Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Jumat, 13 Juli 2012

Genderang Perang Ditabuh

Pangsa Pasar, Raup Suara, hingga Ubah Mindset

ilustrasi pilgub kalbar
ZMS
Pontianak – Genderang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalbar 2012 pun ditabuh. Tiga kandidat sudah menyatakan siap bertarung merebut hati rakyat. Cornelis, Tambul Husin, dan Morkes punya andalan.
“Fisik masih kuat, partai mendukung dan rakyat juga mendukung, apa salahnya maju. Kenapa kita tidak manfaatkan sisa-sisa hidup kita ini untuk orang banyak,” ungkap Cornelis kepada Rakyat Kalbar di kediamannya, Minggu (8/7) sore.
Dengan gaya tegasnya dan suara yang tetap lantang, Cornelis mengaku bukan semata-mata untuk mengejar kekuasaan. Karena selama ini Kalbar selalu diurus orang lain, yang terkadang tidak paham bagaimana kondisi masyarakat. Kadang-kadang blakblakan tetapi takut melecehkan dan lain sebagainya.
“Kalau kita bicara itu untuk rakyat Kalbar, itu apa adanya. Senang tidak-senang itulah kita punya. Kalau kita mau maju, kita harus tahu kekurangan, kelemahan, dan kelebihan yang ada,” tegas Cornelis.
Gubernur Kalbar yang segera mengakhiri periode pertama jabatannya ini merasa harus terbuka. Kalau orang lain itu hanya basa-basi doang. Mau ngomong blakblakan takut dianggap menghina dan bisa membuat orang lain tersinggung.
“Kalau saya kan tidak. Jika memang kurang, kenapa harus kita tutupi dan bilang bagus. Kemudian, jika memang bagus kenapa tidak kita tingkatkan supaya lebih bagus lagi,” tuturnya.
Bicara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dikritisi lawan politiknya, Cornelis bertanya daerah mana yang paling rendah. Dia akan menegur langsung bupati yang harus serius menangani daerahnya.
“Jangan hanya kita kalut menyalahkan orang. Kita bersaing secara terbuka. Di bidang ekonomi, orang berani menjual pecel lele. Kita juga harus berani menjual pecel lele. Orang jual cendol, kita juga jual cendol,” katanya bertamsil.
Soal mendorong masyarakat bersaing, Cornelis mengambil contoh orang Padang. “Orang Padang yang dari jauh saja berani buat warung makan padang. Melayu sendiri saja tidak berani buat warung makan melayu. Nah, ini yang selalu saya kemukakan. Selalu saya motivasi. Kita harus mengedepankan identitas kita. Orang Madura saja berani menunjukkan identitas Madura, kenapa orang Kalbar tidak berani,” paparnya.
Sebagai incumbent, figur yang kerap dinilai sebagai sosok yang keras mengaku ada program yang ditawarkan kepada konstituen selain yang sudah jadi dan masih dalam perencanaan. Mantan Bupati Landak ini mengaku tidak mau mengarang-ngarang.
“Kalau kita melihat empat pasang yang akan maju dalam pilkada ini, masing-masing kandidat sudah punya pangsa pasar yang jelas. Ibarat rokok Gudang Garam dan LA, sudah punya pasar yang jelas,” katanya.
Tapi bagaimanapun, Cornelis mengatakan berupaya sekuat tenaga pilkada ini bisa satu putaran. Dua putaran menurutnya punya risiko begitu besar. Karena Kalbar ini begitu luas sehingga membuat ongkos pilkada besar.
“Sejauh ini kita sudah siap termasuk juga saksi-saksi. Saya ini kan tiap tahun latihan pemilihan dan terakhir di Landak. Jadi sekarang tinggal menekan tombol. Sekarang mesin politik kita juga sudah mulai gerak,” ungkap Cornelis.
Besok SK tim kampanye koalisi pendukungnya diteken dan Senin hari ini sudah sampai di KPU provinsi. “Jadi kami sudah siapkan tim kampanye di 14 kabupaten kota se-Kalbar. Mereka tinggal datang dan stressing saja. Untuk Cornelis, basisnya se-Kalbar. Karena kita maju didukung oleh rakyat dan pemerintah pusat juga percaya dengan kita,” ujar Ketua DPD PDIP Kalbar itu yakin.
Pilkada kali ini dianggapnya jauh lebih mudah dari sebelumnya. Karena partai lebih ramai yang mau bergabung. “Jadi ada lima partai pengusung, yaitu PDIP, Demokrat, PDS, PIB, dan PKB,” katanya.
Cornelis pun bangga, selama menjabat Gubernur Kalbar, sudah 47 penghargaan diperoleh. Terakhir penyelenggaraan MTQ Internasional I Jamiatul Quro wal Huffadz di Pontianak yang kemarin berakhir.

Mengubah mindset

Sejak memutuskan terjun ke Pilgub 2012 untuk perebutan tampuk pimpinan Kalimantan Barat, H Abang Tambul Husin menyatakan sudah sangat siap.
“Semua kandidat bisa bilang punya basis di mana saja. Tapi bagi saya, pemilih saya tersebar merata di semua kabupaten. Pilkada itu sarat dengan ikatan emosional primordial. Hal yang tidak baik, tapi realistis. Kita dalam tahap pembelajaran demokrasi dan untuk pemenangan kondisi seperti itu sangat diperhitungkan,” tutur Tambul diwawancarai di markasnya di Jalan Mega Timur, Pontianak Utara akhir pekan lalu.
Kesiapan lainnya tak lain adalah kesiapan teknis yang cukup menentukan apakah suara yang sudah diberikan konstituen tidak lari karena kecurangan. Tambul mengatakan saksi dalam pencoblosan nanti telah ready 80 persen.
Persiapan yang agaknya menjadi dasar dari setiap kandidat maju ke pilkada adalah modal alias dana. Tambul yang telah mendaftarkan kekayaannya ke Komisi Penyelidik Kekayaan Pejabat Negara (KPKPN) itu mengaku menerima donasi dari simpatisannya.
“Tapi saya menolak donasi dari perusahaan-perusahaan besar maupun pengusaha-pengusaha. Karena saya ingin menjalankan kekuasaan dengan lebih bijak dan pro rakyat jika saya terpilih nantinya. Bukan pro terhadap pengusaha maupun kelompok tertentu,” seloroh Tambul dengan senyum khasnya.
Yang jelas, selain didukung penuh oleh Pembina Partai Gerindra Prabowo, majunya mantan Bupati Kapuas Hulu dua periode ini didukung oleh 18 partai termasuk yang nonparlemen.
“Partai memang mesin penggerak, tetapi perlu militansi pendukung. Kan akhirnya terpulang kepada figur yang didukung rakyat,” ujar Tambul.
Keinginan dasar Abang Tambul Husin ketika menyatakan maju ke Pilgub Kalbar 2012 bukan lantaran ambisi jadi pemimpin. Tambul ingin mengubah mindset (pola pikir, red) masyarakat dan pemimpin Kalbar agar tak lagi terjadi pengotakan.
“Kita mulai dengan pemimpinnya dulu. Jangan harap jadi kadis, misalnya, jika tidak pernah turun ke masyarakat. Ndak lucu jika orang bicara soal pertanian tapi tidak pernah turun ke sawah dan berbincang dengan para petani,” kata Tambul ditemui di Pontianak.
Tambul mengisyaratkan perubahan mindset tersebut bukan terletak pada petani atau nelayan, namun pada orang yang mengurusi hal-hal tersebut. “Kalau orang-orang (pejabat, red) sudah be-revolusi dari pemakai mesin tik ke pemakai komputer, petani jangan lagi dibantu dengan cangkul, tapi bantulah dengan menyediakan traktor,” papar pria kelahiran Nanga Bunut 64 tahun lalu ini.
Ketua DPW Partai Gerakan Indonesia Baru (Gerindra) ini menyatakan pola pikir di bidang politik pun sebaiknya sedikit diubah. “Saya sebagai ketua DPW, tidak akan mencampuri urusan anggota yang di dewan. Karena mereka itu harus bekerja fokus dan giat untuk rakyat,” dia mengingatkan.
Berbicara mengenai pendidikan, Tambul berpendapat pendidikan itu dibutuhkan agar manusia jangan jadi beban bagi manusia lain. Seorang pelajar maupun mahasiswa harus mempunyai karakter khusus, karakter yang bertanggung jawab. Untuk membangun karakter itu, peran pemerintah dinilai sangat penting.
“Seorang pemimpin harus melihat ini sebagai masalah. Pembentukan karakter adalah bagian dari proses belajar. Proses belajar yang baik berasal dari lingkungan yang baik pula,” tegasnya.
Tambul berjanji akan membangun tempat tinggal atau asrama yang baik bagi mahasiswa yang berasal dari daerah. Sebab, daerah sangat butuh tenaga terdidik sebagai generasi penerus yang tidak bisa diabaikan.

Sapu suara 6 kabupaten

Strategi penting pasangan Morkes Effendi-Burhanuddin A Rasyid siap menggempur dan meraup suara di enam kabupaten 20 September nanti.
“Target akhir kita meraup suara sebanyak-banyaknya. Dengan strategi dan taktik, kita optimis menang di enam kabupaten, yakni Ketapang, Sambas, KKU, Kabupaten Pontianak, Kubu Raya, dan Melawi,” tegas Morkes yakin.
Dikatakan, kesiapan mesin politik baik partai maupun nonpartai sudah tidak masalah. Parpol koalisi sudah membentuk pemenangan. “Kita ready combat (siap tempur),” kata Morkes menjawab Rakyat Kalbar via seluler, Minggu (8/7).
Tim koalisi sudah meramu strategi dan taktik politik yang jitu untuk meraih kemenangan. Begitu pula dengan kekuatan-kekuatan nonpartai seperti organisasi kemasyarakatan, baik itu dari keagamaan maupun kebudayaan.
“MABM kabupaten/kota di Kalbar hampir seluruhnya siap mendukung kami, kecuali MABM provinsi yang masih gamang,” ungkap Ketua Lembaga Adat Melayu Serantau (LAMS) ini.
Tanpa buka detail strategi dan taktik, mantan Bupati Ketapang dua periode ini mengibaratkan dalam sebuah pertempuran taktik dan strategi sangat menentukan kemenangan.
“Diperlukan kecermatan seperti persiapan dan perumusan konsep-konsep dan ide jangka panjang. Sebagai jalan untuk memenangkan pertarungan politik dan pembangunan berkelanjutan setiap lembaga demokratis,” jelas dia.
Ketua DPD Partai Golkar Kalbar ini memaparkan, tujuan dari setiap strategi bukanlah kemenangan yang dangkal, tapi perdamaian yang mendasar. Perdamaian berarti penerangan terhadap program-program yang tepat dan reformasi. Perdamaian inilah yang sebenarnya diimpikan masyarakat Kalbar ke arah kesejahteraan ekonomi yang merata.
Morkes menganalisis, melihat komposisi kandidat yang maju terdiri dari tiga pasang dari agama yang sama. Komposisi ini tidak jauh berbeda dengan pilgub 2007 lalu. Latar itu tak mengkhawatirkan Morkes. “Masyarakat sekarang sudah pintar, sudah tahu mana yang punya komitmen yang kuat untuk memajukan daerah ini,” katanya.
Karena itu persiapan harus dipikirkan jauh-jauh hari, bukan sesuatu yang sifatnya instan, karena masyarakat tidak hanya memilih berdasarkan ketenaran para kandidat melainkan juga kepercayaan akan pola kepemimpinan dan kinerjanya.
“Masyarakat merindukan kemapanan, situasi yang stabil, dan juga kepastian kebijakan. Masyarakat butuh perubahan yang bisa langsung dirasakan bukan hanya dengan janji-janji politis, masyarakat sudah lelah dibohongi. Tapi kembali lagi, kekuasaan itu milik Allah, jadi Allah yang menentukannya,” ungkap dia.
Harapan dan keinginan masyarakat Kalbar, lanjutnya, sudah ditampung dan dituangkan dalam misi dan visi yang disimpulkan dari Focus Group Discussion (FGD) dan dibahas bersama para ahli.
“Kita memiliki visi mewujudkan masyarakat Kalbar yang Maju, Jaya, dan Sejahtera. Visi itu akan diwujudkan melalui 10 misi pembangunan,” tuntas Morkes.
Bagaimana dengan kandidat Mayjen TNI Armyn Angkasa Alianyang? Berkali-kali dihubungi ponselnya tidak diangkat. Begitu pun di SMS, tak ada jawaban dari calon yang dikabarkan sudah mundur dari kedinasannya di TNI AD. (kie/miq/jul)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar