Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Sabtu, 28 April 2012

BK Diminta Kerja Cepat


 

   
PONTIANAK—Masalah video syur yang diduga melibatkan Anggota DPR RI, Karolin Margret Natasa dinilai tidak berkaitan dengan momen pemilukada gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Barat. Pengamat Politik dan Sosial dari Universitas Tanjungpura, Jumadi, menilai masalah ini murni persoalan di Senayan. “Kalau ada orang yang mengaitkannya dengan situasi politik di daerah, itu sah-sah saja. Saya kira itu murni persoalan Senayan. Kebetulan saja peristiwa ini memang bersamaan dengan momen pilkada di Kalbar,” ujarnya kemarin. Apalagi, Karolin merupakan putri dari Gubernur incumbent, Cornelis.

  Selama ini, kata Jumadi, citra wakil rakyat di Senayan sudah terlanjur menjadi buah bibir di masyarakat akibat perilaku negatif segelintir oknumnya. Di masa lalu, telah terjadi beberapa kasus terkait skandal seperti kasus Yahya Zaini, Max Moein dan Arifinto. Bahkan, sempat pula diberitakan tentang penemuan kondom di sekitar Gedung DPR RI.     Namun dalam hal ini, Jumadi memilih untuk lebih mengedepankan asas praduga tidak bersalah. Ia pun berharap agar publik tidak mudah terprovokasi. Sebab, sejauh ini belum terbukti secara hukum bahwa video tersebut betul-betul melibatkan anggota DPR RI asal Kalbar sebagaimana yang diisukan.

    Lantas, apakah kasus ini akan memengaruhi perolehan suara Cornelis dalam pilgub nanti? “Secara sosial dan psikologis, sedikit banyak kasus ini akan memberikan pengaruh, kalau betul terbukti,” katanya. Demi kepentingan publik, ia menyarankan agar Badan Kehormatan DPR RI bekerja cepat untuk mengusut kasus video yang diduga melibatkan anggota DPR tersebut.     Pihak kepolisian pun juga diharapkan mengusut kasus ini secara hukum sehingga tidak menimbulkan berbagai hujatan dan persepsi yang liar serta berkepanjangan di tengah publik. “Kita berharap publik tidak mudah berspekulasi terkait motif, apalagi langsung melakukan tuduhan kepada KMN atau kepada orang-orang yang dianggap otak dari penyebaran video itu,” ujarnya. 
Untuk kasus ini, Jumadi mengajak agar publik menyerahkan semuanya kepada BK di DPR, ahli telematika dan kepolisian untuk mengusut dan membuka tabir kebenaran dari video tersebut secara objektif dan transparan. Sebaiknya, kata dia, pengusutan kasus ini dilakukan secepatnya tanpa menunggu selesainya masa reses DPR. “Jangan dibiarkan terlalu berlarut-larut. Ini untuk menghindari banyaknya penafsiran di masyarakat,” ujarnya.

Pergunjingan Dunia Maya
Pergunjingan didunia maya soal video syur yang pelakunya diduga Anggota DPR RI asal Kalimantan Barat, KMN masih saja terjadi.  Salah satu yang menghebohkan adalah postingan dari pemilik akun blog Kompasiana yang bernama Ratu Adil dengan tulisan berjudul “Ada George Toisutta Dalam Skandal Video Porno DPR”.

Ratu Adil membawa-bawa nama Elya Muskitta, pemilik situs klikitik.net yang menyebarkan foto mesum tersebut. Dia juga menyinggung mantan KSAD Jenderal TNI George Toisutta yang adalah pemimpin redaksi, portal berita indonesiarayanews.com yang pertama kali memberitakan kasus tersebut. “Kilikitik.Net milik Elya Muskitta tercatat sebagai website tempat dimulainya penyebaran video yang kemudian secara cepat dijadikan berita oleh IR News digawangi George Toisutta,” ungkap dia.

Namun yang paling menganggetkan masyarakat Kalbar, Ratu Adil mengkait-kaitkan video mesum itu dengan Pemilihan Gubernur Kalbar yang akan digelar September tahun ini juga. Dalam analisanya dia menduga ada kolaborasi antara Toisutta, Muskitta dan calon kuat Pilgub Kalbar, Mayjen TNI Armyn Alianyang yang mantan Kasdam XII Tanjungpura. “Benang merahnya dapat ditarik dari korban penyebaran video ini yang diduga-duga adalah Karolin Margret Natasa, anak Gubernur Kalimantan Barat Cornellis. Mencuatnya kasus video ini, otomatis akan menggoyang pula posisi Cornellis dalam ajang Pilkada Kalimantan Barat yang akan berlangsung tahun ini,” katanya.

Disebutkan dia, posting video Karolin di website Kilikitik.Net dilakukan oleh seorang bernama Irvan Rismayadi melalui PT Inter Borneo Media di Pontianak. Lalu Ratu Adil menyambungkan benang merah antara George Toisutta dengan Armyn. Pasalnya Irvan Rismayadi juga tercatat sebagai pemilik alamat domain www.alianyang.com. “Oleh sebab itu, berkaitan atau tidak, keberadaan skandal Video Karolin sangat menguntungkan rencana Amryn Alianyang untuk menggeser Cornelis,” tegas dia.

Belakangan, analisanya tersebut dihapus dan diralatnya sendiri; “Klarifikasi Ratu Adil Dalam Artikel Skandal Video Porno DPR”. Dia menolak keterlibatan Ivan Rismayadi yang berarti membantah pula keterlibatan Armyn Alianyang. “Secara data, munculnya nama ini memang tidak dilandasi dengan data melainkan info semata,” ujarnya. “Namun pencantuman nama tersebut menimbulkan perdebatan yang cukup pelik di ruang publik, sehingga perlu diberikan klarifikasi dan penjelasan,” lanjutnya.   

Dia lalu mengatakan Irvan Rismayadi sebagai pengelola website semata yang tidak berkaitan dengan skandal video porno DPR, juga bukan sebagai pengupload video porno DPR. “Segala bangunan logika yang menyangkutpautkan dan penyebutan nama Irvan Rismayadi dalam artikel kemarin dapat dinyatakan gugur. Bersama ini, saya Ratu Adil bersama tim bermaksud meminta maaf pada pihak-pihak yang terkait dan dirugikan dengan adanya posting pada artikel sebelumnya,” ucap dia.

Sementara itu Irvan Rismayadi saat dihubungi Pontianak Post merasa sangat tertekan dengan tuduhan pemilik akun Kompasiana, Ratu Adil. “Saya dituduh orang macam-macam. Saya sendiri terkejut dikasih tahu kawan ada artikel yang menyebutkan nama saya. Ini merusak nama baik saya. Saya hanya orang biasa, pembuat web biasa atau webmaster. Tidak mungkin saya mengupload video itu,” kata dia.

Dia menilai tuduhan tersebut sangat tidak beralasan. “Sangat dangkal hanya dengan menggunakan logika who is domain. Pendaftaran domain alianyang.com memang pakai nama saya. Tapi adminnya bukan saya. Ibarat orang buat rumah, saya yang buat lalu orang lain beli dan pengelolaannya tentu pemilik yang baru,” sebut dia. “Apalagi mau terlibat politik dan dihubung-hubungkan dengan George Toisutta, saya hanya orang biasa. Motor saja saya masih kredit,” imbuhnya.

Koordinator Ali Anyang Center, Bambang Widianto yang merasa jagoannya dijelekan pun ikut-ikutan mengeluarkan bantahan di Kompasiana. Dalam artikelnya yang berjudul; “Pembuktian Tulisan Fitnah dari Ratu Adil Mengenai Skandal Video Porno Anggota DPR-RI”, Bambang menyebut Ratu Adil telah menyebarkan fitnah. “Tidak atau belum ada bukti sahih bahwa pengupload video tersebut adalah Sdr. Irvan Rismayadi melalui PT. Inter Borneo Media. Berdasarkan informasi terbaru disebutkan bahwa pemasang situs kilikitik.net memesan hosting tersebut dari Bandung,” tulisnya.

Informasi ini dengan sendirinya dapat mematahkan pelaku postingan yang dilakukan dari Pontianak. Bambang lalu menyebut bahwa keberadaan kabar mengenai video porno ini sebenarnya telah beredar lama di kalangan internal PDIP sebagaimana yang diakui oleh Pimpinan DPR RI, Pramono Anung.  “Jadi mengkaitkan tersebarnya video porno ini dengan black campaign sehubungan dengan pilkada Kalimantan Barat adalah tidak berdasar, absurd dan tendensius. Bahkan Pramono Anung sendiri berpendapat bahwa penyebaran ini lebih terkait masalah pemerasan dan pencemaran nama baik,” ucapnya.

Dia merasa aneh, disebutkannya Elya G Muskitta melalui situs kilikitik.net yang didaftarkannya sendiri. Tapi kemudian Ratu Adil menyebutkan pelaku postingan tersebut adalah Irvan Rismayadi. “Hanya karena dia merupakan pemilik situs alianyang.com, supaya tampak seakan-akan ada unsur black campaign dalam hal ini, sungguh merupakan hal yang sangat menggelikan sekaligus membodohi pembaca artikelnya,” ujar Bambang. Bambang meragukan kredibilitas dan kelayakan Ratu Adil dalam tuduhan di artikelnya. “Semoga sang Ratu Adil kedepannya tidak merugikan banyak orang yang tidak bersalah dikarenakan analisa spionasenya yang tanpa didukung bukti yang sahih atau karena (mungkin) melindungi pihak-pihak tertentu atau justru karena dipesan pihak-pihak tertentu,” pungkasnya. (rnl/ars)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar