Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Jumat, 22 Februari 2013

Gadis Itu Bernama Malina, Warga Dusun Aruk

Singkawang – Setelah dua hari pascaditemukan tergeletak di lapak jagung di Pasir Panjang, akhirnya identitas mayat Anak Baru Gede (ABG) itu terungkap. Namanya Malina, 17, warga Dusun Aruk RT 03/RW I, Desa Sebunga, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas.
“Identitas anak pertama dari lima bersaudara itu diketahui setelah dipastikan ayahnya, Baharuddin Riman Ismail, 52, yang bekerja di salah satu perusahaan di Sungai Kunyit, pada Selasa malam,” kata AKP Agus Nyoman Gede Junaidi, Kapolsek Singkawang Selatan melalui Kanit Rekrim Supianik ditemui di ruang kerjanya, Rabu (19/9).
Supianik mengatakan, menurut keterangan yang berhasil dikumpulkan, pada Sabtu (15/9) sekitar pukul 13.00, Malina hendak berangkat dari rumahnya di Sajingan ke Sambas. Dia pun menunggu angkutan umum, tetapi tidak kunjung datang.
Tidak beberapa lama datanglah mobil kijang yang menawarkan jasa angkutan untuk mengantar Malina ke Sambas. Tanpa pikir panjang lagi, Malina pun bersedia diantar ke Sambas menggunakan mobil kijang itu.
Hal itu dilihat istri Ketua RT setempat yang langsung mengingatkan agar keberangkatan ke Sambas dibatalkan saja. Dia menyarankan esok hari saja, apalagi harga tiketnya juga sama Rp 50 ribu dengan angkutan umum lainnya. Tetapi Malina tidak memedulikan nasihat tersebut.
Sabtu malam atau malam Minggu, Malina baru sampai di Sambas menumpang mobil kijang tersebut. Dia langsung check-in di Losmen Sederhana menggunakan KTP-nya sendiri.
Berdasarkan catatan resepsionis Losmen Sederhana itulah, diketahui Malina tiba di Sambas pada malam Minggu. Dia langsung check in (masuk) dan akan check-out (keluar) pada Minggu pagi.
Ketika Malina tiba di Losmen Sederhana itu, ayahnya menghubungi via selular untuk menanyakan kabar. “Saya tanya apa aman sampai di Sambas, dia (Malina, red) bilang aman. Ketika saya tanya dengan siapa di sana, dia tidak menjawab,” kata Baharuddin.
Selanjutnya pada Minggu (16/9) pagi, ternyata Malina tidak juga keluar dari kamar losmen yang disewa. Padahal sebelumnya, dia bilang akan check-out pagi itu juga. Hal itu membuat petugas losmen bertanya-tanya, mengapa Malina belum keluar.
Diduga masih tertidur, petugas Losmen Sederhana mendatangi kamar Malina dan memanggil-manggil serta menggedor pintunya. Tetapi tidak ada jawaban dari dalam. Hal ini pun membuat petugas curiga dan berinisiatif mendobrak pintu.
Setelah pintu berhasil dibuka, ternyata Malina tidak ada di dalam. Hanya ditemukan tasnya yang berisikan pakaian dan buku harian, KTP atas nama Malina, dan KTP atas nama seorang laki-laki. Nama dari KTP laki-laki tersebut masih dirahasiakan untuk penyelidikan lebih lanjut.
Baharuddin mengaku, ketika Minggu pagi itu, dia kembali menghubungi selular Malina, tetapi alat komunikasinya itu tidak aktif. “Lalu saya menelepon adiknya di Aruk. Kata adiknya, dia belum juga pulang. Siangnya saya telepon lagi Malina, hand phonenya masih tidak aktif, malamnya saya telepon lagi masih juga tidak aktif,” ceritanya.
Karena tidak dapat menghubungi anak sulungnya itu, Baharuddin pun tidak bisa tidur nyenyak. “Tidur jadi tidak tenang, seakan-akan saya mendengar suara Malina seperti minta tolong,” ujarnya.
Pada Senin (17/9) pagi–hari mayatnya ditemukan di lapak jagung Pasir Panjang–Baharuddin kembali menghubungi selular Malina. Sama dengan sebelumnya, alat komunikasi anak sulungnya itu tidak aktif. “Saya telepon saudara-saudaranya, untuk menanyakan kabar dia sudah pulang atau belum, tetapi dijawab belum pulang,” kata Baharuddin.
Di tengah kerisauan hatinya yang tidak dapat menghubungi anaknya itu, pada Selasa (18/9), seorang anggota Polsek Sungai Kunyit datang ke perusahaan tempat Baharuddin bekerja. Polisi itu hendak menyelidiki suatu kasus.
Dalam penyelidikannya itu, polisi tersebut berbincang-bincang dengan beberapa warga. Tiba-tiba salah seorang warga menyeletuk kalau sehari sebelumnya ditemukan mayat di Pasir Panjang.
Celetukan warga itu didengar Baharuddin dan dia pun menanyakan ciri-ciri dari mayat yang ditemukan di Pasir Panjang itu. Dia pun disarankan untuk ke Polsek Sungai Kunyit untuk mendapatkan penjelasan.
Setelah mendapatkan ciri-cirinya, Baharuddin masih belum yakin kalau mayat yang dimaksudkan itu merupakan anaknya. Untuk memastikan Polsek Sungai Kunyit menyarankannya bertanya ke Polsek Singkawang Selatan.
Hari itu juga, Baharuddin berangkat dan sekitar pukul 23.00, barulah tiba di Polsek Singkawang Selatan. Dia pun mendapatkan ciri-ciri yang mendetail mengenai mayat yang ditemukan di Pasir Panjang itu. “Kalau dilihat dari ciri-cirinya memang itu anak saya, tetapi mengapa mukanya bengkak (setelah melihat fotonya, red),” katanya.
Dikarenakan masih belum yakin seratus persen, anggota Polsek Singkawang Selatan pun menyarankan agar Baharuddin ke RSUD Abdul Aziz untuk melihat langsung mayat tersebut agar lebih jelas.
Setibanya di kamar mayat RSUD dan melihat langsung jenazah anaknya, barulah Baharuddin benar-benar yakin kalau itu anaknya, Malina yang tidak bisa dihubunginya dalam dua hari terakhir.
Dari keterangan Baharuddin itulah, Polsek Singkawang Selatan berkoordinasi dengan polisi di Sambas untuk crosscheck, misalnya mengenai Losmen Sederhana yang disebutkan dan lainnya.
Polsek Singkawang Selatan juga membentuk tim untuk menyelidiki beberapa orang yang kemungkinan berkaitan dengan penemuan mayat Malina, misalnya KTP atas nama laki-laki, sopir kijang, dan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar