Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Selasa, 06 Desember 2011

Kos & Rumah Lokasi Favorit Seks Pranikah


Sebanyak 39 persen remaja berusia 15-19 tahun telah melakukan hubungan seks.

SELASA, 6 DESEMBER 2011, 12:54 WIB
Sebuah survei mengenai perilaku seksual generasi muda di Indonesia baru-baru ini menyingkap beberapa hal yang mengejutkan. Survei menemukan, sebanyak 39 persen seks di luar nikah dilakukan anak baru gede (ABG), dengan usia 15-19 tahun.
Sisanya, 61 persen mengaku aktif berhubungan seks di usia 20-25 tahun. Sedangkan rata-rata hubungan seks pertama kali kalangan muda Indonesia terjadi pada usia 19 tahun.
Jajak pendapat DKT Indonesia, produsen kondom Fiesta dan Sutra dilakukan terhadap 663 responden pria dan wanita berusia 15-25 tahun di lima kota besar, yaitu Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali pada bulan Mei 2011.

Jajak pendapat mengungkap, berdasarkan profesi, hubungan intim luar nikah paling banyak dilakukan para mahasiswa, sebanyak 31 persen. Diikuti 18 persen karyawan kantor, dan 6 persen dilakukan siswa SMA/SMP. Hubungan seks paling banyak dilakukan bersama pacar sebanyak 88 persen, sesama jenis 9 persen, dan PSK sebanyak 8 persen.

Sementara tempat favorit melakukan hubungan seksual adalah di tempat kos (74 persen), hotel/motel (68 persen) dan di rumah (72 persen) -baik di rumah sendiri (34 persen) atau di rumah pacar (29 persen). Tingginya perilaku seks di rumah maupun rumah pacar di kalangan generasi muda disinyalir akibat rendahnya pengawasan  orangtua atau yang dituakan (ibu kos).

Selain itu, bangunan tua, kuburan China, tangga apartemen, lapangan, pinggir kolam, kampus, warnet, karaoke, di pinggir jalan gerbang tol dan di lorong adalah tempat favorit lain berhubungan intim dengan pasangan luar nikah.

Todd Callahan, Country Director DKT, mengatakan, “Banyak penemuan dalam riset tentang perilaku seks kaum muda yang sangat mengkhawatirkan. Ini mengindikasikan perlu edukasi yang lebih dalam untuk lebih memahami apa perilaku yang tak aman dan aman dan bagaimana mereka dalam melindungi diri dan pasangan dari risiko infeksi HIV dan infeksi menular seksual lainnya, kalau mereka berhubungan intim," katanya di Jakarta.

Zoya Amirin, psikolog seksual mengatakan, ada dua hal pemahaman dalam hal seksual yang berkembang di Indonesia. "Seks dianggap sesuatu yang tabu atau sebagai olok-olokan vulgar yang cabul. Tetapi, melihat fakta dan data ini, kita sudah tidak bisa lagi menganggap seks adalah hal yang tabu untuk dibahas di lingkungan keluarga sekalipun."

Kemajuan teknologi, katanya, membuat remaja dan anak muda ini dapat mengakses informasi seks dari berbagai sumber. Itulah sebabnya pendidikan seks yang tepat dilakukan sedini mungkin untuk mencegah remaja dan kaum muda mendapatkan informasi yang salah dari sumber-sumber yang tidak jelas.

"Pesan saya, masyarakat lebih terbuka tentang perilaku seksual. Hanya melalui keterbukaan ini kita dapat memulai memperbaiki masalah seperti ancaman HIV/AIDS, aborsi yang tidak aman, dan pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali.” (umi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar