Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Rabu, 22 Agustus 2012

Para Pemilih pun Galau

Suara Sambas Terpecah Belah
Burhanuddin A Rasyid-Fathan A Rasyid
ZMS
Sambas – Kentalnya silaturahmi warga saat merayakan Idulfitri 1433 H di Sambas nyaris diwarnai obrolan politik dengan topik pertarungan abang-adik antara Ir H Burhanuddin A Rasyid versus Drs H Fathan A Rasyid.
Masyarakat berbagi cerita, ternyata tidak semua bangga lantaran abang dan adik itu maju sekaligus sebagai calon Wakil Gubernur Kalbar. Bahkan tak kurang yang menyesalkan karena membuat kebingungan di tengah-tengah masyarakat agamais dengan pemilih terbesar.
“Majunya dua kakak beradik Pak Burhan dan Pak Fathan sangat berpengaruh. Pengaruhnya adalah kebingungan. Meskipun peribahasa orang Sambas mendahulukan yang tua daripada yang muda kalau tidak ada pilihan lain,” ungkap Darwadi SSos I, Dosen Lembaga Pendidikan Dakwah Indonesia (LPDI) Sambas, diwawancarai Rakyat Kalbar, (19/8).
Tokoh pendidikan ini sebenarnya secara tersirat tidak ingin mengungkapkan bahwa kedua tokoh tersebut sebenarnya kurang memberikan pendidikan politik kepada masyarakat Sambas yang kritis. Menurutnya, sudahlah yang tua maju duluan mengapa harus ditimpali lagi.
“Persoalan utama adalah krisis figur yang bisa memberikan jawaban terhadap permasalahan di masyarakat kita,” tandas Darwadi.
Sehingga, lanjutnya, yang terjadi di masyarakat Sambas adalah kejenuhan dalam hal mau memilih siapa. Karena tidak ada pengaruh antara memilih maupun tidak walaupun orang lebih menghormati yang jauh berpengalaman di politik ketimbang orang yang baru terjun kemarin.
“Hal ini sering menjadi ucapan masyarakat kita. Misalnya, untuk ape kite mileh, kalak (nanti) kalau udah jadi die lupak dengan kite,” ungkapnya dengan logat Sambas yang kental.
Darwadi menyitir suara-suara di masyarakat itu bukan tidak beralasan. Karena selama ini belum ada perubahan yang signifikan seperti infrastruktur atau hal-hal yang seharusnya sudah lebih baik dibandingkan daerah lain.
“Oleh karena itu mereka menganggap memilih pemimpin itu tidak penting. Saya perhatikan dari kacamata awam, figur memang tidak memberikan jawaban terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat,” tutur Darwadi yang juga tokoh pemuda di Parit Setia Kecamatan Jawai ini.
Dia juga tidak menampik sikap apatis masyarakat dengan kenyataan tingginya golongan putih alias golput yang tidak berpartisipasi di pilkada 2007 silam dan dikhawatirkan berlanjut 20 September 2012 mendatang.
Jadi, tambahnya, permasalahannya adalah figur yang tidak bisa memberikan jawaban terhadap apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Ditambah dengan majunya kakak beradik, akan memperuncing kegalauan masyarakat.
“Majunya Pak Burhan dan Fathan ini semakin memperuncing galaunya masyarakat Kabupaten Sambas. Kebingungan semakin menjadi-jadi untuk masyarakat memosisikan diri dan memberikan dukungan kepada siapa. Belum lagi dengan munculnya calon-calon yang lain,” ujar Darwadi.
Dia melihat masyarakat juga sudah pragmatis. Orang mulai berpikir ada atau tidak yang didapat apabila figur tersebut maju dan terpilih. Berapa banyak orang yang memberi itulah yang dijadikan sosok untuk pemimpin. Walaupun secara kepribadian dan kemampuan masih jauh.
“Nah, hal itu masih kental di tengah masyarakat kita di sini. Dilihat siapa yang memberikan sumbangan paling besar. Jadi lari-larinya juga ke money politic. Karena itu money politic masih belum bisa sepenuhnya dihilangkan lantaran sikap figur itu sendiri. Hanya jelas dan tidak jelasnya saja,” kata Darwadi.
Money politik menurutnya tidak mesti berupa pemberian dalam bentuk uang, bisa saja melalui bantuan-bantuan dan sumbangan barang.
Sementara itu, Darwis, tokoh pemuda Kecamatan Salatiga mengapresiasi majunya Burhanuddin dan Fathan mewakili Kabupaten Sambas yang maju dalam Pilgub Kalbar. Artinya putra Sambas mempunyai kelebihan.
“Apalagi Pak Burhan memilih pasangan yang kuat karena sudah membaca peluangnya. Tetapi dengan majunya Fathan yang berpasangan dengan Armyn tentunya akan memecah suara yang ada di Kabupaten Sambas,” tegas Darwis kepada Rakyat Kalbar, Selasa (21/8).
Kendati dia melihat posisi Burhanuddin lebih siap dan lebih berpengalaman. Apalagi Burhan menurutnya figur yang lebih dikenal oleh orang Sambas ketimbang Fathan. “Masyarakat tidak akan bingung, karena yang terkenal adalah Pak Burhan. Saya memprediksi 80 persen suara di Sambas masih ke Pak Burhan,” katanya.
Harapan terbesar masyarakat Sambas figur terpilih mampu membenahi aspek ekonomi mulai dari pertanian, sosial, dan budaya serta infrastruktur bisa dibangun dengan benar.
“Karena sekarang pendapatan masyarakat kita masih sangat rendah. Bahkan pertumbuhan ekonomi di daerah pesisir sangat rendah sekitar 3,5 persen. Hal ini sangat berpengaruh pada pendidikan dan kesehatan,” ujarnya.

Pemilih cerdas

Sementara itu, warga Sambas di “perantauan” yang walaupun disuguhkan empat pasang cagub/cawagub, ada yang mengimbau agar memberikan hak suaranya dan cerdas dalam memilih.
“Sebagai warga negara yang baik kita harus menyalurkan hak pilih. Tentunya dengan melihat beberapa indikator siapa yang layak memimpin. Saya berharap masyarakat Sambas jangan pesimis dengan kakak beradik maju dalam pilgub ini,” ungkap Halim SKom I, warga Sambas yang tinggal di Kota Pontianak.
Kepada Rakyat Kalbar, Selasa (21/8), dia lebih menyarankan berdasarkan pengalaman politik dan pernah memimpin Kabupaten Sambas. Dia menilai Fathan orang baru di politik, begitu pula pasangannya yang baru kenal Kalbar.
“Pilihlah sesuai dengan hati nurani. Tetapi tetap mempertimbangkan kemampuannya. Siapa pun yang terpilih itulah yang terbaik karena sudah berdasarkan pilihan rakyat,” tambahnya.
Ia menegaskan, jangan sampai ada kebingungan dan golput bukan solusi karena tidak ada sikap mendukung siapa. Karena satu suara saja sangat menentukan kepemimpinan ke depan. (kie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar