Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Rabu, 23 Mei 2012

UN Bukan Momok Menakutkan

Membicarakan Ujian Nasional (UN) memang tidak ada habisnya. Untuk menghadapi UN seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap sekolah berlomba menambah jam pelajaran bagi siswa. Bila perlu menggandeng lembaga bimbingan belajar agar para siswanya sukses UN.
Pola menghadapi UN seperti itu tidak lagi mengejutkan. Setiap tahun selalu ditemukan pola-pola serupa. Apa yang sering dilakukan pihak sekolah pada jenjang SMP/sederajat dan SMA/sederajat, kini juga diikuti sekolah-sekolah di jenjang SD.
Namun bukan berarti pelaksanaan UN berlangsung tanpa kendala. Sebab ada saja niat curang yang dilakukan pihak sekolah. Mungkin kita masih ingat pelaksanaan UN SMA di Sekadau lalu.
Di mana kepsek salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) melalui satpam, berupaya menyuap petugas kepolisian yang mengawal dan menjaga soal-soal UN. Tujuannya tak lain, supaya sang petugas bisa diajak “kerja sama” membocorkan soal UN pada peserta. Entah setan apa yang sedang bergelantungan di benak sang kepsek hingga mau berniat nekat seperti itu.
Bagi sebagian orang, pelaksanaan UN mungkin menjadi momok yang menakutkan. Namun pelaksanaan UN sedianya dilakukan secara jujur. Karena pada hakikatnya UN bertujuan mengevaluasi proses belajar-mengajar yang berlangsung di sekolah.
Bila siswa memahami setiap mata pelajaran yang diberikan guru, sudah barang tentu tidak ada lagi yang perlu ditakutkan. Tidak perlu ada lagi cerita seperti di atas.
Begitu juga dengan pelaksanaan UN tingkat SD yang akan digelar 7 hingga 9 Mei 2012, tentu tidak kalah penting dengan pelaksanaan UN tingkat SMP dan SMA. Karena UN tingkat SD merupakan fondasi dasar dalam mencerdaskan bangsa. Sehingga pelaksanaan UN tingkat SD menjadi sangat penting dilaksanakan, lantaran berkaitan dengan masa depan siswa.
Memang untuk memperoleh nilai rata-ratanya minimal harus 5,5 bukan hal mudah. Namun 90.856 siswa SD se-Kalbar harus bertarung dengan jujur. Begitu juga dengan guru yang selama ini memberikan mereka bimbingan untuk memahami mata pelajaran.
Siswa maupun guru jangan pernah berpikir atau sampai melakukan kecurangan hanya untuk mendapatkan hasil terbaik. Sebab sikap curang yang dilakukan siswa SD yang rata-rata berusia belia, hanya menanamkan nilai negatif terhadap peserta didik.
Karena yang perlu dilakukan sekarang, bagaimana memberikan motivasi terhadap seluruh peserta UN tingkat SD hingga bisa menyelesaikan setiap soal-soal yang diujikan. Sebab keberhasilan UN tidak hanya bergantung pada segelintir guru dan siswa semata.
Orang tua murid juga memiliki peran penting memberikan semangat pada anak bahwa mereka pasti bisa menyelesaikan soal-soal yang diujikan. Ringankan beban mereka, bukan malah tidak diacuhkan. Bila memang perlu bangun komunikasi dengan wali kelas. Langkah ini penting untuk mengetahui perkembangan anak. Bila semua langkah itu dilakukan, insya Allah UN tidak lagi menjadi momok bagi siswa. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar