Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Selasa, 10 April 2012

Terancamnya Nyawa Perempuan

Kembalikan Lagi Keamanan buat Warga Pontianak
 
Pontianak
 – 
Titin Christina, 30, tentu tidak menduga nasibnya apes di siang bolong, Jumat (23/3) yang panas. Sambil menunggu saudaranya belanja di Toko Maju, Jalan Paris II, dokter muda itu duduk di belakang setir sambil SMS.
Entah dari mana datangnya, sekonyong-konyong seorang pemuda berjaket membuka pintu mobilnya dan masuk menyambar tas di jok. Titin refleks menarik tas hingga terjadi rebutan. Pelayan toko yang melihat berteriak, saat itulah perampok mencabut samurai pendek di pinggang dan mengacungkannya.
Tak seorang pun berani mendekat melihat samurai, tas pun berhasil disentaknya lalu berlari keluar menuju sepeda motor kawannya yang sudah standby di bawah gerbang Kompleks Alex Griya Permai I.
Beberapa orang coba memburu namun penjahat bak pembalap liar tancap gas sembari mengacungkan samurainya. Titin, putri mendiang Kolonel Purn Michael Andjioe yang mantan Bupati Sanggau, hanya bisa terpana di mobilnya Grand Livina. “Saya sempat tarik-menarik tas dengan perampok. Tenaga saya tidak kuat seperti tenaga cowok, akhirnya tas diambil perampok,” ujarnya.
Rencana akan ke Sambas untuk menyelesaikan urusan ayahnya yang baru meninggal beberapa bulan lalu, Titin kehilangan uang kontan sekitar Rp2 juta, KTP, SIM A, ATM Mandiri, ATM BNI, ATM BCA yang sebagian masih atas nama ayahnya, Kartu Kredit Mandiri, kartu anggota ABRI, HP, tablet Samsung, dan surat penting lainnya dengan kerugian sekitar Rp.15.000.000.
Kerugian materi mungkin bisa dicari, tapi jiwa terancam senjata tajam penjahat sakau yang nekat sudah hitungan nyaris. Sepekan berikutnya, Jumat nahas serupa menimpa Ny Dra Tin Utami Siregar. Sambil menunggu suaminya Salat Jumat, Tin membawa dua anaknya ke Kantin Abada, Jalan M Said, tak jauh dari Masjid Agung Mujahidin.
Baru saja keluar sambil menyandang tas, sepasang pemuda naik sepeda motor berhelm yang menguntungkan penjahat (maksudnya kaca muka gelap), langsung menjambret tasnya. Tarik-menarik, Ny Tin coba mempertahankan miliknya. Tapi penjahat menghunus pisau panjang mengilat tanpa ba-bi-bu membabat tangannya, persis merobek telunjuknya.
Hanya teriak kesakitan dan minta tolong, namun penjahat secepat kilat kabur boncengan dengan temannya ke arah Jalan Dahlan Hadi terus ke Jalan A Yani tanpa jejak lagi. Darah menyemburat dari jari istri dokter spesialis anak, Dr Indra, yang kehilangan tas dan uang yang baru diambilnya dari kantor. Warga sekitar melarikannya ke RS Bhayangkara untuk menghentikan perdarahan dari luka sepanjang 10 cm itu.

Tidak aman lagi

Hampir setiap hari penodongan, jambret bermotor, dan kejahatan dengan senjata tajam. Setahun terakhir, tercatat 246 kasus jenis ini terjadi di Kota Pontianak. Lebih 90 persen sasarannya adalah perempuan bermobil dan sepeda motor dengan luka lumayan parah.
Contoh lain lagi, menimpa Mardiana, 46, warga Komplek Perdana Patra Pontianak Selatan. Mobilnya Hyundai Getz KB 1418 SA warna merah yang baru 15 menit diparkir di halaman rumah sudah dibengkas penjahat, Kamis (02/02) pagi. Tas berisi uang dan HP lenyap disambar penjahat.
“Memang kejahatan jalanan sekarang ini sudah sangat meresahkan. Di mana tempat penjahat tetap bisa melakukan kejahatan,” kata Mardiana.
Soal bengkas-membengkas mobil sehari bisa puluhan kali, dan banyak yang enggan lapor karena percuma tak akan ketemu pelakunya. Begitu pun jambret bersepeda motor yang menjatuhkan korbannya, bahkan hingga tewas, kerap terjadi. Belum lagi yang mengancam leher korbannya baik di motor dan terutama mobil.
Diduga pelakunya sakau dan berdarah dingin, sehingga mampu melukai korban tanpa takut lagi dengan aparat. Mereka setiap saat berkeliaran di jalanan, kawasan rawan baik sepi maupun ramai.
“Pontianak sudah tidak aman lagi sekarang. Dari itu saya minta kepada polisi, tolong keamanan dan kenyamanan masyarakat yang sudah diambil oleh penjahat jalanan, kembalikan lagi kepada warga Pontianak seperti dulu,” ujar dr Titin selepas melapor ke Polsek Selatan, pekan lalu.
Senada, Mardiana berharap kepolisian betul-betul menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat. Kalau perlu ada patroli di kompleks perumahan dan di jalan. “Sekarang ini kita sangat cemas, waswas, dan takut mau bawa kendaraan keluar rumah. Karena kondisi saat ini sudah tidak aman,” ungkapnya.
Kapolsek Pontianak Utara Kompol Saiful Alam merumuskan bahwa kejahatan terjadi karena adanya niat dan kesempatan untuk melakukannya. “Dari itu kita harus cegah agar tidak bertemu keduanya. Jadilah polisi untuk diri sendiri agar setiap lingkungan kita terhindar dari gangguan kamtibmas,” ujar Saiful Alam, kepada Equator, Kamis (05/4).
Mungkin saja kawasan Pontianak Utara relatif “aman” dari jambret dan penodongan sehingga Kapolsek bisa mengimbau masyarakat untuk sama-sama mengamankan barang masing-masing. Hanya saja, menjadi polisi untuk diri sendiri tentu perlu latihan bertahun-tahun siapkan mental para perempuan.
Kini di kawasan ramai seputar Jalan Gajah Mada dan Suprapto dan sekitarnya, Jalan Purnama, Paris II, serta kompleks perumahan serta kawasan perdagangan, jambret dengan kekerasan sudah jadi rutinitas yang perlu diantisipasi dengan tembak di tempat. (hak)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar