Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SUARA ENGGANG POST!

Selasa, 24 Juli 2012

Bendera PKB ke Incumbent, Mesin Politik Dukung Tambul

Sumardi: Itu Pribadi Ketua DPW

koalisi pilgub kalbar
ZMS
Pontianak – Benarkah partai-partai pengusung dalam koalisi pendukung kandidat gubernur di Pilkada Kalbar sudah mulai rapuh dari dalam? Keputusan DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengusung pasangan incumbent Cornelis-Christiandy diduga bukan keputusan partai.
Wakil Ketua DPW PKB Kalbar Sumardi M Noor menuding bergabungnya PKB ke koalisi PDI Perjuangan, Partai Demokrat, Partai Perjuangan Indonesia Bersatu (PPIB), dan Partai Damai Sejahtera (PDS) adalah keputusan pribadi Ketua DPW PKB Kalbar Mulyadi Tawik SE.
“Sikap DPW PKB mengusung incumbent itu tanpa melalui mekanisme partai. Itu keputusan pribadi Pak Mulyadi, bukan keputusan partai,” tegas Sumardi M Noor kepada Rakyat Kalbar, Jumat (20/7).
Ia mengaku pengurus wilayah sudah membahas persoalan tersebut dan mengambil sikap untuk mendukung pasangan Abang Tambul Husin-Barnabas Simin.
Para pengurus yang membahas masalah itu di antaranya Wakil Ketua DPW PKB Kalbar Syarif Pendi Yan Alkadrie yang juga merupakan Pangeran Muda Kesultanan Keraton Kadariah Pontianak dan Wahab Bulyan SH MH yang juga Wakil Ketua DPW PKB Kalbar.
Alhasil, kendati tersurat bahwa PKB mendukung pasangan Cornelis-Christiandy saat mendaftar ke KPU Kalbar, tidak tersirat di akar rumput partai nonparlemen itu. Mayoritas pengurus dan simpatisannya malah berpaling ke pasangan Tambul-Barnabas.
Sumardi menegaskan, saat ini mesin politik PKB semakin merapatkan barisan untuk memenangkan pasangan Berkibar di Pilgub Kalbar 2012 ini. “Mesin politik sampai tingkat paling bawah tengah kita satukan untuk membangun kekuatan besar mendukung Pak Tambul,” ungkap Wakil Sekretaris Tanfidziyah PWNU Kalbar ini, tadi malam.
Dia bahkan yakin keputusan mendukung Tambul-Barnabas itu diapresiasi pengurus lainnya dan mendapat perhatian simpatisan PKB. Sumardi juga menjelaskan dukungan kepada mantan Bupati Kapuas Hulu dua periode itu berbeda dengan Cornelis.
“Dukungan kepada pasangan Tambul-Barnabas sudah dibicarakan di internal pengurus partai. Sedangkan sebelumnya pengurus tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan mengusung pasangan incumbent,” ungkapnya.
Wakil Ketua DPW PKB Kalbar Syarif Pendi Yan Alkadrie membenarkan adanya dualisme dukungan. Namun menurutnya, dukungan ke incumbent hanya keputusan satu orang alias pribadi ketua.
Menurutnya, tradisi di tubuh PKB untuk mengambil sikap dilakukan dengan musyawarah dan mufakat. Artinya, sebelum penetapan keputusan calon yang akan diusung, pucuk pimpinan di DPW PKB Kalbar wajib duduk satu meja untuk membicarakannya.
“Para kiai sudah berpesan, segala sesuatu yang berhubungan dengan kelangsungan partai harus dibicarakan, dimusyawarahkan dan dimufakatkan. Karena partai ini milik orang banyak,” tegas Pendy, Pangeran Istana Muda dari Keraton Kadriyah Kesultanan Pontianak.
Bahkan Pendi mengaku keputusan partai mengusung pasangan incumbent itu baru diketahuinya dari media massa. Padahal sebuah keputusan yang dibuat itu ada konsekuensi yang akan diterima seluruh pengurus.
“Kita sudah sepakat bicara 2014, tapi lucu kalau sebagai wakil ketua saya tidak tahu keputusan partai. Bagaimana saya mau menjelaskan dengan konstituen,” katanya.
Wakil Ketua DPW PKB Wahab Bulyan juga angkat bicara. Ia menuturkan, munculnya nama PKB pada saat deklarasi pasangan incumbent sangat mengejutkan jajaran pengurus. Terlebih para pengurus sedang berkonsentrasi mempersiapkan pemilu 2014.
“Siang dan malam pengurus melakukan konsolidasi untuk membesarkan nama PKB. Tapi kenapa untuk urusan yang sangat krusial seperti itu, jujur saya sendiri merasa kecolongan. Tiba-tiba DPP mengeluarkan ketetapan, buyar barisan yang sudah disusun,” katanya.
Kekesalan pengurus cukup beralasan, mengingat frekuensi pertemuan dengan jajaran DPW PKB Kalbar cukup intensif. Hanya saja komunikasi nonformal tidak setiap hari, tapi sering. Kita hanya membicarakan bagaimana penguatan untuk 2014. Nyaris tidak pernah menyentuh persoalan pilgub. Ketua DPW PKB juga minta agar konsentrasi pada pemilu saja.
Karena PKB milik banyak orang, jelas keputusan yang dikeluarkan DPP PKB dapat memengaruhi dukungan PKB pada 2014 di Kalbar nanti. “Bisa jadi pemilu 2009 terulang. PKB tidak mendapatkan kursi di DPRD provinsi atau DPR RI,” tegas Wahab.
Kondisi seperti ini, kata dia, tentu para pengurus PKB tidak ada lagi yang bersemangat untuk bekerja. Namun sekarang ini pengurus dan konstituen sudah dibangunkan lagi, sudah bersemangat kembali, tapi untuk mendukung Pak Tambul.
Dia menyadari penetapan dukungan kepada calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar sepenuhnya menjadi otoritas DPP PKB. Namun Wahab menyesalkan penetapan itu tidak dilakukan sesuai mekanisme partai.
“PKB memang partai yang saat ini tidak memiliki keterwakilan di DPRD provinsi. Tapi PKB memiliki kekuatan yang sejak beberapa tahun terakhir sudah terbangun. Jajaran unsur ketua solid. Hanya yang saya sesalkan, kenapa mekanisme partai tidak diikuti, yang akhirnya melukai perasaan kawan-kawan di DPW,” sesal Wahab.
Kendati secara kepartaian sudah mengusung duet pasangan dengan slogan Bersatu Berjuang Menang (BBM) itu, namun dia memastikan jajaran pengurus di DPW PKB Kalbar tidak bergerak. “Kita tidak pernah dilibatkan, wajar kalau akhirnya teman-teman memilih mendukung Pak Tambul,” tuntas Wahab.
Sayangnya, Ketua DPW PKB Kalbar Mulyadi Tawik SE belum bisa dikonfirmasi terkait penolakan pengurus wilayah kepada pasangan Cornelis-Christiandy, yang akan mengarahkan dukungan kepada Pak Tambul.
Sebelumnya, Mulyadi Tawik tidak dapat berkomentar banyak terkait keputusan DPP tersebut. Mengingat saat itu dirinya sedang berada di Jakarta.
“Saya masih dari Jakarta, nanti sudah di Pontianak kita bicara. Karena seluruh berkas yang masuk ke DPW PKB kita serahkan pada DPP PKB, untuk selanjutnya diputuskan DPP,” ungkapnya saat itu. (jul/ton)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar