Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Rabu, 22 Agustus 2012

Suara Direbut Sambas pun Golput

Burhanuddin-Fathan Faktor Penentu?

golput sambas
ZMS
Sambas – Kabupaten Sambas dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbesar jadi kolektor golongan putih (golput) di sejumlah pemilu? Diprediksi angka-angka terdahulu tak banyak berubah dengan rebutan suara figur sedarah, jumlah TKI keluar daerah dan luar negeri, dan bingung memilih pemimpin.
Ternyata Cawagub Burhanuddin A Rasyid tak gubris walaupun suaranya bakal digerus oleh adik kandungnya sendiri, Fathan A Rasyid, yang mendaftar saat last minute ke KPU Kalbar, setelah izinnya diteken Gubernur Cornelis.
“Maju sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar merupakan tekad. Saya yakin menang di basis sendiri dan sudah menjadi keharusan. Terutama mempertahankan suara Pemilihan Bupati Sambas 2001-2006 yang 74 persen itu,” kata Burhanuddin A Rasyid menjawab Rakyat Merdeka, tadi malam.
Bersikukuh dengan suara 74 persen itulah modal Bang De maju sebagai cagub dan cawagub. Karena saat pilbub lalu suara golput nyaris sedikit selain dikurangi TKI. Angka ini mau dipertahankan dan suara luar juga harus direbut.
“Artinya, saya sangat yakin suara Sambas bisa diraih, walaupun untuk full tidak mungkin. Target 80 persen insya Allah dapat diraih mengingat suara pilbup sempat mengantar saya sebagai kepala daerah dengan suara tertinggi di Indonesia,” yakinnya.
Sayangnya, Fathan A Rasyid yang dihubungi ponselnya berkali-kali tidak aktif. Karena rumors yang berkembang kini termasuk yang menebar di jejaring sosial, Fathan kerap diidentikkan pemecah suara. Atau warga Kabupaten Sambas menjadi golput karena pertarungan sedarah itu.
Terkait rumors dan isu terkait bahwa ada dua pasangan yang satu paket, ditepiskan oleh pengamat politik dari Untan Dr Zulkarnaen. Menurutnya, kalau mencoblos pasangan tertentu bermakna membantu pasangan lain dan sebaliknya, masih setakat isu.
“Namun kalau dilihat dari cerminan pilgub 2007 lalu memang ada indikasi arahnya seperti itu. Namun bagaimanapun masyarakat yang memilihnya. Kita kembalikan saja kepada masyarakat yang memilih pemimpin Kalbar,” ujar Zulkarnaen kepada Rakyat Kalbar, Selasa (14/8).
Sementara itu, apakah majunya Fathan A Rasyid dan Burhanuddin A Rasyid membuat masyarakat Sambas bingung untuk memilih atau tidak, ditanggapi berbeda oleh pengamat politik Jumadi MSi. “Masyarakat itu bukan melihat Fathan tetapi melihat Burhanuddin, soalnya dia sudah dikenal dua periode sebagai Bupati Sambas,” katanya kepada Rakyat Kalbar, kemarin.
“Memang, kalau di Sambas, golput banyak karena warga tidak ada di tempat. Mereka kerja di luar Sambas. Sementara KTP dan KK masih terdaftar. Tidak heran penduduk Sambas banyak golput,” ujar Jumadi.

Tingkatkan partisipasi

Bagaimanapun, Kabupaten Sambas adalah kantong pemilih dengan latar Islam yang sempat membuat pemilih ragu oleh berbagai fenomena. Daerah ini DPT terbesar yakni 421.207 pemilih untuk 2012 dengan 184 PPS yang menempatkan TPS sebanyak 1.111.
“Tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Sambas terlihat masih stabil, dan ini harus ada perubahan untuk suksesnya pilgub 20 September nanti,” ungkap Su’aib SPd, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Sambas kepada Rakyat Kalbar, akhir pekan lalu.
Dalam catatan KPUD Sambas, pilgub 2007 yang memilih sekitar 61.84 persen, pemilu legislatif 2009 sekitar 66.73 persen, dan pemilihan presiden 2009 berkisar 64.68 persen. Artinya, angka golput masih pada tataran di atas 30 persen bahkan nyaris 40 persen.
Banyaknya tenaga kerja asal Sambas yang bekerja di luar daerah bahkan luar negeri terutama Malaysia juga berpengaruh terhadap angka golput. Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Kabupaten Sambas Arsyad SH MSi, setiap tahun jumlah TKI ke Malaysia terus menurun.
“Tenaga kerja AKAD tahun 2009 yang sebelumnya 25.268 orang, tahun 2010 tidak terdata. Tahun 2011 menurun drastis tinggal 5.466 TKI dan 2012 hingga Juni sekitar 920 orang,” jelas Arsyad kepada Rakyat Kalbar, Senin (13/8) di Sambas.
Sedangkan untuk tenaga kerja luar daerah atau AKAN tahun 2009 berjumlah 2.111 orang, tahun 2010 berjumlah 3.356 orang, tahun 2011 berjumlah 727 orang, dan tahun 2012 berjumlah 267 orang.
“Pada Hari Raya Idulfitri tenaga kerja tersebut akan pulang, karena waktu pulang tidak bersamaan maka kita kesulitan mendatanya. Biasanya sebulan setelah Lebaran baru mereka kembali bekerja keluar negeri. Artinya ada kans mereka memberikan suaranya di PILKADA ya belum tahu,” katanya. (edo/hak)

Persentase Pencoblos di Sambas

  • Pilgub 2007 pemilih 61.84 persen.
  • Pemilu Legislatif 2009 pemilih 66.73 persen.
  • Pilpres 2009 pemilih 64.68 persen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar