Sebanyak
12 orang mengikuti seleksi calon hakim agung hari pertama, Kamis
(10/1), di Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dengan
agenda pembuatan makalah. Komisi III mulai menyeleksi 24 calon hakim
agung untuk dipilih delapan orang.
JAKARTA
- Calon hakim agung Muhammad Daming Sanusi terancam didiskualifikasi.
Hal itu dipicu soal candaan pemerkosaan saat menjalani fit and proper
test seleksi hakim agung di Komisi III DPR pada Senin (14/1/2013).
Sontak,
candaan itu menuai protes di kalangan DPR. Daming dinilai tidak
sensitif lantaran mengatakan korban dan pelaku pemerkosaan saling
menikmati. Namun, saat Daming melontarkan candaannya itu, anggota Dewan
justru tertawa.
Apa
alasan para wakil rakyat itu tertawa, dan bukannya menegur Daming?
Anggota Komisi III dari Fraksi PKS Buchory Yusuf berkilah bahwa tertawan
hanyalah bentuk spontanitas dari para anggota Dewan. "Dia ingin melucu,
candaannya efektif, tapi dilihat dari konten candaan itu tidak tepat
karena diucapkan seorang pejabat negara," imbuh Buchory.
Saat
ditanyakan anggapan bahwa sikap Dewan justru terkesan meremehkan kasus
pemerkosaan, Buchory membantahnya. Ia meminta agar masyarakat memahami
situasi dan kondisi rapat saat itu. "Lihat suasana batin teman-teman di
komisi III. Tertawa tidak berarti setuju," kilahnya.
Ia
melanjutkan, respon tertawa itu bukanlah menggambarkan sikap secara
utuh seorang anggota DPR. Ia lagi-lagi berdalih bahwa ketika itu anggota
Komisi III tidak dalam kondisi sadar.
Seperti
diberitakan, Daming membuat pernyataan kontroversial dalam fit and
proper test hakim agung di Komisi III DPR pada Senin (14/1/2013) ini.
Daming melontarkan jawaban "nyeleneh" saat ditanyakan hukuman mati bagi
pelaku pemerkosaan.
"Bagaimana
menurut anda, apabila kasus perkosaan ini dibuat menjadi hukuman mati?"
tanya Anggota Komisi III dari Fraksi PAN, Andi Azhar ketika itu kepada
Daming.
Daming
pun langsung menjawab, "Yang diperkosa dengan yang perkosa ini
sama-sama menikmati. Jadi harus pikir-pikir terhadap hukuman mati."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar