pada anak. Si anak mencari identitas dirinya,” paparnya.
Kemudian jika kedua orang tuanya berpisah, maka lahirlah istilah single parents. Dampaknya akan terjadi ketidakseimbangan pola asuh pada anak dalam pertumbuhan anak pada masa identifikasi. “Misalnya seorang anak laki-laki, kecenderungannya mencontoh bapaknya. Jika bapaknya tidak ada maka akan berpengaruh pada pertumbuhan anak,” kata Isyatul. (kie)
Menurut Isyatul, anak yang lahir harus dibuatkan akta kelahirannya. Jika tidak, maka akan mendapatkan masalah ketika ia mau masuk sekolah. “Dalam hal ini harus dipikirkan nasib anak. Orang tuanya yang mesti memperjelas statusnya dengan cara menikah,” kata dia.
Dijelaskannya, ketika anak masih kecil mungkin masih belum terlalu bermasalah karena belum mengerti. Apalagi kalau kedua orang tuanya masih tetap bersatu dengan memperjelas statusnya melalui pernikahan sehingga anak tetap bisa terawat dengan baik.
Namun, ujar dia, yang jadi permasalahan jika anak di luar nikah dan orang tuanya tidak jelas. “Tentu hal itu akan berpengaruh pada anak. Si anak mencari identitas dirinya,” paparnya.
Kemudian jika kedua orang tuanya berpisah, maka lahirlah istilah single parents. Dampaknya akan terjadi ketidakseimbangan pola asuh pada anak dalam pertumbuhan anak pada masa identifikasi. “Misalnya seorang anak laki-laki, kecenderungannya mencontoh bapaknya. Jika bapaknya tidak ada maka akan berpengaruh pada pertumbuhan anak,” kata Isyatul. (kie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar