Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Senin, 31 Desember 2012

Harga Pupuk Subsidi Melonjak

Bengkayang - Tingginya biaya angkut dan buruh menjadi penyebab melonjaknya harga pupuk bersubsidi di Kabupaten Bengkayang. Anehnya lagi, pupuk bersubsidi sempat menghilang di pasaran.
B Petrus Diaz, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bengkayang mengatakan, beberapa bulan terakhir pupuk bersubsidi jenis urea hilang di pasaran. Sehingga menimbulkan keresahan bagi petani yang membutuhkan.
"Masyarakat mengenal pupuk urea bersubsidi hanya Sriwijaya saja, tetapi sebenarnya ada juga dari Kaltim. Kini pupuk bersubsidi diambil oleh Kaltim. Sebenarnya akhir September pupuk bersubsidi normal, namun masih saja ditemukan kelangkaan pupuk yang bersubsidi," keluh Plt Kadis Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang ditemui di ruang kerjanya.
Pemerintah mengadakan pupuk subsidi sebenarnya untuk rakyat kecil, tetapi kenyataan di lapangan pupuk bersubsidi untuk sawit. Ia mengakui, banyak laporan yang datang padanya bahwa pupuk bersubsidi banyak dilarikan ke perusahaan perkebunan sawit.
"Tetapi sekarang kita bersyukur dengan telah dikeluarkannya SK Gubernur Kalbar tentang kuota pupuk bersubsidi. Untuk Kabupaten Bengkayang, ada dua distributor resmi pupuk bersubsidi yakni Mitra Tani Dan Pendi Group," beber mantan Camat Capkala dan Siding ini, kemarin.
Diaz menjelaskan, para distributor resmi dapat menunjuk langsung agen untuk menjual pupuk bersubsidi. Selain itu tingginya harga pupuk urea bersubsidi dikarenakan biaya angkutan dan buruh yang menjadi permasalahan di Kabupaten Bengkayang. Kos keduanya yang besar dan dibebankan ke barang, wajar harga pupuk subsidi melonjak.
Saat barang datang ke Bengkayang, para kios atau pengecer tidak memiliki tenaga sehingga menyewa buruh. Untuk menggantikan uang upah buruh, mereka membebankan ke barang atau pupuk urea bersubsidi tersebut. Sama halnya dengan angkutan, jarak yang jauh dan jalan kabupaten banyak yang rusak berat sampai ke tujuan sehingga ongkos angkutan mahal.
Yadi, warga Desa Belimbing Kecamatan Lumar mengungkapkan, tiga bulan lalu dirinya rugi besar dikarenakan jagung yang ia tanam tidak dipupuk. Pupuk urea baik itu yang bersubsidi maupun tidak hilang di pasaran. Padahal petani seperti dirinya sangat membutuhkan pupuk supaya jagung yang ditanam subur.
"Berapa pun harganya, petani mau membeli asalkan barangnya ada. Di Bengkayang harga pupuk urea bersubsidi berkisar 90 ribu rupiah per karung di kios dan pengecer. Sedangkan di Kecamatan Lumar berkisar Rp 100 ribu sampai 130," ungkapnya. (cah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar