PONTIANAK—Masalah video syur
yang diduga melibatkan Anggota DPR RI, Karolin Margret Natasa dinilai
tidak berkaitan dengan momen pemilukada gubernur dan wakil gubernur
Kalimantan Barat. Pengamat Politik dan Sosial dari Universitas
Tanjungpura, Jumadi, menilai masalah ini murni persoalan di Senayan.
“Kalau ada orang yang mengaitkannya dengan situasi politik di daerah,
itu sah-sah saja. Saya kira itu murni persoalan Senayan. Kebetulan saja
peristiwa ini memang bersamaan dengan momen pilkada di Kalbar,”
ujarnya kemarin. Apalagi, Karolin merupakan putri dari Gubernur
incumbent, Cornelis.
Selama ini, kata Jumadi, citra wakil rakyat di Senayan sudah
terlanjur menjadi buah bibir di masyarakat akibat perilaku negatif
segelintir oknumnya. Di masa lalu, telah terjadi beberapa kasus terkait
skandal seperti kasus Yahya Zaini, Max Moein dan Arifinto. Bahkan,
sempat pula diberitakan tentang penemuan kondom di sekitar Gedung DPR
RI. Namun dalam hal ini, Jumadi memilih untuk lebih mengedepankan
asas praduga tidak bersalah. Ia pun berharap agar publik tidak mudah
terprovokasi. Sebab, sejauh ini belum terbukti secara hukum bahwa
video tersebut betul-betul melibatkan anggota DPR RI asal Kalbar
sebagaimana yang diisukan.
Lantas, apakah kasus ini akan memengaruhi perolehan suara Cornelis
dalam pilgub nanti? “Secara sosial dan psikologis, sedikit banyak
kasus ini akan memberikan pengaruh, kalau betul terbukti,” katanya.
Demi kepentingan publik, ia menyarankan agar Badan Kehormatan DPR RI
bekerja cepat untuk mengusut kasus video yang diduga melibatkan
anggota DPR tersebut. Pihak kepolisian pun juga diharapkan
mengusut kasus ini secara hukum sehingga tidak menimbulkan berbagai
hujatan dan persepsi yang liar serta berkepanjangan di tengah publik.
“Kita berharap publik tidak mudah berspekulasi terkait motif,
apalagi langsung melakukan tuduhan kepada KMN atau kepada orang-orang
yang dianggap otak dari penyebaran video itu,” ujarnya.
Untuk kasus ini, Jumadi mengajak agar publik menyerahkan semuanya
kepada BK di DPR, ahli telematika dan kepolisian untuk mengusut dan
membuka tabir kebenaran dari video tersebut secara objektif dan
transparan. Sebaiknya, kata dia, pengusutan kasus ini dilakukan
secepatnya tanpa menunggu selesainya masa reses DPR. “Jangan dibiarkan
terlalu berlarut-larut. Ini untuk menghindari banyaknya penafsiran di
masyarakat,” ujarnya.
Pergunjingan Dunia Maya
Pergunjingan didunia maya soal
video syur yang pelakunya diduga Anggota DPR RI asal Kalimantan
Barat, KMN masih saja terjadi. Salah satu yang menghebohkan adalah
postingan dari pemilik akun blog Kompasiana yang bernama Ratu Adil
dengan tulisan berjudul “Ada George Toisutta Dalam Skandal Video
Porno DPR”.
Ratu Adil membawa-bawa nama Elya Muskitta, pemilik situs klikitik.net
yang menyebarkan foto mesum tersebut. Dia juga menyinggung mantan KSAD
Jenderal TNI George Toisutta yang adalah pemimpin redaksi, portal
berita indonesiarayanews.com yang pertama kali memberitakan kasus
tersebut. “Kilikitik.Net milik Elya Muskitta tercatat sebagai website
tempat dimulainya penyebaran video yang kemudian secara cepat
dijadikan berita oleh IR News digawangi George Toisutta,” ungkap dia.
Namun yang paling menganggetkan masyarakat Kalbar, Ratu Adil
mengkait-kaitkan video mesum itu dengan Pemilihan Gubernur Kalbar yang
akan digelar September tahun ini juga. Dalam analisanya dia menduga
ada kolaborasi antara Toisutta, Muskitta dan calon kuat Pilgub
Kalbar, Mayjen TNI Armyn Alianyang yang mantan Kasdam XII
Tanjungpura. “Benang merahnya dapat ditarik dari korban penyebaran
video ini yang diduga-duga adalah Karolin Margret Natasa, anak
Gubernur Kalimantan Barat Cornellis. Mencuatnya kasus video ini,
otomatis akan menggoyang pula posisi Cornellis dalam ajang Pilkada
Kalimantan Barat yang akan berlangsung tahun ini,” katanya.
Disebutkan dia, posting video Karolin di website Kilikitik.Net dilakukan
oleh seorang bernama Irvan Rismayadi melalui PT Inter Borneo Media
di Pontianak. Lalu Ratu Adil menyambungkan benang merah antara George
Toisutta dengan Armyn. Pasalnya Irvan Rismayadi juga tercatat
sebagai pemilik alamat domain www.alianyang.com. “Oleh sebab itu,
berkaitan atau tidak, keberadaan skandal Video Karolin sangat
menguntungkan rencana Amryn Alianyang untuk menggeser Cornelis,”
tegas dia.
Belakangan, analisanya tersebut dihapus dan diralatnya sendiri;
“Klarifikasi Ratu Adil Dalam Artikel Skandal Video Porno DPR”. Dia
menolak keterlibatan Ivan Rismayadi yang berarti membantah pula
keterlibatan Armyn Alianyang. “Secara data, munculnya nama ini memang
tidak dilandasi dengan data melainkan info semata,” ujarnya. “Namun
pencantuman nama tersebut menimbulkan perdebatan yang cukup pelik di
ruang publik, sehingga perlu diberikan klarifikasi dan penjelasan,”
lanjutnya.
Dia lalu mengatakan Irvan Rismayadi sebagai pengelola website semata
yang tidak berkaitan dengan skandal video porno DPR, juga bukan sebagai
pengupload video porno DPR. “Segala bangunan logika yang
menyangkutpautkan dan penyebutan nama Irvan Rismayadi dalam artikel
kemarin dapat dinyatakan gugur. Bersama ini, saya Ratu Adil bersama tim
bermaksud meminta maaf pada pihak-pihak yang terkait dan dirugikan
dengan adanya posting pada artikel sebelumnya,” ucap dia.
Sementara itu Irvan Rismayadi saat dihubungi Pontianak Post merasa
sangat tertekan dengan tuduhan pemilik akun Kompasiana, Ratu Adil. “Saya
dituduh orang macam-macam. Saya sendiri terkejut dikasih tahu kawan
ada artikel yang menyebutkan nama saya. Ini merusak nama baik saya.
Saya hanya orang biasa, pembuat web biasa atau webmaster. Tidak
mungkin saya mengupload video itu,” kata dia.
Dia menilai tuduhan tersebut sangat tidak beralasan. “Sangat dangkal
hanya dengan menggunakan logika who is domain. Pendaftaran domain
alianyang.com memang pakai nama saya. Tapi adminnya bukan saya. Ibarat
orang buat rumah, saya yang buat lalu orang lain beli dan
pengelolaannya tentu pemilik yang baru,” sebut dia. “Apalagi mau
terlibat politik dan dihubung-hubungkan dengan George Toisutta, saya
hanya orang biasa. Motor saja saya masih kredit,” imbuhnya.
Koordinator Ali Anyang Center, Bambang Widianto yang merasa jagoannya
dijelekan pun ikut-ikutan mengeluarkan bantahan di Kompasiana. Dalam
artikelnya yang berjudul; “Pembuktian Tulisan Fitnah dari Ratu Adil
Mengenai Skandal Video Porno Anggota DPR-RI”, Bambang menyebut Ratu Adil
telah menyebarkan fitnah. “Tidak atau belum ada bukti sahih bahwa
pengupload video tersebut adalah Sdr. Irvan Rismayadi melalui PT. Inter
Borneo Media. Berdasarkan informasi terbaru disebutkan bahwa
pemasang situs kilikitik.net memesan hosting tersebut dari Bandung,”
tulisnya.
Informasi ini dengan sendirinya dapat mematahkan pelaku postingan yang
dilakukan dari Pontianak. Bambang lalu menyebut bahwa keberadaan kabar
mengenai video porno ini sebenarnya telah beredar lama di kalangan
internal PDIP sebagaimana yang diakui oleh Pimpinan DPR RI, Pramono
Anung. “Jadi mengkaitkan tersebarnya video porno ini dengan black
campaign sehubungan dengan pilkada Kalimantan Barat adalah tidak
berdasar, absurd dan tendensius. Bahkan Pramono Anung sendiri
berpendapat bahwa penyebaran ini lebih terkait masalah pemerasan dan
pencemaran nama baik,” ucapnya.
Dia merasa aneh, disebutkannya Elya G Muskitta melalui situs
kilikitik.net yang didaftarkannya sendiri. Tapi kemudian Ratu Adil
menyebutkan pelaku postingan tersebut adalah Irvan Rismayadi. “Hanya
karena dia merupakan pemilik situs alianyang.com, supaya tampak
seakan-akan ada unsur black campaign dalam hal ini, sungguh merupakan
hal yang sangat menggelikan sekaligus membodohi pembaca artikelnya,”
ujar Bambang. Bambang meragukan kredibilitas dan kelayakan Ratu Adil
dalam tuduhan di artikelnya. “Semoga sang Ratu Adil kedepannya tidak
merugikan banyak orang yang tidak bersalah dikarenakan analisa
spionasenya yang tanpa didukung bukti yang sahih atau karena
(mungkin) melindungi pihak-pihak tertentu atau justru karena dipesan
pihak-pihak tertentu,” pungkasnya. (rnl/ars)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar