Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Rabu, 25 Januari 2012

MUI Larang Keras Percaya kepada Dukun

Semua Dukun, Bohong!

Ketapang –  Kejadian terhadap Nt, 41, dan putrinya, My, 21, warga Payak Kumang yang menjadi korban asusila dukun cabul, Abah, 78, warga Kecamatan Martapura, Kalsel, mendapat tanggapan serius dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Ketapang, Ridwan HS. MUI melarang keras praktik dan percaya perdukunan.
“Itu sudah sangat tidak baik. MUI menentang keras praktik seperti itu. Itu sudah tidak baik karena masyarakat sendiri yang menjadi korban,” kata Ridwan HS, ketika dihubungi via HP kemarin (18/2).
Ridwan juga meminta kepada tokoh masyarakat untuk berperan aktif untuk mencegah praktik-praktik yang menyimpang. Meski demikian, Ridwan berasumsi bahwa masyarakat yang percaya terhadap praktik-praktik perdukunan hanya segelintir orang saja. Terlebih, kata dia, pada masyarakat perkotaan.
“Kalau di daerah pedalaman, mungkin saja masih percaya. Tapi sepanjang yang saya ketahui kalau di kota-kota, hanya segelintir saja,” tuturnya.
Namun tetap saja, selaku ketua MUI, Ridwan tak mau kepercayaan terhadap dukun terus berkembang di tengah-tengah masyarakat. Ia mengaku akan berkoordinasi dengan para tokoh masyarakat ataupun ulama untuk mencegah hal tersebut. Para ulama dan tokoh masyarakat juga diharapkan dapat menjelaskan persoalan tersebut secara benar.
“MUI akan turun langsung ke tengah-tengah masyarakat untuk melakukan sosialisasi. Terlebih menjelang Maulid Nabi, kita akan turun ke masjid-masjid untuk melakukan sosialisasi. Tidak hanya perihal kepercayaan dukun itu, tapi juga program-program pencegahan kemungkaran lainnya,” terangnya.
Larangan keras untuk percaya kepada dukun juga datang dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Ketapang, H Bachtiar. Bahkan Bachtiar secara tegas mengatakan semua dukun adalah bohong.
Ia juga mengimbau kepada umat Islam agar jangan percaya kepada dukun dan praktik-praktik perdukunan. Ia juga menegaskan siapa pun yang percaya kepada dukun adalah sirik.
“Nabi bersabda, bahwa yang percaya kepada dukun ataupun yang mendatangi ahli-ahli nujum hukumnya sirik. Dan jika dalam 40 hari tidak bertobat kemudian meninggal, maka orang tersebut mati dalam keadaan sirik,” tegas H Bactiar.
Bachtiar sangat menyayangkan masyarakat terutama umat Islam yang masih percaya kepada dukun. Dikatakan Bachtiar, Islam adalah agama rasional, oleh karena itu umatnya dilarang untuk percaya kepada hal-hal yang berbau takhayul ataupun khurafat. Ia juga tak habis pikir kepada orang-orang yang masih percaya kepada dukun.
“Kalau memang dukun itu benar dan bisa mengubah nasib, kenapa tidak mengubah nasib dia saja, supaya tidak jadi dukun lagi. Semua dukun itu bohong,” tegasnya.
Meski demikian, masih percayanya masyarakat terhadap dukun, kata dia, tak lepas dari faktor keyakinan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, Bachtiar mengatakan peran ulama serta tokoh-tokoh agama sangat penting untuk memberikan pencerahan di tengah-tengah masyarakat.
“Itu kembali kepada keyakinan kita sendiri. Masyarakat perlu pencerahan melalui penyuluh-penyuluh agama. Dalam pandangan Islam praktik perdukunan itu sama halnya dengan aliran-aliran sesat lainnya,” tukasnya. (KiA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar