Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Senin, 28 Mei 2012

Sales Marketing Menjerit

Konsumen Dipaksa Bayar 30 Persen

Pontianak – Para sales marketing sepeda motor mulai putar otak bagaimana mengatasi anjloknya penjualan dengan peraturan Bank Indonesia dan Permenkeu perihal uang muka 20-25 persen kredit sepeda motor.
“Target penjualan akan merosot, bahkan kita akan kesulitan memasarkan sepeda motor dengan DP 25 persen. Ini akan terasa berat sebelum ada surat edaran BI,” ungkap Eka, 35, marketing salah satu perusahaan multifinace, kemarin.
Penjualan akan menurun drastis. Dan tentu saja penghasilan akan melorot ke titik terendah. “Kebijakan DP 25 persen itu sangat berpengaruh. Semua marketing saya rasa sama, berteriak atas kebijakan ini. Apalagi sekarang ini persaingan penjualan semakin ketat,” katanya.
Menurutnya, penjualan motor setiap tahun dikategorikan meningkat, terutama jenis motor dengan tipe matic dan versi terbaru dari beberapa produk yang ada. Namun dirasakan sangat sulit meningkatkan target penjualan karena banyaknya permintaan serta promosi masing-masing marketing yang disampaikan kepada para customer beragam cara.
Persaingan sangat ketat, sehingga masing-masing marketing harus memiliki trik tersendiri untuk mendapatkan customer. Meskipun dengan DP yang terendah, antara sulit dan tidak sulit mendapatkan pelanggan.
“Kalau kebijakan BI dengan DP 25 persen harus diterapkan, saya pesimis marketing akan mudah mendapatkan keuntungan. Karena pelanggan juga pastinya akan berkurang,” katanya tenaga marketing yang sudah lima tahun berkecimpung di penjualan motor itu.
Edaran BI, disebutnya sebagai kebijakan yang sangat menyulitkan pihak marketing. Sebab selama lima tahun ini masyarakat sudah terbiasa dengan DP yang hanya Rp 500 ribu sudah bisa membawa kendaraan pulang.
“Bayangkan bagaimana beratnya mereka membayar, apalagi para costumer yang rata-rata mereka berkemampuan kurang. Mau Honda, Yamaha, Suzuki, atau apa pun mereknya, tidak pengaruh, semuanya sama,” jelasnya.
Eka mengakui, meski berat, namun tim marketing sudah memiliki trik dan langkah-langkah yang tepat agar konsumen tetap merasa ringan dalam mengangsur dan tetap mendapatkan kemudahan mendapatkan motor seperti sebelum kebijakan yang BI keluarkan.
“Kalau dari kami tentu masih menjadi rahasia, namun saya yakin, kami tetap mencarikan solusi agar masyarakat tidak merasa berat mendapatkan motor meski dengan cara kredit,” katanya.
Senada, Ahmad Tauhid, marketing salah satu dealer mengaku kebijakan BI tidak saja memberatkan tetapi berpengaruh terhadap penjualan motor di seluruh Indonesia. Dengan mengeluarkan uang muka 25 persen, artinya para konsumen dipaksa untuk membayar 30 persen dari total penjualan.
“Sementara para konsumen yang sebelumnya mengetahui mudah dan cepat mendapatkan motor dengan harga DP murah, pastinya akan berpikir ulang. Untuk finance sendiri, punya banyak pertimbangan apakah para konsumen layak atau tidak untuk disetujui mendapatkan kendaraan dengan analisis terlebih dahulu,” sesal Ahmad.
Ahmad berharap BI dan pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut. “Permintaan motor memang banyak, tetapi karena persaingan tinggi dan ketat, keuntungan hanya sedikit. Itu dengan DP yang murah, bagaimana dengan DP 25 persen, pasti menurun penjualan kami,” tuturnya.
Meski belum mengetahui kebijakan BI akan DP 25 persen untuk kredit motor, Hamdy, 45, yang mengaku memiliki dua motor dengan sistem kredit menyesalkan keputusan BI yang dianggap memberatkan masyarakat.
“Saya punya dua motor untuk anak-anak karena awalnya mendapatkan motor dengan DP yang sangat ringan. Kalau DP 25 persen, pastilah tidak ada yang berani beli motor kredit karena memberatkan,” ungkap PNS, ayah dua anak yang butuh motor ini. (dna)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar