BOGOR- Suasana duka
masih pekat menyelimuti kediaman pasangan Supriatna (43) dan Suminarti
(40) di Jalan Pancasan Atas, RT 01/06, Kelurahan Pasirjaya, Kecamatan
Bogor Barat, kemarin. Keluarga ini baru saja kehilangan anak gadisnya,
Maudila Sujayanti (15), dengan cara yang tidak wajar.
Dila-sapaannya- didapati kolaps setelah dicekoki minuman keras sewaktu
berkaraoke ria bersama teman barunya, akhir pekan lalu (27/4). Remaja
yang sempat menjadi gadis sampul di sebuah majalah nasional ini kemudian
dibawa ke Rumah Sakit Salak, Jalan Jendral Sudirman, untuk mendapatkan
pertolongan. Nahas, sehari berselang (29/4), nyawa Dila tak
terselamatkan.
“Jumat (27/4) itu, sepulang sekolah, Dila telpon saya meminta izin untuk
bermain ke rumah temannya. Namun, sampai larut malam, dia tak mengabari
lagi. Telepon saya nggak diangkat dan sms juga nggak dibalas,” jelas
Suminarti kepada Radar Bogor.
Keesokan harinya (28/4), Suminarti mendapati anak bungsunya ini pulang
dengan keadaan sakit. Sebelum membawanya ke rumah sakit, ibu dua anak
ini sempat menginterogasi Dila. Sambil meringis kesakitan, Dila
menceritakan semua yang dialaminya.
“Dia bercerita bahwa sore itu diajak teman barunya, Deni berkaraoke di
kawasan Merdeka. Karena takut jika hanya pergi sendirian, Dila mengajak
temannya, Mega,” ulasnya.
Sesampainya di tempat karaoke, Dila disuguhkan dua botol minuman keras
impor. Belum lama bercengkerama, Deni rupanya mengajak temannya Shodikin
alias Diki alias Capung untuk datang bergabung.
“Sesudah berkumpul, si Deni malah pergi meninggalkan mereka bertiga.
Saat itulah Diki menuangkan minuman keras tersebut untuk diminum
bersama-sama. Namun karena anak saya tidak biasa minum, dia hanya minta
dibelikan softdrink,” lanjut Suminarti.
Setelah dibelikan softdrink, Diki yang merupakan seorang pegawai negeri
sipil (PNS) di Jakarta ini malah kesetanan mencekoki Dila dan Mega
dengan miras. “Mereka menghabiskan dua botol minuman keras. Anak saya
langsung muntah-muntah di tempat itu,” kata Suminarti.
Diki kemudian membawa Dila ke sebuah hotel di Jalan Sholeh Iskandar,
Kecamatan Tanahsareal. Saat itu, Mega menolak untuk ikut. Dila kemudian
temannya yang lain yakni Armi untuk ikut bersamanya. Sesampainya di
hotel, korban terus kesakitan. Diki pun panik dan sempat memanggil
paranormal untuk menenangkan korban. Setelah itu, Dila diantar pulang ke
rumah.
“Saya pun langsung melarikan Dila ke Rumah Sakit Salak. Dokter menyebut
Dila keracunan. Akhirnya Minggu (30/4) sekitar pukul 11:00, anak saya
meninggal," ungkapnya sedih.
Dengan peristiwa itu, Supriatna dan Suminarti sepakat membawa masalah
ini ke Mapolres Bogor Kota. Suminarti juga rela jasad anaknya diautopsi
ulang. “Saya hanya ingin mengetahui dengan pasti kematian anak saya.
Kalau perlu makamnya dibongkar untuk diautopsi,” pintanya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Kapolresta Bogor Kota, AKP Iman Imanuddin
mengatakan, pihaknya akan segera menyelidiki kasus ini. Termasuk
memanggil Diki dan Deni yang diduga sengaja mengajak korban untuk
bermabuk-mabukan. “Kami sudah menerima laporan dari keluarga korban. Dan
saat ini, kami sedang mendalaminya,” singkat Iman. (yus)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar